scholarly journals Analisis Perkerasan Kaku Metode AASHTO 1993 Dan Metode AUSTROADS 2012 Terhadap Keekonomisan Biaya

2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 26
Author(s):  
Muhammad Abi Hartono ◽  
Eva Azhra Latifa
Keyword(s):  

Terdapat banyak metode dalam mendesain tebal perkerasan kaku, diantaranya metode AASHTO 1993 dan metode AUSTROADS 2012. Pemilihan metode perencanaan yang tepat untuk suatu pekerjaan mempunyai peranan penting terkait dengan indikator keberhasilan suatu proyek dalam hal ini konstruksi perkerasan kaku yang memenuhi syarat teknis dan biaya yang ekonomis. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk membandingkan tebal pelat beton dan biaya yang diperlukan konstruksi perkerasan kaku dengan lapisan tanah dasar yang diberi perkuatan dengan penambahan semen dibandingkan dengan lapisan tanah dasar yang diberi lapisan geotekstil. Tujuan penelitian ini adalah : menetukan tebal perkerasan kaku dan memilih biaya yang lebih ekonomis. Tebal pelat beton menggunakan metode AASHTO 1993 dan Austroad 2012 dihitung serta dianalisis biaya yang paling ekonomis dari kombinasi tanah dasar, pondasi atas, serta struktur plat beton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila menggunakan metode AASHTO 1993 menghasilkan tebal lean concrete 10 cm dan ketebalan pelat beton 27 cm. Sedangkan untuk metode AUSTROADS 2012 menghasilkan tebal lean concrete 10 cm dan ketebalan pelat beton 21 cm. Biaya yang paling murah didapatkan dari kombinasi (Perkerasan AUSTROAD, Tanah Stabilisasi, dan Pondasi Bawah) memerlukan biaya sebesar  Rp.71,394,879,243

2021 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Evi Puspitasari ◽  
Siti Nurobingatun ◽  
Woro Partini Maryunani
Keyword(s):  

<p>Kerusakan perkerasan jalan merupakan permasalahan kompleks yang menimbulkan kemacetan, kecelakaan, penembahan waktu tempuh. Salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan jalan adalah dengan memberikan tebal lapis tambah (<em>overlay</em>) pada ruas jalan yang ditinjau. Jalan Magelang-Purworejo Km 8+00 s.d. 10+00 dijadikan lokasi studi kasus dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tebal lapis tambah perkerasan lentur dengan metode AASHTO 1993. Metode yang digunakan adalah identifikasi masalah dan survey pendahuluan, pengumpulan data, pengolahan data, pembahasan dan penarikan kesimpulan. Analisis berdasarkan metode AASHTO 1993 dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter yang terdiri atas data geometrik jalan, Lalu lintas Harian Rata-Rata (LHR), tebal lapisan perkerasan eksisting, nilai CBR lapangan, dan data hari hujan.  Perhitungan dilakukan dengan pengolahan data LHR, penentuan Modulus Resiliens, melakukan perhitungan nilai kapasitas struktural perkerasan (SN), Perhitungan tebal overlay. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh tebal lapis tambah yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja pelayanan jalan yaitu sebesar 5 cm. Tipe lapis tambahan termasuk dalam kategori lapis tambahan fungsional (pemeliharaan). Perhitungan tebal lapis tambah ini dapat juga dilakukan dengan metode lainnya, kemudian dibandingkan hasilnya, sehingga dapat diperoleh hasil yang paling ideal sesuai dengan kondisi di lapangan.</p>


2019 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 1-20
Author(s):  
Andri Suryadi ◽  
Budi Hartanto Susilo
Keyword(s):  

