scholarly journals Analisis Efisiensi Biaya Produksi Usaha Peternakan Itik Petelur Sebagai Pengembangan Telur Itik Di Candi Sidoarjo

2021 ◽  
Vol 32 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Dian Ayu Permatasari

Peran sub sektor peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, dimana industri perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan. Permintaan pangan hewani asal ternak (daging, telur dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, pendapatan, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan. Terdapat dua cara pengelolaan produksi telur, yakni produksi telur olahan dan tanpa olahan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan dan tanpa olahan dan analisis efisiensi biaya produksi telur itik olahan dan tanpa olahan. Indikator analisis kelayakan usaha yaitu BEP unit, BEP harga, B/C ratio, ROI dan Payback Period. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha peternakan itik petelur produksi telur olahan di Candi Sidoarjo merupakan usaha yang dapat dikategorikan layak untuk dilaksanakan dengan nilai rata-rata BEP unit 123.056 butir, rata-rata nilai BEP harga Rp 1.505,-, rata-rata nilai B/C Ratio 0,78, rata-rata nilai Return On Investment 73%, rata-rata nilai Payback Period1,90. Hasil perhitungan nilai efisiensi biaya produksi telur itik olahan menunjukkan bahwa yang paling efisien adalah responden dengan populasi 500 ekor, produksi telur 350 butir per hari atau 105.000 butir per periode dengan efisiensi biaya produksi 49%.

1970 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Fikri Fathurahman Aziz

This study aims to analyze financially (net present value, revenue cost ratio, internal rate of return, break event point, return on investment and payback period) feasibility of kampung super chicken farming Mr. Suparlan in Jojog village, district Pekalongan, East Lampung regency. The data used in the form of quantitative and qualitative data sourced from the primary data and secondary data which is then analyzed descriptively. Based on the analysis, it is known that kampung super farm is financially feasible to cultivate. This is indicated by the positive value of net present value (NPV) of Rp 186,568,517, revenue ratio (RCR) 1.59, internal rate of return (IRR) of 135.82%, return on investment (ROI) of 43%, and the value of payback period (PP) of 0.50. Keywords: financial feasibility, kampung chicken, chicken farm


2012 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Nurul Huda Mohamed Safri ◽  
Maizirwan Mel ◽  
Dominic C.Y. Foo ◽  
Denny K.S. Ng ◽  
Irene M.L. Chew

ABSTRACT: The main objective of this research work was to model and optimise the production of a locally-developed Infectious Coryza (IC) vaccine. The simulation work was performed using a commercially available batch process simulator SuperPro Designer v5.5. Six debottlenecking schemes were analysed using throughput analysis and cost to benefit ratio (CBR) when the annual production was set to increase by 100%. Based on the economic analysis, the selected debottlenecking scheme has an annual predicted revenue of USD 240 million, with a gross margin of 9.13% and a return on investment (ROI) of 46.12%. In addition, the payback period of the selected scheme is estimated to be within three years. ABSTRAK: Objektif utama dalam penyelidikan ini adalah untuk memodelkan dan mengoptimumkan hasil pembuatan vaksin tempatan Coryza berjangkit. Kerja simulasi ini dijalankan menggunakan alat simulasi Super Pro Designer v5.5. Sebanyak enam (6) skema khusus diujikaji menggunakan analisis pemprosesan dan kos kepada nisbah faedah (CBR) apabila pembuatan tahunan meningkat kepada 100%. Berdasarkan analisis ekonomi yang telah dilakukan, sesuatu skema khusus yang dipilih mempunyai keuntungan sebanyak USD 240 juta dengan margin kasar 9.13% dan pulangan atas pelaburan (ROI) sebanyak 46.12%. Selain itu juga, tempoh pembayaran balik bagi skema yang dipilih dianggarkan dalam tempoh tiga(3) tahun.KEYWORDS: process simulation; modelling; debottlenecking; optimisation


2016 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 183
Author(s):  
Cecilia Farrona Al Hadri ◽  
Ari Natalia Probandari ◽  
Rizaldi Taslim Pinzon

