Abdi Seni
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

20
(FIVE YEARS 20)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Surakarta

2723-2468, 2087-1759

Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 45-52
Author(s):  
Teti Darlenis ◽  
Iwan Budi Santoso

Bangsa Indonesia dengan beragam kekayaan seni dan budaya yang ditemukan di berbagai pulau dari Sabang hingga Merauke adalah aset nasional yang luar biasa. Inilah identitas masing-masing daerah yang merupakan bagian dari Bangsa Indonesia. Stabilitas identitas daerah di Indonesia  dibutuhkan untuk menangkal derasnya arus budaya asing di era globalisasi yang terkadang memiliki bagian-bagian yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Kegiatan Pengabdian Masyarakat adalah bagian dari cara untuk memperkuat identitas nasional di masyarakat.Musik dan tarian adalah bagian dari seni yang memiliki peran yang penting dalam pengembangan karakter kehidupan masyarakat. Keduanya adalah  bentuk kekayaan budaya. Karawitan dan tarian yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah kekayaan yang beragam, dan ada yang sesuai dengan budaya masyarakatnya. Untuk memperkuat dan menerapkan perlawanan terhadap derasnya budaya asing, peran Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pelatihan musik dalam tari gaya Minang untuk masyarakat Jawa adalah kegiatan positif. Manfaat kegiatan Pengabdian Masyarakat pada akhirnya mampu mendominasi dan memperkaya kosakata seni antar daerah. Dengan demikian akan berdampak pada pengalaman dan pengetahuan masyarakat lain untuk belajar tentang budaya bangsa. Kata kunci : musik, tarian, budaya, identitas.



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 33-44
Author(s):  
Slamet Slamet
Keyword(s):  

Margowati adalah sebuah desa di Kabupaten Temanggung. Desa ini memiliki potensi sebagai desa wisata, di sini terdapat situs-situs seperti tempat pengembangbiakan kuda di dusun Kapalan yang ditandai dengan jejak kaki seekor kuda (situs). Temuan ini juga terkait dengan nama desa yang disebut Kapalan, yang merupakan nama lain untuk kuda. Sebagian besar komunitas dusun Kapalan membuat kerajinan tangan yang terkait dengan kuda, seperti kepang. Kesenian yang populer adalah Jaranan, yang biasa disebut dengan Kuda Lumping. Pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Margowati merupakan tindak lanjut dari penelitian tentang identitas Kabupaten Temanggung yaitu tari Jaranan. Pengabdian masyarakat dalam bentuk pelatihan serta sosialisasi Margowati sebagai ikon dan penentuan warisan budaya. Pelatihan dilakukan di kelompok Krido Turonggo di desa Margowati. Pemilihan mitra dalam kaitannya dengan grup ini digunakan sebagai model dengan pertimbangan bahwa grup ini adalah kelompok yang telah banyak melahirkan penari handal. Masalah yang harus dipecahkan adalah ; 1) Bagaimana melakukan pendampingan terhadap model jaranan Temanggung yang digunakan sebagai ikon ?, 2) Bagaimana melakukan pedampingan terhadap pengusulan Penetapan Warisan Budaya Tak Benda pada jaranan Margowati ?, dan 3) Bagaimana melakukan pelatihan terhadap hasil model jaranan Temanggung sebagai ikon ? Sasaran luaran dari kegiatan ini adalah jurnal Nasional, Dokumentasi Video, Model Jaranan Temanggung, dan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual dan Warisan Budaya Tak Benda. Fase implementasi dengan mitra yang disepakati adalah pembuatan model Temanggung Temanan yang telah didahului oleh penelitian, dan proposal untuk pengajuan objek warisan budaya.Kata kunci :  pelatihan, Warisan Budaya Tak Benda, jaranan. 



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 63-74
Author(s):  
Nur Rahmat Ardi Candra D.A.

