Jurnal Hortikultura Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

190
(FIVE YEARS 57)

H-INDEX

3
(FIVE YEARS 1)

Published By Institut Pertanian Bogor

2614-2872, 2087-4855

2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 183-191
Author(s):  
Dina Lestari ◽  
Armaini ◽  
Gusmawartati

Budidaya dengan sistem wick (sumbu) secara hidroponik menggunakan nutrisi dengan berbagai konsentrasi pada penggunaan beberapa media tanam diharapkan mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi tanaman seledri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tanam pada pemberian berbagai konsentrasi nutrisi serta mendapatkan media tanam terbaik dan konsentrasi nutrisi yang tepat dengan sistem wick secara hidroponik. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, mulai Juni sampai Oktober 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi, terdiri dari petak utama nutrisi: AB-MIX 1000 ppm, AB-MIX 1200 ppm, AB-MIX 1400 ppm, AB-MIX 1600 ppm, anak petak media tanam: arang sekam, cocopeat, serbuk gergaji, dilakukan sebanyak 3 ulangan. Peubah yang diamati terdiri dari: tinggi tanaman, jumlah tangkai daun utama, jumlah daun, berat segar konsumsi per tanaman dan berat akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media tanam serbuk gergaji dengan nutrisi 1000-1200 ppm memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri terbaik, berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah tangkai daun utama. Pemberian nutrisi 1000-1200 ppm cendrung memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman terbaik sedangkan media tanam serbuk gergaji dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman seledri secara nyata pada semua peubah yang diamati. Kata kunci: hydroponik sistem wick, konsentrasi nutrisi, media tanam, seledri


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 174-182
Author(s):  
Kusumiyati ◽  
Wawan Sutari ◽  
Arif Affan Wicaksono ◽  
Ade Risti Oktavia

Balanced organic and inorganic fertilization is expected to improve low nutrient on Inceptisols to increased snap bean production. The effect of the combination of N, P, K, and granule organic fertilizer on bean harvests was the purpose of this study. The parameters were leaf area index (LDA), shoot-root ratio, the weight of pods, pod length, pod diameter, percentage of the number of pods, marketable and unmarketable,and percentage of pods by quality class. The experiment was conducted in February to April 2016 at Ciparanje Experimental Farm, Faculty of Agriculture, Padjadjaran Univeristy, Jatinangor. The study was conducted using a randomized block design (RBD) with 10 treatments and 3 replications. The experimental results showed that N, P, K fertilizer and granule organic fertilizer (GOF) in the order of Inceptisols significantly affected the weight of pods. Application 50% of the dosage N, P, K fertilizer combined with 50% dosage of granule organic fertilizer resulted in a higher pod weight per plot, which reached 2 439.84 g. Keywords: an organic fertilizer, granule organic fertilizer, leaf area index, quality grade, shoot-root ratio,


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 157-165
Author(s):  
Emmy Darmawati ◽  
Putri Rika Permata Sari ◽  
Sutrisno Suro Mardjan
Keyword(s):  

Salak madu merupakan salak unggul yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi dari salak pondoh, namun kelemahannya adalah kulit buah tipis, sisik besar, daging berair membuat salak madu mudah mengering. Teknologi coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan beeswax diharapkan dapat menjaga mutu buah salak selama proses penyimpanan. Tujuan penelitian adalah mengkaji aplikasi coating berbahan Aloe vera-beeswax pada salak madu. Salak madu yang digunakan berasal dari Sleman, Yogyakarta. Percobaan dilakukan dengan perlakuan kombinasi Aloe vera 30% dan beeswax 3% yang diaplikasikan dalam bentuk komposit (emulsi) dan bilayer. Hasil dari perlakuan dibandingkan dengan kontrol (tanpa coating). Semua sampel percobaan disimpan pada suhu ruang (27 oC - 28 oC). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Acak Lengkap 3 perlakuan (komposit, bilayer, kontrol). Variabel mutu yang diamati adalah kerusakan, kadar air daging, susut bobot, dan kecerahan kulit. Hasil kajian menunjukkan perlakuan coating berbahan Aloe vera yang dikombinasikan dengan beeswax dapat mempertahankan mutu buah salak madu hingga hari ke-8 dengan tingkat kerusakan sebesar 32.38%, sedang pada kontrol mencapai 55.24%. Aplikasi dalam bentuk komposit menghasilkan mutu yang lebih baik dibandingkan bilayer pada susut bobot dan kecerahan kulit sedang variable mutu lainnya tidak berbeda nyata. Coating salak madu menggunakan Aloe vera-beeswax terbaik adalah dalam bentuk komposit (emulsi) dengan metode celup. Kata kunci: bilayer, emulsi, metode celup, suhu ruang.


