CHEMPUBLISH JOURNAL
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

38
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By "Faculty Of Education And Teacher Training, Jambi University"

2503-4588

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 46-56
Author(s):  
Ulfa Rahmayuni zein ◽  
Lia Anggresani ◽  
Yulianis
Keyword(s):  
Sol Gel ◽  

Hidroksiapatit berpori cocok untuk merekontruksi tulang, karena adanya pori dapat menjadi media pembentukan jaringan sel tulang yang tumbuh. Tulang ikan tenggiri memiliki sumber kalsium yang besar sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan hidroksiapatit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik yang baik dari hidroksiapatit berpori dari tulang ikan tenggiri pada variasi waktu sintering 4, 5 dan 6 jam dengan proses sol-gel. Hasil analisa XRF didapatkan kalsium oksida(CaO) sebanyak 50.814%. Hidroksiapatit dibuat dengan mencampurkan CaO, HCl, H3PO4 dan etanol, yang difurnace pada suhu 600oC. Hasil analisa XRD didapatkan senyawa Hydroxyapatite yang sesuai dengan standard ICSD No 01-075-3727. Hidroksiapatit dicampurkan dengan larutan kitosan pada variasi waktu sintering untuk menghasilkan hidroksiapatit berpori. Kemudian dianalisa SEM, PSA dan Hardness Tester. Analisia SEM pada semua variasi waktu sintering 4,5 dan 6 jam didapatkan morfologi partikel tidak seragam. Analisa PSA pada variasi waktu sintering 4, 5 dan 6 jam didapatkan ukuran partikel yaitu 1,051µm, 0,798µm, 1,069µm. Nilai Hardness Tester didapatkan pada variasi waktu sintering 4, 5 dan 6 yaitu 29,9 Newton(N), 49,5N dan 21,4N. Disimpulkan variasi waktu tahan sintering pada waktu 5 jam memiliki sifat mekanik yang baik terhadap pembuatan hidroksiapatit berpori.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 77-92
Author(s):  
Annisa Wulandari ◽  
Afrizal Afrizal ◽  
Emriadi Emriadi ◽  
Mai Efdi ◽  
Imelda

Studi komputasi pada struktur, sifat antioksidan dari scopoletin dan turunannya telah dipelajari melalui analisis DFT/B3LYP/6-31G dalam fase gas. Analisis toksisitas dengan OSIRIS Property Explorer online telah menunjukkan bahwa scopoletin dan turunannya tidak bersifat mutagenik, tidak menyebabkan tumor dan iritasi, akan tetapi beberapa diantaranya memiliki resiko tinggi terhadap sistem reproduksi. Scopoletin dan turunannya memiliki skor obat berkisar antara 0,270 - 0,503 yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki kemiripan obat yang sebanding dengan obat yang ada. Sifat antioksidan scopoletin dan turunannya dapat dijelaskan dengan baik oleh mekanisme transfer atom hidrogen (TAH) dengan nilai BDE berkisar antara 69,986 - 90,510 Kkal/mol dalam fase gas. Nilai BDE sangat dipengaruhi oleh sifat substituen dan ditemukan bahwa substituen pendorong elektron menurunkan nilai BDE. Nilai BDE menurun dengan urutan dari senyawa 9>6>7>8> scopoletin >1>10>3>5>4>2 dalam fase gas, sehingga urutan kemampuan mendonasikan atom hidrogen adalah 2>4>5>3>10>1> scopoletin >8>7>6 >9. Nilai ΔBDE dari scopoletin dan turunannya pada fase gas berkisar dari -16,064 hingga 4,460 Kkal/mol. Nilai BDE fase gas yang dihitung secara signifikan lebih rendah daripada nilai SET-PT dan PA pada fase gas. Hasil ini lebih lanjut menunjukkan bahwa TAH secara termodinamika lebih disukai daripada SET-PT, PA dan ETE dalam fase gas.     


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 68-76
Author(s):  
Ihsanul Huda ◽  
Retno Kusumaningrum ◽  
Mi'raj Shabrin Jamil ◽  
Wahyu Bambang Widayatno ◽  
Agus Sukarto Wismogroho ◽  
...  

