The Nursery Technique of Juvenile Sandfish, Holothuri scabra
Sea cucumbers are an Indonesian fisheries export commodity. Sea cucumber populations that are endangered in nature encourage sea cucumbers to be produced through hatchery and nursery. Through nursery, it is expected that sea cucumber juveniles are stronger and can increase survival rate when stocked in growth containers or restocked. This study aims to provide better sandfish nursery techniques and local area characteristics to support hatchery activities. This study was conducted in May - July 2018 at the Hatchery CV Pesona Manir Rat, Southeast Maluku Regency. Juvenile sandfish 30-36 days old, rearing in hapa measuring 100 x 100 x 70 cm with a density of 200 individuals/hapa. In one tank rearing is placed one hapa. During rearing, 100-150% of water is changed and given one-liter Navicular sp. every day. Aeration was installed 4 points on each hapa and water quality measurement was conducted every day. At the end of the study, body length measurements and mortality calculations were conducted. The result is that sea cucumber juvenile which is maintained has absolute growth ranging from 1.98 to 2.1 cm with an average absolute growth of 2.03 cm. The average mortality obtained was 53.83% with a range of 53% - 55%. Based on the discussion it was concluded that this technique can be applied in sandfish nursery. ABSTRAKTeripang merupakan komuditi eksport perikanan Indonesia. Populasi teripang yang terancam di alam mendorong teripang harus diproduksi melalui pembenihan dan pendederan. Melalui pendederan diharapakan anakan teripang lebih kuat dan dapat bertahan hidup lebih baik ketika ditebar pada wadah pembesaran atau direstoking. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi teknik pendederan teripang pasir yang lebih baik dan berkarakteristik daerah setempat guna menopang kegiatan pembenihan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juli 2018 di Hatchery CV Pesona Manir Rat, Kabupaten Maluku Tenggara. Juvenil teripang pasir berusia 30 – 36 hari, dipelihara pada hapa berukuran 100 x 100 x 70 cm dengan kepadatan 200 individu / hapa. Pada satu bak pemeliharaan ditempatkan satu buah hapa. Selama pemeliharaan dilakukan pergantian air sebanyak 100 – 150 % dan diberikan satu liter Navicular sp. setiap hari. Aerasi dipasang sebanyak 4 titik pada setiap hapa dan dilakukan pengukuran kualitas air setiap hari. Diakhir penelitian, dilakukan pengukuran panjang tubuh dan perhitungan mortalitas. Hasilnya juvenile teripang yang dipelihara mengalami pertumbuhan mutlak berkisar antara 1,98 – 2,1 cm dengan rata-rata pertumbuhan mutlak sebesar 2,03 cm. Mortalitas rata-rata yang diperoleh sebesar 53, 83 % dengan kisaran 53 % - 55 %. Berdasarkan pembahasan disimpulkan bahwa teknik ini dapat diterapkan dalam pendederan teripang pasir.