scholarly journals Pengembangan Buku Ajar Digital Bahasa Indonesia Berbasis Hots untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa STKIP Muhammadiyahmuara Bungo

2021 ◽  
Vol 5 (5) ◽  
pp. 4351-4360
Author(s):  
Reni Guswita

Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 yang bertepatan dengan masa Pandemi Covid 19 ini menuntut tersedianya sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS). Pembelajaran diberbagai tingkat pendidikan terpaksa harus menerapkan sistem daring. Salah satuupaya mendukung pembelajaran daring yaitu dengan mengembangkan buku ajar digital Bahasa Indonesia berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS). Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses dan tujuan pembelajaran dan menghasilkan buku ajar digital yang menunjang pembelajaran daring. Penelitian ini merupakan penelitian Researchand Development dengan model 4-D. Keempat tahap itu adalah pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Target penelitian adalah menghasilkan buku ajar digital yang valid, praktis, dan efektif. Subjek penelitian ini, yaitu mahasiswa PGSD 1D Semester Ganjil. Instrumen penelitian yang digunakan, yaitu instrumen validitas produk, instrumen keperaktisan produk, dan instrumen keefektifan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Buku ajar digital Bahasa Indonesia berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam pembelajaran. 2) Buku ajar digital Bahasa Indonesia berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) valid dan layak digunakan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis validasi ahli materi pembelajaran, ahli media pembelajaran dan mahasiswa menunjukkan kategori sangat baik. 

2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 91-100
Author(s):  
Umi Salma Fauziyah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relevansi dari materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan beberapa aspek yaitu ruang lingkup materi berdasarkan Permendikbud No 21 tahun 2016; HOTS (Higher Order Thinking Skills); 4Cs (creative thinking, critical thinking, communication, collaboration); literasi membaca-menulis; literasi digital. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis analisis wacana pada materi bahasa Indonesia di buku tematik kelas 3 revisi 2018. Hasil penelitian menunjukkan adanya relevansi antara materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 revisi 2018 dengan aspek yang sudah disebutkan dengan hasil 46% materi sudah disajikan, keterampilan HOTS tidak imbang karena mayoritas critical thinking yaitu 66,7% dan decision making tidak ada, keterampilan 4Cs sudah merata meski critical thinking lebih banyak yaitu 40,5%, literasi membaca persentasenya 78,9% dan literasi menulis 21,1%, literasi digital dibahas pada satu bagian tersendiri yaitu pada tema 7 subtema 3 meskipun materinya masih tahap pengenalan. Secara keseluruhan materi bahasa Indonesia pada buku tematik kelas 3 sudah cukup relevan dengan aspek-aspek yang berkaitan meski ada yang masih kurang merata pada beberapa aspek.


2020 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 22
Author(s):  
Deni Chandra ◽  
Dedi Heryadi

