Hang Tuah Medical journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

84
(FIVE YEARS 58)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Hang Tuah

2598-4861, 1693-1238

2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 15-21
Author(s):  
Budhi Setiawan ◽  
Inggit Andhika ◽  
Ika Praningtias ◽  
Ernawati Ernawati ◽  
Herni Suprapti

Latar belakang genggaman tangan merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi status gizi dan juga kekuatan fisik. Uji  kekuatan genggam tangan merupakan salah satu penilaian yang dapat digunakan dengan mudah dan cepat dalam berbagai pelayanan kesehatan untuk memperoleh hasil yang akurat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara kekuatan genggam tangan dengan indikator antropometri dan komposisi lemak tubuh pada mahasiswa kedokteran. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan seratus empat puluh mahasiswa kedokteran dibagi menjadi dua kelompok. Analisis pada kelompok pertama (n=78) dilakukan pengukuran kekuatan gengam tangan beserta indeks masa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA). Sedangkan kelompok kedua (n=62) diukur kekuatan genggam tangan beserta komposisi tubuh (komposisi lemak dan air serta lean mass). Pengukuran status gisi dilakukan dengan menggunakan timbangan digital dan pengukur tinggi badan sedangkan pita Medline untuk lingkar lengan atas (LILA). Kekuatan genggam tangan diukur menggunakan hand grip dynamometer sedangkan komposisi tubuh dianalisis dengan handheld bio-impedance analysis (BIA). Hasil penilaian IMT, LILA, komposisi air dan lemak menunjukkan nilai yang lebih tinggi (p<0,05) pada pria kecuali lean mass. Korelasi ditunjukkan antara kekuatan genggam tangan dengan IMT (r=0,48; α<0,05), LILA (r=0,43; α<0,05), proporsi lemak (r=0,73; α<0,05), dan lean mass (r=-0,37; α<0,05). Kesimpulan mahasiswa pria memiliki nilai IMT, LILA, dan komposisi lemak tubuh yang lebih tinggi dibanding mahasiswa wanita. Kekuatan genggam tangan meningkat secara konsisten seiring dengan meningkatnya indeks masa tubuh (IMT), lingkar lengan atas (LILA), dan proporsi lemak tubuh, tetapi menunjukkan korelasi negatif dengan lean mass.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 41-53
Author(s):  
ALDY DION ◽  
MICHELLE CHRISTINA PRAYOGO ◽  
HINDRI MUFTI YUANA ◽  
HEBERT ADRIANTO

Aedes aegypti acts as a primary vector of the dengue virus which causes Indonesia to become a dengue-endemic country. Chemical and physical vector control methods to prevent the spread of DHF are considered less effective so that additional biological vector control is needed. The purpose of this paper is to examine the potential ability of catfish predation as Ae. aegypti vector controller. This paper was prepared by reviewing eight Indonesian research journals, eight international research journals, reports and regulations of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, the website of the World Health Organization (WHO), the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), the University of Florida Entomology and Nematology, and one textbook. The results showed that the predation ability of African sharptooth catfish (Clarias garipenus) was 80.3% greater on average than Cyprinus carpio, Ctenopharyngodon idella, and Oreochromis niloticus as well as the predation ability of Walking catfish (Clarias batrachus) with an average of 79.6%. larger than Anabas testudineus, Oreochromis niloticus, and Poecilia reticulata. Further experimental research to deepen scientific information on the predation ability of various catfish species against Ae. aegypti mosquito larvae are still needed. Cooperation between fields and communities is also needed to prevent the spread of dengue disease properly. Mosquito larvae eating fish belonging to catfish species, namely African sharptooth catfish (Clarias garipenus) and walking catfish (Clarias batrachus) have the potential to be a new biological vector controller because they have very high predation power compared to other mosquito larvae eating fish.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 54-76
Author(s):  
STEFANNY ANGELINE BUDIARTO ◽  
HERIN SETIANINGSIH ◽  
WAHYU PRASASTI MUTIADESI

