scholarly journals HUBUNGAN KONSUMSI AIR SUMUR DI PESISIR PANTAI DENGAN HIPERKALSIURIA PADA ANAK DI PESISIR PANTAI MAASING

e-CliniC ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Indri Ayu Pratiwi Lombogia

Abstract: Hypercalciuria is a metabolic disorder infected in children with bladder stone. The bladder stone has a long term consequence toward the growth of the Hypercalciuria due to an increase in one of the calcium intake. Well water in the coastal area is predicted to have experience an intrusion from the sea water and contained high level of calcium. Aim – To find out the level of the calcium consumed, the urinary calcium, as well as the relations between the well water consumption in the coastal area and the hypercalciuria. Methodology – This research is using an observational analytic research design using cross sectional approach with simple random sampling tool in the village of Maasing, Tuminting, Manado, from November to December 2013. The urinary calcium level is examined to the research subject of 50 children. The water hardness level is also examined throughout 20 samples of well water. Result of the Experiment – The result of the experiment includes 30 children (60%) consumed well water and 20 children (40%) did not consume, with distribution of 27 boys (54%) and 23 girls (46%). One child (2%) is diagnosed with positive hypercalciuria and 49 negative. On the examination of the water hardness level, 19 wells (95%) contained unfeasibly consumed water and 1 well feasible. Conclusion – The well water in Maasing Coast has higher hardness value above the feasible consumption. There is no relation between the well water consumption in the coast with hypercalciuria. Keyword: well water, hypercalciuria, children, coast  Abstrak: Hiperkalsiuria merupakan kelainan metabolik tersering pada anak dengan batu saluran kemih. Batu saluran kemih mempunyai konsekuensi jangka panjang terhadap tumbuh kembang Hiperkalsiuria disebabkan salah satunya oleh peningkatan intake kalsium. Air sumur di pesisir pantai diperkirakan mengalami intrusi air laut dan mengandung kadar kalsium yang tinggi. Tujuan Penelitian - Untuk mengetahui kadar kalsium air sumur yang dikonsumsi, kadar kalsium urine, serta hubungan antara konsumsi air sumur di pesisir pantai dengan hiperkalsiuria. Metode Penelitian - Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan cara simple random sampling di Kelurahan Maasing Kecamatan Tuminting Manado dari bulan November sampai Desember 2013. Subjek penelitian sebanyak 50 anak dan dilakukan pemeriksaan kadar kalsium urine, serta 20 air sumur dilakukan pemeriksaan tingkat kesadahan air. Hasil Penelitian – Hasil penelitan didapatkan 30 anak (60%) mengonsumsi air sumur dan 20 anak (40%) tidak mengonsumsi air sumur, dengan distribusi laki-laki 27 anak (54%) dan perempuan 23 anak (46%). Hasil pemeriksaan 1 anak (2%) positif hiperkalsiuria dan 49 anak (98%) negatif hiperkalsiuria. Pada pemeriksaan kesadahan air didapatkan 19 sumur (95%) merupakan air yang tidak layak dikonsumsi dan 1 sumur layak dikonsumsi. Kesimpulan – Air sumur di pesisir pantai Maasing bernilai kesadahan diatas kelayakan konsumsi. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi air sumur di pesisir pantai dengan hiperkalsiuria.Kata kunci: air sumur, hiperkalsiuria, anak, pesisir pantai

2022 ◽  
Vol 27 ◽  
pp. 815-823
Author(s):  
Margareta Maria Sintorini ◽  
Nurbaeti Nurbaeti ◽  
Sundring Pantja Djati ◽  
Rahmat Ingkadijaya

Sanitation is still a problem for most Indonesians who have below average welfare status, especially in coastal areas where the fishing profession is dominant. The purpose of this study is to identify environmental-based health problems in the coastal area of Banyuasih Village, Pandeglang Regency, Indonesia. The method used is cross-sectional, with the unit of analysis being the household. A sample of 157 respondents was the head of the family which was taken by simple random sampling. The results of the study indicate that environmental health factors have not met good sanitation standards. These factors are garbage disposal sites, clean water sources, family latrines, and houses to live in. The conclusion of this study is that the majority of people in this coastal area still have poor sanitation knowledge and behavior.