Kalsium pirofospat telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode solvothermal. Bahan dasar yang digunakan adalah limbah cangkang telur ayam dan bebek. Cangkang telur ayam dan bebek dibersihkan dan digerus, kemudian dikalsinasi pada temperatur 1000°C selama 2 jam untuk mendapatkan serbuk CaO. Serbuk CaO kemudian dicampurkan dengan H3PO4 dan dimasukkan ke dalam bejana solvothermal. Proses solvothermal dilakukan pada temperatur 130°C selama 16 jam. Fasa tunggal CaHPO4 diperoleh setelah proses solvothermal. Kalsinasi serbuk CaHPO4 dilakukan pada tungku muffle dengan temperatur 800°C selama 2 jam dan kondisi atmosfir biasa. Hasil analisa fasa menunjukkan terbentuknya fasa tunggal kalsium pirofospat (Ca2P2O7) tanpa adanya fasa pengotor lainnya. Hasil ini menunjukkan perbandingan Ca dan P adalah 1. Mikrostruktur kalsium pirofospat yang terbentuk agak kasar dengan ukuran partikel rata-rata 590 ± 43 nm untuk cangkang telur ayam dan 455 ±  32 nm untuk cangkang telur bebek. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan kondisi optimum dari proses solvothermal limbah cangkang telur sehingga bisa didapatkan kalsium pirofospat yang mempunyai ukuran lebih halus dan seragam.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-45
Author(s):  
Refilda Suhaili ◽  
Lucy Prima Ardi ◽  
Emil Salim ◽  
Mai Efdi

Analysis of active compounds in fermented plant extract (FPE) from the ngapi nut peel using Effective Microorganism-4 (EM-4) has been done by Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). There were 88 compounds found in fermented plant extract, the major content with the area above 1% were 7 compounds such as succinic acid; ethyl hydrogen succinate; 1,2,3-benzetriol; 3,3-dimethylhexanal; L-proline, 1-methyl-5-oxo-methyl ester; 3-methoxycinnamic acid and hexadecanoic acid. Based GC-MS analysis, fermented plant extract indicated that several compounds that have potential as biopesticides.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 57-67
Author(s):  
Idral Amri ◽  
Pratiwi Destinefa ◽  
Zultiniar

The liquid waste of the tofu industry contains high organic contaminants, such as proteins and amino acids. These organic compounds causes liquid waste of tofu industry to contain high BOD, COD, and TSS so that it can pollute the environment. Therefore, tofu liquid should be removed first by electrocoagulation method. This method has the potential to purify tofu liquid waste and decrease the content of COD, BOD, TSS, and pH contained without the addition of coagulants. The purpose of this study was to determine the effect of voltage and flow rate to neutralize pH, and reduce levels of COD, BOD, and TSS in tofu liquid waste. The parameters tested included COD, BOD, TSS, and pH. The electrocoagulation process uses electrical power that flows in the direction of the electrode. The electrocoagulation reactor was paired with a cable connected to the power supply then connected to an electric current with voltage and flow rate variations. The results of this study found that optimum conditions were obtained at current of 12 V and flow rate of 0.087 L/min with increasing pH from pH from 3.5 to 6.7,  percent removal of COD 72.17%, percent removal BOD 71.53% , and percent removal TSS 90.90%.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-14
Author(s):  
Maharini ◽  
Rismarika ◽  
Yusnelti

Kepayang oil has a high content of linoleic and oleic acids. Linoleic and oleic acids act as emollients in the cosmetic field. Nanotechnology is one of the latestinnovations that can be used in cosmetics preparation delivery systems because it can improve the drug delivery process. This study aims to examine the effect of PEG 400 on the formulation of Kepayang oil nanoemulsion. The concentrations of tween 80 and variation concentrations of PEG 400 used in F1, F2, and F3 are 36%: 0%, 36%: 24% and 36%: 14% using the SNEDDS method. The characteristics of nanoemulsion preparations include organoleptic, particle size, polydispersity index, and zeta potential. The result of nanoemulsion production has the organoleptic form in bright yellow color and has a distinctive odor, the particle size in F1, F2 and F3 are 11.8, 13.2 and 11.3 with a polydispersity index of 0.315, 0.147 and 0.121 and zeta potential -16.2, 13.4 and 1.8. The effect of variations in surfactant concentration in the nanoemulsion formulations of kepayang oil is that the higher the level of PEG 400, it will reduce the pH and viscosity of the preparation, increase the particle size, the uniformity of droplet size uniformity, but does not affect the potential zeta value. The best formula is F2.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 15-26
Author(s):  
Idral Amri ◽  
Febri Awalsya ◽  
Irdoni