Latar belakang : Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang penyebarannya melalui droplet. Penyebaran virus yang cepat dan kejadian yang terus meningkat pada covid-19 ini harus segera dihentikan dengan pencegahan dan penanganan yang spesifik. Masyarakat memiliki peran yang besar dalam pencegahan covid-19. Upaya pencegahan baik sangat membutuhkan peranan dari beberapa faktor seperti pengetahuan dan sikap. Tujuan : untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap masyarakat dengan upaya pencegahan terhadap covid-19 di Kelurahan Cakranegara Selatan, Kota Mataram. Metode : analitik observasional dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat berusia 18-40 tahun yang tinggal di kelurahan Cakranegara Selatan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 397 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuisioner daring yang telah dimodifikasi dan melewati uji validitas dan reliabilitas. Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearman dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian:  analisis univariat menunjukkan 87,4% mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik, 53,4% mayoritas responden memiliki sikap yang cukup dan 55,2% mayoritas responden memiliki upaya pencegahan yang buruk. Hasil analisis uji bivariat menggunakan uji korelasi Spearman antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan terhadap covid-19 didapatkan p value = 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan terhadap covid-19. Hasil uji korelasi antara sikap dengan upaya pencegahan terhadap covid-19 juga didapatkan p value = 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan upaya pencegahan covid-19. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dengan upaya pencegahan terhadap covid-19 di masyarakat kelurahan Cakranegara Selatan, Kota Mataram.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 77-85
Author(s):  
NOER KUMALA INDAHSARI ◽  
RIZKI AMALIA MEGA FITRIANI

Abstract: Background : Children or teenagers who are facing Broken homes in their master person directly or indirectly can have an impact on mental health disorders, namely stress, anxiety, and depression, which adversely affect children.  This condition can be said to be a trigger and can make the child moody, sad or long because both parents are divorced. The cause of broken homes is due to several factors, namely: the factor of divorced parents, ugliness, economic period, busy period, and the last is the period of education. Method: This study is a type of observational analytic research with the design of cross-sectional study research and the taking until this research using the method of probability sampling that is random, to find out the level of Broken Home aam this study using a questionnaire made by the research-based on various sources obtained and for stress, anxiety, and depression itself using the questionnaire Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42). Result : From the results of the following research can be drawn the doubt that a broken home does not significantly cause high school students in this study to experience stress and anxiety. However, it is known that it can cause depression in high school students in this study significantly. Conclusion: the broken home did not significantly cause high school students to experience stress and anxiety but it can cause depression in high school students is significantly


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 25-40
Author(s):  
SASTRA JENDRA HAYUNINGTYAS

Background: cervical cancer as the highest case in Indonesia in 2013, especially in the regions of East Java and Central Java. For the main cause itself is a persistent infection of the Human Papilloma Virus (HPV). However, there are also many factors that can be a risk such as age, parity, hormonal contraceptive use, and sexual activity. Because of the high incidence of cervical cancer in East Java, the purpose of this study was to determine the profile of cervical cancer events in Rumkital DR Ramelan Surabaya during the period January - December 2018. Method : descriptive study with a qualitative approach carried out at the Rumkital Oncology Clinic DR Ramelan surabaya during May - August 2019. The results showed that the majority of cervical cancer cases occur in women > 51 years old. Women with a history of parity ≥ 3 children have the highest percentage of 60%. The age group for first sexual intercourse has the same incidence both at age ≤ 20 years and > 20 years which is 50%. As many as 60% of women have a history of hormonal contraceptive use longer than 4 years. And the highest history of changing sexual partners occurred in those with only one sexual partner, which was 93.3%. Conclusions women aged > 51 years, have a history of parity ≥ 3 children, have sex at an early age ≤ 20 years, and use hormonal contraception ≥ 4 years, have a high risk of being cervical cancer.   Keywords: cervical cancer, age, parity, age at first sexual intercourse, duration of use of hormonal contraception, multiple sexual partners.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 132-158
Author(s):  
Windu Asmara Putra Arya Arya ◽  
Djati Widodo Edi Pratiknya ◽  
Nabil Bahasuan

Latar belakang : Penyakit kanker adalah jenis penyakit tidak menular yang merupakan beban dunia saat ini. Dalam mendukung pengobatan utama kanker, terapi oksigen hiperbarik dapat menjadi terapi adjuvan untuk kanker. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi oksigen hiperbarik sebagai adjuvan radioterapi dan kemoterapi pada sel kanker. Metode : Jenis penelitian ini adalah literature review. Jurnal yang dipakai dalam penelitian ini adalah jurnal internasional yang terindeks di Scimago atau jurnal nasional yang terindeks di Sinta yang dipublikasikan pada tahun 2016 hingga tahun 2021. Waktu penelitian berlangsung dari bulan April 2021 – September 2021. Lokasi penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Hasil : Pada hasil penelitian terdapat 11 studi dimana 10 diantaranya menyatakan adanya pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kemoterapi dan radioterapi pada sel kanker, sementara 1 studi menyatakan tidak ada pengaruhnya. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan, yaitu studi yang direview memiliki instumen, desain, serta dosis pemberian terapi oksigen hiperbarik yang berbeda-beda sehingga sulit untuk menyimpulkan hasil penelitian. Kesimpulan : 10 dari 11 studi pada penelitian ini menyatakan bahwa terapi oksigen hiperbarik memiliki berbagai pengaruh terhadap kemoterapi dan radioterapi pada sel kanker seperti peningkatan efikasi, sensitivitas, kerja, dan efek toksisitas dan inhibisi, serta peningkatan survival rate pada pasien kanker, sedangkan 1 studi lainnya menyatakan bahwa terapi oksigen hiperbarik tidak memiliki pengaruh apapun sebagai adjuvan terapi.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 119-131
Author(s):  
JOHAN AXEL PARIURY ◽  
JUAN PAUL CHRISTIAN HERMAN ◽  
TIFFANY REBECCA ◽  
ELVINA VERONICA ◽  
I GUSTI KAMASAN NYOMAN ARIJANA

