Media Kedokteran Hewan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

32
(FIVE YEARS 32)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Airlangga

0215-8930

2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Muhammad Ridwan ◽  
Lucia Tri Suwanti ◽  
Tri Wahyu Suprayogi ◽  
Mufasirin Mufasirin ◽  
Kusnoto Kusnoto ◽  
...  
Keyword(s):  

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi para peternak kerbau adalah penyakit Fascioliasis yang disebabkan oleh cacing hati atau Fasciola spp., dimana penyakit tersebut adalah salah satu penyakit yang bersifat zoonosis. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi Fasciola spp. pada kerbau di Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Sampel berupa feses 105 ekor kerbau dari tiga kecamatan lalu diperiksa dengan menggunakan metode natif (sederhana) dan sedimentasi sederhana. Hasil penelitian diperoleh 25 ekor dari 105 ekor kerbau dinyatakan positif terinfeksi Fasciola spp. Prevalensi yang diperoleh secara keseluruhan adalah 23,81% (25/105), dan hasil ini dapat dikembangkan dalam penelitian lebih lanjut.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 119
Author(s):  
Abdullateef Abiodun Ajadi ◽  
Benjamin Emikpe ◽  
Ahmed Akeem

Some plants have been reported to be of medicinal values and reserve some antimicrobial properties. One of such plants is Mitracarpus scaber and its effect on bacterial growth is evaluated. The study aimed at evaluating the phytochemical analyses and antimicrobial potentials of Mitracarpus scaber against aquatic bacteria including Aeromonas, Bacillus, Vibrio and Staphylococcus Spp. Leaves of Mitracarpus scaber were collected, washed and air dried and phytochemical analysis and antimicrobial investigation of ethanolic and aqueous extracts of the leaves were carried out against a panel of bacteria isolated from diseased catfish from various farms. The phytoconstituents detected include saponins, tannins, flavonoids, tarpenoids, steroids, anthraquinones and alkaloids in both aqueous and ethanolic extracts. Both aqueous and ethanolic extracts of M. scaber showed varying degree of antibacterial activities but ethanolic extract showed a higher activity against the pathogens tested. The ethanolic extract had zones of inhibition similar to that of standard antibiotics (enrofloxacin) across all tested microbes.  The lowest minimum inhibitory concentration of ethanolic extract of M. scaber was against Bacillus sp with 10mg/ml while the highest was 85mg/ml against Staphylococcus species. The results of the assays showed promising evidences that M. scaber is a potential antibacterial agent against aquatic microbes.  However, further studies are recommended to fractionate its constituents and determine the in vitro and in vivo anti-microbial activities and the exact mechanism of action of the constituents.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 114
Author(s):  
Rafif Galih Satria ◽  
Iwan Sahrial Hamid ◽  
Prima Ayu Wibawati ◽  
Agnes Theresia Soelih Estoepangestie ◽  
Amung Logam Saputro ◽  
...  

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat cemaran bakteri Salmonella sp. pada susu segar dari peternakan sapi perah di kecamatan licin kabupaten banyuwangi. Sampel susu segar di ambil pada april 2021 sebanyak 16 sampel dari KPSP Ijen makmur di kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi. Sampel diambil sebanyak 25 ml dari masing-masing peternak. Hasil yang di dapat setelah melakukan isolasi dan identifikasi menggunakan media Salmonella Shigella Agar (SSA), dan dilanjutkan uji identifikasi menggunakan TSIA dan Urea didapatkan  dari ke 16 sampel semua dinyatakn negatif bakteri Salmonella sp.. Hal ini dapat terjadi karena para peternak sapi perah di Kecamatan licin sudah mulai menyadari pentingnya kebersihan kandang dan sanitasi kandang yang baik sehingga tingkat cemaran bakteri Salmonella sp. dapat dicegah.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 137
Author(s):  
Meta Iqomah