Perhitungan tebal perkerasan secara komputerisasi perlu dikembangkan untukmeminimalisir kesalahan, memperoleh hasil yang lebih teliti, cepat, akurat, dan dapat dilakukansecara iterasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan tebal perkerasan kaku padaruas jalan tol dengan menggunakan metode AASHTO 1993. Nilai faktor yang digunakan dalamperhitungan, diperoleh dari proyek Jalan Tol Cikopo-Palimanan dan kekurangannya diasumsikansesuai dengan aturan AASHTO 1993. Hasil analisis penentuan tebal perkerasan kaku diperolehtebal sebesar 39cm untuk Jalan Tol Cipali. Model untuk penentuan tebal perkerasan W18 nominaladalah log10(2541530993,12), yang berarti bahwa logaritma dari total kumulatif beban 18-kipESAL yaitu 9,41. Perhitungan beban gandar standar kumulatif menggunakan metode AASHTO1993 dengan W18 desain diperoleh hasil sebesar 8,97, yang berarti bahwa tebal pelat beton rencanadapat diterapkan pada ruas Jalan Tol Cipali sesuai dengan toleransi yang diberikan AASHTO1993


Author(s):  
Maha A. El-shaib ◽  
Sherif M. El-Badawy ◽  
El-Sayed A. Shawaly

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 14-25
Author(s):  
Rut Magdalena Silitonga ◽  
Mohamad Amin ◽  
Ina Elvina
Keyword(s):  

Perkerasan jalan merupakan bagian dari struktur jalan yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu yang terletak di atas tanah dasar. Ruas jalan akses menuju lokasi Dusun Betung Desa Tumbang Liting Kabupaten Katingan yang ada pada saat ini masih merupakan jalan tanah sepanjang 2200 m dan dengan lebar jalan 5 meter. Kondisi eksisting jalan akses tersebut jalan tersebut mengalami kerusakan parah (jalan tertutup semak dan tidak terawat) serta tidak memiliki sistem drainase yang baik (terjadi genangan), sehingga kinerja jalan menurun. Kon-disi jalan demikian tidak mendukung sebagai jalan akses menuju obyek pariwisata. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan perkerasan jalan yang mampu lebih tahan terhadap drainase yang buruk dan lebih tahan terhadap masa pemeliharaan yang berkepanjangan yaitu direncanakan menggunakan perkerasan kaku dengan metode AASHTO 1993. Hasil penelitian pada jalan akses menuju lokasi Dusun Betung pada STA 0 + 000 – STA 2 + 200 dengan metode AASHTO 1993 CBR 18,5% didapatkan tebal pelat beton sebesar 25,5 cm, tebal learn concrete sebesar 10 cm dan tebal lapis pondasi agregat kelas A sebesar 15 cm, sedangkan perhitungan dengan Nomogram metode AASHTO 1993 didapat tebal pelat 26 cm. Hasil analisis tebal pelat menggunakan parameter input yang digunakan oleh metode AASHTO 1993.


2018 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Sony Sumarsono ◽  
Heru Judi H. Gultom

ABSTRAKJalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi di Indonesia yang sering digunakan untuk menunjang kegiatan perekonomian khususnya pada jalan nasional. Namun, seringkali di jalan nasional terdapat kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan yang membuat kenyamanan pengendara terganggu. Salah satu ruas jalan nasional tersebut adalah jalan Jatibarang-Langut yang berada di jalur Pantura Jawa Barat. Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan perkerasan jalan tersebut yaitu survei traffic counting dan pengujian lendutan dengan alat Falling Weight Deflectometer (FWD) yang dalam perencanaan perhitungan tebal perkerasan akan dibandingkan menggunakan metode Bina Marga Revisi Juni 2017 dan AASHTO 1993. Data sekunder yang diperlukan adalah data daya dukung tanah dasar. Data primer yang diperoleh yaitu volume lalu lintas dan pengujian lendutan. Hasil perhitungan modulus tanah dasar 34,34 MPa dan modulus perkerasan 1.806,80 MPa. Sedangkan hasil perhitungan tebal perkerasan dengan CESA metode Bina Marga Revisi Juni 2017 47,42 cm dan CESA AASHTO 1993 38,74 cm.Kata kunci: Jatibarang-Langut, survei traffic counting, Falling Weight Deflectometer (FWD), Bina Marga Revisi Juni 2017, AASHTO 1993. ABSTRACTThe highway is one of the transportastion infrastructure in Indonesia which is often used to support economy activities especially on national road. However, often on the national road there are damages on pavement that makes disturbed rider’s comfort. The one of the national road segment is road Jatibarang-Langut located on the path Pantura, west Java. The testing done determine the cause of the pavement damege is survey traffic counting and deflection testing with Falling Weight Deflectometer (FWD) in planning pavement thickness calculation will be compared by using Bina Marga method Revision June 2017 and AASHTO 1993. The secondary data required is ground carrying capacity data. The primary data required os traffic volume and deflection testing. The calculation results of the basic soil modulus 34,34 MPa and pavement modulus 1.806,80 MPa. While the results of pavement thickness calculation by CESA method Bina Marga Revision June 2017 47,42 cm dand CESA AASHTO 1993 38,74 cm.Keywords: Jatibarang-Langut, survey traffic counting, Falling Weight Deflectometer (FWD), Bina Marga Revision June 2017, AASHTO 1993.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Reza Sucinda ◽  
M Asmuni Jatoeb ◽  
Huzeirien M
Keyword(s):  

Perencanaan perkerasan kaku terdapat dua metode yang sangat dikenal di Indonesia dan sering dipakai untuk merencanakan suatu jalan yang menggunakan perkerasan kaku, yaitu Metode AASHTO 1993 dan Metode Pd.T.4-2003. Peneliti ingin membandingkan kedua metode diatas dengan objek penelitian di ruas jalan Raden Fatah Kec.Jambi Timur Kota Jambi. Permasalahan yang dikemukakan adalah Bagaimana alternatif desain rigid pavement metode AASHTO 1993 dan Pd.T.14-2003 dari parameter-parameter perencanaan. Berapa tebal perkerasan yang dibutuhkan pada rigid pavement metode AASHTO 1993 dan Pd.T.14-2003 dan membandingkan tebal perencanaan perkerasan kaku Rigid Pavement antara metode AASHTO 1993 dan Pd.T.14-2003 pada jalan Raden Fatah Kota Jambi. Untuk mendukung penelitian diatas diawali dengan pengumpulan data skunder, yaitu data-data yang diperoleh dari data yang telah ada berupa catatan dan laporan seperti nilai CBR sebesar 6%, eksisting = 20cm dan data survei LHR terbaru tahun 2017 yang telah didapat. Hasil analisa traffic ruas jalan Raden Fatah pada perencanaan 20 tahun sebesar 1174584217 ESAL. Tebal perkerasan yang didapat dari metode AASHTO 1993 sebesar 23 cm, sedangkan  tebal perkerasan yang didapat metode Pd.T.14-2003 Sebesar 22 cm. Hasil penelitian menunjukan bahwa tebal eksisting tersebut aman digunakan selama umur rencana (20 tahun). Meskipun ada beberapa paramater yang berbeda, hal ini dikarenakan parameter-parameter tersebut disesuaikan masing-masing negara dimana metode tersebut diciptakan. Namun kedua metode ini sama-sama didasarkan pada kemampuan beton dalam menahan beban lentur.Kata Kunci : AASHTO 1993, Pd.T.14-2003,LHR, VDF,ESAL,Fatik dan Erosi


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 47-60
Author(s):  
Muhammad Djaya Bakri
Keyword(s):  