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kemampuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membuat soal tes berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS) tingkat SMP se-Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya dan (2) menganalisis kesesuaian soal tes yang dibuat oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ditinjau dari kriteria soal Higher Order Thinking Skills (HOTS). Penelitian ini dilaksanakan di tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang secara keseluruhan berjumlah 7 orang. Sumber data dari SMP N 1 Karangnunggal sebanayak 2 orang, dari SMP Negeri 3 Karangnunggal sebanyak 2 orang dan dari SMP IT Karangnunggal sebanyak 3 orang. Data yang diperoleh berupa soal esai dan pilihan ganda yang dibuat oleh setiap responden.Pemerolehan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes.Data tersebut dikaji dengan teknik analisis deskriptif. Hasil pengkajian pertama diperoleh kemampuan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam membuat soal tes berbasis HOTS dalam bentuk esai maupun pilihan ganda masih rendah. Hal tersebut terbukti dari jumlah keseluruhan soal yang masih berada pada ranah ingatan (C1).Hasil pengkajian yang kedua diperoleh bahwa bentuk soal pilihan ganda ataupun esai belum memenuhi kriteria soal HOTS yang baik.Hal itu terbukti dari masih banyaknnya soal pilihan ganda ataupun esai yang belum menggunakan stimulus yang menarik dan kontekstual, mengukur kemampuan kognitif level analisis, evaluasi, maupun mencipta serta belum mengandung jawaban yang tersirat.KATA KUNCI: Higher Order Thinking Skills (HOTS); Kemampuan Guru; Soal Tes>ABILITY OF INDONESIAN TEACHERS IN MAKING TEST BASED HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) IN JUNIOR HIGH SCHOOL DISTRICT KARANGNUNGGAL�ABSTRACT: This research is aimed to describe (1) the ability of Bahasa Indonesia teachers to construct the questions based on HOTS for Junior High School students in Karangnunggal district Tasikmalaya and (2) the analysis of examination questions that are made by Bahasa Indonesia teachers considering the criteria of HOTS. This research was conducted at 3 Junior High School in Karangnunggal district by using qualytative descriptive method. The data source in this research is teachers of Bahasa Indonesia which amount 7 teachers. The data source are 2 teachers from SMPN 1 Karangnunggal, 2 teachers from SMPN 3 Karangnunggal, and 3 teachers from SMP IT Karangnunggal. The data gained are essay questions and multiple choice questions which are made by each respondent. The aquisition of the data in this research is using test. Those datas are examined by using descriptive analysis technique. The result of first assesment is that the ability of Bahasa Indonesia teachers to construct the quesrions based on HOTS in essay and multiple choice form is skill low. That statment is proven from the whole numbers of questions that is in memory domain (C1). The second assesment results that the assay and multiple choice from have not fulfilled the criteria of a good HOTS questions. That statment is proven from the essay and multiple choice questions that are still lack of interesting and contextual stimulants, measure that analysis level, evaluation level, and creating level of cognitif ability and also have not contained implicit answer.KEYWORDS: Higher Order Thinking Skills (HOTS); Teachers Ability; Test Question.


2020 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
Author(s):  
Oktaviandi Bertua Pardede ◽  
Elia Ananda Sinaga ◽  
Ari Wina Br Depari ◽  
Rumiris Julianti B Gultom

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal matematis siswa terhadap penyelesaian soal-soal high order thinking yang ditinjau dari soal analisis, soal evaluasi dan secara umum. Penelitian ini pun bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa keliru dalam menyelesaikan soal-soal high order thinking. Penyempurnaan lainnya juga dapat dilakukan pada standar penilaian, dengan cara mengadaptasi secara bertahap melalui model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order Thinking Skills (HOTS). Karena melalui berpikir tingkat tinggi dapat mendorong peserta didik untuk dapat berpikir secara luas dan lebih mendalam mengenai materi pelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif. Adapun tujuan dari model pembelajaran Kooperatif adalah untuk memberikan siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya dapat bisa menjadi seorang anggota masyarakat yang bahagia dan dapat memberikan kontribusi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal matematis siswa terhadap penyelesaian soal high order thinking dalam segala aspek. Siswa dikategorikan mampu menyelesaikan soal-soal high order thinking. Aktivitas belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa masing-masing masih menunjukkan adanya ketidakseimbangan walaupun guru sudah mengoptimalkan fungsi perangkat pembelajaran dalam pengajarannya. Kata kunci: Berpikir kritis, metode kualitatif, Higher Order Thinking Skills (HOTS)


Author(s):  
Sulis Setiawati

Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa tingkat sekolah dasar dalam menyelesaikan soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada soal ujian semester mata pelajaran bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan teknik analisis isi. Penelitian ini melibatkan 25 siswa kelas VI sekolah dasar di Jakarta. Analisis data dilakukan dengan indikator soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) yang terdiri atas level analisis, evaluasi, dan mencipta. Dari 35 soal pilihan ganda yang diujikan, 27 soal di antaranya termasuk kategori keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS) dan 8 soal merupakan HOTS. Dari 8 soal HOTS yang diujikan, 7 siswa dapat menjawab 8 pertanyaan dengan benar (28%), 12 siswa menjawab benar 7 pertanyaan (48%), 4 siswa menjawab benar 6 pertanyaan (16%), 1 siswa bisa menjawab benar 5 pertanyaan (4%), dan 1 siswa menjawab benar 3 pertanyaan (4%). Jadi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi masih belum merata, perlu ditingkatkan lagi misalnya dengan menambah jumlah soal HOTS dalam soal tes yang diujikan. Keywords: Higher Order Thinking Skills (HOTS), Soal bahasa Indonesia


