scholarly journals Model Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Desa Girirejo Melalui Program Wiradesa

2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 208
Author(s):  
Alfian Nur Rahman ◽  
Ahmad Nur Rohim ◽  
Ardya Rahmawati Laras Septi ◽  
Khairul Asrori ◽  
Shaffira Ayuning Byzura ◽  
...  

Sustainable Development Goals (SDGs) Desa merupakan upaya terpadu untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan di tingkat desa untuk mewujudkan desa tanpa kemiskinan, kelaparan, dan pertumbuhan ekonomi nasional yang merata. Salah satu caranya adalah dengan membangun usaha mikro kecil menengah (UMKM) pedesaan yang berdaya melalui program Wiradesa. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis model pemberdayaan UMKM untuk melatih pengusaha desa mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model pemberdayaan yang tepat untuk diterapkan pada UMKM dengan menggunakan pendekatan SOAR dan mengidentifikasi pemangku kepentingan yang membantu program ini. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive, yaitu BUMDes dan home industry bakso di Desa Girirejo, Imogiri, Bantul, DIY. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan focus group discussion. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber data dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pemberdayaan yang dibutuhkan oleh usaha mikro, kecil dan menengah meliputi pelatihan manajemen produksi dan operasi, pelatihan manajemen rantai pasok, pelatihan pemasaran digital, pelatihan produksi dan pengembangan produk, dan pelatihan manajemen pemasaran. Stakeholder yang terlibat dalam program antara lain Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian, Koperasi Puspita Hati, UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan, dan Rumah BUMN.

2020 ◽  
Vol 2 (4) ◽  
pp. 374-393
Author(s):  
Manohar Pawar ◽  
Dominic O’Sullivan ◽  
Belinda Cash ◽  
Richard Culas ◽  
Kiprono Langat ◽  
...  

The article critically reviews and discusses the findings and recommendations of the Australian Senate Inquiry into the UN Sustainable Development Goals (SDGs); and suggests strategies to achieving the SDGs within and beyond Australia. By employing the focus group discussion method, it critically discusses the report as per the Inquiry’s terms of reference and looks at Australia’s responses to the SDGs both domestically and internationally. It underscores the engagement of government, including the Official Development Assistance, and non-government organisations, and the private sector. To accelerate the implementation of the SDGs, it argues that greater awareness of the SDGs, attitudinal change and systematic implementation and action are needed locally, nationally and globally. The SDGs require an approach that is beyond national interest, focusing on world development that leaves no one behind.


2017 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Abbyzar Aggasi

Untuk melihat peran media sosial dan partisipasi politik remaja dalam konteks komunikasi politik di Kabupaten Sumbawa, peneliti menggunakan mixed methodology yaitu memadukan antara metode survey (kuantitaf) dengan metode kualitatif focus group discussion (FGD). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survey pada 50 responden yang terdiri dalam kategori remaja di Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya, untuk mendapatkan temuan data yang mendalam, peneliti mengelaborasi hasil temuan survey melalui focus groub discussion (FGD) bersama 5 orang responden yang berpotensi menjadi narasumber yang mantab. Pemilihan responden FGD menggunakan purposive sampling. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran keterlibatan remaja pada partisipasi politik dalam konteks komunikasi politik dengan adanya media sosial yang hidup dan berkembang di tengah-tengah mereka. Selain itu, penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam konteks komunikasi politik dalam era media baru, terlebih untuk memetakan partisipan politik yang berasal dari kalangan remaja sebagai pengguna aktif media sosial.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ika Tristanti ◽  
Ana Zumrotun Nisak ◽  
Noor Azizah

