Digismantech (Jurnal Program Studi Bisnis Digital)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

6
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Bunda Mulia

2798-0189, 2798-1819

Author(s):  
Herlina Herlina ◽  
Julia Loisa ◽  
Teady Matius Surya Mulyana

<em><span lang="IN">Flash Sale</span></em><span lang="IN"> <em>Countdown Timer</em> merupakan bagian dari promosi produk di<em> marketplace online</em> eperti tokopedia, shopee, lazada biasanya letaknya di home menyajikan barang dalam bentuk <em>flash sale </em>yang telah diberikan diskon besar-besaran pada produk tertentu dalam waktu yang terbatas. <em>Flash Sale</em> <em>Countdown timer</em> merupakan layanan promosi menggiring konsumen pengunjung marketplace online untuk berpikir cepat melakukan pembelian selagi diskon besar-besaran dalam waktu terbatas.</span><span>Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 85 responden yang diambil secara exsidental. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)mengetahui apakah<em> </em></span><em><span lang="IN">Flash Sale</span></em><span lang="IN"> <em>Countdown timer</em> memiliki dampak pada minat beli konsumen</span><span>, 2)mengetahui apakah</span><em><span lang="IN"> Flash Sale</span></em><span lang="IN"> <em>Countdown timer </em>memiliki <em> </em>pada keputusan pembelian produk</span><span>. 3)mengetahui apakah</span><em><span lang="IN"> Flash Sale</span></em><span lang="IN"> <em>Countdown timer </em>memiliki dampak<em> </em>pada keputusan pembelian jika minat beli sebagai variabel intervening.</span><span> Hasil penelitian ini adalah </span><span> </span><em><span lang="IN">Flash Sale </span><span>C</span><span lang="IN">ountdown Timer</span></em><span>memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli konsumen. Kontribusi </span><em><span lang="IN">Flash Sale </span><span>C</span><span lang="IN">ountdown Timer</span></em><span><span>dalam menjelaskan minat beli adalah sebesar 33,76% dan sisanya 66,245 dijelaskan oleh variabel lain 2) </span></span><em>Flash Sale</em> <em>Countdown timer</em><em> </em>memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan Kontribusi <em>Flash Sale</em> <em>Countdown</em><em>timer </em>dalam menjelaskan keputusan pembelian sebesar 43,1%  dan sisanya 56,9% dijelaskan oleh variabel lain. 3) <em>Flash Sale</em> <em>Countdown timer</em>pada keputusan pembelian dengan minat beli sebagai intervening memiliki pengaruh yang signifikan<p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Flash Sale</em> <em>Countdown timer</em><em>, </em>Minat Beli, Keputusan Pembelian.</p><p> </p><p><em>Flash Sale Countdown Timer is part of product promotion in online marketplaces such as tokopedia, shopee, lazada, usually at home, presenting goods in the form of flash sales that have been given massive discounts on certain products for a limited time. Flash Sale Countdown timer is a promotional service that leads consumers who visit online marketplaces to think quickly about making purchases while having massive discounts for a limited time. This research is a type of quantitative research using regression analysis and correlation. The sample in this study were 85 respondents who were taken exsidentally. 1) knowing whether the Flash Sale Countdown timer has an impact on consumer buying interest, 2) knowing whether the Flash Sale Countdown timer has on product purchasing decisions. 3) determine whether the Flash Sale Countdown timer has an impact on purchasing decisions if purchase intention is an intervening variable. The result of this research is the Flash Sale Countdown Timer has a significant effect on consumer buying interest. And the contribution of Flash Sale Countdown Timer in explaining purchase intention is 33.76% and the remaining 66.245 is explained by other variables 2) Flash Sale Countdown timer has a significant effect on purchasing decisions. And the Contribution of Flash Sale Countdowntimer in explaining purchasing decisions is 43.1% and the remaining 56.9% is explained by other variables. 3) Flash Sale Countdown timer on purchasing decisions with buying interest as intervening has a significant effect</em></p><p><em><strong>Keywords</strong>: Flash Sale Countdown timer, Purchase Interest, Purchase Decision</em></p>


