scholarly journals Analisis Perencanaan Jaringan Akses Fiber-to-the-Home Berdasarkan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di STO Banyumanik Semarang

2016 ◽  
Vol 15 (02) ◽  
pp. 111-119
Author(s):  
Maria Enggar Santika ◽  
Eva Yovita Dwi Utami ◽  
Budihardja Murtianta

Migrasi dari jaringan akses tembaga menuju jaringan akses optik maupun penggelaran baru jaringan akses serat optik menjadi solusi bagi penyedia layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan akan layanan suara, data dan video yang terintegrasi atau triple play services. Dalam makalah ini dilaporkan analisis perencanaan jaringan akses serat optik FTTH berbasis GPON di PT Telkom pada Cluster Kruing Raya STO Banyumanik Semarang. Perencanaan jaringan berdasarkan demand pelanggan dan kelayakan jaringan yang digelar diuji menggunakan parameter Link Power Budget, Rise Time Budget dan Signal-to-Noise-Ratio (SNR). Dalam perencanaan dan penggelaran dibutuhkan satu ODC (Optical Distribution Cabinet) dan 17 ODP (Optical Distribution Pack) dengan jumlah demand sebesar 132. Hasil perhitungan parameter Link Power Budget yaitu total redaman yang dihasilkan pada user 1 sebesar 21,5276 dB sedangkan user 2 sebesar 21,5276 dB, kedua redaman ini memenuhi standar yang ditentukan oleh PT Telkom yaitu maksimal sebesar 28 dB. Parameter Rise Time Budget pada user 1 menghasilkan 0,2124 ns dan untuk user 2 sebesar 0,21221 ns. Kedua hasil tersebut masih berada di bawah batas nilai waktu sistem NRZ sebesar 0,28011 ns. Parameter SNR pada user 1 didapatkan sebesar 20,6457 dB dan user 2 sebesar 24,128 dB. Hasil tersebut memenuhi batas yang telah ditentukan oleh PT Telkom yaitu lebih dari sama dengan 20 dB.

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 257
Author(s):  
Efan Nuari ◽  
Iskandar Fitri ◽  
Nurhayati Nurhayati

Researchers will be designing the access network Fiber To The Home (FTTH) on the technology of Gigabit Passive Optical Network (GPON). The location that became the case study was the National University of Block IV, where the network speed at the site was slightly reduced speed. The purpose is to get the design of an access service network that is expected to be implemented for triple play services. Starting with data collection of data. The Fiber To The Home (FTTH) network design determining device specification, layout and number of devices used and simulated using Optisystem application. Then in the analysis based on predefined parameters in the form of BER (Bit Error Rate), Link Power Budget, and Rise Time Budget that meet the optical network with the standard of PT. Telkom. The results of the BER value has fulfilled the minimum BER value specified for fiber optic is 10-9 and for parameter Q – Factor obtained value 9,32288 so that has been meets the standard because it shows values above 6


Author(s):  
Siska Aulia ◽  
Silvia Fitri ◽  
Aprinal Adila Asril

Pada tugas akhir ini dirancang suatu jaringan Fiber To The Home ( FTTH) di Kelurahan Surau Gadang yang mana daerah tersebut dilakukan perancangan dan pengukuran performasi jaringan dimana standar yang digunakan sesuai dengan PT. ICON+. Tata cara yang digunakan dalam perancangan ini ialah penen- tuan posisi, pengumpulan informasi, serta perancangan memakai aplikasi Google Earth serta OptiSystem. Hasil dari perbandingan antara pengukuran OptiSystem dan pengukuran di lapangan didapatkan hasil redaman yang berbeda, dimana hasil pengukuran pada OptiSystem pelanggan dengan jarak terjauh menghasilkan daya terima sebesar -18.277 dBm sedangkan untuk pengukuran di lapangan pelanggan dengan jarak terjauh menghasilkan daya terima sebesar -18.52 dBm. Parameter Rise Time Budget didapatkan dari perhitungan ialah 0. 029 ns yang sudah memenuhi stndar kelayakan ialah tidak lebih dari 0. 219 ns sedangkan nilai Bit Error Rate pada simulasi ialah 8.11464 x 10-33 yang sudah memenuhi standar kelayakan ialah tidak lebih dari 10-9. Nilai Signal To Noise Ratio (SNR) merupakan 50.044831 dB yang pula penuhi standar minimal SNR ialah 21.5 dB. Dari hasil perhi- tungan serta hasil simulasi didapatkan nilai-nilai yang masih memenuhi standar kelayakan jaringan Fiber To The Home sehingga rancangan layak buat diimplementasikan.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 43
Author(s):  
I Putu Yuda Pramana Putra ◽  
Pande Ketut Sudiarta ◽  
Gede Sukadarmika