Latar Belakang: Bullying adalah insiden kekerasan pada anak yang dilakukan oleh anak lain atau orang yang lebih kuat. Bullying yang terjadi di sekolah dikenal sebagai bullying sekolah. Bullying bisa berupa ancaman, ejekan, pelecehan dan kekerasan fisik. Sekitar 17-20% siswa pernah mengalami bullying. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan insiden bullying di sekolah dasar dan dampaknya bagi siswa. Metode penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk mengidentifikasi fenomena bulyying dan efeknya bagi siswa sekolah. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2018 di Kabupaten Kudus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Informan terdiri dari subjek dan korban bullying, guru, orang tua siswa berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan angket terbuka dan focus group discussion. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik secara manual. Hasil: cemoohan, ancaman verbal dan fisik, pelecehan, kekerasan fisik (pukulan, tendangan) dan menyembunyikan barang korban adalah jenis-jenis insiden bullying di sekolah. Karakteristik korban bullying meliputi: usia yang lebih muda, jenis kelamin laki-laki, fisik yang lebih kecil, penampilan yang kurang rapi, kurang sosialisasi dan kurang berprestasi di sekolah. Efek dari intimidasi sering tidak masuk (enggan bersekolah), sering sakit, belajar dengan prestasi lebih rendah, putus sekolah. Kesimpulan: Bullying sekolah adalah fenomena negatif yang merugikan banyak siswa sehingga harus segera diatasi dengan melibatkan semua pihak, seperti guru, siswa dan orang tua mereka.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Hanafiah Ali, Chatia Hastasari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedekatan hubungan interpersonal antara perokok aktif dengan pasangannya yang merupakan perokok pasif dan untuk mengetahui serta memahami bagaimana komunikasi persuasif yang dilakukan antara pasangan perokok pada kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dalam upayanya untuk berhenti merokok. Penelitian yang dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY yang berjumlah 8 pasangan. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pengambilan data purposive sampling dan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan interpersonal antara perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY adalah 1) keterbukaan secara langsung, berupa saran dan nasihat dari aktivitas merokok; 2) komunikasi persuasif melalui media, berupa saran, nasihat, informasi rokok dan dampak bahaya merokok; 3) komunikasi persuasif melalui ancaman dan sanksi berupa pemutusan hubungan untuk merubah sikap dan tingkah laku; 4) komunikasi persuasif melalui sindiran, berupa perkataan langsung tentang sisi negatif merokok terhadap kesehatan; 5) komunikasi persuasif melalui gombalan, berupa gombalan romantis untuk menarik perhatian, dan menghindari salah persepsi; 6) komunikasi persuasif melalui games, berupa nasihat melalui sebuah permainan kejujuran; 7) komunikasi persuasif melalui perumpamaan, berupa tindakan pertukaran posisi antara perokok aktif dan pasangannya; dan 8) komunikasi persuasif melalui pengalaman orang lain, berupa nasihat dari contoh dan cerita nyata tentang dampak bahaya merokok.


2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 34-40
Author(s):  
Bijon Kumer Mitra ◽  
Devesh Sharma ◽  
Tetsuo Kuyama ◽  
Bao Ngoc Pham ◽  
G.M. Tarekul Islam ◽  
...  

Water, energy and food securities lie at the heart of the Sustainable Development Goals (SDGs). Since these securities are interconnected, the business-as-usual approach (sectoral approach) cannot achieve them and need to apply the water-energy-food nexus approach for identifying and overcoming the roots of barriers and challenges. The study aims to prioritize interlinkages between SDG-2 (food security), SDG-6 (water security) and SDG-7 (energy security) for country action. In order to achieve this aim, the study implements a set of methods including stakeholder perception survey, network analysis, regression analysis and cross-sectorial group discussion. This article summarizes the outcomes of a case study in India. Stakeholders cognition derived through scrutinizing the perception survey admitted the need for a nexus approach in the action plans towards the SDGs. Quantitative assessment of interdependency showed that, of 182 interlinkages between SDG-2, SDG-6 and SDG-7 targets, 124 interlinkages had synergistic relation. The combined outcome of the cross-sectorial group discussion identified eight interlinkages as high priority (p>0.9) for immediate integrated planning and action. A total of ten interactions are moderate (p=0.6 to 0.9) and eight are low priority interlinkages (p<0.6). Solid understanding of synergies and trade-offs associated with SDG targets and initial prioritization of interlinkages would help India reorient its SDG priorities from a water-energy-food nexus perspective.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Anggraeini Puspitasari ◽  
Budi Widayanto ◽  
Dwi Aulia Puspitaningrum

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota  besar sekaligus  menjadi ibukota provinsi dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun menjadi pusat perkotaan, sektor pertanian masih mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian di kota ini, khususnya di bidang peternakan. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis peran subsektor peternakan di Kota Yogyakarta, (2) menganalisis strategi pengembangan subsektor peternakan untuk mendukung ekonomi lokal Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu  menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian yaitu studi kasus. Metode pengambilan responden menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD), observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan analisis Location Quotient (LQ, matriks Internal Faktor Evaluation (IFE), matriks External Faktor Evaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (IE), matriks Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT), dan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subsektor peternakan menjadi subsektor basis di Kota Yogyakarta sehingga subsektor peternakan memiliki peran menjadi subsektor penggerak utama terhadap perekonomian Kota Yogyakarta, (2) Strategi pengembangan subsektor peternakan yang dapat diterapkan di Kota Yogyakarta adalah strategi pengembangan produk cara perbaikan kualitas ternak untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan memaksimalkan pengolahan produk limbah ternak.