Desa Wisata dalam konteks Wisata pedesaan tersebut dapat disebut sebagai aset kepariwisataan yang berbasis pada potensi pedesaan dengan segala keunikan dan daya tariknya yang dapat diberdayakan dan dikembangkan sebagai produk wisata untuk menarik kunjungan wisatawan ke lokasi desa tersebut. Sebagai sebuah pengembangan destinasi wisata mandiri, masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Thinthir ini memiliki permasalahan yang mendasar yaitu masih minimnya dukungan dari eksternal seperti halnya dari pemerintah daerah. Semua kegiatan yang diadakan berasal dari inspirasi warga masyarakat setempat, tata kelola, manajemen, publikasi, promosi, dan pemasaran belum tergarap dengan baik. Pemberdayaan masyarakat sekitar desa wisata merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan sebuah desa wisata. Pengembangan wisata sebagai pengejawantahan dari konsep pariwisata inti rakyat mengandung arti bahwa masyarakat desa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dalam perencanaan sekaligus strategi pengembangan pariwisata di daerahnya. Luaran dari pelatihan ini akan menyampaikan dan memberikan beberapa materi (modul) yang terkait dengan dasar-dasar produksi audio visual khususnya tentang naskah video pendek, penataan videografi dan fotografi yang unik dan menarik seputar keberadaan spot – spot desa wisata di daerah desa Anggrasmanis, kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Terakhir, nantinya juga akan dihasilkan artikel ilmiah yang terkait denganKata kunci: Pelatihan Foto-Video, Promosi, Potensi Wisata, Kampung Thinthir



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1-20
Author(s):  
Darno Darno ◽  
Muriah Budiarti

AbstrakProgram Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran praktek berbasis kompetensi yang berorientasi produktif dalam pembelajaran praktek bagi para guru seni di daerah. Ada dua target capaian pada program ini adalah meningkatkan kemampuan praktek musik tradisi bagi para guru seni, dan memahamkan prinsip-prinsip dasar penyusunan karya musik baru dari sumber musik daerah. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi guru yang berorientasi produktif; (2) model pembelajaran tersebut efektif dapat meningkatkan kemampuan guru pada pembelajaran praktek; (3) model pembelajaran tersebut dapat menciptakan iklim belajar yang memposisikan peserta didik sebagai centre learning dengan segala aktivitas yang dilakukannya. Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, partisipasi, dan diskusi. Metode ini mendorong dan membangkitkan keberanian belajar dan bekerja yang didasari komitmen yang tinggi dan berdisiplin, meningkatkan kecepatan belajar, motivasi belajar, semangat belajar, kerja sama kelompok, kreatifitas, dan inovasi. Kata kunci : pembelajaran praktek, reaktualisasi, penyusunan musik inovasi tradisi.AbstractThis Community Service Program (PKM) aims to develop competency-based practice learning models that are productively oriented in practical learning for art teachers in the regions. There are two targets in this program to improve the ability to practice traditional music for art teachers, and to understand the basic principles of composing new music from local music sources. The results of this activity show that (1) the learning model can improve the competency of teachers who are productive-oriented; (2) the learning model can effectively improve the ability of teachers in practical learning; (3) the learning model can create a learning climate that positions students as learning centers with all the activities they do. The methods used are lectures, demonstrations, participation, and discussion. This method encourages and inspires courage to learn and work based on high commitment and discipline, increase the speed of learning, motivation to learn, enthusiasm for learning, group cooperation, creativity, and innovation.Keywords: practical learning, re-actualization, compilation of musical innovations in tradition



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 53-62
Author(s):  
Putri Sekar Hapsari ◽  
Siti Badriyah ◽  
Tri Prasetyo Utomo