The purpose of this study is to compare the existing optical network conditions that use point to point technology with GPON network designed for Udayana University campuses area in Bukit Jimbaran Bali. The Existing optical network is currently able to serve only 14 buildings from 77 existing productive buildings due to the limited number of available optical cores.. It means in order to connect each building at the campuses area, it is required much more optical fiber. Alternatively is using Gigabit Passive Optical Network (GPON) technology. This research was conducted by analyzing the condition of the existing optical network and designing the GPON network. Here are compared some network feasibility parameters ie Link Power Budget, Rise Time Budget and Bit Error Rate. Then compare the use of cores, the number of subscribers as well as device estimation and transmission costs. The study found that to connect all of the buildings are GPON configuration required only 22 optical cores, compared to 154 cores for eksisting network designs. However, the GPON design has lower network quality but is simpler and much more economical if it is implemented for a wide network.


2017 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
I Putu Gede Yudha Pratama ◽  
Gede Sukadarmika ◽  
Pande Ketut Sudiartha

Abstrak-Perancangan jaringan ini berpusat pada sebuah mall baru yang akan dibangun pada daerah Tuban, Bali. Yang dimana mall berada pada pada luas tanah 6,981 m2. Perancangan ini menggunakan sistem IndiHome (100% fiber) dengan menggunakan GPON (Gigabyte Passive Optical Network) sebagai teknologinya. Perancangan jaringan ini, dimulai dengan perhitungan demand dan menghitung kebutuhan traffik tiap calon tenant yang akan dibagi menjadi 3 kategori jenis tenant. Dilanjutkan dengan proses merancang struktur jaringan yang dimulai dari penyambungan kabel pada closure sebanyak 48 core hingga sampai pada ONT (Optical Network Termination). Hasil analisis dengan menggunakan parameter Power Link Budget diperoleh total redaman untuk uplink dan downlink masing-masing sebesar 23,84 dB dan 23,574 dB. Margin Daya didapat sebesar 4,16 dBm. Sedangkan, Rise Time Budget diperoleh sebesar 0,25 ns untuk uplink dan 0,22 ns untuk downlink. Nilai tersebut masih dibawah standard maksimum rise time yaitu sebesar 0,5833 ns.


Author(s):  
Sahid Ridho ◽  
A’isya Nur Aulia Yusuf ◽  
Syaniri Andra ◽  
Dinari Nikken Sulastrie Sirin ◽  
Catur Apriono

The evolution of communication network comes from the need for users to stay connected anytime and anywhere. Modernization of the network continues to be done to increase bandwidth capacity in order to obtain an increase in multimedia services, especially in urban areas. Of various transmission media, optical fiber is the best choice to support reliable communication networks. One of the optical fiber communication technologies is Fiber to the Home (FTTH). This study proposes FTTH network design with Gigabit Capable Passive Optical Network (GPON) technology aimed at housing in urban areas. The design uses aerial and duct-aerial cabling systems. The design analysis is carried out based on the parameters of the link power budget, rise time, Bit Error Rate (BER), components and costs required. The value of the power budget link for the uplink and downlink are -22.792 dBm and -23.120 dBm. The rise time value for uplink and downlink are 0.256 ns and 0.258 ns, while the BER value is 14.628 x 10-12. The calculation results show that the design meets the required parameters, hence, the proposed network can be implemented. For the cost components required by the aerial system, it is 11.56% less than of the ductaerial sistem.


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 64-75
Author(s):  
Minal Abral ◽  
Mochamad Djaohar

Fiber optic merupakan teknologi yang menyediakan kapasitas bandwith besar dengan kecepatan tinggi, tidak dipengaruhi interferensi gelombang elektromagnetik, Sejalan dengan berkembang secara pesatnya penggunaan serat optik sebagai medium penghantar, ada kemungkinan terjadinya hilang informasi akibat kerugian dari pemanjangan kabel fiber optic ataupun penyambungan kabel fiber optic, kerugian tersebut yaitu redaman. Dalam penerapan metode link power budget, perhitungan redaman dilakukan dengan data yang diperoleh berdasarkan standarisasi dan pengukuran menggunakan perangkat optical power meter. Hasil analisa perhitungan, sistem mampu dalam keadaan normal menggunakan layanan gigabit passive optical network dapat diterima oleh perangkat akhir jaringan fiber to the home pada pelanggan perusahaan PT MNC Kabel Mediacom yang berada di Kelurahan Jati RW 02 Pulo Gadung Jakarta Timur.


