Kognitif, lansia, Kualitas Hidup PENGARUH FUNGSI KOGNITIF TERHADAP KUALITAS HIDUP LANSIA DI POSYANDU LANSIA SRIKANDI KELURAHAN GADINGKASRI KECAMATAN KLOJEN MALANG

2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 90-94
Author(s):  
Nanik Dwi Astutik

Abstrak Proses aging yang dialami oleh lanisa akan membawa beberapa perubahan di beberapa aspek seperti fisik, psikososial dan kapasitas intelektual lansia dimana hal ini sangat berhubungan erat dengan perubahan fungsi kognitif pada lansia. Fungsi kognitif yang baik diperlukan agar lansia dapat meningkatkan kualitas hidupnya terutama optimalisasi status fungsional, keadaan umum, pemulihan produktivitas, kreativitas, dan perasaan bahagianya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh fungsi kognitif terhadap kualitas hidup lansia. Penelitian ini menggunakan cross sectional design dengan melibatkan 66 responden lansia. Alat ukur yang digunakan adalah menggunakan penilaian Mini Mental State Examination (MMSE) dan World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) – Bref. Analisis data menggunakan Regresi Linier Sederhana. Hasil analisis menunjukkan nilai p=0.000 <0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh fungsi kognitif lansia terhadap kualitas hidup lansia. Adanya pengaruh ini disebabkan karena fungsi kognitif mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan aktifitas normal sehari- hari baik aktivitas fisik maupun aktivitas secara sosial .   Kata Kunci: Fungsi Kognitif, Kualitas Hidup, Lansia

2017 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 130-135 ◽  
Author(s):  
Walter Fernandes de Azevedo ◽  
Lígia Andrade da Silva Telles Mathias

ABSTRACT Objective To evaluate the quality of life of physicians and investigate to what extent it is affected by work addiction. Methods This is an exploratory, descriptive and cross-sectional study, conducted with 1,110 physicians. For data collection, we used a questionnaire with sociodemographic information, the World Health Organization Quality of Life BREF, and the Work Addiction Scale. Results Most physicians presented high quality of life. Female participants presented lower quality of life in the domains psychologic, environment and general (p<0.05). Quality of life was negatively correlated with the number of shifts (p<0.005). The higher the addiction to work, the lower the quality of life. Conclusion The research allowed understanding the implications of work addiction in the quality of life. Further studies are required to support the development of strategies that improve health conditions and quality of life of medical professionals.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 437-444
Author(s):  
Sri Nur Hartiningsih ◽  
Eka Oktavianto ◽  
Niken Setyaningrum

Penderita HIV makin meningkat dari tahun ke tahun, penyakit ini memperburuk keadaan fisik maupun psikososial bagi penderitanya sehingga dapat memperburuk kualitas hidupnya. Pada penderita HIV spiritualitas dianggap sebagai hal yang penting, karena dengan spiritualitas akan menurunkan rasa putus asa,  hidup lebih bermakna sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pada penderita HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup penderita HIV di Yayasan Victory Plus Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Total Sampling yaitu sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner spiritualitas SOI  (Spirituality Orientation Inventory) dan kualitas hidup WHOQOL-HIV BREF (The World Health Organization Quality Of Life). Analisis ini menggunakan uji Kendall Tau. Spiritualitas berhubungan dengan kualitas hidup penderita HIV . Spiritualitas berhubungan dengan kualitas hidup penderita HIV dengan hasil dari correlations sebesar 0,358 dengan nilai signifikan yaitu sebesar 0,000 (p value < 0,05).


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 128-140
Author(s):  
Indah Pratiwi ◽  
Haniarti ◽  
Herlina Muin

Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, asupan, frekuensi dan jenis makanan yang dikomsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL), Kualitas Hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi Kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan sosial, dan hubungan lingkungan.Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan adakah hubungan status gizi dengan kualitas hidup lansia di tinjau dari kesehatan fisik, kesehatan psikologis, kondisi sosial, kondisi lingkungan di Wilayah Kerja Puskesmas Madising Na Mario Kota Pare – Pare. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional study. Peneliti mengidentifikasi melalui obeservasional dengan menggunakan kuesioner pada sampel, dimana sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 orang. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square melalui SPSS Versi 24.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kesehatan fisik (0,009<0,05), tidak ada hubungan kesehatan psikologis (0,450>0,05), ada hubungan kondisi sosial (0,014<0,05), tidak hubungan kondisi lingkungan (0,241>0,05) dengan status gizi lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Madising Na Mario Kota Parepare