This community service activity aims to improve children's kinesthetic intelligence and to introduce local cultural arts to children from an early age, by taking partnersin two state primary schools in Serengan district at the age of 7-12 years.The reason for taking samples at this age is because children of that age have entered a concrete operational stage, where children have the ability to group,arrange and connect / count numbers or numbers. The training that will be carried out is to provide provision of batik practice learning with jumputan techniques to increase children's experience, knowledge and creativity, especially in the areaof handicraft skills. Children aged 7-12 years tend to have a high level of activity, so this activity if directed properly will be able to increase the kinestheticintelligence it has. There are limitations to the lack of class hours to learnvarious skills, especially batik because it is incorporated into SBDP subjects. The absence of optimizing the kinesthetic intelligence in the batik making field and the lack of insight and knowledge of teachers about the practice of makingbatik. Based on these findings, training needs to be held, one of them is the practice of batik making to optimize the potential of kinesthetic intelligence. So that children can be trained which later can bring up student creativity.Besides that, children have more insight and understanding of local culturalarts by producing a product that can be efficient. This activity is planned fora period of six months, planned activities in the form of: counseling about batikas a legacy of local cultural arts, training in pattern making / design, practice ofusing practical and appropriate tools, coloring practices, then training in developing batik patterns / designs that in the market right now. Keyword : Develop kinesthetic intelligence, batik jumputan, elementary school



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 75-83
Author(s):  
Slamet Riyadi

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini tujuan utamanya adalah memantapkan kehidupan karawitan Jawa di masyarakat. Selain tujuan utama tersebut, sebagai dampak pengiring yang diharapkan adalah terbangunnya karakter anak didik yang utama, yaitu memiliki mental tangguh, kompetitif, beraklak mulia, bermoral, toleran, bergotong royong, dan berjiwa patriotik sejati. Permasalahan utamanya adalah upaya menghidupkan kembali aktivitas karawitan di SDN Sugihan 01, Sukoharjo dengan kondisi murid yang mulai dari titik nol sedangkan untuk kelompok Karawitan Marsudi Budaya perlu peningkatan kualitas setiap pemain gamelannya mulai dari kendang ciblon, imbal dan bonangan; peningkatan keterampilan para pemain instrumen balungan, dan para pemain vokal untuk menyuarakan nada-nada tinggi, serta keluasan repertoar gending. Adapun metode dukungnya adalah partisipatif, ceramah, diskusi, dan drill. Penerapan dari metode-metode tersebut bersifat fleksibel, artinya mempertimbangkan kondisi pada saat berlangsungnya suatu kegiatan. Kedua kelompok tersebut setelah dilakukan pendampingan dan pembinaan, menjadi lebih percaya diri untuk melakukan pertunjukan di depan public. Hal ini terbukti beberapa kali melakukan pementasan untuk publik. Selain itu kemampuan teknis dalam setiap anggotanya telah meningkat dan lebih berkualitas.Kata kunci: Pemantapan, Jati diri Bangsa, Pelatihan Karawitan



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 21-32
Author(s):  
Muhammad Hendra Himawan ◽  
Albertus Rusputranto Ponco Anggoro ◽  
Satriana Didik Isnanta
Keyword(s):  

Penelitian PPM Tematik Kelompok ini merupakan program pemberdayaan warga kampung di bantaran kali Boro. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mem-branding kampung Bantaran Kali Boro, sebagai bagian dari Kampung Kreatif. Yang dilakukan dengan melalui serangkaian kegiatan untuk mengetahui sejauh mana kreativitas warga kampung di bantaran Kali Boro dalam mengelola lingkungan sekitar dan bagaimana kreativitas tersebut dikembangkan demi tercapainya sebuah kampung kretif dan mandiri dalam mengelola lingkungan dengan kreativitas seni. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya branding kampung ini diantaranya adalah 1.Workshop Merchandising berciri khas Kampung Joyoraharjan berupa : workshop cetak cetak reproduksi (patung miniature) serta workshop grafis dan  sablonase. Workshop akan diberikan pada pemuda karang taruna kampung Joyoraharjan. 2. Workshop Batik Jumput dan Shibori, sebagai produk khas kampung Joyoraharjan. Workshop akan di berikan pada ibu-ibu dan remaja putri kampung Joyoraharjan. 3. Workshop Desain Product dan Kemasan (Packaging) untuk potensi kuliner warga kampung Joyoraharjan, sebagai bentuk inisiasi produk unggulan UMKM di Kampung Joyoraharjan. 4.Workshop Digital Marketing untuk publikasi potensi kesenian warga Kampung Kreatif Joyoraharjan. 5. Workshop Mural Sejarah Kampung bersama Anak-anak kecil 6. Penyelenggaraan Mini Festival Kampung -Kampung Kreatif Joyoraharjan, sebagai bagian dari event promosi dan branding kampung kreatif di Kota Surakarta. Kata Kunci :Pemberdayaan warga, kampung, Bantaran Kali Boro, Seni Rupa