e-GIGI ◽  
2014 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Wanda S. Wungkana ◽  
Billy J. Kepel ◽  
Dinar A. Wicaksono

Abstract: Calculus is a collection and calssification of plaque that had attached to surface of the teeth as well as other solid object in the mouth,  consequently can cause periodontal tissues damage. Dug well water contain such as calcium and phosphorous which are ingredients in the formation of calculus. This research was conducted to description calculus on coastal communities that consume dug well water  in Gangga II kecamatan Likupang Barat kabupaten Minahasa Utara.  This research is a descriptive study with a cross-sectional study approach. Sampling using simple random sampling with number of sample 272 responden whom still consume dug well water as the main source of drinking water. Research data stratified by age group, sex, and index calculus. Results of calculus status in Gangga II with good category were 176 people (64,70%) , moderate category were 88 people (32,35%)  and bad category were 8 people (2,94%). Based on the result showed the incidence of calculus on the population of Gangga II were good. Keywords: Calculus, water wells dug.     Abstrak: Kalkulus merupakan kumpulan plak yang mengalami kalsifikasi dan melekat erat pada permukaan gigi serta objek solid lainnya di dalam mulut, akibatnya dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan penyangga gigi. Air sumur gali memiliki kandungan seperti kalsium dan fosfor yang juga merupakan kandungan dalam pembentukan kalkulus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kalkulus pada masyarakat pesisir yang mengonsumsi air sumur gali di desa Gangga II kecamatan Likupang Barat kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel 272 orang yang masih mengkonsumsi air sumur gali sebagai sumber air minum utama. Data hasil penelitian dikelompokan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan skor indeks kalkulus. Hasil penelitian angka kejadian kalkulus di desa Gangga II dengan kategori baik berjumlah 176 orang (64,70%), kategori sedang berjumlah 88 orang (32,35%), kategori buruk 8 orang (2,94%). Hal ini menunjukkan angka kejadian kalkulus pada populasi masyarakat di desa Gangga II termasuk kategori yang cukup baik. Kata kunci: Kalkulus, air sumur gali, masyrakat pesisir.


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Retno Dewi Noviyanti ◽  
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,4 ± 8,09 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Nova Radiani Hasibuan

Pola asuh merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Gampong  Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sebanyak 204 orang. Sampel sebanyak 75 ibu yang mempunyai balita. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara keseluruhan variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI, pengasuhan psikososial, penyiapan makanan, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) terhadap status gizi anak balita. Variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) merupakan yang paling dominan (berpengaruh) terhadap status gizi anak balita


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 98-105
Author(s):  
Aulia Rahmwati

Diabetes mellitus gestasional merupakan suatu komplikasi kehamilan yang masih jarang diperhatikan banyak pihak. Rumah sakit kalisat merupakan rumah sakit rujukan daerah jember. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus gestasional diantaranya usia, indeks massa tubuh, riwayat diabetes mellitus pada keluarga, riwayat pernah melahirkan bayi makrosomia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor resiko terjadinya diabetes mellitus gestasional. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional dan tehnik samplingnya menggunakan simple random sampling dengan pengelolaan datanya mengambil data primer dengan menggunakan cheklist yang sudah dibuat peneliti. Hasil dari pengumpulan data adalah usia < 35 tahun (67,4%), IMT >25 (70,4%), tidak ada riwayat diabetes mellitus gestasional (90,1%), tidak ada riwayat pernah melahirkan bayi makrosomia (95,2%) sebagai faktor resiko diabetes mellitus gestasional. Maka sebagai ibu hamil perlu mengetahui adanya resiko diabetes mellitus gestasional dan perlu dilakukan pemeriksaan kadargula pada ibu hamil.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document