Majalah Kedokteran Andalas
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

219
(FIVE YEARS 44)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Andalas University

2442-5230, 0126-2092

2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Zikry Aulia Hidayat

Objective: Systemic lupus erythematosus (SLE) is a complex autoimmune disease involving many systems. Highest incidence and prevalence of SLE is found in Northern America 23.2/100,000 population/year and 241/100,000 population. According to sex differences, SLE is predominantly occurs in women than men with ratio 15:1 to 22:1. This discrepancy often causes delay in diagnosing SLE in male patients. Method: Case report. Result: We reported a male patient aged 21 years with pain of his joints, hyperpigmentation lesions on his face, alopesia, oral ulcers and decrease of body weight. Laboratory results showed increases in AST, ALT and D-Dimer, and from ANA Profile examination we got several positives results such as RNP/Sm (RNP/Sm) (++), Sm (Sm) (+), Ro-52 recombinant (52) (+), PCNA (PCNA) (+), DsDNA (DNA) (+), Nucleosome (NUC) (+), Histone (HI) (++), Ribosomal-P-protein (RIB) (+++) dan AMA-M2 (M2) (+). This patient met SLE criteria based on ACR 1997, SLICC 2012 and EULAR/ACR 2018. Patient was given oral methyl prednisolone 16-16-8 mg and VTE prophylaxis with subcutaneous heparin 2x5000 IU. Conclusion: SLE occurs rarely in male patients than female patients and has more diverse manifestations.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 95
Author(s):  
ANNISA WARDA IRVANI

Hypertension is a disease that often lead to patient death as it does not have specific symptoms. The high prevalence in Bogor Regency caused by minimal health facilities, so there was no guarantee of occupational health for workers and the workers lack of knowledge. Objective: To determine the risk factors that affected systolic blood pressure in limestone miners in Klapanunggal. Method: Uses observational analytic study with cross sectional design with a total of 47 people. Result: The measurement of noise intensity are 83.2 dB on a breaker and 91.7 dB on a stone crusher. The average systolic blood pressure before and after work was 110.28 mmHg and 126.23 mmHg. The results of one-way ANOVA test, a correlation between noise intensity, working period, prolonged exposure, and smoking habits with systolic blood pressure with p=0.001 was obtained. According to dummy regression test, noise intensity were the most influential. Workers exposed to noise with an intensity normal had an average increase 10.45 mmHg, while those exposed to an intensity abnormal 22.27 mmHg. Conclusion: Noise intensity, working period, prolonged exposure, and smoking habits affect systolic blood pressure and the most influential factor was noise intensity.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 112
Author(s):  
Muhammad Syauqie

Industri semen diketahui menghasilkan polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan yang dapat berupa debu dan memiliki tingkat toksisitas yang paling tinggi dibanding polutan udara lainnya. Paparan debu semen jangka panjang menyebabkan terjadinya inflamasi subklinis kronik yang dapat mempengaruhi transdiferensiasi epitel konyungtiva dan densitas sel goblet yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya gejala dry eye syndrome. Penelitian ini berupa analytic cross sectional study pada dua populasi yaitu kelompok terpapar dan tidak terpapar emisi debu pabrik semen. Semua sampel penelitian dari dua populasi menjalani pemeriksaan pH tear film, Schirmer, Ferning dan tear break up time.Terdapat peningkatan nilai pH tear film yang bermakna pada penduduk di kelompok terpapar Terdapat juga penurunan kualitas Ferning yang bermakna pada penduduk di kelompok terpapar yang didominasi tipe III. Sedangkan hasil pemeriksaan Schirmer dan TBUT masih dalam batas normal dan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok. Pada pemeriksaan sitologi impresi pada kelompok terpapar didapatkan densitas sel goblet yang masih dalam batas normal dan juga tidak didapatkan metaplasia pada sel epitel konjungtiva. Terdapat peningkatan rerata nilai pH tear film dan penurunan kualitas lapisan musin tear film yang bermakna pada masyarakat yang terpapar emisi debu semen namun tidak disertai kerusakan permukaan okular dan peningkatan kejadian dry eye yang bermakna.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Subandrate Subandrate ◽  
Sadakata Sinulingga ◽  
Eka Febri Zulissetiana ◽  
Susilawati Susilawati ◽  
Dwi Indira Setyorini ◽  
...  