2015 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 382
Author(s):  
Argyo Demartoto

AbstrakDi tingkat nasional dan daerah telah terdapat kebijakan publik, program dan kegiatan untuk menanggulangi HIV/AIDS, namun jumlah kasus HIV/AIDS meningkat setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas collaborative governance antarpemangku kepentingan dalam pelayanan komprehensif berkesinambungan untuk menanggulangi HIV/AIDS di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan studi kasus jenis exploratory. Informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 2 Juli – 2 September 2013 dengan wawancara mendalam, observasi, focus group discussion, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberi dan penerima layanan berperan dalam penanggulangan HIV/AIDS sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Program pencegahan dan penjangkauan, layanan kesehatan, reduksi bahaya, dan pemberdayaan belum efektif karena komitmen terhadap tujuan dan sikap saling percaya antarpemangku kepentingan belum optimal, petugas lapangan kurang profesional, terdapat konflik laten antarpemangku kepentingan, kurang optimalnya koordinasi antaranggota Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Surakarta dan rendahnya anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS karena HIV/AIDS belum menjadi isu prioritas dalam pembangunan daerah. Disimpulkan bahwa kolaborasi governance antarpemangku kepentingan belum efektif. Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas kolaborasi governance antarpemangku kepentingan, harus ada norma, struktur, dan proses yang jelas dalam menanggulangi HIV/AIDS.AbstractThere have been public policies, programs and activities to cope with HIV/AIDS in Indonesia at national and local level, but number of HIV/AIDScases is increasing every year. This study aimed to determine effectivity ofcollaborative governance between stakeholders in a sustainable comprehensive service to cope with HIV/AIDS in Surakarta City. This study was an exploratory study. Informants were selected using purposive sampling technique. Data collection was conducted on 2 July – 2 September 2013 using in-depth interview, observation, focus group discussion, and documentation. Technique of data analysis was an interactive analysis model. Results showed that service provider and receiver had taken roles in HIV/AIDS coping based on their own duty and function. Prevention and outreach, healthcare service, harm reduction and empowerment programs had not been yet effective because of less optimal commitment to purpose and mutual trust between stakeholders, less professional fieldworkers, latent conflict occurred between stakeholders, less optimal coordination between AIDS Coping Commission of Surakarta City members, and low budget for HIV/AIDS coping as HIV/AIDS is not yet a priority issue in regional development. In brief, collaborative governance between stakeholders is not yet efffective. To improve the quality and the collaborative governance effectivity between stakeholders, there should be any clear norm, structure and process in coping with HIV/AIDS.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 143-150
Author(s):  
Dian Permatasari ◽  
Emdat Suprayitno

Introduction : Perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam kondisi semacam ini  remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi, aktifitas yang bermanfaat dan menjadi kreatif. PIK Remaja BPMP & KB Kabupaten Sumenep merupakan tempat remaja mendapatkan informasi yang benar, tepat dan objektif tentang TRIAD KRR dengan informasi yang positif dan tempat peningkatan life skill yang bermanfaat bagi kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya pencegahan TRIAD KRR di PIK Remaja dan faktor penyebab serta pendukungnya. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang prosesnya dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Subjek utama penelitian ini adalah Lima orang Pendidik Sebaya dan Lima orang Konselor Sebaya yang dipilih secara purposive sampling. Dengan pengumpulan data subjek utama dengan indepth interview  Subjek triangulasi adalah sepuluh teman dekat subjek utama dengan teknik Focus Group Discussion, Ketua dan Pembina PIK Remaja BPMP & KB Kabupaten Sumenep dengan indepth interview. Teori perilaku dari Lawrence Green digunakan sebagai kerangka konsep dalam penelitian dengan analisis data secara induktif. Hasil : Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya pencegahan TRIAD KRR sudah baik. Hal ini terjadi karena pengetahuan, persepsi, motivasi, pemberian materi, pengaruh teman dekat, dukungan keluarga dan supervisi Pembina yang baik. Adolescent behavior has changed much in line with technological developments. Under these conditions young people need information about reproductive health, activities that are beneficial and be creative. CICA RISMA is where adolescents get the right information, accurate and objective information about TRIAD ARH with a positive and a life skill enhancement for the benefit of life. The purpose of this study is to describe the implementation of Peer Educators and Peer Counsellors in the prevention TRIAD ARH in CICA RISMA as well as supporting factors. This study uses a descriptive qualitative approach of data collection process began and ended with inferences. The main subject of this study is Five Peer Educators and Peer Counsellors Five persons selected by purposive sampling. With the main subject of data collection by indepth interview . Triangulation subject is a close friend of ten major subject with Focus Group Discussion techniques, the Leader and Supervisor CICA with indepth interview with. Behavioral theory of Lawrence Green is used as a conceptual framework in research with inductive data analysis. The results of this study can be concluded that the implementation of Peer Educators and Peer Counsellors in the prevention TRIAD ARH is good. This happens because the knowledge, perception, motivation, provision of materials, the influence of a close friend, family support and supervision of a good coach.


