Eksperimentasi model PBL dan PjBL berbasis schoology terhadap pemecahan masalah matematika ditinjau dari self-efficacy
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology</em>, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika antara tingkat <em>self-efficacy </em>tinggi, sedang, dan rendah, dan (3) interaksi antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>dengan <em>self-efficacy </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X MIPA SMAN 1 Pakel dan sampel yang digunakan adalah kelas X MIPA 4 dan 5 yang berjumlah 53 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan tes. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas sebagai uji prasyarat. Uji hipotesis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalur dan dilanjutkan dengan uji komparasi untuk mengetahui perbandingan antara klasifikasi <em>self-efficacy </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih kecil dari F<sub>tabel</sub> (0,290 < 5,361); (2) Terdapat perbedaan antara klasifikasi <em>self-efficacy </em>siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih besar dari F<sub>tabel</sub> (41,693 < 3,994); dan (3) Tidak terdapat interaksi antara model PBL dan P<sub>J</sub>BL berbasis <em>e-learning </em>berbantuan <em>schoology </em>ditinjau dari <em>self-efficacy </em>siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dimana F<sub>htung </sub>lebih kecil dari F<sub>tabel</sub> (0,216 < 3,994).