scholarly journals Efektivitas Collaborative Governance dalam Pelayanan Komprehensif Berkesinambungan untuk Menanggulangi HIV/AIDS

2015 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 382
Author(s):  
Argyo Demartoto

AbstrakDi tingkat nasional dan daerah telah terdapat kebijakan publik, program dan kegiatan untuk menanggulangi HIV/AIDS, namun jumlah kasus HIV/AIDS meningkat setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas collaborative governance antarpemangku kepentingan dalam pelayanan komprehensif berkesinambungan untuk menanggulangi HIV/AIDS di Kota Surakarta. Penelitian ini merupakan studi kasus jenis exploratory. Informan ditentukan dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 2 Juli – 2 September 2013 dengan wawancara mendalam, observasi, focus group discussion, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberi dan penerima layanan berperan dalam penanggulangan HIV/AIDS sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Program pencegahan dan penjangkauan, layanan kesehatan, reduksi bahaya, dan pemberdayaan belum efektif karena komitmen terhadap tujuan dan sikap saling percaya antarpemangku kepentingan belum optimal, petugas lapangan kurang profesional, terdapat konflik laten antarpemangku kepentingan, kurang optimalnya koordinasi antaranggota Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Surakarta dan rendahnya anggaran untuk penanggulangan HIV/AIDS karena HIV/AIDS belum menjadi isu prioritas dalam pembangunan daerah. Disimpulkan bahwa kolaborasi governance antarpemangku kepentingan belum efektif. Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas kolaborasi governance antarpemangku kepentingan, harus ada norma, struktur, dan proses yang jelas dalam menanggulangi HIV/AIDS.AbstractThere have been public policies, programs and activities to cope with HIV/AIDS in Indonesia at national and local level, but number of HIV/AIDScases is increasing every year. This study aimed to determine effectivity ofcollaborative governance between stakeholders in a sustainable comprehensive service to cope with HIV/AIDS in Surakarta City. This study was an exploratory study. Informants were selected using purposive sampling technique. Data collection was conducted on 2 July – 2 September 2013 using in-depth interview, observation, focus group discussion, and documentation. Technique of data analysis was an interactive analysis model. Results showed that service provider and receiver had taken roles in HIV/AIDS coping based on their own duty and function. Prevention and outreach, healthcare service, harm reduction and empowerment programs had not been yet effective because of less optimal commitment to purpose and mutual trust between stakeholders, less professional fieldworkers, latent conflict occurred between stakeholders, less optimal coordination between AIDS Coping Commission of Surakarta City members, and low budget for HIV/AIDS coping as HIV/AIDS is not yet a priority issue in regional development. In brief, collaborative governance between stakeholders is not yet efffective. To improve the quality and the collaborative governance effectivity between stakeholders, there should be any clear norm, structure and process in coping with HIV/AIDS.

2021 ◽  
Vol 9 (4) ◽  
pp. 439
Author(s):  
Suarnianti Suarnianti ◽  
Yusran Haskas

Intervensi perilaku sangat penting dilakukan dalam pencegahan HIV sebagai intervensi dalam upaya meningkatkan status kesehatan. Tujuan: Mengetahui bentuk intervensi perilaku untuk mengukur outcome dari pencegahan terjadinya HIV terutama pada kelompok berisiko. Metode:  Electronic database dari jurnal yang telah dipublikasikan melalui ProQuest, PubMed., dan ScienceDirect. Hasil: Review dari delapan jurnal yang telah dipilih menyatakan bahwa intervensi perilaku memberi pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS, konseling bagi kelompok dengan rIsiko tinggi seperti pada Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) dan juga pelaksanaan tes HIV atau yang dikenal dengan Voluntary Counseling and Testing (VST). Instrumen penelitian yang  digunakan untuk mengukur behavioral intervention pada penelitian kuantitaif yakni kuesioner, instrumen berbasis komputer dan internet seperti sosial media, sedangkan pada penelitian kualitatif menggali informasi dengann indepth interview dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan intervensi perilaku dalam pencegahan HIV memberi manfaat dalam peningkatan pengetahuan, persepsi dan perilaku pencegahan HIV positif, serta penurunan stigma bagi ODHA. Simpulan: Penguatan intervensi perilaku dapat mencegah terjadinya HIV pada kelompok berisiko sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.Kata kunci: intervensi perilaku, pencegahan HIV, LSL


2017 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
Author(s):  
Abbyzar Aggasi