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 212-220
Author(s):  
Amarilis Andani Kesuma ◽  
Sri Nopitasari ◽  
Yasushi Yoshioka ◽  
Shogo Matsumoto ◽  
Endang Semiarti

Phalaenopsis amabilis (L.) Blume adalah tanaman hias “Puspa Pesona Indonesia” yang dapat ditingkatkan kualitasnya dengan teknik rekayasa genetika. Transformasi genetik dengan perantara Agrobacterium tumefaciens dan CRISPR/Cas9 digunakan dalam penelitian ini untuk pengeditan genom secara lebih spesifik dan presisi pada target sekuen gen PHYTOENE DESATURASE3 (PDS3) yaitu gen yang berperan penting pada biosintesis kloroplas. Dalam penelitian ini digunakan tanaman transforman umur 12 bulan yang ditumbuhkan dari protokorm yang telah diintegrasi dengan T-DNA pembawa konstruksi UBI::Cas9::U3::PDS3/plasmid pRGEB32. Pembuktian tanaman transforman tersebut masih mengandung konstruksi T-DNA tersebut perlu dilakukan, yaitu dengan karakterisasi secara genotipe dan fenotipe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi P. amabilis transforman pembawa T-DNA dengan konstruksi UBI::Cas9::U3::PDS3 secara genotip dan fenotip dibandingkan dengan P. amabilis non-transforman. Karakterisasi genotipe dilakukan dengan mendeteksi integrasi T-DNA pembawa konstruksi UBI::Cas9::U3::PDS3 pada genom anggrek P. amabilis menggunakan beberapa primer yaitu HPT, Cas9, PDS3 dan trnL-F (primer kontrol internal). Analisis karakter fenotipe dilakukan dengan pengamatan morfologi dan analisis kadar klorofil menggunakan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genom anggrek P. amabilis transforman pembawa konstruksi UBI::Cas9::U3::PDS3 umur 12 bulan dapat teramplifikasi oleh semua primer. Analisis fenotipe P. amabilis transforman menunjukkan adanya perubahan warna tanaman dari hijau menjadi albino dengan kadar klorofil lebih rendah jika dibandingkan dengan P. amabilis non-transforman. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi CRISPR/Cas9 dapat digunakan untuk mengedit genom tanaman anggrek. Kata kunci: Anggrek, CRISPR/Cas9, klorofil, Phalaenopsis amabilis (L.) Blume, PHYTOENE DESATURASE 3 (PDS3), Transforman


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 202-211
Author(s):  
Eny Rolenti Togatorop ◽  
Dia Novita Sari ◽  
Dian Novita Sari ◽  
Edi Susilo ◽  
Parwito
Keyword(s):  