Limbah cair industri pelapisan logam berasal dari hasil pembilasan pada proses pelapisan dengan Chrome, masih banyak terkandung zat berbahaya apabila langsung dibuang kelingkungan. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menggunakan elektrokoagulasi. Metode ini memiliki potensi penjernihan limbah cair pelapisan logam dan penurunan kandungan logam yang terkandung tanpa adanya penambahan koagulan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penerapan metoda elektrokoagulasi untuk menetralkan pH, serta menurunkan kadar TSS dan Cr pada limbah dan untuk mengetahui pengaruh perubahan laju alir dan kuat arus untuk menetralkan pH, serta menurunkan kadar TSS dan Cr pada limbah. Parameter yang diuji meliputi pH, TSS (Total Suspended Solid), dan Cr. Proses elektrokoagulasi menggunakan listrik searah melalui elektroda. Reaktor elektrokoagulasi yang dipasangkan kabel ke power suplay kemudian disambungkan ke arus listrik dengan variasi kuat arus (1,2 ; 1,6 ; dan 2 A) dan variasi laju alir (0,78 ; 1,32 ; 2,7 L/menit). Hasil penelitian didapat kondisi optimum pada kuat arus 2 A dan laju alir 0,78 L/menit dengan kenaikan pH dari 4,5 menjadi 6,6, penurunan TSS dari 3,2 menjadi 1,2 mg/L, penurunan Cr sebesar 82,4 % dari 1,5 mg/L menjadi 0,263 mg/L.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27-35
Author(s):  
Linda Hevira ◽  
Desmi Alwinda ◽  
Najmi Hilaliyati
Keyword(s):  

Rhodamine B adalah pewarna sintetis yang digunakan sebagai zat pewarna untuk tekstil, cat, dan kertas tetapi banyak disalahgunakan dalam makanan, salah satunya adalah kerupuk merah. Rhodamine B dapat mengiritasi saluran pernapasan, kulit, mata, saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati, dan dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kanker dan tumor. Secara kualitatif dan kuantitatif kandungan pewarna Rhodamine B dalam kerupuk merah ditentukan menggunakan TLC dan UV-Vis Spectrophotometry. Tujuh sampel dari produsen menunjukkan bahwa Rhodamine B atau negatif tidak ditemukan pada kerupuk merah. Itu artinya kerupuk merah yang diproduksi oleh industri rumah tangga di Payakumbuh aman untuk dikonsumsi.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 114-123
Author(s):  
Yuli Ristianingsih ◽  
Maria Natalia
Keyword(s):  

Edible film adalah lapisan tipis yang terbuat dari bahan yang dapat dikonsumsi dan digunakan untuk melapisi makanan sebagai penghalang terhadap transfer massa seperti kelembapan, oksigen, aroma, pembawa aditif seperti mikrobial dan lemak. Jenis polisakarida yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan edible film adalah pati dan kitosan. Bahan baku pembuatan edible film yang digunakan pada penelitian ini adalah pati jagung, gliserol sebagai plasticizer dan kitosan ikan papuyu. Ikatan molekul antara pati jagung dan kitosan mempengaruhi kuat tarik edible film. Hal ini dapat dilihat pada uji FTIR dan kuat tarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia, mekanik dan struktur morfologi edible film dengan variasi kitosan ikan papuyu (0,5%; 1%; 1,5% dan 2%). Analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa sifat kimia edible film melalui analisa gugus fungsional (FT-IR) menunjukkan bahwa edible film mengandung gugus OH (pati)  dan C=H (kitosan). Analisis kuat tarik menunjukkan bahwa penambahan kitosan mampu meningkatkan nilai kuat tarik edible film dengan nilai maksimum kuat tarik 14,5 MPa. Nilai elastisitas pada kosentrasi kitosan 2% mengalami penurunan dan nilai maksimum EAB 6,3%. Struktur morfologi pada edible film pada konsentrasi kitosan 2% diketahui bahwa kitosan tercampur merata. Kuat tarik dan struktur morfologi merupakan aspek yang penting dalam edible film untuk menentukan kualitas bahan pengemas sebelum dikomersilkan.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 81-88
Author(s):  
Abdurrazaq Habib ◽  
Ngatijo ◽  
Diah Riski Gusti

Synthesis of dimerkaptosilica coated magnetite was carried out in several stages, namely synthesis of magnetite from FeCl3.6H2O and FeSO4.7H2O by coprecipitation method. Extraction of sodium silicate from rice husk ash as a source of silica. Coating magnetite by dimerkaptosilica using 2,3-dimercapto-1-propanol as a source of mercapto groups and sodium silicate as sources of silica. Coating is done by the sol-gel method. FTIR characterization showed the appearance of uptake at wave numbers 894,04 cm-1, 2951,22 cm-1 and 3655,26 cm-1 from several absorbances which also appeared in magnetite material spectra indicating ―SH, ―CH2 and ―OH groups. XRD characterization was characterized by the appearance of a peak at 2θ, which was 35,43° and SEM characterization showed that the material Fe3O4―DMS had a morphological shape in the form of round clumps forming gray-colored aggregates.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document