Untuk melihat peran media sosial dan partisipasi politik remaja dalam konteks komunikasi politik di Kabupaten Sumbawa, peneliti menggunakan mixed methodology yaitu memadukan antara metode survey (kuantitaf) dengan metode kualitatif focus group discussion (FGD). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survey pada 50 responden yang terdiri dalam kategori remaja di Kabupaten Sumbawa. Selanjutnya, untuk mendapatkan temuan data yang mendalam, peneliti mengelaborasi hasil temuan survey melalui focus groub discussion (FGD) bersama 5 orang responden yang berpotensi menjadi narasumber yang mantab. Pemilihan responden FGD menggunakan purposive sampling. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran keterlibatan remaja pada partisipasi politik dalam konteks komunikasi politik dengan adanya media sosial yang hidup dan berkembang di tengah-tengah mereka. Selain itu, penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam konteks komunikasi politik dalam era media baru, terlebih untuk memetakan partisipan politik yang berasal dari kalangan remaja sebagai pengguna aktif media sosial.


Land ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 48 ◽  
Author(s):  
Susan Ngwira ◽  
Teiji Watanabe

Deforestation is recognized as a major driver of the loss of biodiversity and ecosystem services. It also disturbs natural processes such as biogeochemical, hydrological, and ecological cycles. In Malawi, deforestation is estimated to be responsible for the loss of 33,000 hectares per year, and is mainly attributed to agriculture expansion, tobacco growing, and excessive use of biomass. However, little research has been conducted at either the local level or that of forests located on customary land. This research aimed to identify and analyze the underlying driving factors associated with the proximate factors of agriculture expansion, tobacco growing, and brick burning in Mwazisi. Landsat images for 1991, 2004, and 2017 were downloaded from the United States Geological Survey website and used to analyze changes in forest cover. Interviews with households (n = 399) and Natural Resource Committee members, a focus group discussion with key officers, and observations were conducted during field data collection in 2017. The results of the land cover analysis showed that forest covered 66% of the study area in 1991, and by 2017 it had decreased to 45.8%. Most households depend on wood from customary land forests for tobacco curing (69%) and brick burning (68%). Furthermore, 47.6% of the households have expanded their agriculture land by approximately 0.57 hectares during the past 15 years. The interview survey and the focus group discussion identified that the underlying driving factors towards these anthropogenic activities are: (a) population growth, (b) poverty, (c) expensive alternative building materials, (d) lack of awareness, (e) lack of resources, (f) lack of commitment from the tobacco companies, and (g) market system of the cash crops grown in the area. In conclusion, a set of economic, institutional, social, and demographic factors, which are associated with imbalanced relationship between rural and urban areas, underpin agriculture expansion, tobacco growing, and brick burning, and have thereby contributed to the decline of the forest cover in Mwazisi, Malawi.


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ika Tristanti ◽  
Ana Zumrotun Nisak ◽  
Noor Azizah

Latar Belakang: Bullying adalah insiden kekerasan pada anak yang dilakukan oleh anak lain atau orang yang lebih kuat. Bullying yang terjadi di sekolah dikenal sebagai bullying sekolah. Bullying bisa berupa ancaman, ejekan, pelecehan dan kekerasan fisik. Sekitar 17-20% siswa pernah mengalami bullying. Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan insiden bullying di sekolah dasar dan dampaknya bagi siswa. Metode penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk mengidentifikasi fenomena bulyying dan efeknya bagi siswa sekolah. Penelitian ini dilakukan pada November-Desember 2018 di Kabupaten Kudus. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Informan terdiri dari subjek dan korban bullying, guru, orang tua siswa berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan angket terbuka dan focus group discussion. Analisis data dilakukan dengan analisis tematik secara manual. Hasil: cemoohan, ancaman verbal dan fisik, pelecehan, kekerasan fisik (pukulan, tendangan) dan menyembunyikan barang korban adalah jenis-jenis insiden bullying di sekolah. Karakteristik korban bullying meliputi: usia yang lebih muda, jenis kelamin laki-laki, fisik yang lebih kecil, penampilan yang kurang rapi, kurang sosialisasi dan kurang berprestasi di sekolah. Efek dari intimidasi sering tidak masuk (enggan bersekolah), sering sakit, belajar dengan prestasi lebih rendah, putus sekolah. Kesimpulan: Bullying sekolah adalah fenomena negatif yang merugikan banyak siswa sehingga harus segera diatasi dengan melibatkan semua pihak, seperti guru, siswa dan orang tua mereka.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 35-44
Author(s):  
Hanafiah Ali, Chatia Hastasari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kedekatan hubungan interpersonal antara perokok aktif dengan pasangannya yang merupakan perokok pasif dan untuk mengetahui serta memahami bagaimana komunikasi persuasif yang dilakukan antara pasangan perokok pada kalangan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta dalam upayanya untuk berhenti merokok. Penelitian yang dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan informan perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY yang berjumlah 8 pasangan. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pengambilan data purposive sampling dan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan interpersonal antara perokok aktif dan pasangannya di kalangan mahasiswa UNY adalah 1) keterbukaan secara langsung, berupa saran dan nasihat dari aktivitas merokok; 2) komunikasi persuasif melalui media, berupa saran, nasihat, informasi rokok dan dampak bahaya merokok; 3) komunikasi persuasif melalui ancaman dan sanksi berupa pemutusan hubungan untuk merubah sikap dan tingkah laku; 4) komunikasi persuasif melalui sindiran, berupa perkataan langsung tentang sisi negatif merokok terhadap kesehatan; 5) komunikasi persuasif melalui gombalan, berupa gombalan romantis untuk menarik perhatian, dan menghindari salah persepsi; 6) komunikasi persuasif melalui games, berupa nasihat melalui sebuah permainan kejujuran; 7) komunikasi persuasif melalui perumpamaan, berupa tindakan pertukaran posisi antara perokok aktif dan pasangannya; dan 8) komunikasi persuasif melalui pengalaman orang lain, berupa nasihat dari contoh dan cerita nyata tentang dampak bahaya merokok.