2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 33-39 ◽  
Author(s):  
Tomáš Huszaník ◽  
Ján Turán ◽  
Ľuboš Ovseník

Abstract Optical fiber has the great advantages of capacity and reliability. That is why network providers started to deploy FTTx (Fiber-To-The-x) optical access using various PON (Passive Optical Network) architectures. The leading technology right now is Gigabit PON (GPON). However, with increasing amount of multimedia we need to further develop existing technologies to go on with these high demands. Fiber-To-The-Home (FTTH) using 10G-PON technology for broadband access application is effective solution for high speed networks with high capacity. In this paper, we look at the passive optical network in the city of Košice and based on the real network we created simulation model of downlink of 10G-PON based FTTH with triple-play service.


2020 ◽  
Author(s):  
moh.fatkuroji

AbstrakSerat optik merupakan media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dan teknologinya disebut JARLOKAF (Jaringan Lokal Akses Fiber). Salah satu perkembangan JARLOKAF yaitu FTTH (Fiber To The Home). Pembangunan jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan analisis jaringan FFTH berteknologi GPON dengan parameter daya transmisi di Optical Line Terminal, daya receiver, redaman kabel serat optik, konektor, passive splitter, dan sambungan. Hal tersebut dilakukan dengan metode link power budget. Setelah itu dilakukan pengembangan jaringan FTTH dengan merancang jalur distribusi sebanyak tiga opsi dan menganalisis menggunakan metode link power budget dan rise time budget. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Meranti dengan 40 pelanggan terakhir memiliki Pr sensitivitas rata-rata uplink (downlink), yakni -23,8 dBm (- 23,6 dBm) sehingga margin daya yang didapatkan adalah 4,1 dBm untuk uplink dan 4,3 dBm untuk downlink. Sedangkan pada perencanaan pengembangan jaringan Meranti didapatkan bahwa opsi kedua menjadi opsi yang terbaik dengan jarak total 5,422 km memiliki Pr sensitivitas terbesar, yakni -25,8 dBm untuk uplink dan -25,2 dBm untuk downlink sehingga margin daya yang didapatkan adalah 2,2 dBm untuk uplink dan 2,8 untuk downlink dan rise time total sebesar 0,258 ns untuk uplink dan 0,283 ns untuk downlink.Kata kunci : Jaringan FTTH, GPON, Link Power Budget, Rise Time Budget


Author(s):  
Mohammad Hamdani ◽  
M. Hamdani

Abstrak---Format akses fiber optik pada gedung Wisma 46 adalah FTTH dengan menggunakan teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network). Namun dalam pendistribusian kabel optiknya masih belum optimal, dimana menggunakan tiga kabel optik berkapasitas 96 core dalam pendistribusiannya. Maka perlu dilakukan optimasi melalui perapihan dan disain ulang dengan hanya menggunakan satu kabel berkapasitas 96 core saja dari jaringan yang telah ada. Dalam melakukan optimasi perlu dihitung power link budget dan rise time budget lalu dibandingkan dengan jaringan eksisting sebagai tolak ukur. Hasil yang diperoleh dari optimasi adalah penghematan penggunaan kabel optik, sehingga kabel optik yang berlebih dapat digunakan untuk keperluan lain. Selain itu kualitas yang didapat juga lebih baik, dimana nilai optical receive paling rendah pada jaringan optimasi sebesar -17,361 dBm sedangkan pada jaringan eksisting sebesar -22 dBm.


2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 879-888
Author(s):  
Sunarsan Sitohang ◽  
Sabbram Agus Setiawan

Penelitian ini dilakukan dengan perancangan jaringan Fiber to the home (FTTH) menggunakan teknologi gigabit passive optical network (GPON) dengan melihat parameter power link budget dan redaman yang dihasilkan. Nilai dari parameter tersebut kemudian dibandingkan dengan standar dari peusahaan Telkom sebagai perusahaan yang akan membangun jaringan FTTH pada lokasi penelitian. Link power budget digunakan untuk memperoleh besaran dari redaman. Standar besaran redaman Telkom adalah -28 dBm. Berdasarkan hasil pengujian jaringan FTTH diperoleh redaman downlink sebesar -25.09897 dBm dan redaman uplink sebesar -25.74997 dBm. Selanjutnya kinerja jaringan diukur dengan parameter quality of service (QoS) dengan tujuan untuk mengetahui kualitas layanan data. Parameter QoS yang digunakan adalah bandwidth, packet loss, delay, jitter, dan throughput. Selanjutnya website yang diakses sebagai bahan proses analisis untuk mendapatkan besaran parameter QoS adalah yahoo.com, facebook, dan kompasiana.com. hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata QoS untuk ketiga website diatas secara berurutan adalah bandwith sebesar 1828.6 kbps, packet loss sebesar 0.9 kbps, delay sebesar 37.89 ms, jitter sebesar 2.81 ms dan troughtput sebesar 0.93.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document