Pembudidayaan kacang panjang di provinsi Bengkulu masih terpusat di wilayah dataran tinggi. Perlu dikaji peluang peningkatan produksi kacang panjang di dataran rendah Bengkulu dengan cara merakit varietas unggul untuk menghasilkan varietas yang berdaya hasil tinggi dan beradaptasi baik pada ekosistem dataran rendah. Tahapan awal dalam perakitan varietas kacang panjang adalah mengidentifikasi karakteristik dari koleksi plasma nutfah sebagai informasi awal untuk pengembangan tetua persilangan kacang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi 14 genotipe kacang panjang yang ditanam di dataran rendah Bengkulu. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Kelurahan Medan Baru, Kecamatan Muara Bangkahulu Provinsi Bengkulu dengan ketinggian 10 m dpl pada bulan Juli sampai Oktober 2020. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe KPG4, KPG8, KPG12, KPG13, dan KPG14 memiliki umur genjah, panjang polong, bobot per polong, dan bobot polong per tanaman yang tinggi serta memiliki warna hijau dan tekstur yang renyah. Berdasarkan karakter kuantitatif analisis gerombol 14 genotipe kacang panjang menghasilkan 5 kelompok dan analisis komponen utama menghasilkan 3 komponen utama dengan keragaman kumulatif 82.54%. Kata kunci: dendogram, koefisien keragaman, panjang polong, plasma nutfah, seleksi


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 221-230
Author(s):  
Rina Ekawati ◽  
Lestari Hetalesi Saputri
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan yang berbeda terhadap karakter pertumbuhan dan biomassa tanaman bawang Dayak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga September 2020 (5 bulan) di Desa Sukoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan berbagai tingkat naungan yang terdiri dari 3 taraf perlakuan, yaitu tanpa naungan (0%), naungan 55%, dan naungan 75%. Perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 15 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 10 tanaman sehingga total terdapat 150 tanaman. Pengamatan dilakukan pada suhu dan kelembaban udara, umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, dan komponen biomassa tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian naungan 55% dan 75% menghasilkan tinggi tanaman dan luas daun bawang Dayak yang lebih tinggi dan luas dibandingkan tanpa naungan. Naungan 75% memberikan tinggi tanaman 37.1% lebih tinggi, sedangkan naungan 55% memberikan luas daun 41.6% lebih luas dibandingkan tanpa naungan. Jumlah daun dan komponen biomassa tanaman tidak dipengaruhi oleh pemberian naungan. Bawang Dayak dapat ditanam di lahan dengan persentase naungan 55 – 75%. Kata kunci: Eleutherine palmifolia, intensitas cahaya rendah, keragaan, suhu


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 166-173
Author(s):  
Farida Yulianti ◽  
Afifuddin Latif Adiredjo ◽  
Lita Soetopo ◽  
Sumeru Ashari

Vigor tanaman jeruk dipengaruhi oleh batang bawah yang digunakan. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan korelasi antara karakter anatomi akar dan batang terhadap tinggi tanaman jeruk batang bawah dan mendapatkan variabel prediksi vigor tanaman jeruk keprok RGL.  Penelitian dilaksanakan di KP-Tlekung, Balitjestro mulai bulan Juni 2019 – Maret 2020. Penelitian menggunakan batang bawah JC, Citrumelo dan Kanci dengan batang atas jeruk keprok RGL.  Percobaan dilaksanakan dengan rancangan acak kelompok, lima kali ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan JC dan Citrumelo sama dan lebih tinggi dibandingkan Kanci.  Ketiga jenis batang bawah memiliki karakter anatomi yang berbeda.  Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa karakter persentase dan luas pembuluh xylem baik pada akar maupun batang berkorelasi positif terhadap tinggi tanaman batang bawah.  Batang bawah kanci memiliki persentase dan luas pembuluh paling kecil.  Batang bawah JC memiliki persentase xylem dan rata-rata luas pembuluh xylem tertinggi baik pada irisan melintang akar maupun batang.  Batang bawah Citrumelo memiliki densitas pembuluh xylem/mm2 tertinggi.  Hasil evaluasi pada tanaman jeruk keprok RGL umur tiga tahun menunjukkan bahwa batang bawah JC dan Citrumelo menyebabkan tinggi tanaman dan volume kanopi lebih tinggi dibandingkan pada batang bawah Kanci.  Karakter persentase dan luas pembuluh xylem dapat digunakan sebagai parameter penduga vigor tanaman jeruk RGL. Kata kunci: Jeruk batang bawah, jeruk keprok RGL, karakter anatomi, xylem, vigor


2020 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 192-201
Author(s):  
Eny Rokhminarsi ◽  
Darini Sri Utami ◽  
Begananda