This research is aimed to examine the quality of students’ life during the COVID-19 pandemic. In other words, we want to explore how much spiritual wisdom the students possess which enables them to successfully face the catastrophe. To measure the quality of student life, WHOQoL-BREF questionnaire which is short questionnaire consists of 26 items version of World Health Organization Quality of Life assessment (WHOQoL-100), with some amendments, will be employed. The scope of this cross-sectional study is confined to students who are taking university courses in semester 2, 2019/2020, with the total of 160 samples. This research is considered important because spirituality not only allows humans to respond appropriately in a specific circumstance or scenario, but also to analyze why they are in that state, and how they can adapt, accept and adjust to the situation. Spirituality is the intelligence of the soul, the wisdom with which we can heal ourselves and make ourselves whole, full of sense, intent and value, particularly in times of pandemic, adversity and uncertainty like COVID-19 in relation to the link between superpower, oneself, others and nature


2018 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 84-93
Author(s):  
Deddy Sepadha Putra Sagala ◽  
Sri Marliana Pasaribu

Gagal ginjal kronis merupakan suatu penyakit ginjal tahap akhir yang mengakibatkan gangguan fungsi ginjal yang bersifat irreversible dan menahun sehingga terjadinya penurunan kemampuan fungsi tubuh untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien gagal ginjal kronis akan mengalami kehilangan fungsi ginjal sampai 90% atau lebih, sehingga kemampuan tubuh untuk mempertahankan cairan dan elektorilit terganggu, sekresi menjadi tidak adequat dan fungsi hormonal terganggu sehingga mengakibatkan sindrom uremia atau azotemi (Rendy & Margareth, 2012 ; Parson, Toffelmire  & Valack, 2006).Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan desain korelasional dengan jenis rancangan penelitian cross sectional. Dimana jumlah populasi sebanyak 98 responden, metodepengambilan sampel probability sampling tehnik accidental sampling sampel, besar sampel ditetapkan menggunakan rumus slovin didapati responden penelitian ini sebanyak 79penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSU Imelda Medan Tahun 2018.Pengumpulan data menggunakan Instrumen kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF) dan Instrumen pengumpulan data strategi koping menggunakan kuesioner WCQ (Ways of Coping Questionare).Pengolahan data menggunakan analisa data univariat dan bivariatmenggunakan uji statistik parametrik yaitu uji pearson corelation (pearson product moment)  dengan p < 0.05, didapati hasil penelitian menunjukkan nilai probabilitas (p) untuk strategi koping = 0,000, yang berarti ada hubungan secara signifikan dengan kualitas hidup (p<0.05). Hasil analisis diperoleh nilai correlation coefficient (r) = 0,733, menunjukkan hubungan yang kuat dan berpola positif artinya semakin tinggi penggunaan strategi Problem Focused Coping (PFC) maka kualitas hidup yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa semakin baik, Sedangkan hasil analisis diperoleh nilai correlation coefficient (r) = -0,419, menunjukkan hubungan yang sedang dan berpola negatif artinya semakin rendah penggunaan strategi Emotion Focused Coping (EFC) maka kualitas hidup yang dimiliki pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa semakin baik.


2019 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 126
Author(s):  
PATRICIA ADELIA DATON ◽  
HERLINA UINARNI ◽  
SATYA JOEWANA

<p><strong>Latar Belakang</strong>: Insomnia masih merupakan masalah kesehatan yang mendunia. Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan tidur yang berhubungan dengan onset tidur, kemampuan mempertahankan tidur, durasi, dan kualitas tidur. Insomnia dapat menyebabkan disfungsi aktivitas di siang hari, yang dapat berdampak buruk pada kualitas hidup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara insomnia dengan kualitas hidup pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.</p><p><strong>Metode</strong>: Penelitian ini dilakukan dengan metode <em>cross-sectional</em>yang dilakukan pada 107 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian <em>Insomnia Severity Index</em>(ISI) untuk menilai tingkat insomnia, dan kuesioner<em>World Health Organization Quality of Life - BREF</em>(WHOQOL-BREF) untuk menilai kualitas hidup.</p><p><strong>Hasil</strong>: Dari data yang dikumpulkan, ditemukan sebanyak 65 responden (60,75%) memiliki insomnia. Gambaran kualitas hidup buruk didapatkan pada responden dengan insomnia yaitu sebanyak (49,2%) pada domain fisik, sebanyak (63,1%) pada domain psikologis, sebanyak (63,1%) pada domain hubungan sosial, dan sebanyak (43,1%) pada domain lingkungan. Hasil p yang didapat dari analisa adalah 0,000 untuk domain fisik, 0,000 untuk domain psikologis, 0,022 untuk domain hubungan sosial, dan 0,010 untuk domain lingkungan.</p><p><strong>Kesimpulan</strong>: Terdapat hubungan antara insomnia dengan kualitas hidup pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta.</p>


2013 ◽  
Vol 61 (1) ◽  
pp. 17-26 ◽  
Author(s):  
Katrin Leenen ◽  
Michael Rufer ◽  
Hanspeter Moergeli ◽  
Hans-Jörgen Grabe ◽  
Josef Jenewein ◽  
...  