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 31-44
Author(s):  
Sarwiji Suwandi ◽  
Memet Sudaryanto ◽  
Nugraheni Eko Wardani ◽  
Sugit Zulianto ◽  
Chafit Ulya ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi higher order thinking skills pada soal ujian nasional Bahasa Indonesia di jenjang SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan content analysis soal ujian nasional SMP. Keabsahan data diuji dengan trianggulasi teori. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Penelitian dilakukan dengan mengonstruksi teori mengenai higher order thinking skills dari beberapa buku, jurnal, dan kajian riset lainnya. Pedoman analisis data dikaji expert melalui content validity oleh Aiken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data teks pada soal ujian nasional yang diteskan pada peserta didik mengandung dimensi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Peserta tes dituntut untuk mampu menelaah secara kritis dalam kasus-kasus yang disajikan melalui wacana teks soal. Selain itu, peserta tes juga diharapkan mampu menemukan lebih dari satu perspektif untuk mengkaji wacana tersebut. Berdasarkan taksomi Blooms dimensi yang dikonstruk pada soal ujian nasional pada ranah analisis dan evaluasi kebahasaan. Dimensi yang diukur dalam soal ujian nasional belum bisa memproyeksikan kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi.HIGHER ORDER THINKING SKILLS IN INDONESIAN LANGUAGE NATIONAL EXAM This study aimed to analyze the construction of higher order thinking skills in Indonesian national exam questions at the Junior High School level. This study used a qualitative approach with content analysis for Junior High School national exam questions. The validity of the data was tested by theoretical triangulation. The data analysis technique used interactive analysis methods. The research was conducted by constructing a theory about higher order thinking skills from related books, journals, and other research studies. The data analysis guidelines were reviewed by experts through content validity proposed by Aiken. The results showed that the text data on the national exam questions tested on students contained dimensions of critical thinking and creative thinking. Test participants were required to be able to critically analyze the cases presented through the question text discourse. In addition, test participants were also expected to be able to find more than one perspective to study the discourse. Based on Blooms' taxonomy the dimensions constructed in the national exam questions in the realm of language analysis and evaluation. The dimensions measured in the national exam questions have not been able to project the abilities needed by students for higher education levels.