Tujuan penelitian adalah mengkaji pemberian pupuk hayati Mikotricho dan pupuk N-P-K terhadap hasil dan kualitas tomat.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2020. Penelitian berupa percobaan faktorial di screenhouse.  Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Mikotricho yaitu 10 g, 30 g, dan 50 g tanaman-1. Faktor kedua adalah pengurangan dosis pupuk N-P-K yaitu pengurangan 0%, 25%, 50% dari dosis anjuran dan kontrol (tanpa pupuk Mikotricho dan tanpa pupuk N-P-K). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk mikotricho pada budidaya tomat dapat meningkatkan volume buah dan hasil buah tanaman-1 pada dosis 30 g tanaman-1 dan tanpa pegurangan pupuk N-P-K yang berupa urea, SP-36 dan KCl dari dosis anjuran.  Pada jumlah buah tanaman-1, aplikasi pupuk mikotricho dosis 30 g tanaman-1 dapat meningkat dengan pengurangan dosis N-P-K sebanyak 25%. Aplikasi pupuk mikotricho pada dosis 30 g tanaman-1 juga dapat meningkatkan kandungan vitamin C dan mengurangi pupuk N-P-K hingga 25%, sedangkan kadar gula dalam buah meningkat pada pemberian pupuk mikotricho dosis 10 g tanaman-1. Kata kunci: mikoriza, produksi, sayuran, trichoderma


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 110-119
Author(s):  
Duta Berlintina ◽  
Agus Karyanto ◽  
Rugayah ◽  
Kuswanta Futas Hidayat

Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu buah yang memiliki potensi cukup tinggi di pasaran dibandingkan dengan buah tropis lainnya, namun produksi manggis masih sangat rendah. Kendala utama dalam budidaya tanaman manggis yaitu lambatnya pertumbuhan tanaman manggis akibat minimnya akar–akar lateral, khususnya tanaman manggis asal biji, oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mempercepat pertumbuhan seedling manggis. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan seedling manggis dengan penggunaan zat pengatur tumbuh alami ekstrak bawang merah dan ekstrak kecambah dengan frekuensi pemberian yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2018 hingga Maret 2019. Perlakuan disusun secara faktorial (2x3) dalam rancangan acak kelompok (RAK) yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor pertama adalah jenis ekstrak bawang merah dan kecambah, sedangkan faktor kedua adalah frekuensi pemberian 1, 2, dan 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam dan dilakukan pemisahan nilai tengah dengan uji orthogonal kontras pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan organik sumber ZPT frekuensi satu kali lebih baik dalam meningkatkan bobot basah seedling manggis dibandingkan frekuensi dua atau tiga kali dengan selisih bobot 0.47 g (12.71%). Perkembangan akar seedling manggis akan meningkat apabila diberi perlakuan ekstrak kecambah dengan frekuensi satu kali, tetapi apabila yang digunakan ekstrak bawang merah maka frekuensi pemberian dua atau tiga kali.


2020 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 140-148
Author(s):  
Ridho Kurniati ◽  
Fauziah Khairatunnisa ◽  
Reni Indrayanti

Lily was usually propagated using MS (Murashige and Skoog) medium supplemented with plant growth regulator and hormone. The important concerns in mass propagation and seed production of lily for industries are cheap, easy and low cost medium. This study’s objective was to find out of generic media to substitute MS medium and to decrease the cost of mass propagation of lily in vitro. Three substitutions medium were Vitagrow, Growmore, Gibril, and G-60. Bulbs of lily Arumsari varieties were used as materials. Complete Random Design with a single factor was used in the experimental design. The treatments were type of generic in vitro medium (Vitagrow, Growmore, Gibril, and G-60), consisting of three replication and 20 units per repetition and five bulbs per unit of repetition. The parameter observed was the total number of leaves and roots, length of leaves and roots, and bulb growth percentage. Growmore medium showed a better result than others in total number of leaves (50,67), length of leaves (1,6 cm), length of roots (0,312 cm) and percentage of bulb growth (100%). The highest total number of roots was achieved in G-60 medium.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document