PENGENDALIAN ERGONOMI DAN PENCEGAHAN BAHAYA HAZARD PSIKOSOSIAL TERHADAP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT
Rumah sakit menjadi salah satu institusi yang memiliki tanggung jawab langsung atas pelayanan kesehatan yang komperhensif, kuratif, dan preventif terhadap masyarakat. Tak hanya itu, institusi kesehatan jugamemiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan petugas-petugas yang berada di institusi tersebut. seperti di rumah sakit, rumah sakit bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan petugas-petugas kesehatan ketika sedang melakukan pekerjaan. Tetapi, begitu banyak ancaman bahaya yang dapat mengancam keselamatan petugas-petugas kesehatan di rumah sakit seperti bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan pada pekerjaan yang menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus dan menjahit luka. Bahaya biologi terdapat pada tindakan invasif, merawat luka, memasang infuse, dan memberikan obat melalui rektal. Sedangkan postur janggal ketika membungkuk merupakan bahaya pekerjaan karena faktor ergonomi. Salah satu yang akan difokuskan di dalam tulisan ini adalah bahaya ergonomi dan psikososial. Potensi bahaya dari sisi ergonomi dan psikososial yang dirasakan oleh perawat disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan oleh perawat cenderung manual dan berulang, menuntut konsentrasi tinggi, aktivitas fisik, kebutuhan waktu, dan kontak dengan pasien yang menuntut kondisi prima. Bahaya yang terdapat dalam tindakan-tindakan yang dilakukan perawat di rumah sakit adalah seperti memindahkan dan mengangkat pasien dari mobil, atau dari tempat tidur rendah ke brancard dengan beban yang berat menumpukan tenaganya pada pinggang dan tangan, dilakukan dengan membungkuk (posisi janggal). Dampaknya akan terjadi LBP (Low Back Pain). Risiko lain yang dapat dirasakan oleh perawat yang bekerja di rumah sakit adalah terkena penyakit akibat kerja (PAK) yang disebabkan oleh kesalahan ergonomi seperti Musculoskeletal Disorders (MSDs), lower back pain, hernia nucleus pulposus ( HNP ) , dan Carpal Turner Syndrome. Selain dari sisi ergonomi, terdapat juga bahaya psikososial. Beban kerja mental yang berlebih menjadi salah satu stressor atau pemicu stress yang utama bagi tenaga medis di bidang keperawatan. Sementara pada praktiknya, perawat melakukan aktivitas psikis yang bersinggungan langsung dengan pasien, aktivitas psikis tersebut berhubungan erat akan kebutuhan psikologis perawat, karena dapat memicu adanya perselisihan, tekanan akibat waktu, kurangnya dukungan sosial, perbedaan pendapat, dan hilangnya kontrol atas pekerjaan. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penggalian bagaimanakah pengendalian ergonomi dan pencegahan bahaya psikososial dan apa saja penyebab dari timbulnya bahaya-bahaya tersebut.