scholarly journals MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT PEMBUKA TUTUP GALON DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Author(s):  
Glisina Dwinoor Rembulan ◽  
Tony Wijaya ◽  
Andrew Ruslie ◽  
Jordy Jordy ◽  
Rama Adi Saputra Sunadynatha

<p>Industri penjualan air minum dalam kemasan terus berkembang seiring tingginya kebutuhan air bersih oleh masyarakat. Pangsa pasar industri air minum dalam kemasan terhadap industri minuman mencapai 84% dan menyumbang 3,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Kemasan galon adalah salah satu kemasan yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini. Telah ditemukan beberapa masalah ketika membuka tutup galon. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengembangan produk alat pembuka tutup galon yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan atau <em>Voice of Customer</em> (VOC). VOC dikumpulkan dan diterjemahkan melalui dua kuesioner, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner pertama adalah proses pengumpulan data melalui wawancara terbuka kepada pelanggan air galon. Sementara kuesioner kedua disebarkan kepada pelanggan yang sama untuk dilakukan penilaian lebih lanjut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>Quality Function Deployment</em> (QFD) dengan membuat matriks <em>House of Quality</em> (HOQ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 VOC, 10 respon teknis, dan urutan prioritas perbaikan secara berturut-turut yaitu (1) penggunaan material pada alat (plastik atau stainless steel), (2) berat alat, (3) diameter pegangan, (4) diameter alat pembuka tutup galon, (5) jumlah fitur tambahan pada alat, (6) jumlah gerakan dalam penggunaan alat, (7) panjang pegangan, (8) tenaga yang digunakan, (9) pemilihan warna (merah, kuning, hijau), dan (10) biaya produksi.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> <em> Voice of Customer, Quality Function Deployment, House of Quality</em></p><p><em><br /></em></p><p><em>The bottled water sales industry continues to grow in line with the high demand for clean water by the community. The market share of the bottled water industry to the beverage industry reaches 84% and accounts for 3.3% of gross domestic product (GDP). Gallon packaging is one of the packages that is widely used by the community today. Several problems were encountered when opening the gallon cap. These problems can be overcome by developing a product for a gallon cap opener that is tailored to customer needs or Voice of Customer (VOC). VOC was collected and translated through two questionnaires, namely an open questionnaire and a closed questionnaire. The first questionnaire is the process of collecting data through open interviews with gallon water customers. Meanwhile, the second questionnaire was distributed to the same customers for further assessment. The method used in this research is Quality Function Deployment (QFD) by creating a House of Quality (HOQ) matrix. The results showed that there were 12 VOCs, 10 technical responses, and a priority order of improvement in succession, namely (1) the use of material on the tool (plastic or stainless steel), (2) the weight of the tool, (3) the diameter of the handle, (4) the diameter of the tool. gallon cap opener, (5) the number of additional features on the tool, (6) the number of movements in the use of the tool, (7) the length of the handle, (8) the power used, (9) color selection (red, yellow, green), and (10) production costs.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Voice of Customer, Quality Function Deployment, House of Quality</em></p><p><em><br /></em></p>

2018 ◽  
Vol 13 (02) ◽  
pp. 1938-1942
Author(s):  
Andi Haslindah ◽  
Andi Haslinah ◽  
Ilfa Zahrani ◽  
Alfira Mutmainah

Praline adalah jenis cokelat yang ditambahkan bahan pengisi misalnya kacang-kacangan atau buah-buahan segar. Melihat manfaat dari cokelat dan buah naga, sehingga peneliti tertarik dan memiliki ide untuk membuat cokelat praline buah naga. Namun sebelum usaha ini dikembangkan, terlebih dahulu peneliti melakukan studi Analisis Pengembangan Produk Cokelat Praline Buah Naga Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui pengembangan dan kualitas produk cokelat praline buah naga pada masyarakat.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan analisis kualitatif. Studi kasus dilakukan pada Teaching Industry Unhas. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang dianggap sebagai konsumen potensial. Analsis data yang dilakukan yaitu tahap pengumpulan Voice of Customer, tahap penyusunan House of Quality serta tahap analisis dan interpretasi. Hasil yang diperoleh dari penenlitian ini menunjukkan bahwa untuk melakukan pengembangan produk cokelat praline buah naga, terdapat 10 atribut, atribut yang diprioritaskan adalah rasa dengan nilai 5,997 dan bentuk dengan nilai 5,983. Peningkatan kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu adanya 11 parameter teknik, parameter teknik yang diprioritaskan adalah memilih biji kakao dan buah naga yang baik dengan nilai 4,079 dan pembuatan selai buah naga dengan nilai 3,784 sesuai dengan rumah mutu kualitas atau House of Quality (HoQ).