2015 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 3
Author(s):  
Elsa Maharrani ◽  
Isniati Isniati ◽  
Adila Kasni Astiena

Rokok merupakan permasalahan besar pada sepuluh tahun belakangan ini. Terdapat 4,9 juta kematian setiap tahunnya, dimana 70% dari jumlahnya terjadi di negara berkembang (TCSC-IAKMI 2008). Universitas Andalas telah menetapkan kebijakan larangan merokok di lingkungan kampus pada tahun 2011, kebijakan ini merupakan langkah untuk melindungi  perokok pasif dari paparan asap rokok orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan larangan mero­kok di Universitas Andalas tahun 2012. Desain penelitian ini adalah kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah informan 17 orang.  Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan observasi, dan kemudian diolah dengan triangulasi data, sumber dan metode. Hasil penelitian menujukan bahwa dari sisi input yaitu tenaga, sarana dan dana belum memadai, sedangkan dari segi proses, implementasi kebijakan larangan merokok belum optimal dilakukan, karena masih terdapat permasalahan yang disebabkan oleh tidak adanya pengawasan dan kejelasan tanggungjawab untuk mengawasi kebijakan ini. Disarankan agar selanjutnya Universitas Andalas menyediakan alokasi dana dan memperjelas alur tanggungjawab pada implementasi kebijakan larangan merokok, serta menetapkan sanksi bagi yang melanggar larangan merokok.


Jurnal PEPADU ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 235-244
Author(s):  
Mahrup Mahrup ◽  
IGM. Kusnartha ◽  
Padusung Padusung ◽  
Nyoman Soemenaboedy ◽  
Fahrudin Fahrudin

Bertani di lahan tegalan adalah suatu ikhtiar menantang alam. Pernyataan ini dapat diterima sebagai sebuah fakta, karena kendala yang dihadapai sangatlah kompleks. Ada tiga kendala utama pertanian lahan tegalan, yaitu: faktor biofisik lahan, iklim kering dan sumberdaya manusia. Biofisik lahan dicirikan oleh tipologi lahan sub-optimal secara fisika, kimia dan biologi. Iklim pada umumnya tergolong semi ringkai tropis (semi-arid tropic) dengan sifat hujan tidak menentu (erratic rainfall), dan sumberdaya manusia tergolong dalam klaster di bawah garis kemiskinan.  Kegiatan pengabdian terhadap petani lahan tegalan telah dilakukan terhadap salah satu kelompok tanai tegalan di dusun Rambitan-3, desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Kegiatan dilaksanakan secara berkala dan telah memasuki tahun ke-3 pada tahun 2019.Kelompok sasaran ditetapkan secara purposive sampling dan kegiatan dilaksanakan dengan metode diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion, FGD). Eksekusi kegiatan masih pada level demonstrasi terbatas, melalui metode kaji tindak (action research), seperti: bertanam di pekarangan (home gardening), bertenak unggas disertai penetasan dan bertanam kelapa genjah sebagai penguat teras pekarangan.  Hasil kegiatan menujukkan beberapa hal spesifik sebagai berikut: (1) secara kultural kesetaraan gender dalam kelompok sasaran belum terwujud, sehingga anggota FGD harus dipisahkan berdasar jenis kelamin, (2) aktivitas pertanian masih bersifat subsisten (untuk mencukupi kebutuhan dasar pangan semata), dan (3) beraktivitas di lahan sendiri di tegalan adalah prioritas kedua, sedang aktivitas utama adalah sebagai buruh tani di lahan sawah. Kesimpulan  yang dapat dikemukakan adalah: (1) inovasi bidang pertanian bagi petani tegalan harus murah dan secara instan (waktu singkat) menjawab kebutuhan dasar, (2) harus ada dukungan para pihak,  dan Pemeritah Daerah untuk menginisiasi aktivitas dan (3) harus ada perubahan paradigma petani dalam  usahatani lahan tegalan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document