Pada tahun 2019, Universitas Borneo Tarakan merencanakan membangun jalan lingkungan baru dalam kawasan kampus. Mengingat keterbatasan kemampuan anggaran dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pasca kontruksi, maka jalan lingkungan baru ini di desain berupa kontruksi perkerasan kaku pelat beton, dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan, umur keawetan kontruksi lebih lama  dan biaya pemeliharaan yang relatif rendah sepanjang umur rencana (discounted lifecycle cost). Digunakan dua metode desain, yaitu metode MDPJ 2017 dan metode AASHTO 1993, sebagai instrumen komparasi untuk mendapatkan tebal pelat beton yang ekonomis berdasarkan beban lalulintas yang direncanakan. Studi ini memberikan dimensi pelat beton perkerasan hasil analisis dengan metode MDPJ 2017 setebal 170 mm, dan hasil analisis dengan metode AASHTO 1993 setebal 200 mm. Perbedaan hasil pada kedua metode relatif kecil (1,4%), meskipun terdapat perbedaan beberapa parameter, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan.


ASTONJADRO ◽  
2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 57
Author(s):  
Rigi Muharam

<p class="Abstrak">Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakukan mobilitas keseharian. Jalan Kapten Dasuki Bakri merupakan jalan akses menuju Universitas Inais, Pamijihan dan jalur akses wisata gunung salak, yang kondisi sekarang ini mengalami kerusakan di beberapa titik diantaranya kerusakan jalan berlubang akibat limpahan air dari saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, aspal yang mengalami kerusakan dan mengelupas, beban muatan kendaraan yang melintas. Seringnya penanganan dalam perbaikan kerusakan tersebut yang hasilnya tidak sampai bertahan lama, maka perlu adanya suatu penanganan peningkatan jalan yang tepat yang dapat mengatasi kerusakan – kerusakan pada ruas jalan tersebut dan sehingga jalan dapat bertahan lama. Masalah tersebut perlu diatasi dengan cara melakukan overlay jalan dengan perkerasan beton dengan umur rencana 20 tahun dan perhitungan geometrik pada lokasi penelitian tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi eksisting kerusakan jalan, dan mendapatkan perhitungan teknis tebal perkerasan kaku yang sesuai kondisi lalu lintas yang ada. Analisa perkerasan kaku jalan menggunakan standard Metode AASHTO (<em>American Association of State Highway and Transportation Officials</em>), serta perhitungan geometrik kondisi jalan menggunakan standard AASHTO (<em>American Association of State Highway and Transportation Officials</em>) dan Bina Marga 2002. Hasil analisis didapatkan tebal sesuai kondisi sembilan tabel AASHTO 1993 adalah 24 cm dengan tulangan memanjang D12-300 mm, tulangan melintang D31-840 mm, Dowel atau <em>Tie bar </em>yang dipakai dengan diameter 12 mm, panjang 500 mm, dan jarak 300 mm dan hasil geometrik dari analisis jalan tersebut adalah full circle.</p>


Author(s):  
Shuvo Islam ◽  
Mustaque Hossain ◽  
Christopher A. Jones ◽  
Avishek Bose ◽  
Ryan Barrett ◽  
...  

Many highway agencies are transitioning from the 1993 AASHTO pavement design guide to the AASHTOWare Pavement ME Design (PMED). Pavement performance models embedded in the PMED software need to be calibrated for new and reconstructed hot-mix asphalt (HMA) pavements. Twenty-seven newly constructed HMA pavements were used to calibrate the prediction models—twenty-one for calibration and six for validation. Local calibration for permanent deformation, top-down fatigue cracking, and the International Roughness Index (IRI) models was done using the traditional split-sample method. Comparison with the results from the 1993 AASHTO design guide for ten new HMA pavement sections with varying traffic levels was done. The results show that the thicknesses obtained from locally calibrated PMED are within 1 inch of the AASHTO 1993 design guide prediction for low to medium-low traffic. For sections with high traffic level, the 1993 AASHTO design guide yielded higher thickness than PMED. The PMED implementation strategies adopted in Kansas and relevant concerns are discussed. Finally, an automated calibration technique has been proposed to help highway agencies to perform periodic in-house calibration of the performance models.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document