Pendahuluan: Jerawat atau sering disebut juga acne vulgaris merupakan peradangan lapisan polisebaseus disertai penyumbatan bahan keratin akibat bakteri Propionibacterium acnes (P.acne). Prevalensi jerawat di Indonesia sebesar 80%-85% pada remaja. Kemunculan jerawat seringkali menimbulkan rasa minder akan penampilan kita. Obat jerawat yang ada dapat menimbulkan efek samping iritasi dan sudah mulai mengalami resistensi sehingga diperlukan alternatif obat lainnya. Produksi Jeruk Bali (Citrus maxima merr) di Indonesia mencapai 511 kg setiap tahunnya dengan berat kulit Jeruk Bali sejumlah 208 kg. Sebesar 50% kulit Jeruk Bali dibuang tanpa diolah kembali padahal memiliki banyak kandungan antioksidan dan  antibakteri. Tujuan: mengetahui potensi kulit Jeruk Bali sebagai alternatif antibakteri P.acne penyebab jerawat. Metode: Studi literatur menggunakan artikel penelitian maupun artikel tinjauan pustaka dari jurnal internasional dan nasional dalam 10  tahun terakhir. Diakses dari Pubmed, Garuda, NCBI, dan Google Scholar dengan mengetikan kata kunci. Digunakan 30 artikel terkait dalam  penulisan article review ini. Hasil: Antioksidan kulit Jeruk Bali  mengganggu metabolisme bakteri dengan menghambat kinerja enzim reverse transkriptase RNA,  topoisomerase DNA, transport aktif bakteri, mengganggu regulasi PH, mendenaturasi protein bakteri, merusak membran sel sehingga menghambat replikasi dan menimbulkan kematian bakteri  P.acne. Kesimpulan: Kulit Jeruk Bali berpotensi sebagai antibakteri P.acne penyebab jerawat. Perlu penelitian lebih lanjut terutama dalam konsentrasi ekstrak dan efek samping yang ditimbulkan.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 95-118
Author(s):  
OLIVIA HERLIANI

Latar belakang: Angka kejadian obesitas makin meningkat dari tahun ke tahun di seluruh dunia, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Resiko terjadinya obesitas pada anak semakin besar dengan keadaan pandemi yang menharuskan anak-anak mendapatkan pendidikan jarak jauh, membatasi interaksi dan menurunnya aktivitas fisik. Obesitas ini perlu menjadi perhatian khusus karena berkaitan dengan manifestasi klinis dan prognosis COVID-19. Tujuan: Meningkatkan kesadaran akan resiko kesehatan yang dihadapi anak-anak selama masa pandemi COVID-19, terutama resiko obesitas. Memberikan penjelasan bagaimana obesitas mempengaruhi manifestasi klinis dan prognosis infeksi SARS-CoV-2. Memicu dilakukannya langkah preventif untuk mencegah obesitas dan infeksi SARS-CoV-2 pada anak, juga perhatian khusus terhadap penatalaksanaan pasien COVID-19 dengan obesitas Metode: Mengumpulkan berbagai artikel terkait yang dipublikasikan, terutama sejak Maret 2020, penelusuran mengenai angka kejadian terkini, juga panduan/kebijakan yang dikeluarkan oleh organisasi kesehatan terkait dalam masalah ini. Hasil: Pandemi COVID-19 memperbesar resiko terjadinya obesitas pada anak karena perubahan gaya hidup, terutama yang berkaitan dengan aktifitas fisik dan pola makan. Obesitas dan keadaan nutrisi (sistim pencernaan) anak mempengaruhi sistim respirasi dan sistim imun, sehingga mempengaruhi suseptibilitas dan memperbesar resiko komplikasi COVID-19. Panduan penatalaksanaan obesitas dan COVID-19 pada anak telah tersedia, begitu juga dengan panduan tindakan preventif primer, sekunder dan tersier. Kesimpulan: Angka kejadian COVID-19 pada anak lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa, meski demikian resiko gangguan kesehatan anak pada masa pandemi COVID-19 ini tetap harus diperhatikan. Salah satunya adalah terjadinya obesitas yang dapat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh dan memperbesar resiko komplikasi COVID-19. Tindakan preventif, yang lebih diutamakan daripada kuratif, memerlukan partisipasi orang tua, keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar. Selain itu, juga perlu adanya perhatian khusus terhadap penatalaksanaan pasien COVID-19 dengan obesitas.