Virus Avian Influenza (AI) dibedakan menjadi Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) dan High Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dimana pada HPAI ditunjukkan dengan tingkat kematian unggas yang mencapai 100% dalam waktu yang singkat. Tujuan dari penelitian terhadap kematian unggas di Cabean, kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga adalah untuk mengidentifikasi penyebab kematian dan menentukan tindakan pengendalian. Observasi dilakukan pada tanggal 29 Juli 2019 hingga 3 Agustus 2019 dan analisis data dilakukan secara deskriptif. Informasi kematian mendadak pada unggas dilaporkan pemilik pada 29 Juli 2019. Dalam satu minggu kematian ayam kampung mencapai 38,75%, itik manila (entok) mencapai 90% dan angsa mencapai 100%. Dari hasil pemeriksaan berdasarkan informasi, nekropsi, rapid test dan laboratorium, dapat disimpulkan bahwa kematian mendadak pada unggas yang terjadi di Cabean disebabkan oleh virus Avian Influenza. Hasil investigasi diharapkan mampu memberikan kejelasan penyebab kematian unggas dan pemahaman kepada masyarakat terutama peternak unggas mengenai virus Avian Influenza, tindak pencegahan dan penanggulangannya.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 144
Author(s):  
Dona Dwi Antika ◽  
Aulia Azka Suradi Kartanegara ◽  
Nofan Rickyawan

Urolithiasis is a common disease affecting the urinary tract, including the bladder. This disease characterized by the presence of stones in the urinary tract. Urolithiasis is caused by a build up of mineral crystals. A two-year-old female mixed breed cat with a body weight of 2 kg was brought to the Ontosenovet clinic, Malang City with complaints of anorexia, oligouria, stranguria, and hematuria. The results of physical examination found that the cat was lethargy, 6% dehydrated and at the time of urination the urine was hematuria. The supporting examination is carried out in the form of ultrasound examination (USG). The results of ultrasound examination showed a hyperechoic colored foreign object with an oval shape with smooth edges at the base of the bladder which was suspected to be calculi and resulted in acoustic shadowing at the bottom of the calculi. The cat is diagnosed with urolithiasis with the prognosis of fausta. The procedure is performed is a cystotomy to take calculi in the bladder. Postoperative therapy is marbofloxacin antibiotic injection therapy (SC) 2 mg/kg BW and dexamethasone anti-inflammatory injection therapy (SC) 0.2 ml/cat. Therapy was continued with the administration of the oral antibiotic amoxicillin 25 mg/kg BW, metronidazole antibiotic 15 mg/kg BW, and dexamethasone 0.5 mg/kg BW as an anti-inflammatory. The cat experienced changes after surgery and was given therapy for five days marked by smooth urination without hematuria and no pain at the time of urination.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Dian Yusnia Fitri ◽  
Alfiana Laili Dwi Agustin ◽  
Kholik Kholik ◽  
Maratun Janah
Keyword(s):  

Koksidiosis merupakan penyakit yang di sebabkan oleh protozoa spesies Eimeria spp. yang dapat menginfeksi ayam. Eimeria sp adalah spesies yang paling patogen dan menyebabkan diare berdarah pada ayam. Satu kendala yang dirasakan oleh peternak di sana adalah adanya penyakit berak darah pada ayam layer di Desa Sesaot kecamatan Narmada Lombok Barat. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya endoparasit koksidiosis pada ayam layer yang dipelihara di Sesaot kecamatan Narmada Lombok Barat sebagai langkah untuk melakukan pengendalian terhadap koksidiosis. Sejumlah 9 sampel diambil dari ayam yang menunjukkan gejala klinis terinfeksi koksidia, yaitu diare berdarah. Sampel feses diambil secara aseptis, kemudian dibawa ke Laboratorium Equine Clinical Skills Centre Universitas Pendidikan Mandalika. Sampel yang sudah ada di laboratoirum diperiksa menggunakan metode Pengapungan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat satu sampel positif terinfeksi Eimeria spp. dari total 9 sampel yang diidentifikasi.


2021 ◽  
Vol 32 (3) ◽  
pp. 131
Author(s):  
Ilviga Anggraini Putri ◽  
Prima Silvia Noor ◽  
Engki Zelpina ◽  
Sujatmiko Sujatmiko

Anjing (Canis familiaris) adalah hewan yang sangat dekat berinteraksi dengan manusia.  Selain sebagai hewan kesayangan anjing juga sering dimanfaatkan sebagai hewan pemburu. Salah satu penyakit parasitik yang sering menjadi permasalahan pada anjing pemburu adalah penyakit cacingan yang disebabkan oleh nematoda saluran pencernaan (gastrointestinal nematodes) yaitu Ancylostoma spp. dan Trichuris spp. yang dapat menyebabkan ancylostomiasis dan trichuriasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui infeksi Ancylostoma spp. dan Trichuris spp. serta prevalensi pada anjing pemburu. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan secara cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 50 feses anjing pemburu dan diperiksa menggunakan metode uji apung. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa 31 sampel feses anjing pemburu  positif terinfeksi oleh nematoda dengan prevalensi 62% yang terdiri dari Ancylostoma spp. 52%,  Trichuris spp. 6% dan infeksi ganda (Ancylostoma spp. dan Trichuris spp) sebesar 2%. 


