PERAN EKONOMI KREATIF (SUBSEKTOR KULINER, KRIYA, DAN FESYEN) SERTA VARIABEL LAINNYA TERHADAP PENGANGGURAN
Fenomena bonus demografi akan dihadapi Indonesia pada tahun 2030-2040. Pada periode tersebut jumlah penduduk usia produktif diprediksi akan mencapai 64 persen dari jumlah penduduk total. Hal ini menjadi salah satu tantangan tersendiri baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Jika pemerintah gagal memanfaatkan fenomena terebut, maka akan terjadi peningkatan angka pengangguran. Saat ini pengangguran yang terjadi di Indonesia lebih didominasi pengangguran usia muda. Penduduk usia muda adalah penduduk yang kaya akan ilmu pengetahuan, inovasi, kreativitas, dan semangat pantang menyerah. Salah satu sektor yang dapat menampung ide-ide kreatif dan munculnya pengangguran muda ialah sektor ekonomi kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sektor ekonomi kreatif dan variabel-variabel lain dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia tahun 2016 dengan menggunakan metode analisis Principal Component Regression (PCR). Metode ini merupakan regresi linier berganda yang digabungkan dengan Principal Component Analysis (PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor ekonomi kreatif belum mampu menunjukkan pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran pada tahun 2016. Sedangkan upah minimum provinsi, indeks pembangunan manusia, dan investasi berpengaruh positif terhadap tingkat pengangguran. Kontrol 3 arah antara pemerintah, pengusaha dan pekerja terhadap UMP, peningkatan skill kewirausahaan cari penganggur terdidik serta kebijakan pemerintah untuk investasi bisa diarahkan sebagian ke sector ekonomi kreatif sebagai alternative dalam mengatasi permasalahan perngangguran khususnya usia muda. Selain itu diperlukan data penelitian yang lebih panjang untuk mengetahui pengaruh sector ekonomi kreatif terhadap pengangguran.