Today, the curing process off chili still generally applies natural drying or directly drying in the sun. This would obviously depend on weather conditions and could only be done in the morning until daylight. Therefore, it would require an ingenious dryer to be an alternative when natural dryer cannot be done.in the research, it designed a chili dryer with heat sources of heater from tubular heater. where the electric energy source of the tubular heater element heat is generater from the conversion of energy to a device called solar cells and stored into batteries. The method used was literature studies in which collections where conducted and analyzed a sense of relevant literature with thesis. Then design accordingly and tool making and direct research. This design was a beam made of plywood as the dryer room and inside was try and furnished with a digital thermostat as an automatic temperature regulator while disconnecting an connecting the flow of electric current to the tubular heater.the test wa divided into five different kinds by three test without load and two tests with a load chili. The test without load includes testing the maximum temperatur, the ability of the battery without charging and with a solar cell charger using temperature limit of 100 chelcious degrees, then the testing with a load 1 kg of chili and 6 kg of chili. The test result of this device can evaporate the highest water content of chili by an average of 78,2% for 1 kg of chili, and in the 6 kg of chili the waterr content can be reduced by 41,7% of whith a testing time 8 hoursDewasa ini, proses pengeringan cabai umumnya masih menerapkan pengeringan alami atau menjemur langsung di bawah sinar matahari. Tentunya cara ini sangat bergantung dengan kondisi cuaca dan hanya bisa dilakukan pada pagi hingga siang hari. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang mampu menjadi alat alternatif apabila pengeringan alami tidak dapat dilakukan. Pada penelitian ini dirancang sebuah alat pengering cabai dengan sumber panas dari elemen pemanas listrik tubular heater. Dimana sumber energi listrik elemen pemanas tubular heater dihasilkan dari konversi energi sebuah alat yang bernama sel surya dan disimpan ke dalam baterai. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dimana dilakukan pengumpulkan data dan menganalisa suatu pengertian dari literatur-literatur yang relevan dengan skripsi. Kemudian membuat desain yang sesuai dan membuat alat serta melakukan penelitian secara langsung. Alat ini berbentuk balok terbuat dari triplek sebagai ruang pengering dan di dalamnya terdapat tray dan dilengkapi thermostat digital sebagai pengatur suhu otomatis sekaligus memutuskan dan menyambungkan aliran arus listrik pada tubular heater. Pengujian dibagi menjadi 5 jenis pengujian dengan 3 pengujian tanpa beban dan 2 pengujian dengan beban cabai. Pengujian tanpa beban meliputi pengujian suhu maksimal, kemampuan baterai tanpa pengecasan dan dengan pengecasa sel surya menggunakan batas suhu 100ºC, kemudian pengujian dengan beban cabai 1 kg dan 6 kg. Hasil pengujian alat ini mampu menguapkan kadar air cabai tertinggi sebesar 78,2% pada pengujian 1 kg, dan pada pengujian 6 kg kadar air mampu dikurangi sebesar 41,7% selama 8 jam.