Author(s):  
I Gede Wisnu Satria Chandra Putra

<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Kualitas Produk, Inovasi Produk dan Promosi Pemasaran terhadap Citra Merek. Objek penelitian ini adalah konsumen IKEA di Alam Sutra - Tangerang. Penelitian ini dilakukan pada 100 responden dengan menggunakan teknik convenience sampling dan menggunakan program SPSS 22.00 sebagai alat pengolahan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Kualitas Produk, Inovasi Produk, dan Promosi Pemasaran memengaruhi Citra Merek IKEA di Alam Sutra - Tangerang. Ini telah dibuktikan dari hasil uji simultan (F). Namun hasil (t) uji parsial menunjukkan titik signifikan pada salah satu dari tiga variabel independen yang mendukung hipotesis. Oleh karena itu, asumsi yang diterima adalah, hanya ada pengaruh antara Inovasi Produk dengan Citra Merek IKEA di Alam Sutra – Tangerang</p><p><strong>Kata kunci</strong>: Kualitas Produk, Inovasi Produk, Promosi dan Pemasaran, Citra Merek</p><p> </p><p><em>This research aimed to analyze the influence of Product Quality, Product Innovation and Marketing Promotion to Brand Image. The object of this research is consumer of IKEA in Alam Sutra - Tangerang. This research was done to 100 respondents by using convenience sampling technique and using the SPSS 22.00 program as a data processing. The result of this research shows that simultaneously, the variable of Product Quality, Product Innovation and Marketing Promotion influence the Brand Image of IKEA in Alam Sutra - Tangerang. It has been proven from the result of (F) simoultant test.  However the result of (t) partial test shows significant point on one of three independent variables that supports the hipothesis. Therefore, the accepted assumption is, there is influence only between Product Innovation to Brand Image of IKEA in Alam Sutra – Tangerang</em><strong><em></em></strong></p><p><strong><em>Keywords: </em></strong><em> Product Quality, Product Innovation, Marketing Promotion, Brand Image<strong></strong></em></p>


Author(s):  
Antonius Felix

<p>Penelitian dilakukan di sebuah perusahaan distribusi di Jakarta dengan melakukan pengukuran kinerja menggunakan <em>Balanced Scorecard</em> agar bisa menganalisa secara keseluruhan perspektif antara lain perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Metode penelitian adalah dengan <em>survey</em> lapangan, wawancara dan kuesioner. Permasalahan adalah penurunan penjualan perusahaan sejak tahun 2017. Teknik Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan penelitian lapangan, penelitian langsung pada objek yang diteliti. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat, perspektif yang paling rendah adalah perspektif proses bisnis internal, walau perspektif lain dalam keadaan baik, namum tetap perlu adanya kemajuan berkelanjutan. Perusahaan perlu untuk menambahkan lini <em>product</em>, setidaknya menambah supplier baru , karena di perspektif ini sangat rendah dan membuat <em>bargaining power</em> dari <em>supplier</em> tinggi. Malah jika memungkinkan mulai untuk memulai brand sendiri. Melakukan penugasan kembali <em>job description</em> karena beberapa sistem sudah tidak sesuai dengan karyawan yang baru, harus di sesuaikan lagi dan perlu mengisi kursi- kursi yang memang kosong supaya tidak terlalu pembebanan di individu - individu tertentu. Saran dari penelitian ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan disarankan penambahan <em>supplier,</em> <em>aftersales</em> lambat<em>,</em> harus adanya SOP yang lebih baik dan sistem <em>reward</em>.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> <em>Balanced Scorecard</em>, pengukuran kinerja, manajemen strategis</p><p> </p><p><em>The research was conducted at a distribution company in Jakarta by measuring performance using the Balanced Scorecard in order to analyze the overall perspective, including financial, customer, business process, and learning and growth perspectives. The research method is by field survey, interview and questionnaire. The problem is the decline in company sales since 2017. The data collection technique that the writer does is by field research, direct research on the object. The data used are primary data and secondary data. The results showed that the company is in good health, the lowest perspective is the perspective of internal business processes, although other perspectives are in good condition, there is still a need for continuous progress. Companies need to add product lines, at least add new suppliers, because in this perspective it is very low and makes the bargaining power of suppliers high. In fact, if possible start to start your own brand. Reassigning job descriptions because some systems are no longer suitable for new employees, have to be adjusted again and need to fill empty seats so as not to be too burdensome for certain individuals. The </em><em>suggestion</em><em> of this research is that there are several things that must be considered, suggesting additional suppliers, slow after sales sales, better SOP and reward system.</em></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Balanced Scorecard, performance </em><em>analysis</em><em>, strategic management</em></p>