2021 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
I KETUT TIRKA NANDAKA

Personel militer mempunyai resiko yang tinggi menderita depresi karena sifat pekerjaan dan latihannya, perpisahan dengan keluarga, melaksanakan misi militer , berpindah-pindah tugas, penugasan di tempat yang sempit (kapal perang) dan terpapar dengan peristiwa maupun peralatan yang berbahaya. Pada penelitian oleh Al-Amri et al., di Arab Saudi dengan mengambil 357 sampel secara acak, didapatkan hasil prevalensi depresi sebesar 17,1% disuatu daerah operasi militer di Timur Tengah. PDSKJI (2017) melaporkan 3,7% dari populasi di Indonesia  menderita gangguan depresi. Studi ini merupakan case report  pre dan post test  design sebanyak 4 pasien prajurit angkatan laut yang sudah didiagnosis menderita gangguan depresi berat yang  akan mendapatkan terapi standar berupa antidepresan dan psikoterapi . Pertama-tama dilakukan assesment tingkat depresi dengan memakai BDI (Beck Depression Inventory) dan HDRS (Hamilton Depression Rating Scale). Terapi standar depresi diberikan terhadap kedua kelompok dan satu kelompok ditambah  terapi augmentasi TMS ,  power disesuaikan dengan RMT ( resting motoric threshold), protokol terapi  TMS dengan amplitudo 100%  figh frequency 18 Hz , 2 sec dengan interval inter train 20 sec , 55 dan 59  train  selama 20 menit  sebanyak 5 X seminggu  . Dari hasil studi ini, secara klinis seluruh pasien yang mendapat augmentasi  TMS menunjukkan hasil perbaikan klinis yang lebih  baik mulai minggu I terapi dengan penurunan skor BDI 15 poin dan HDRS 14 poin. Penurunan skore dengan selisih 6-8 poin pada skala BDI dan selisih 5-7 pada skala HDRS pada pasien yang mendapat terapi standar dibandingkan dengan yang mendapat terapi standar dan augmentasi TMS.  


2021 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 232
Author(s):  
NETI EKA JAYANTI ◽  
SITI RAUDAH ◽  
SUMIATI SUMIATI

<p><strong>Abstract</strong></p><p><strong> </strong></p><p><strong>Background:</strong> <em>Dayak</em> onion extract can be used as antioxidants in reducing lead toxicity. This study aims to prove the potential of <em>dayak</em> onion in inhibiting decrease of motility testicular spermatozoa of  mice induced by lead acetate.</p><p><strong>Method:</strong> This study was a laboratory experimental study using Posttest Only Control Group Design design. The experimental animals were 30 mice (Mus musculus), divided into 5 groups. The K0 group was a negative control group receiving a Na-CMC 0,5% for 38 days at 0.1 ml. Day 1-3 K1 positive control group received Na-CMC 0,5%, K2-K4 group received <em>dayak</em> onion extract, K2 of 30 mg/kgBW, K3 60 mg/kgBW, and K4 120 mg/kgBW dose. Day 4-38 K1 group received 0.1 ml lead acetate, K2-K4 received lead acetate of 0.1 ml + <em>dayak</em> onion extract, K2 of 30mg/kgBW, K3 60 mg/kgBW, and K4 120 mg/kgBW as much as 0.2 ml.</p><p><strong>Result:</strong> There is a significant differences in spermatozoa concentration between K0 group with K3, K1 with K3 and K4, K2 with K3. Spermatozoa motility progressive 3 between K0 with K1, K2, K3, K4, K1 with K2, K3, K4 showed significant differences, while Testicular MDA content between K0 with K1, K2, K3 and K4, K1 with K0 and K3 showed significant differences.</p><p><strong>Conclusion</strong><strong>:</strong>  <em>Dayak</em> onion extract inhibit the decrease in spermatozoa concentration, inhibit the decrease in spermatozoa motility, and decrease testicular MDA level  in mice induced with lead acetate.</p><p> </p><p> </p><p><strong>Keyword</strong> : lead acetate,  <em>dayak</em> onion extract,  spermatozoa motility</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document