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi  antara indeks massa tubuh  dan profil lipid pada remaja obesitas di Kota Palembang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang terhadap 143 remaja di Kota Palembang. Indeks massa tubuh dihitung berdasarkan berat badan (kg) dan tinggi badan (m). Kadar profil lipid berupa kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol darah diperiksa menggunakan kit dari human® di Laboratorium Kimia Dasar Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Dari penelitian ini didapatkan sekitar 29,4% remaja di Kota Palembang mengalami obesitas dan sekitar 17,5% remaja mengalami dislipidemia. Uji korelasi Pearson antara indeks massa tubuh dan profil lipid menunjukkan nilai p=0,093 r=0,141, p=0,002 r=0,260, p=0,983 r=0,002, dan p=0,256 r=0,096 masing-masing untuk kolesterol total, trigliserida, LDL-kolesterol dan HDL-kolesterol. Korelasi indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total, LDL-kolseterol dan HDL-kolesterol tidak bermakna (p>0,05). Namun, korelasi indeks massa tubuh dengan kadar trigliserida bermakna (p<0,05) dengan arah korelasi postif dan kekuatan lemah (r=0,2-0,4). Simpulan: Pada remaja, tidak ada korelasi indeks massa tubuh dengan kadar kolesterol total, LDL-kolseterol dan HDL-kolesterol. Terdapat korelasi positif antara indeks massa tubuh dan kadar trigliserida pada remaja. 


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 148
Author(s):  
Putri Yeantesa

                Antikoagulan sangat penting dalam berbagai macam kondisi pada wanita dalam usia reproduktif. Penggunaannya selama kehamilan meningkatkan resiko perdarahan dan efek buruk lainnya pada ibu dan janinPasien wanita usia 37 tahun, G5P4A0H4 Gravida 35-36 minggu dan riwayat mitral valve replacement (MVR) dengan katup mekanik dirawat untuk persiapan kehamilan karena pasien mendapatkan terapi warfarin sebelumnya. Selama perawatan antikoagulan diganti dengan heparin dengan target aPTT 1,5-2x kontrol, nilai ini sulit tercapai meskipun pemberian heparin sudah mencapai dosis maksimal. Dilakukan pemantauan yang ketat untuk munculnya tanda-tanda tromboemboli pada pasien selama perawatan. Terminasi kehamilan dilakukan pada usia kehamilan 38 minggu tampa adanya komplikasi akibat pemberian antikoagulan selama kehamilan dan terapi warfarin dapat dilanjutkan kembali setelah persalinan. Tatalaksana dengan antikoagulan selama kehamilan harus dipertimbangkan dengan hati-hati, dengan pemilihan yang bijaksana dari agen antikoagulan, dan dengan gambaran terhadap perubahan fisiologik dari kehamilan untuk menetapkan dosis yang tepat.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Putri Kusuma Wardhani

Cedera berbanding lurus dengan daya tahan atlet, menurunnya daya tahan atlet disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah hyperlaxity. Hyperlaxity adalah kondisi jaringan ikat sendi (ligamen) yang terlalu lentur. Cedera sering pada olahraga high impact. Pencak silat termasuk olahraga high impact. High impact dapat berdampak pada kaki yaitu terjadinya flat feet yang merupakan keadaan lengkung longitudinal kaki mengalami penurunan. Menurut teori salah satu penyebab jangka panjang  flat feet adalah hyperlaxity. Tujuan: Mengetahui hubungan antara hyperlaxity dengan kejadian flat feet pada atlet pencak silat untuk mengurangi risiko cedera bagi atlet. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional (potong lintang) pada 54 atlet pencak silat dengan kuesioner, score beighton dan foot print test dan Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Hasil: Uji statistik menunjukan adanya hubungan hyperlaxity dengan kejadian flat feet p=0,028 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara hyperlaxity dengan kejadian flat feet pada atlet pencak silat pelatda DKI Jakarta periode 2017-2020.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 84
Author(s):  
Serli Bahri
Keyword(s):  

Tujuan: Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET) adalah metode kontrasepsi jangka panjang berupa Perangkat Uterium Intra (IUD) dan implan. Untuk meningkatkan penggunaan KB IUD dan implan yang telah diadakan penyuluhan dan pelatihan untuk bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam penyediaan layanan untuk WUS dan didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Padang sejak tahun 2011. Namun tetap menggunakan kontrasepsi IUD dan implan masih di bawah target yaitu 11, 24% pada IUD dan 7% pada implan, dan belum menunjukkan hasil peningkatkan yang signifikan. Tujuan Penelitian ini mempelajari Hubungan Pengetahuan dan Motivasi, Pada Bidan dengan Pemberi Pelayanan MKET Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Padang Tahun 2019. Metode: Penelitian menggunakan desainperbandingan cross sectional . Populasi penelitian adalah semua bidan yang bekerja di puskesmas Kota Padang yang melakukan pelayanan kontrasepsi. Sampel penelitian masing-masing 32 bidan belum dan sudah dilatih. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh bidan memiliki pengetahuan tinggi (62,5%), namun lebih dari separuh (59,4%) memiliki motivasi yang kurang baik karena tidak melakukan pelayanan MKET. Variabel Pemberi Pelayanan MKET terkait dengan pengetahuan (p = 0,023) dan motivasi (p = 0,001) Simpulan: Saran yang direkomendasikan adalah bidan lebih meningkatkan motivasi dalam memberikan pelayanan KB MKET.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Nur Al Huda ◽  
Mahyarudin Mahyarudin ◽  
Mitra Handini ◽  
Ambar Rialita ◽  
Mardhia Mardhia