Author(s):  
Panji Nandiasa Ananda Mukadis

<p>Tidak setiap saat bisa kita temukan sebuah film pendek Indonesia menghasilkan perbincangan yang masif seperti film <em>Tilik</em>. Film pendek karya dari sutradara Wahyu Agung Prasetyo dan diproduki oleh Ravacana Films, sebuah rumah produksi berbasis komunitas di Yogyakarta memperoleh dua juta <em>views </em>di Youtube per 21 Agustus 2020. Awal diunggah sejak 17 Agustus 2020 film <em>Tilik</em> telah menarik banyak penonton hingga menghasilkan puluhan ribu <em>views</em>. Setelah beberapa hari jumlah <em>views</em> meningkat berkali lipat usai mendapat beragam reaksi dan akhirnya menghasilkan <em>views</em> beratus kali lipat,  juga perbincangan yang terus berdengung di media sosial. Perbincangan yang terus bergulir mengenai <em>Tilik</em> kemudian menghasilkan peliputan lanjutan di media daring, cetak, maupun liputan di televisi yang tidak main-main nilainya bila dihitung secara <em>nilai Public Relations (PR Value).</em> Apa yang terjadi pada <em>Tilik</em> bukan lahir begitu saja melainkan hasil hasil dari strategi digital dan didasari teknis yang memadai serta pilihan-pilihan dalam alur cerita yang membuatnya menjadi bahan perbincangan di media sosial. Bicara tentang jumlah views dan perbincangan seputar film Tilik kita juga perlu memperhatikan kondisi sosial masyarakat saat film ini beredar secara daring  Tidak lupa sebagai sebuah film, <em>Tilik</em> juga harus dilihat konteks yang dibawa, konteks yang memberinya bekal yang cukup untuk menanamkan menghasilkan traksi pada awal dan berbagai modal untuk jadi bahan perbincangan hari-hari pertama sejak film ini ditayangkan di Youtube.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> Film Pendek, Youtube, Media Sosial, Konten Viral, Pemasaran Digital</p><p> </p><p><em>An Indonesian short film produced massive conversations like the film Tilik which is rarely found in our daily lives.A film directed by Wahyu Agung Prasetio and produced by Ravacana Films, a community-based production house in Yogyakarta had gained two million views on YouTube per 21 August 2020. The first day it was uploaded 17 August 2020, it had gained many tractions until around 30K views, and then different kind of reactions multiply the number of viewers and conversation that also attract coverages from national media, online, offline, and also chose to be content for several television program, some coverage that is so pricey if we talk about Public Relations (PR) Value aspect.. The phenomena of Tilik is not for coming without reason, it came from some specific situation and then supported with good product material, and digital strategy. Talking about the number of its views we cannot cease to discuss the social condition around the society at that time. As a film, we cannot ignore the context of Tilik, context that had given it enough resource to gain traction from relevant people and communities. Context that had also gave it enough conversation materials the first days it was published on YouTube.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Short Film</em><em>, Youtube, </em><em>Social Media</em><em>, </em><em>Viral Content</em><em>, Digital Marketing</em></p>


Author(s):  
Glisina Dwinoor Rembulan ◽  
Tony Wijaya ◽  
Andrew Ruslie ◽  
Jordy Jordy ◽  
Rama Adi Saputra Sunadynatha

<p>Industri penjualan air minum dalam kemasan terus berkembang seiring tingginya kebutuhan air bersih oleh masyarakat. Pangsa pasar industri air minum dalam kemasan terhadap industri minuman mencapai 84% dan menyumbang 3,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Kemasan galon adalah salah satu kemasan yang banyak digunakan oleh masyarakat saat ini. Telah ditemukan beberapa masalah ketika membuka tutup galon. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengembangan produk alat pembuka tutup galon yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan atau <em>Voice of Customer</em> (VOC). VOC dikumpulkan dan diterjemahkan melalui dua kuesioner, yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner pertama adalah proses pengumpulan data melalui wawancara terbuka kepada pelanggan air galon. Sementara kuesioner kedua disebarkan kepada pelanggan yang sama untuk dilakukan penilaian lebih lanjut. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>Quality Function Deployment</em> (QFD) dengan membuat matriks <em>House of Quality</em> (HOQ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12 VOC, 10 respon teknis, dan urutan prioritas perbaikan secara berturut-turut yaitu (1) penggunaan material pada alat (plastik atau stainless steel), (2) berat alat, (3) diameter pegangan, (4) diameter alat pembuka tutup galon, (5) jumlah fitur tambahan pada alat, (6) jumlah gerakan dalam penggunaan alat, (7) panjang pegangan, (8) tenaga yang digunakan, (9) pemilihan warna (merah, kuning, hijau), dan (10) biaya produksi.</p><p><strong>Kata Kunci:</strong> <em> Voice of Customer, Quality Function Deployment, House of Quality</em></p><p><em><br /></em></p><p><em>The bottled water sales industry continues to grow in line with the high demand for clean water by the community. The market share of the bottled water industry to the beverage industry reaches 84% and accounts for 3.3% of gross domestic product (GDP). Gallon packaging is one of the packages that is widely used by the community today. Several problems were encountered when opening the gallon cap. These problems can be overcome by developing a product for a gallon cap opener that is tailored to customer needs or Voice of Customer (VOC). VOC was collected and translated through two questionnaires, namely an open questionnaire and a closed questionnaire. The first questionnaire is the process of collecting data through open interviews with gallon water customers. Meanwhile, the second questionnaire was distributed to the same customers for further assessment. The method used in this research is Quality Function Deployment (QFD) by creating a House of Quality (HOQ) matrix. The results showed that there were 12 VOCs, 10 technical responses, and a priority order of improvement in succession, namely (1) the use of material on the tool (plastic or stainless steel), (2) the weight of the tool, (3) the diameter of the handle, (4) the diameter of the tool. gallon cap opener, (5) the number of additional features on the tool, (6) the number of movements in the use of the tool, (7) the length of the handle, (8) the power used, (9) color selection (red, yellow, green), and (10) production costs.</em></p><p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Voice of Customer, Quality Function Deployment, House of Quality</em></p><p><em><br /></em></p>