2021 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Anggraeini Puspitasari ◽  
Budi Widayanto ◽  
Dwi Aulia Puspitaningrum

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota  besar sekaligus  menjadi ibukota provinsi dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Meskipun menjadi pusat perkotaan, sektor pertanian masih mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian di kota ini, khususnya di bidang peternakan. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis peran subsektor peternakan di Kota Yogyakarta, (2) menganalisis strategi pengembangan subsektor peternakan untuk mendukung ekonomi lokal Kota Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan yaitu  menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian yaitu studi kasus. Metode pengambilan responden menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Focus Group Discussion (FGD), observasi, wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Teknis analisis data menggunakan analisis Location Quotient (LQ, matriks Internal Faktor Evaluation (IFE), matriks External Faktor Evaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (IE), matriks Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT), dan Quantitive Strategic Planning Matrix (QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subsektor peternakan menjadi subsektor basis di Kota Yogyakarta sehingga subsektor peternakan memiliki peran menjadi subsektor penggerak utama terhadap perekonomian Kota Yogyakarta, (2) Strategi pengembangan subsektor peternakan yang dapat diterapkan di Kota Yogyakarta adalah strategi pengembangan produk cara perbaikan kualitas ternak untuk menghasilkan produk ternak yang aman dan memaksimalkan pengolahan produk limbah ternak.


2017 ◽  
Vol 19 (2) ◽  
Author(s):  
Evie Ariadne Shintadewi ◽  
Suwandi Sumartias

Di Indonesia, cara penularan HIV-AIDS melalui Injecting Drug User (IDU) atau  Pengguna Narkoba Suntik(Penasun) yang merupakan populasi beresiko dan sulit dijangkau (hard to reach) mencapai angka 40,4%. Salah satunya penyebab mereka sulit dijangkau adalah  sikap menstigma oleh masyarakat, karena stigma dapat mempersulit upaya intervensi pemerintah (melalui promosi kesehatan) dalam pengendalian HIV-AIDS.Tujuan penelitian ini adalah  : 1) untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan penanggulangan HIV-AIDS oleh KPA Kabupaten Sumedang 2) untuk memperoleh gambaran mendalam tentang makna stigma bagi Penasun dan 3) untuk mengetahui makna promosi kesehatan dalam menghapuskan stigma bagi Penasun.Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan Studi Kasus, serta teknikpengumpulandata melalui:a) wawancaramendalam(indepthInterview), b) observasi, c) studipustaka, dan d)focus   group   discussion. Hasil Penelitian menunjukkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sumedang melaksanakan kegiatan promosi kesehatan sebagai upaya pencegahanpenularan HIV-AIDS menggunakan beberapa strategi secara simultan untuk sasaran yang berbeda. Di sisi lain, Penasun memaknai stigma secara positif dan negatif. Makna negatif melahirkan sikap menarik diri dari kehidupan sosial, masa bodoh, apatis, tidak peduli dan putus asa dalam menjalani sisa hidupnya, sedangkan makna postif justru memberikan sisa hidupnya untuk dapat berkontribusi di masyarakat dengan ikut menyampaikan informasi tentang bahayanya HIV-AIDS. Penasun juga memaknai kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan KPA Sumedang dalam tiga kategori, yaitu bagus untuk ranah kognitif, cukup untuk ranah afeksi dan masih kurang untuk ranah konasi. Kata Kunci : Stigma, Penasun, HIV-AIDS, Promosi Kesehatan.