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 84-92
Author(s):  
Sutriyanto Sutriyanto ◽  
Muhammad Arif Jati Purnomo ◽  
Rd. Ernasthan Budi Prasetya

Limbah jerami merupakan salah satu material yang sangat melimpah didaerah pedesaan, terutama di daerah yang menjadikan tanaman padi menjadi tanaman pokok dalam bercocok tanam. Di daerah pertanian yang subur dengan sistim irigasi yang lancar sepanjang tahun, mereka mampu panen padi tiga kali selama satu tahun, artinya tiap tiga bulan mereka panen. Jerami adalah batang padi sisa dari panen yang dibiarkan tidak dimanfaatkan selain sebagai makanan ternak atau sebagai media untuk tumbuh jamur merang. Berangkat dari latar belakang tersebut maka timbul satu permasalahan untuk mengangkat material sisa hasil panen padi yang melimpah tiap tahun ini menjadi lebih bernilai guna, baik secara material maupun fungsional. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan atau pengetahuan kepada masyarakat tentang alternative pemanfaatan limbah jerami untuk souvenir yang lebih bernilai ekonomi. Metode yang digunakan menggunakan metode pelatihan dan pendampingan sampai menghasilkan produk yang layak jual. Hasil dari kegiatan ini berupa prototype atau model souvenir yang artistic yang memiliki nilai jual yang lebih.Kata kunci: Limbah, Jerami, Souvenir



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 110-119
Author(s):  
Sri Wuryani