Author(s):  
Renita Prera Winsen

பேராக் மாநிலத்தில் தைப்பிங் மாவட்டத்தில் அமைந்துள்ள ஓர் இடைநிலைப்பள்ளியில் திருக்குறள் கற்றலின் வழி படிவம் 2 மாணவர்களின் உயர்நிலைச் சிந்தனைத் திறனை மேம்படுத்தும் முயற்சியில் ஆய்வு மேற்கொள்ளப்பட்டது. தேர்ந்தெடுக்கப்பட்ட 10 மாணவர்கள் இந்த ஆய்வில் உட்படுத்தப்பட்டனர். திருக்குறளில் மாணவர்களின் ஆளுமையைக் கண்டறிய அந்த இடைநிலைப்பள்ளியின் தமிழாசிரியரிடம் நேர்காணல் நடத்தப்பட்டது. மாணவர்களின் உயர்நிலைச் சிந்தனைத் திறனை மேம்படுத்த படிவம் 1 மற்றும் படிவம் 2-இல் வரையறுக்கப்பட்ட ஆறு திருக்குறள்கள் தேர்தெடுக்கப்பட்டன. தேர்ந்தெடுக்கப்பட்ட திருக்குறள்கள் யாவும் சீரமைக்கப்பட்ட புளூமின் அறிவுசார் முறைப்பாட்டியலின் துணைக்கொண்டு பலதரப்பட கேள்விகள் தயாரிக்கப்பட்டது. ஆறு வாரத் திருக்குறள் வகுப்பிற்குப் பின் இக்கேள்விகள் யாவும் மாணவர்களுக்கு வழங்கப்பட்டன. கேள்விக்கான பதில்களிலிருந்து மாணவர்களின் உயர்நிலைச் சிந்தனைத் திறனில் ஏற்பட்ட மாற்றங்கள் கண்டறியப்பட்டது. ஆய்வின் முடிவாக, முறையான திருக்குறள் கற்றலின் வழி மாணவர்களின் உயர்நிலைச் சிந்தனைத் திறனை மேம்படுத்த முடியும் என்பது உறுதிச் செய்யப்பட்டது. (This study has been conducted with the purpose of improving the level of HOTS (Higher order thinking skills) of Form 2 students through learning Thirukkural. For this study, the Thirukkural, a well-known literary work of Tamil Language was taken. Thus, this research was carried out in a secondary school which is located at Taiping, Perak. The research was carried out under the design of action research. The sample of this study consisted of ten Form 2 students. Besides that, a teacher also interviewed in order to know the students' personality in learning Thirukkural. In this research, the learning process of Thirukkural approach was implemented for 6 weeks. There are 6 couplets of Thirukkural selected according to the syllabus of Form 1 and Form 2. This six couplets of Thirukkural used to test the level of HOTS. The questions were created based on Thirukkural, according to Revised Bloom's Taxonomy. The data of the study was collected through pre-test, the questions asked in Thirukkural classes and post-test via qualitative and quantitative data collection tools. The findings obtained through qualitative and quantitative data collections showed that the level of HOTS through learning Thirukkural among Form 2 students has improved.)


2019 ◽  
Author(s):  
Adib Rifqi Setiawan

Karya ini menunjukkan rancangan soal HOTS (higher-order thinking skills, keterampilan berpikir tingkat tinggi) untuk mata pelajaran Akidah-Akhlak kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah. Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asmā’ al-ḥusnā, serta perekaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan al-akhlāq al-karīmah dan al-adāb al-Islamī melalui unjuk kerja dan cara mengamalkannya dalam keseharian. Hasil (outcomes) pembelajaran Akidah-Akhlak diharapkan memiliki peran dalam memberi motivasi kepada murid untuk mempraktikkan al-akhlāq al-karīmah dan al-adāb al-Islamī dalam keseharian sebagai wujud īmān kepada Allōh, para malāikat-Nya, seluruh kitab- Nya, semua rosūl dan nabī-Nya, hari akhir, serta qodō’ dan qodar dari-Nya. Ruang lingkup soal yang dirancang mencakup pembelajaran kelas 4 yang terbatas untuk Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan 1.1; 1.2; dan 1.3; serta Keterampilan 2.1; 2.2; dan 2.3.


2019 ◽  
Author(s):  
Adib Rifqi Setiawan

Karya ini menunjukkan rancangan soal HOTS (higher-order thinking skills, keterampilan berpikir tingkat tinggi) untuk mata pelajaran Akidah-Akhlak kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah. Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asmā’ al-ḥusnā, serta perekaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan al-akhlāq al-karīmah dan al-adāb al-Islamī melalui unjuk kerja dan cara mengamalkannya dalam keseharian. Hasil (outcomes) pembelajaran Akidah-Akhlak diharapkan memiliki peran dalam memberi motivasi kepada murid untuk mempraktikkan al-akhlāq al-karīmah dan al-adāb al-Islamī dalam keseharian sebagai wujud īmān kepada Allōh, para malāikat-Nya, seluruh kitab- Nya, semua rosūl dan nabī-Nya, hari akhir, serta qodō’ dan qodar dari-Nya. Ruang lingkup soal yang dirancang mencakup pembelajaran kelas 4 yang terbatas untuk Kompetensi Dasar (KD) Pengetahuan 1.1; 1.2; dan 1.3; serta Keterampilan 2.1; 2.2; dan 2.3.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document