mud transport
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

44
(FIVE YEARS 3)

H-INDEX

10
(FIVE YEARS 1)

2020 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 353-368
Author(s):  
Aditya Pamungkas ◽  
Semeidi Husrin

Pulau Bangka merupakan penambangan timah lepas pantai terbesar di Indonesia yang dilakukan oleh perusahan dan masyarakat, baik legal maupun ilegal. Hal ini menjadi mengkhawatirkan terutama akan dampaknya terhadap peningkatan sedimentasi, seperti wilayah Teluk Kelabat yang direncanakan menjadi kawasan konservasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi hidro-oseanografi dan sebaran Total Suspended Solid (TSS) akibat penambangan timah di perairan Bangka terutama di Teluk Kelabat. Metode yang digunakan adalah analisis pemodelan numerik dengan menggunakan software MIKE21 untuk memperoleh data hidro-oseanografi dan model sebaran TSS dengan sumber TSS dari tiap-tiap lokasi Izin Usaha Pertambangan (IUP) melalui modul Flow Model Flexibel Mesh (FM) dan Mud Transport (MT). Verifikasi hasil model diperoleh korelasi sebesar 0,9435 dengan Root Mean Squared Error (RMSE) sebesar 0,1611 untuk pasang-surut. Tailing penambangan timah lepas pantai akan menyebabkan tingginya sebaran TSS di perairan Bangka, terutama aktivitas penambangan di perairan yang dangkal (<10 m) dan dekat pesisir (<2 mil). Sebaran TSS di perairan Bangka akan dominan terbawa ke arah Selat Bangka. Pada Teluk Kelabat, TSS bernilai sekitar 0-25 mg/L dan menyebar ke seluruh wilayah yang dapat mencapai radius sekitar 16 mil. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi stakeholder seperti penyusunan Rencana Zonasi Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) di Bangka Belitung.


Author(s):  
Cheng He ◽  
Padala Chittibabu ◽  
Matthew Graham

a three-dimensional hydrodynamic and mud transport modelling system MIKE 3-FM is used to study the flow circulation and the sediment plume fate in the Randle Reef (RR) area of Hamilton Harbour.It was found that the simulated plume extents can be very sensitive to transport model mesh resolution because of the additional numerical advection induced in the calculations. Detailed discussion of this particular issue has not been observed in other publications.The results of the simulation provide useful information for remediation project managers to plan and guide the environmental monitoring of dredging operations. In addition, the methodology used in this study can be adapted to other dredging projects.


2019 ◽  
Vol 9 (8) ◽  
pp. 1703 ◽  
Author(s):  
Doan Quang Tri ◽  
Jaya Kandasamy ◽  
Nguyen Cao Don

The dumping of dredge materials often raises concerns about the release of pollutants to the marine environment. Wind data from the Global Forecast System (GFS) model was used to simulate the wind-wave propagation from offshore in a two-dimensional (2D) model during September and October 2016. The calibration and validation of the 2D model showed a high conformity in both the phases and amplitude between the observed and simulated data. The 2D mud transport simulation results of three scenarios showed that the concentration of suspended material in the third scenario tested (scenario 3) was greater than 0.004 kg/m3 in the low tide, spreading to a 9 km2 area, and in the high tide, the concentration was 0.004 kg/m3 in a 6 km2 area. Finally, the results of 2D particle tracking (PT) showed changes in the seabed due to the concentration of dredged material, and its dump (approximately 180 days) increased from 0.08 m to 0.16 m in 2.85 ha. In scenario 3, the element block moved quite far—approximately 2.9 km—from the dredge position. Therefore, the simulation results were qualified, as the dredging position situated far from the sea is significantly affected by the direction and velocity of wave-wind in the dredging position.


Author(s):  
YASUYUKI NAKAGAWA ◽  
KAZUO NADAOKA ◽  
HIROSHI YAGI ◽  
YASUO NIHEI ◽  
HIROSHI UCHIKAWA

2014 ◽  
Vol 28 (2) ◽  
pp. 227-238 ◽  
Author(s):  
Chun-rong Liu ◽  
Bo Wu ◽  
Ao-de Huhe

2013 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 55-62
Author(s):  
Yeeri Badrun ◽  
Amin Ridhoni

Simulasi hidrodinamika aliran dan sedimen menggunakan modul yang terdapat dalam perangkat lunak MIKE21, yaitu Hydrodinamika Modul dan Mud Transport Modul. Model hidrodinamika tersebut merupakan model dengan metode elemen hingga dua dimensi horisontal dan rerata kedalaman. Dengan model numeris ini dapat diprediksi pola aliran, elevasi muka air dan komponen kecepatan horisontal baik pada kondisi aliran permanen (steady flow) maupun aliran tak permanen (unsteady flow) serta sedimentasi. Di dalam simulasi sebaran sedimen di muara Sungai Siak, dilakukan dalam 3 skenario input konsentrasi yaitu: skenario 1 dengan input konsentrasi 0,1 kg/ m3, skenario 2 dengan input konsentrasi 0,5 kg/ m3 dan skenario 3 dengan input konsentrasi 1 kg/ m3. Hasil simulasi pola arus disajikan dalam bentuk vektor dan kontur kecepatan serta dalam bentuk grafik. Secara visual kecepatan yang terjadi akibat terjadinya pasang surut adalah pada saat surut kecepatannya berkisar antara 0,20 m/detik sampai 0,34 m/detik dan saat pasang berkisar antara 0,01 m/detik sampai 0,02 m/detik. Pada saat pasang sebaran sedimen suspensi akan mengarah ke selatan dan pada saat surut sebaran sedimen suspensi cenderung ke arah utara. Perubahan elevasi dasar sungai akan meningkat secara signifikan dengan bertambahnya konsentrasi sedimen. Perubahan sangat terlihat jelas dari input konsentrasi 0,5 kg/ m3 ke 1 kg/m3 yaitu dari 0,036 cm/tahun menjadi 0,9 cm/tahun. Sedangkan pada dasar laut belum mengalami perubahan elevasi dasar karena konsentrasi sedimen terdifusi secara merata ke segala penjuru.


2012 ◽  
Vol 138 (2) ◽  
pp. 172-180 ◽  
Author(s):  
F. Yamada ◽  
N. Kobayashi ◽  
Y. Shirakawa ◽  
Y. Watabe ◽  
S. Sassa ◽  
...  

2011 ◽  
Vol 31 (10) ◽  
pp. S165-S181 ◽  
Author(s):  
Thijs van Kessel ◽  
Joris Vanlede ◽  
Johan de Kok

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document