2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Dian Ayu Permatasari

Peran sub sektor peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, dimana industri perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan. Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Terdapat dua cara pengelolaan produksi telur, yakni produksi telur olahan dan tanpa olahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan dan tanpa olahan dan analisis efisiensi biaya produksi telur itik olahan dan tanpa olahan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu BEP unit, BEP harga, B/C ratio, ROI dan Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan di Candi Sidoarjo merupakan usaha yang dapat dikategorikan layak untuk dilaksanakan dengan nilai rata-rata BEP unit 123.056 butir, rata-rata nilai BEP harga Rp 1.505,-, rata-rata nilai B/C Ratio 0,78, rata-rata nilai Return On Investment 73%, rata-rata nilai Payback Period1,90. Hasil perhitungan nilai efisiensi biaya produksi telur itik olahan menunjukkan bahwa yang paling efisien adalah responden dengan populasi 500 ekor, produksi telur 350 butir per hari atau 105.000 butir per periode dengan efisiensi biaya produksi 49%.


2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Efin Windi Dayanti ◽  
Arimbi Arimbi ◽  
Maya Nurwartanti Yunita ◽  
Hani Plumeriastuti ◽  
Muhammad Thohawi Elziyad Purnama ◽  
...  

Luka eksisi adalah luka yang disebabkan akibat terpotongnya jaringan oleh benda yang tajam (Partogi, 2008). Kitosan mampu sebagai zat dalam penyembuhan luka salah satunya dalam proses angiogenesis. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas salep kitosan dari limbah kulit udang terhadap angiogenesis dalam penyembuhan luka eksisi pada tikus putih jantan. Sebanyak dua puluh ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan yaitu K+ luka eksisi dengan pemberian povidone iodine, K- luka eksisi dengan pemberian salep tanpa kitosan, P1 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan 1,5%, P2 luka eksisi dengan pemberian salep 2,5% dan P3 luka eksisi dengan pemberian salep kitosan. Terapi diberikan sehari sekali selama tujuh hari. Hasil data rata-rata jumlah pembuluh darah baru dianalisis dengan uji Anova yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences). Kelompok P1 dan P2 tidak memiliki perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan kelompok K+, K- dan P3. Kesimpulan dari penelitian ini kitosan efektif dalam meningkatkan jumlah pembuluh darah baru pada proses penyembuhan luka eksisi.


2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Aditya Yudhana
Keyword(s):  

Scabiosis merupakan penyakit parasitik yang paling sering terjadi pada kucing peliharaan. Penyebab scabiosis pada kucing palin dominan adalah ektoparasit tungau Notoedres cati. Jumlah kasus scabiosis pada kucing peliharaan di Indonesia masih terbilang tinggi sehingga diperlukan pendekatan diagnosa yang tepat dan pengendalian yang komprehensif. Laporan kasus ini bertujuan untuk menginvestigasi aspek diagnose dan terapi kasus scabiosis pada kucing peliharaan sekaligus laporan pertama di dari wilayah Banyuwangi, Jawa Timur. Berdasarkan pemeriksaan gejala klinis dan skin scraping dapat dikonfirmasi bahwa diagnosa untuk pasien kucing adalah positif scabiosis akibat infestasi tungau Notoedres cati. Tindakan terapi yang dilakukan adalah dengan obat injeksi ivermektin yang dikombinasikan dengan terapi topical menggunakan sulfur sebagai anti parasitik. Hasil kombinasi terapi yang diperoleh dengan menggunakan injeksi ivermectin dan sulfur secara topikal, dapat dikonfirmasi proses perkembangan yang signifikan, ditandai dengan adanya perbaikan lesi kulit atau terjadi proses keratolisis pada bagian yang mengalami lesi khas scabiosis yaitu hiperkeratosis. Laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para dokter hewan praktisi dalam menentukan diagnosa dan terapi scabiosis pada kucing. Selain itu, informasi ilmiah pada laporan kasus juga berfungsi sebagai edukasi kepada para pemilik hewan peliharaan terkait dengan pentingnya manajemen perawatan dan pencegahan penyakit yang berpotensi zoonosis.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document