Author(s):  
Edo Prasetyo

<p>Latar belakang penelitian ini adalah Agoda yang jumlah pengunjungnya semakin menurun dari tahun ke tahun, padahal Agoda merupakan pelopor <em>Online Travel Agent</em> (OTA) di Indonesia. Jumlah pengunjung terus menurun menunjukkan kalau banyak konsumen yang tidak mempunyai <em>loyalty</em> terhadap Agoda.  Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jasmina Berbegal-Mirabent<em> et al. (</em>2015) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian <em>online</em> di bidang turis, disebutkan bahwa untuk meningkatkan <em>loyalty </em>konsumen, OTA harus meningkatkan kualitas pada <em>website</em> atau aplikasinya, baik kualitas secara fungsional (<em>functional quality</em>) maupun secara hedonis (<em>hedonic quality</em>). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh <em>functional quality</em> dan <em>hedonic quality</em> terhadap <em>loyalty</em> yang dimediasi oleh <em>perceived value</em>, dan dimoderasi <em>switching cost</em> pada <em>flashpacker </em>OTA Agoda. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Fokus penelitian ada pada <em>flashpacker</em> Agoda yang pernah menggunakan Agoda minimal sebanyak dua kali dan berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan secara online ke 391 responden, terdiri dari 42 pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Penghitungan data responden dihitung menggunakan <em>Structural Equation Model</em> (SEM) dengan SmartPLS versi 3.2.8. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara <em>functional quality </em>dan <em>hedonic quality</em> terhadap <em>perceived value</em>. <em>Perceived value</em> juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap <em>loyalty</em>. Sedangkan <em>switching cost</em> tidak signifikan sebagai pemoderasi pengaruh <em>perceived value</em> terhadap <em>loyalty</em>.</p><p><em><strong>Kata kunci</strong>: <em>functional, hedonic</em><em>, quality, perceived value, loyalty</em></em></p><p><em><br /></em></p><p><em>The background of this study is Agoda’s visitors who decrease from years to years, even though Agoda is pioneer of Online Travel Agent (OTA) in Indonesia. Number of visitors show that many consumers do not have loyalty to Agoda. At previous study by Jasmina Berbegal-Mirabent et al. (2015) about the factors that affect online purchasing behavior in tourism, it is said that to increase consumer loyalty, OTA must increase quality of website or application, in functional quality and hedonic quality. </em><em>The purpose of this study is to learn the influence of functional quality and hedonic quality on loyalty which are mediated by perceived value, and is moderated by switching cost on flashpacker of OTA Agoda. This study uses quantitative method. Respondents in this study were flashpackers of Agoda who have used Agoda for minimal two times and live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The primer data is collected by questionnaire which is spread by online to 391 respondents, which has 42 question that has been tested its validity dan reliability. The data calculation of respondents is counted by Structural Equation Model (SEM) with SmartPLS version 3.2.8. The result </em><em>and the summary </em><em>of this study is the significant influence of functional quality and hedonic quality on perceived value. Perceived value also has significant influence on loyalty. While switching cost is no significant in moderating the influence relation of perceived value and loyalty.</em></p><p><em><strong>Keywords</strong>: functional, hedonic</em><em>,</em><em> quality, perceived value, loyalty</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document