2020 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 143-150
Author(s):  
Dian Permatasari ◽  
Emdat Suprayitno

Introduction : Perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam kondisi semacam ini  remaja membutuhkan informasi mengenai kesehatan reproduksi, aktifitas yang bermanfaat dan menjadi kreatif. PIK Remaja BPMP & KB Kabupaten Sumenep merupakan tempat remaja mendapatkan informasi yang benar, tepat dan objektif tentang TRIAD KRR dengan informasi yang positif dan tempat peningkatan life skill yang bermanfaat bagi kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan pelaksanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya pencegahan TRIAD KRR di PIK Remaja dan faktor penyebab serta pendukungnya. Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang prosesnya dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Subjek utama penelitian ini adalah Lima orang Pendidik Sebaya dan Lima orang Konselor Sebaya yang dipilih secara purposive sampling. Dengan pengumpulan data subjek utama dengan indepth interview  Subjek triangulasi adalah sepuluh teman dekat subjek utama dengan teknik Focus Group Discussion, Ketua dan Pembina PIK Remaja BPMP & KB Kabupaten Sumenep dengan indepth interview. Teori perilaku dari Lawrence Green digunakan sebagai kerangka konsep dalam penelitian dengan analisis data secara induktif. Hasil : Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya dalam upaya pencegahan TRIAD KRR sudah baik. Hal ini terjadi karena pengetahuan, persepsi, motivasi, pemberian materi, pengaruh teman dekat, dukungan keluarga dan supervisi Pembina yang baik. Adolescent behavior has changed much in line with technological developments. Under these conditions young people need information about reproductive health, activities that are beneficial and be creative. CICA RISMA is where adolescents get the right information, accurate and objective information about TRIAD ARH with a positive and a life skill enhancement for the benefit of life. The purpose of this study is to describe the implementation of Peer Educators and Peer Counsellors in the prevention TRIAD ARH in CICA RISMA as well as supporting factors. This study uses a descriptive qualitative approach of data collection process began and ended with inferences. The main subject of this study is Five Peer Educators and Peer Counsellors Five persons selected by purposive sampling. With the main subject of data collection by indepth interview . Triangulation subject is a close friend of ten major subject with Focus Group Discussion techniques, the Leader and Supervisor CICA with indepth interview with. Behavioral theory of Lawrence Green is used as a conceptual framework in research with inductive data analysis. The results of this study can be concluded that the implementation of Peer Educators and Peer Counsellors in the prevention TRIAD ARH is good. This happens because the knowledge, perception, motivation, provision of materials, the influence of a close friend, family support and supervision of a good coach.


2015 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 3
Author(s):  
Elsa Maharrani ◽  
Isniati Isniati ◽  
Adila Kasni Astiena

Rokok merupakan permasalahan besar pada sepuluh tahun belakangan ini. Terdapat 4,9 juta kematian setiap tahunnya, dimana 70% dari jumlahnya terjadi di negara berkembang (TCSC-IAKMI 2008). Universitas Andalas telah menetapkan kebijakan larangan merokok di lingkungan kampus pada tahun 2011, kebijakan ini merupakan langkah untuk melindungi  perokok pasif dari paparan asap rokok orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai implementasi kebijakan larangan mero­kok di Universitas Andalas tahun 2012. Desain penelitian ini adalah kualitatif. Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah informan 17 orang.  Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan observasi, dan kemudian diolah dengan triangulasi data, sumber dan metode. Hasil penelitian menujukan bahwa dari sisi input yaitu tenaga, sarana dan dana belum memadai, sedangkan dari segi proses, implementasi kebijakan larangan merokok belum optimal dilakukan, karena masih terdapat permasalahan yang disebabkan oleh tidak adanya pengawasan dan kejelasan tanggungjawab untuk mengawasi kebijakan ini. Disarankan agar selanjutnya Universitas Andalas menyediakan alokasi dana dan memperjelas alur tanggungjawab pada implementasi kebijakan larangan merokok, serta menetapkan sanksi bagi yang melanggar larangan merokok.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document