Jurnal Spasial
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

73
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By STKIP PGRI Sumatera Barat

2541-4380, 2540-8933

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 27-36
Author(s):  
Nurul Ihsan Fawzi
Keyword(s):  

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 12-18
Author(s):  
Rangga Ikrar Gombang Olenka ◽  
Adrimas Adrimas ◽  
Melinda Noer

2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 19-26
Author(s):  
Liza Sandra Dewi ◽  
Firwan Tan ◽  
M. Nazer

2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 44-49
Author(s):  
Erna Juita, S.Pd. M.Si ◽  
Dasrizal Dasrizal ◽  
Elvi Zuriyani

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey, Metode yang digunakan dalam tahap analisis tabuler adalah metode scoring berdasarkan hasil penelitian lapangan yang telah dilakukan. Setiap parameter penentu tingkat bahaya longsor diberi skor tertentu. Setiap unit analisis skor tersebut dijumlahkan dan hasil penjumlahan skor selanjutnya diklasifikasikan untuk menentukan tingkat bahaya longsor. wilayah Kota Padang Panjang terbagi atas 3 potensi rawan longsor yaitu: (1) Tingkat sedang, (2) Tingkat rendah dan (2) Tidak rawan. Bahaya Longsor tingkat sedang terdapat di sebagian Kelurahan Bukit Surungan, Pasar Usang, Koto Katik, Koto Panjang, Ganting, dan Sigando, dan Silaing Bawah. Pada Zona ini dapat terjadi longsor jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Untuk bahaya longsor tingkat rendah yaitu terdapat di hampir sebagian besar wilayah Kota Padang panjang, bisa dikatakan hampir 2/3 bagian Kota Padang Panjang digolongkan pada kawasan dengan tingkat bahaya longsor rendah. Dan untuk kawasan yang tidak rawan longsor terdapat di sebagian Kelurahan Ganting, Silaing Bawah, Silaing Atas, Kampung Manggis, dan Bukit Surungan. This research is a descriptive research with survey method, the method used in the tabular analysis stage is the scoring method based on the results of field research that has been done. Each parameter determining the level of landslide hazard is given a certain score. Each unit of score analysis is summed and the sum of the results of the next score are classified to determine the level of landslide hazard. The area of Padang Panjang City is divided into 3 potential landslide hazards, namely: (1) Medium level, (2) Low level and (2) Not vulnerable. Medium level landslide hazards are found in parts of Bukit Surungan, Pasar Usang, Koto Katik, Koto Panjang, Ganting, and Sigando, and Silaing Bawah. In this zone landslides can occur if the rainfall is above normal, especially in areas bordering river valleys, swamps, road cliffs or if the slopes experience interference. For low level landslide hazards, which are found in most parts of the city of Padang Panjang, it can be said that almost 2/3 of the city of Padang Panjang is classified as an area with a low level of landslide. And for areas that are not prone to landslides, there are some in Ganting, Silaing Bawah, Silaing Atas, Manggis, and Bukit Surungan.


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 50-55
Author(s):  
Nila Afryansih, M.Pd ◽  
Kusrini Kusrini ◽  
Beatus Mendelson Laka

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis tentang kompetensi guru dalam melakssanakan evaluasi pembelajaran geografi di SMPN kota padang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik sampel yang digunakan adalah Proportioned Stratified Random Sampling atau teknik sampel berjenjang, yang dibagi kedalam beberapa kriteria, yaitu pertama: kriteria sekolah berstandar internasional yaitu SMPN 2 Padang,, kedua: kriteria sekolah berstandar nasional yaitu SMPN 12 Padang, dan ketiga: kriteria sekolah biasa yaitu SMPN 18 Padang. Subjek penelitian ini adalah guru yang mengajar geografi disekolah tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah 1. guru geografi dalam memilih soal sudah berdasarkan tingkat kesukaran dan daya pembeda. 2. Guru sudah memeriksa jawaban siswa dengan baik dan mampu mengklasifikasikan hasil . 3. Guru sudah mampu mengklasifikasikan  nilai siswa dan tindak lanjutnya.Kata kuncis: kompetensi guru, evaluasiThis study aims to describe and analyze teacher competencies in conducting an evaluation of geography learning in Padang city junior high school. This study uses a qualitative method, the sample technique used is proportional stratified random sampling, which is divided into several criteria, namely first: criteria for international standard schools, namely Padang 2 Junior High School, second: criteria for national standard schools, namely Padang 12 Junior High School, and third: criteria for ordinary schools, namely SMP 18 Padang. The subject of this research is the teacher who teaches the geography of the school. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and documentation. The results of this study are 1. the geography teacher in choosing the problem is based on the level of difficulty and distinguishing power. 2. The teacher has examined the answers of the students well and is able to classify the results. 3. The teacher is able to classify student grades and follow-up.Keywords: teacher competence, evaluation


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 39-43
Author(s):  
Rika Despica, S,Pd. M.Si