AbstrakDesa Campursari salah satu desa di Kecamatan Bulu, Temanggung  Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, Desa Campursari terletak di kaki gunung Sumbing pada ketinggian 1.040 m dpl, berjarak 1 km dari ibukota Kecamatan Bulu dan 9 km dari Ibukota Kabupaten. Desa Campursari terbagi atas lahan sawah dan bukan sawah.Lahan sawah dipergunakan ladang/tegalan/huma, perkebunan rakyat dan lain-lain.Letak desa sedemikian memberikan sumber daya alam yang berlimpah.Hasil perkebunan merupakan  penunjang  ekonomi  warga,  diantaranya  perkebunan  tembakau  yang  menjadi primadona.Kesibukan warga pada masa panen tembakau, antara bulan Juli, Agustus dan September.Diluar bulan-bulan tersebut banyak waktu luang, terutama bagi ibu-ibu. Mengisi waktu luang inilah mereka ingin mengisi dengan  menambah pengetahuan tentang batik yang selama ini sudah dirintis di dusun Dalangan Desa Campursari,  Kegiatan tersebut diwadahi dalam kelompok yang diberi nama Batik Plengkung. Permasalahan kelompok batik plengkung kualitas  kain batik yang kurang baik warna tidak rata dan proses pewarnaan yang kurang praktis. Tujuan pelatihan menambah ketrampilan dan wawasan tentang batik, memberikan motivasi untuk lebih mencintai batik kepada warga desa Campursari, terutama peserta pelatihan. Hasil pelatihan diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi dan kualitasnya, memunculkan perajin-peraji baru sebagai pencipta lapangan pekerjaan, dan  kesejahteraan warga meningkat. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dan pendampingan tentang teknik mewarna dengan bahan warna sintetis. Hasil pelatihan, peserta akanbertambah pengetahuannya tentang jenis bahan pewarna sintetis dan teknik penggunaannya, karya hasil pelatihan.Kata kunci: pelatihan, batik plengkung, warna sintetis. AbstractCampursari  is  one  of  the  villages  in  Bulu  District,  Temanggung,  Central  Java  Province. Geographically, Campursari Village is located at the foot of Mountain Sumbing at an altitude of 1,040 m above sea level, located 1 km from the capital of Bulu District and 9 km from the Capital District. Campursari village is composed  into paddy fields and not paddy fields. Paddy fields are used as fields / dry fields / huma, community plantations and others. The location of such villages provides abundant natural resources. The results of plantations are economic support for residents, including  tobacco  plantations  that  are  excellent.  Residents  are  busy  at  the  time  of  the  tobacco harvest,  between  July, August  and  September.  Outside these  months  there  is  plenty of  free  time, especially for mothers. This free time they want to fill by adding knowledge about batik that had been pioneered in the Dalangan hamlet in Campursari village, the activity was accommodated in a group named Batik Plengkung. The problem with the Plengkung batik group is that the quality of batik cloth is not good, the colors are uneven and the coloring process is not practical. The aim of the training is to add skills and insights about batik, to provide motivation to love batik more to Campursari villagers, especially the trainees. The results of the training are expected to increase the amount of production and quality, bring new craftsmen as job creators, and improve the welfare of citizens. The method used in this activity is training and mentoring on coloring techniques with synthetic  color materials.  The  results  of the  training,  participants  will increase  their  knowledge about the types of synthetic dyes and their use techniques, the results of the training.Keywords: training, batik Plengkung, synthetic colors.



Abdi Seni ◽  
2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 101-109
Author(s):  
Widhi Nugroho

AbstrakPembangunan desa sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam rangka perwujudan tujuan desa, daerah dan tujuan nasional. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan terwujudnya otonomi desa adalah keberhasilan pembangunan desa. Oleh karenanya dalam pembangunan desa dibutuhkan perencanaan yang sistematik, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sebagai penunjang pembangunan Desa Muncar perlu adanya pengenalan dan pemahaman kondisi wilayah desa secara umum. Dari pengenalan dan pemahaman kondisi desa ini, maka dapat dilakukan pemetaan potensi desa sebagai rintisan desa wisata pada kemudian hari. Saat ini, belum ada kesadaran dalam penyusunan profil desa berbasis sumber daya desa terutama pada potensi kesenian yang dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai arsip dan media promosi melalui website desa. Solusi yang ditawarkan lebih pada pendampingan, peyusunan dan pengembangan kegiatan lokal kesenian serta kegiatan pengarsipan/pendokumentasian.Kata kunci: Desa Muncar, profil desa, potensi lokal kesenian, rintisan desa wisata. AbstractVillage development as part of national development is a series of sustainable development efforts covering  all  aspects  of  community  life  in  the  context  of  the  realization  of  the  objectives  of  the village, region and national goals. One important aspect in implementing village governance and the  realization  of  village  autonomy  is  the  success  of  village  development.  Therefore,  in  village development a systematic, directed, integrated, comprehensive and responsive plan for change is needed. As a support for the development of the Muncar Village there needs to be an introduction and  understanding  of  the  conditions  of  the  village  area  in  general.  From  the  introduction  and understanding of the condition of this village, it is possible to map the potential of the village as a pilot  village for  tourism  in the  future. At present,  there  is no  awareness  in village  profile-based village resource development, especially in the potential of art that can be utilized optimally as an archive  and  media  promotion  through  the  village  website.  The  solutions  offered  are  more  on assistance,  preparation  and  development  of  local  arts  activities  and  archiving  /  documentation activities.Keywords : Muncar Village, profile, local arts, tourism village.



Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document