Latar Belakan: kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara berkembang. Mempertahankan konsumen dan berusaha mendapatkan konsumen baru merupakan strategi wajib yang harus di jalankan oleh rumah sakit. Keberadaan konsumen sangat penting bagi bisnis rumah sakit karena konsumen merupakan roda bisnis rumah sakit. Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, berencana untuk melakukan investasi laboratorium Angiografi untuk menunjang fasilitas kesehatan yang sudah ada. Sebelum melakukan investasi penting untuk mengetahui berapa besar unit cost dan tarif yang akan ditetapkan selain itu juga perlu diketahui kemauan membayar (Willingness to Pay) dan kemampuan membayar (Ability to Pay) pasien terhadap penggunaan layanan. Metode Penelitian: penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Sebanyak 265 orang dipilih sebagai responden, yang diambil dari poliklinik saraf dan penyakit dalam. Data primer terdiri dari data kemauan dan kemampuan pasien untuk melakukan pelayanan laboratorium angiografi. Data sekunder di dapatkan dari rumah sakit, penelitian terdahulu dan lainnya. Analisis investasi dihitung menggunakan Net Present Value, Internal Ratr of Return, payback Period dan Return On Investment. Hasil: Perhitungan dengan menggunakan analisis Net Present Value menghasilkan nilai sebesar Rp.23.569.363.711,-. Jika dibandingkan dengan nilai modal, NPV bernilai positif sehingga investasi ini layak dilaksanakan. Analisis Internal Rate of Return menghasilkan nilai 29% yang berarti lebih besar dari faktor diskonto artinya dengan menggunakan analisis ini investasi juga layak dilakukan. Perhitungan menggunakan Payback Period diketahui masa balik modal investasi laboratorium angiografi adalah selama tiga tahun tujuh bulan dan Return On Invesment menunjukkan pelayanan laboratrium angiografi berkemampuan untuk menghasilkan laba sebesar 120%. Kesimpulan: hasil penelitian menunjukkan investasi laboratorium angiografi dari aspek keuangan layak dilakukan. Kemauan masyarakat untuk menggunakan layanan cukup tinggi namun dari segi kemampuan rata-rata masih rendah.


2020 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
Author(s):  
Alya Chairunnisa ◽  
Asep Bayu Dani Nandiyanto

The aim of this study is to evaluate the economic and engineering layout carried out on a factory scale LiFePO4 production using the hydrothermal synthesis method. The method used is economic evaluation by calculating gross profit margin (GPM), payback period (PBP), break-even point (BEP), internal rate return (IRR), cumulative net present value (CNPV), return on investment (ROI). , and the profitability index (PI). LiFePO4 was synthesized using precursors FeSO4.H2O, ascorbic acid and H3PO4 and then reacted with LiOH2.2H2O by maintaining the Li: Fe: P molar ratio of 3: 1: 1. The results of GPM and CNPV calculations from the manufacture of industrial scale LiFePO4 show that the payback period (PBP) has increased in the fourth year. LiFePO4 applications on an industrial scale can be used for lithium ion batteries.


Author(s):  
С.А. Кручинина

Статья посвящена вопросу экономической эффективности внедрения проблемно-ориентированной интеллектуальной системы управления и поддержки принятия решений для образовательных организаций. В частности приведены результаты расчетов, в основе которых лежит методология ROI – оценка возврата инвестиций, позволяющая, в том числе, определить сроки окупаемости инвестиционного проекта. The article is devoted to the economic efficiency of implementing a problem-oriented intellectual management system and decision support for educational organizations. In particular, the results of calculations based on the ROI methodology – an assessment of the return on investment, which allows, among other things, to determine the payback period of an investment project.


Author(s):  
Hana Cipka Pramuda Wardhani ◽  
Widya Paramita Lokapirnasari ◽  
Koesnoto Soepranianondo

Escherichia coli is a normal flora in the digestive system of laying hens that are non-pathogenic, which can change into pathogens and cause the egg production to decrease. So the combination of Lactococcus lactis and Lactobacillus acidophilus probiotics is expected to be able to overcome E. coli and become a substitute for the  antibiotics (Virginiamycin) in animal feed. This study aims to determine business analysis including Break Event Points (BEP), Revenue Cost Ratio (R / C Ratio), Payback Period (PP) and Return On Investment (ROI). The best results obtained for the calculation of Break Event Point (BEP) on a0b2 treatment with a BEP of Rp. 17,587,24 with BEP production on a1b2 of 14,36 kg, Revenue Cost Ratio (R / C Ratio) generates a value of 1,543 for treatment a0b2, Payback Period (PP) generates a value of 1 year 3 months 9 days and Return On Investment (ROI) generates a value of 3. It was concluded that the a0b2 treatment had good results to be developed.


Author(s):  
Ryan Elfahmi

ABSTRACTPenelitian dilakukan pada CV Tirta Buana dengan cakupan wilayah survei untuk mendapatkan data-data pemasaran meliputi Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. Hasil penelitian: 1)Optimalisasi pemanfaatan sumber daya air berdasarkan kapasitas terpasang dengan mengembangkan bisnis air minum dalam kemasan galon sangat layak direalisasikan khususnya berdasarkan kajian aspek  keuangan yang meliputi Payback Period=10 bulan dari batas maksimum 45 bulan, NPV=500.171.287, PI=1,78 dan IRR>90%. Optimalisasi juga sangat tepat dilakukan karena dapat meningkatkan nilai ekonomis sumber daya air. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai ekonomis air dari Rp0.76,- per liter (bisnis air bersih perumahan) menjadi Rp118,- per liter. 2)Bisnis air minum dalam kemasan galon dapat meningkatkan kinerja keuangan CV Tirta Buana secara signifikan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan current ratio, peningkatan cash ratio, penurunan total debt to equity ratio, penurunan total debt to total capital assets, peningkatan rate of return on investment, peningkatan rate of return on net worth, dan peningkatan total assets turnover.