Aus Untersuchungen in der Normalbevölkerung ist bekannt, dass Menschen mit erhöhten Alexithymiewerten eine verminderte Lebensqualität (LQ) aufweisen. Für Patienten mit psychischen Störungen wurde dieser Zusammenhang jedoch kaum untersucht. Ziel dieser Studie war es, den möglichen Zusammenhang zwischen alexithymen Patientenmerkmalen und der LQ bei Patienten mit Angststörungen zu überprüfen. Bei 79 ambulanten Patienten mit Angststörungen wurden alexithyme Charakteristika mit der Toronto Alexithymia Scale (TAS-20), die LQ mit der Kurzversion des World Health Organization Quality of Life Questionnaire 100 (WHOQOL-BREF) erfasst. Darüber hinaus fand eine Erhebung der psychischen Symptombelastung (SCL-90-R) und depressiven Symptomatik (MADRS) statt. Mittels hierarchischer Regressionsanalysen wurde der Zusammenhang zwischen der alexithymen Charakteristika und den unterschiedlichen LQ-Domänen berechnet. Die Patienten zeigten eine im Vergleich zur Normalbevölkerung deutlich verminderte LQ. Als Hauptergebnis fand sich, auch nach Kontrolle von Depression, Ängstlichkeit und Geschlecht, ein signifikanter Zusammenhang zwischen den beiden TAS-20 Subskalen Schwierigkeiten, Gefühle zu identifizieren und zu beschreiben und vor allem der psychischen LQ. Unsere Ergebnisse sprechen dafür, bei der Diagnostik und Therapieplanung von Patienten mit Angststörungen alexithyme Merkmale einzubeziehen. Im Falle von ausgeprägten alexithymen Merkmalen sollten psychotherapeutische Interventionen zur Verbesserung der Schwierigkeiten Gefühle wahrzunehmen und zu kommunizieren in Betracht gezogen werden.


CoDAS ◽  
2017 ◽  
Vol 29 (5) ◽  
Author(s):  
Camila Zorzetto Carniel ◽  
Juliana Cristina Ferreira de Sousa ◽  
Carla Dias da Silva ◽  
Carla Aparecida de Urzedo Fortunato-Queiroz ◽  
Miguel Ângelo Hyppolito ◽  
...  

RESUMO Objetivo Avaliar, por meio de questionários padronizados, a qualidade de vida de idosos com deficiência auditiva diagnosticada que utilizam ou não a prótese auditiva (AASI) e de idosos sem queixa auditiva. Método Trata-se de um estudo transversal, com amostra não probabilística, distribuída em três grupos divididos da seguinte forma: 30 idosos com perda auditiva diagnosticada e com indicação para uso do aparelho de amplificação sonora individual (AASI), mas que ainda não faziam uso da prótese; 30 idosos com deficiência auditiva que usavam o AASI; e 30 idosos sem queixa auditiva. Os participantes completaram um questionário que investigava dados sociodemográficos e familiares, o Hearing Handicap Inventory for the Elderly Screening Version (HHIE-S) e o World Health Organization Quality of Life - versão breve (WHOQOL-Breve). Além das análises descritivas dos dados, foram realizados testes para comparação dos três grupos, aplicando-se a análise de variância (ANOVA) e o teste post hoc de Bonferroni. Resultados Os três grupos se diferenciaram significativamente em todos os domínios de qualidade de vida. O grupo de idosos com perda auditiva diagnosticada e com indicação para uso do AASI apresentou menores escores que o grupo de idosos com deficiência auditiva que usavam o AASI e que o grupo de referência. O grupo com AASI apresentou os melhores resultados de qualidade de vida. Conclusão A perda auditiva afeta a qualidade de vida do idoso. O uso efetivo da prótese auditiva é benéfico a esta população, melhorando suas condições de vida e saúde.


2012 ◽  
Vol 29 (2) ◽  
pp. 155-162 ◽  
Author(s):  
Michele Beckert ◽  
Tatiana Quarti Irigaray ◽  
Clarissa Marceli Trentini

A relação entre qualidade de vida e funções cognitivas em idosos tem sido pouco estudada. O objetivo deste estudo foi examinar a associação entre qualidade de vida, cognição e desempenho nas funções executivas de idosos. O estudo teve a participação de 88 idosos. Utilizou-se o método amostral de conveniência. Todos os participantes responderam sobre condições sociodemográficas, qualidade de vida (World Health Organization Quality of Life Group-Bref), funções cognitivas (Mini-Exame do Estado Mental e Instrumento de Avaliação Neuropsicológica Breve) e funções executivas (Teste Wisconsin de Classificação de Cartas). Os dados mostraram associações importantes entre os domínios de qualidade de vida Físico e Meio Ambiente e variáveis cognitivas, o que reforça a importância da cognição tanto na manutenção de cuidados físicos, quanto nas oportunidades de o idoso adquirir novas informações e habilidades no meio em que vive.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document