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Ahmad Yani

AhmadYaniPT. Visiland Dharma Sarana Jakarta PusatE-mail: [email protected] research objective was to implement QFD (Quality Function Deployment) to improve the qualityof service on Kanindo Shari’ah. Variables consisted of direct evidence, reliability, responsiveness,assurance, empathy. Phase of the QFD were (1) poll (Voice of Customer), (2) analysis with QFD, (3)the preparation of Quality Houses. Respondents were customers on Kanindo Shari’ah, namely 40customers who were collected by using accidental sampling. The results showed that the improvementin the quality of services performed by observing attributes of interest to the customer. Then, thecustomer satisfaction performance attributes were the most satisfying hospitality and good communication.Competitive satisfaction performance attributes satisfied customer was adequate infrastructure.Goal was the most preferred attribute settle by Kanindo Shari’ah. The highest value on ImprovementRatio was the speed, precision and accuracy of serving customers. Sales point showed a stronglevel of sales. Finally, the analysis of the results obtained planning quality improvement services inthe form of House Of Quality (HOQ)Keywords: Quality function deployment, direct evidence, reliability, responsiveness, assurance, empathy,house of quality


2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 89-100
Author(s):  
Chusnul Chotimah ◽  
Alloysius Vendhi Prasmoro ◽  
Denny Siregar

ABSTRACT Culinary business in Bekasi is growing more and more, both cafes or other fast food restaurants. This encourages entrepreneurs, investors to do culinary business. One of the fast food culinary businesses is the XYZ cafe. This study discusses the analysis of service quality in XYZ cafe about voice of customers to increase customer satisfaction at XYZ cafe. The purpose of this study is to determine the priority scale to increase the customers satisfaction based on the voice of customer and know what technical requirements should be given by cafe XYZ to does what customers need . The method used is the QFD, using the matrix house of quality. The results of this study are 15 Voice OF customer attributes that have also been sorted by priority scale of improvement, with the first priority being the taste of delicious and fresh and there are 8 attributes of technical requirements. Keywords: Service Quality, Voice of Customer, customer satisfaction, Quality Function Deployment (QFD), House of Quality


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Siti Lestariningsih ◽  
Jono Jono

Penelitian dengan judul “ Penggunaan Metode Quality Function Deployement (QFD) dalam Redesain Kompor Batik Elektrik ”KOMBATRIK” untuk mengetahui karakteristik-karakteristik kebutuhan pengguna kompor batik elektrik yang perlu diperhatikan dalam membuat kompor batik elektrik baru yang berdasarkan House of Quality (HOQ ).Dalam penelitian ini telah dilakukan analisis dan evaluasi kebutuhan pengrajin (voice of customer) terhadap kompor batik elektrik “KOMBATRIK” yang ada saat ini. Hasil penelitian bahwa Karakteristik Kombatrik yang diperlukan pengrajin meliputi bentuk kompor dan posisi tombol (On Of), sehingga desain Kombatrik baru dengan bentuk wajan ditambah pengait canting dan tinggi tombol (On Of) berada ditengah (6,8Cm).Harapannya setelah dilakukan penelitian dapat dibuat kombatrik baru agar keinginan pengguna dapat terpenuhi.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Arianti Kusumawardhani ◽  
Shafiq Nurdin