This study aims to determine the village typology based on land use in terms of aspects a) type of strategy based on livelihoods, b) typology based on population resettlement and c) typology based on village development in Nagari Aur Begalung Talaok Subdistrict Bayang South Coastal District. This type of research is descriptive evaluative, namely explaining existing conditions and comparing with ideal conditions (evaluative). The population in this study were all villages in Aur Begalung Talaok Subdistrict Bayang, South Coastal District. The results of the study found that 1). The typology of the village based on land use is seen from livelihoods in the kenagarian Aur Begalung Talaok Subdistrict Bayang South Coastal District. classified as farming rice fields and cultivation 2), the typology of the village based on population settlement is classified as cluster 3). The village typology of village development is based on the development of the nagari in kenagarian Aur Begalung Talaok Sub-district Bayang, South Coastal District.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi desa berdasarkan penggunaan lahan yang dlihar dari aspek a) tipolegi berdasarkan mata pencaharian, b) tipologi berdasarkan pemuliman penduduk dan c) tipologi berdasarkan perkembangan desa di nagari Aur Begalung Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif evaluatif, yaitu menjelaskan kondisi-kondisi yang ada dan membandingkan dengan kondisi idealnya (evaluatif). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nagari di Aur Begalung Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian ditemukan bahwa 1). Tipologi desa berdasarkanpenggunaan lahan dilihat dari mata pencaharian di kenagarian Aur Begalung Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.adalah. tergolong desa pertanian padi sawah dan perkembunan 2), Tipologi desa berdasarkan pemukiman Penduduk adalah tergolong mengelompok  (cluster) 3). Tipologi desa perkembangan desa berdasarkan perkembangan nagari di kenagarian Aur Begalung Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.adalah tergolong desa swakaryaKeywords: Typology, Settlement Patterns, Development


2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 56-64
Author(s):  
Ibnu Riyadhie Prayanda ◽  
Mahdi Mahdi ◽  
Richard Stanford

2019 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 65-72 ◽  
Author(s):  
Farida Farida ◽  
Dasrizal Dasrizal ◽  
Trina Febriani

Sumber daya air memiliki peran yang besar bagi sektor pertanian. Air sebagai renewable resources digunakan untuk memenuhi produksi pertanian. Peningkatan produktivitas air pertanian memiliki peran yang penting dalam menghadapi kelangkaan dan kopetisi penggunaan sumber daya air, pencegahan terhadap kerusakan lingkungan dan ketahanan pangan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana kuantitas dan produktivitas sumber daya air pertanian di Indonesia secara umum. Berdasarkan data luas pertanian Indonesia tahun 2009-2013, luas sawah irigasi di Indonesia mencapai 4,81 juta Ha setara dengan laju peningkatan 9%. Apabila sawah irigasi ini dibandingkan dengan luas baku irigasi sebesar 12.335.832 Ha, maka persentase sawah irigasi hanya sekitar 38%, kondisi ini menggambarkan bahwa pemanfaatan air irigasi masih relatif rendah. Dilihat dari hasil data ketersedian air yang ada di 7 pulau-pulau besar yang ada di Indonesia Pulau Jawa mengalami permasalahan paling tinggi  dimana terlihat dari tingginya tingkat kebutuhan air tidak sebanding dengan ketersediaan air yang ada, sehingga akan berdampak kepada ketahanan pangan dan juga kondisi kesejahteraan masyarakat khususnya petani, dengan hal tersebut ada strategi dalam  dalam upaya peningkatan  penyediaan air dan produktivitas air yaitu dengan cara konservasi ekosistem hidrologis daerah aliran sungai (DAS), peningkatan efisiensi pemanfaatan air pertanian, redistribusi aset infrastruktur irigasi dengan mekanisme pendanaan dan insentif yang sesuai serta adanya harmonisasi antar sektor dan wilayahsetempat dalam pengelolaan sumber daya air pertanian.Water resources have a large role for the agricultural sector. Water as renewable resources is used to fulfill agricultural production. Increasing productivity of agricultural water has an important role in dealing with scarcity and competition in the use of water resources, prevention of environmental damage and food security. This paper aims to have a general view of quantity of agricultural water resources in Indonesia. Based on data on Indonesia's agricultural area in the year 2009-2013, irrigated paddy fields in Indonesia reached 4.81 million Ha, equivalent to the rate of 9% increase. If this irrigated rice field is compared to the irrigated raw area of 12,335,832 Ha, then the percentage of irrigated paddy fields is only around 38%, this condition illustrates that the utilization of irrigation water is still relatively low. Judging from the results of water availability data in 7 major islands in Indonesia that Java Island experiences the highest problems, which can be seen from the high level of water demand that is not proportional to the availability of water, so that it will affect food security and the condition of community welfare especially farmers, with this in mind there is an inner strategy in an effort to increase water supply and water productivity, namely by conserving watershed hydrological ecosystems , increasing efficiency of agricultural water utilization, redistributing irrigation infrastructure assets with appropriate funding mechanisms and incentives and harmonizing between sectors and regions in the management of agricultural water resources.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document