Background: Quorum-sensing is communication between bacterial involved in virulence. Bacterial virulence can be inhibited by quorum-quenching mechanism. Endophytic bacteria of pegagan leaf may produce secondary metabolit similar to bioactive compounds in the leaf wich can act in quorum-quenching; Aims: The study aimed to determine quorum-quenching ability in gram-negative bacteria from pegagan leaf; Methods: Gram-negative endophytic bacteria from pegagan were isolated, purified and subcultured by streak plate method on Nutrient Agar. Quorum-quenching activity was evaluated  by measuring the purple color inhibition zone of C. violaceum. Five Bacteria with the largest inhibition zones were characterized based on the characteristics of colony morphology, cell morphology and biochemical activities; Results: A total of 15 pure isolates of Gram-negative endophytic bacteria were obtained from 46 pure isolates of endophytic bacteria from Centella asiatica leaves. All isolates of Gram-negative endophytic bacteria showed quorum-quenching activity with inhibitory zones ranged from 9.0 to 13.0 mm. Five isolates that showed the largest quorum-quenching activity were included in genus Flavimonas, Flavobacterium and Acinetobacter; Conclusions: Gram-negative endophytic bacteria from pegagan leaf (Centella asiatica) potential to have quorum-quenching activity against Chromobacterium violaceum.


2020 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 134
Author(s):  
Finesa Hasye ◽  
Mefri Yanni

Hipertrofi ventrikel kiri didefinisikan sebagai peningkatan massa ventrikel kiri. Peningkatan massa miokard karena latihan intensif yang teratur "jantung atlet" merupakan hal yang biasa. Meskipun terdapat korelasi langsung dengan beban latihan, hipertrofi miokard tidak hanya terjadi pada atlet. Jantung atlet dianggap sebagai fenomena fisiologis tanpa menimbulkan bahaya. Namun, bentuk lain hipertrofi miokard seperti kardiomiopati hipertrofi atau penyakit jantung hipertensi berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular. Echocardiography memainkan peran penting dalam diagnosis, strategi manajemen, dan prognostik penyakit kompleks ini. Perbedaan antara hipertrofi fisiologis dan patologis mungkin memiliki dampak besar, karena kardiomiopati hipertrofi yang tidak terdiagnosis merupakan salah satu penyebab paling umum kematian jantung mendadak pada atlet, sedangkan identifikasi penyakit kardiovaskular pada atlet dapat menjadi dasar untuk diskualifikasi dari kompetisi. Tinjauan pustaka ini akan membahas perbedaan hipertrofi fisiologis dan patologis.Kata kunci: Hipertrofi ventrikel kiri; jantung atlet; kardiomiopati hipertrofi; penyakit jantung hipertensi.


2019 ◽  
Vol 43 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Diki Julkarnain ◽  
Dicky Mulyadi ◽  
Fathurachman Fathurachman
Keyword(s):  

Proses penyembuhan cedera pada tendon masih sering kali terganggu dengan kejadian adhesi. Adhesi dari tendon harus dikurangi agar proses penyembuhan tendon dapat kembali ke fungsi maksimal. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi adhesi adalah melalui penekanan proses inflamasi. Tujuan: Untuk melihat perbandingan pemberian ekstrak kunyit dengan ibuprofen terhadap pembentukan adhesi pasca penyambungan tendon achilles kelinci. Metode: Merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan rancang acak sederhana dengan menggunakan 27 ekor kelinci putih jantan (ras New Zealand) yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan. Tendon achilles dipotong secara tajam kemudian dijahit kembali, kemudian di-imobilisasi dengan circular cast. Kemudian masing-masing kelompok perlakuan diberikan pemberian ekstrak kunyit, ibuprofen, dan placebo pasca tindakan selama 5 hari. Hasil: Didapatkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p=0.000), ditemukan kelompok perlakuan mengurangi adhesi lebih baik dibandingkan kelompok kontrol dan ekstrak kunyit lebih baik dibandingkan dengan ibuprofen. Simpulan: Dari penelitian ini, ekstrak kunyit lebih baik dibandingkan ibuprofen dalam pencegahan pembentukan adhesi pasca penyambungan tendon achilles kelinci.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document