Penelitian ini menganalisis tentang kualitas pelayanan bengkel di Politeknik Unisma Malang (PUM), dengan tujuan untuk memperbaiki pelayanan di bengkel. Caranya adalah dengan menggunakan  metode  Servqual  yang diintegrasikan  dengan  metode  Quality  Function Deployment untuk mengetahui persepsi dan harapan mahasiswa terhadap pelayanan yang telah diberikan selama ini. Setelah diketahui atribut yang diinginkan mahasiswa terhadap pelayanan bengkel maka akan menjadi voice of customer dan diolah di House of Quality untuk dapat menghasilkan prioritas rekomendasi perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan pihak bengkel. Hasil dari penelitian ini berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas terdapat 18 atribut yang dinyatakan valid dan reliabel yang selanjutnya dibuat kuisioner kemudian disebarkan ke pihak pengguna bengkel (mahasiswa).  Dari hasil matriks House of Quality, ada beberapa prioritas pelayanan bengkel PUM yang perlu dilakukan berdasarkan atribut jasa pelayanan yang diharapkan oleh mahasiswa adalah : ketepatan waktu dan kesesuaian jadwal, asisten bengkel harus mempunyai keahlian atau pengalaman di bengkel, memberikan pelatihan tambahan untuk asisten bengkel, penilaian terbuka dan mudah diakses, disediakan kotak kritik dan saran, dibuatkan form peminjaman alat, peningkatan kemampuan dan daya tanggap asisten bengkel, pembelian alat dan bahan untuk praktik, disediakan tempat sampah di bengkel, disediakan alat-alat kebersihan di bengkel, mahasiswa diwajibkan untuk membersihkan bengkel setelah selesai praktik, ruangan bengkel dengan pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik, penilaian performa kerja (per tahun).


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Dicky Rizaldi Sandova ◽  
Imam Safi'i ◽  
Afiff Yudha Tripariyanto

Waiting chairs that have attractive designs can give interest to the user. From observations and interviews with waiting chair users at Kadiri University, chairs used for seating cannot be moved according to the user's wishes. From the results of the customer statement questionnaire (Voice of Customer) obtained 7 attributes of consumer needs, namely Comfortable, There is a backrest, Metal material, according to body size, Easy to use, Multifunctional, Affordable price and 7 technical needs include waiting chair design, additional facilities , Material quality, Anthropometry, Product design, Additional functions, and Pricing. Improvement of multifunctional waiting chair products by looking at the HOQ analysis on the absolute important value of technical needs is 103.1, namely in product design and second is 92.4 in price determination. In the goal value, the average value of the attribute needs of consumers increases from old products to products that are developed. Keywords: Multifunctional Waiting Chair, Voice of Customer (VOC), House of Quality (HOQ), Quality Function Deployment (QFD)Kursi tunggu yang mempunyai desain menarik dapat memberikan minat bagi pengguna. Dari hasil observasi dan beberapa wawancara kepada pengguna kursi tunggu di Universitas Kadiri , kursi yang digunakan untuk tempat duduk tidak dapat dipindah sesuai keinginan pengguna. Dari hasil kuesioner pernyataan pelanggan(Voice Of Customer) didapatkan hasil 7 atribut kebutuhan konsumen, yaitu Nyaman, Terdapat sandaran, Material logam, Sesuai ukuran tubuh, Mudah dalam penggunaan, Multifungsi, Harga terjangkau serta 7 kebutuhan teknisnya antara lain Desain kursi tunggu, Fasilitas tambahan, Kualitas material, Anthropometri, Desain produk, Fungsi tambahan, dan Penentuan harga. Perbaikan produk kursi tunggu multifungsi dengan melihat analisis HOQ pada nilai absolute important kebutuhan teknis sebesar 103,1 yaitu pada Desain produk dan kedua sebesar 92,4 pada penentuan harga. Pada nilai goals, nilai rata-rata atribut kebutuhan konsumen meningkat dari produk lama ke produk yang dikembangkan. Kata Kunci : Kursi Tunggu Multifungsi, Voice Of Customer(VOC), House Of Quality(HOQ), Quality Function Deployment(QFD)