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Zainul Mufid ◽  
Rizal Bahweres ◽  
Iwan Krisnadi

Implementasi sebuah layanan perbankan tidak lepas dari kebutuhan telekomunikasi mobile dan IT seperti halnya pembangunan sebuah sistem Mobile Banking Bank X yang membutuhkan infrastruktur baik dari sisi jaringan (network) maupun aplikasi dari sisi pengguna layanan mobile banking itu sendiri. Pengguna memerlukan aplikasi yang bisa mendukung layanan mobile untuk transaksi perbankan yang bisa diakses dari handphone (mobile phone) mereka. Untuk mengimplementasikan layanan Mobile Banking Bank X, pihak bank membutuhan switching system dan aplikasi dari perusahaan penyedia (provider) sebagai bentuk kerjasama atau proyek untuk memperoleh keuntungan bersama. Oleh karena itu pihak provider PT.Z maupun bank X memerlukan perencanaan bisnis yang matang dan selanjutnya dapat dianalisis kelayakan bisnisnya. Pada penelitian ini akan mengkaji aspek bisnis melalui analisis perencanaan bisnis dilihat dari sisi provider terkait dengan aspek finansial, tetapi tidak menutup kemungkinan dari sisi bank X yang terbatas pada aspek pasar. Analisis pasar dapat dilakukan dengan mengkaji potensi nasabah yang dimiliki bank X, sedangkan analisis finansial penyedia switching system dan aplikasi dapat diperoleh dari nilai investasi perusahaan penyedia PT.Z. Dengan menghitung beberapa parameter kelayakan seperti PP (Payback Period), ROI (Return On Investment), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan PI (Profitability Index) dari data internal keuangan perusahaan provider switching system dan aplikasi serta mengidentifikasi potensi nasabah bank X, maka dapat dianalisis dan disimpulkan kelayakan perencanaan bisnisnya.


Author(s):  
R. M. Myniv ◽  
V. О. Ivashkiv ◽  
Н. M. Mokrytska

The analysis of current regulations shows that only a few indicators (budgetary effect) are used to assess the budget efficiency of investment projects in Ukraine, and the decision on financing is not made from it. As a result, it is necessary to raise the issue of introducing an additional system of indicators for assessing the effectiveness of investment projects, which characterize the return on investment of budget funds. Thus, the purpose of this study is to develop proposals for improving the methodology for assessing the budget effectiveness of investment projects. The main indicator for assessing the effectiveness of projects that provide state or regional financial support is the budgetary effect. Budget effect is the main indicator of budget efficiency used to justify the decision to finance the project, which is often defined as the difference between inflows and outflows of budget funds, taking into account discounting. The paper proposes to introduce additional indicators to assess the budget efficiency of the investment project, in addition to the payback period of state support. Absolute budget effect. which will be calculated in the form of two indicators: taking into account and without taking into account loans to banks under government guarantees. This calculation is justified, as the budget effect may be understated by including bank loans in the definition of this indicator, while the state budget may not incur costs under its guarantee obligations. Absolute budgetary effect, which characterizes the total amount of funds that the country's budget will receive as a result of the project. Relative budget effect, which characterizes the ratio of budget investments to the investment project and additional revenues to the budget. Budget profitability – shows how many monetary units the project implementation brings per unit of budget funds spent. Due to the fact that this indicator is based on the indicator of the absolute budgetary effect, the calculation of this indicator will be calculated taking into account and without taking into account bank loans issued under government guarantees. The authors have developed some modifications to the calculations for assessing the budget efficiency of investment projects, as well as the calculation of indicators of budget efficiency of projects that characterize the return on investment: absolute budget effect, relative budget effect (indirect and direct), budget profitability.


2018 ◽  
Vol 251 ◽  
pp. 05041 ◽  
Author(s):  
Olga Gamaunova ◽  
Tatiana Musorina

In this article the technique of determination of payback period of investments taking into account capital costs and economy of means at the expense of implementation of energy saving actions for warming of external protecting designs is considered. Presented in the article the method of assessing the return on investment in the implementation of energy-efficient solutions of facade insulation is only evaluative. For more accurate calculations it is necessary to take into account the discount rate. Nevertheless, the main factors that have a positive impact on reducing the payback period of investments in the renovation of facades are identified. Only an integrated approach to improving the energy efficiency of buildings can not only reduce the cost of operation of buildings, but also provide a reduction in the payback period of investment in the implementation of energy efficiency measures.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document