2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 6-9
Author(s):  
Ahmad Hanafie ◽  
Andi Haslindah ◽  
Ayu Septiani ◽  
Moh. Firman Hidayat

Kabupaten pangkajene dan kepulauan adalah salah satu kabupaten Sulawesi selatan yang memiliki nilai potensial mengolah hasil tangkapan ikan kering yang berupa ikan asin dan ikan kering tawar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses produksi ikan kering terhadap kemasannya. Dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui pengembangan dan kualitas produk kemasan ikan kering. Studi kasus dilakukan pada Nelayan di Kab. Pangkep. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada 30 orang responden yang dianggap sebagai konsumen potensial. Analisis data yang dilakukan yaitu tahap pengumpulan Voice Of Customer, SPSS 25, serta penyusunan House Of Quality. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan bahwa untuk melakukan pengembangan produk kemasan ikan kering, terdapat 14 atribut, atribut yang diprioritaskan adalah jenis ikan dengan nilai 5,1762 dan tingkat keasinan dengan nilai 4,1736. Peningkatan kualitas produk kemasan ikan kering sesuai dengan rumah mutu kualitas (House Of Quality).


2008 ◽  
Vol 4 (08) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Lili Karmela Fitriani Karmela Fitriani

AbstrakThe data of year 2006 show that amount of polyclinic patients care unit of BRSUD�45� Kuningan is the most among other polyclinics. The result of observation and interviews tell that the degree of satisfaction got by the patients is in the level(category) of middle (enough) and the degree of importance is in the level of high (important). The purpose of doing this research is to analyze the quality of service to improve the patients satisfaction using Quality Function Deployment method involving 96 respondents. The data were taken from the result of applying quality Function Deployment method in BRSUD�45� Kuningan tells that the attribute owning the highest level of importance is the competence or the skill of the doctors in handling their works while the attribute owning the lowest level is the availability of the public service facilities such as public phones, televisions, and ATM. The attribute that owns the most satisfaction value is the dressy of the officials while the attribute that owns the least satisfaction value is the comfortable, hygiene water closet. The technical characteristic owning relatively the highest importance value is the standard officers� performance; therefore, such attribute gets the highest attentive priority of technical characteristic (technical response)Keywords : QFD, House of Quality, Voice of Customer, Technical Characteristic, Technical Response


2021 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 122-138
Author(s):  
Donda Natalia R. Simanjuntak ◽  
Yosef Manik ◽  
Benedikta Anna Haulian Siboro

Laboratorium desain produk dan inovasi (Lab Desprin) merupakan salah satu fasilitas di Institut Teknologi Del yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam hal merancang dan menghasilkan produk-produk inovatif. Laboratorium Desprin memiliki aturan, dimana pengunjung harus membuka sepatu dan meletakkannya di luar ruangan. Melalui penelitian ini dirancang fasilitas rak sepatu sebagai tempat untuk meletakkan sepatu bagi dosen, laboran, mahasiswa, dan tamu yang berkunjung ke Lab Desprin. Metode yang digunakan dalam perancangan produk ini adalah Value Engineering dan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan untuk memperoleh informasi kebutuhan calon pengguna terhadap produk, sedangkan metode Value Engineering digunakan untuk merancang produk dengan meminimalkan biaya pembuatan. Desain dirancang sesuai dengan suara user yang diterjemahkan ke dalam House of Quality untuk mendapatkan spesifikasi yang tepat. Data antropometri Indonesia terkhusus area kaki digunakan sebagai input dalam mendesain dimensi. Perancangan ini menghasilkan rak sepatu Lab Desprin dengan kapasitas 68 pasang sepatu. Melalui perhitungan, estimasi biaya untuk pembuatan produk rak sepatu sebesar Rp.5.081.700, sedangkan untuk rak gantungan adalah Rp. 793.000. Dengan demikian, nilai yang dihasilkan desain pengembangan produk rak sepatu dibandingkan dengan desain awal adalah 1,54 dan dikembangkan dari desain pengembangan ke desain akhir sebesar 1,27 yang mana nilai ini lebih baik dibandingkan produk-produk pesaing lainnya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document