Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

14
(FIVE YEARS 1)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Poltekkes Kemenkes Malang

2615-5516, 2460-0334

Author(s):  
Ita Yuliani

Kekurangan gizi pada bayi dapat diukur menggunakan indek berat badan menurut umur (BB/U). Berat badan bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya ada asupan ASI. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa, ibu yang memberikan ASI secara ekslusif dengan frekuensi dan durasi menyusui baik namun terjadi permasalan pada penambahan berat badan pada bayi. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu kandungan lemak dalam ASI, karena kandungan lemak dalam ASI sangat diperlukan untuk penambahan berat badan bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar lemak dalam ASI Matur dengan penambahan berat badan bayi. Desain penelitian asosiatif dengan pendekatan cross sectional, populasinya sebanyak 41 orang ibu menyusui, sampling menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 responden ibu menyusui yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian mengunakan timbangan, microtoice dan di ekstrasi soxhlet, kemudian di analisa dengan korelasi Product moment yang menunjukkan nilai rhitung = 0,706 > rtabel =0,325  sehingga menunjukkan adanya hubungan antara kadar lemak dalam ASI Matur dengan penambahan berat badan bayi.


Author(s):  
Novita Dewi Pramanik

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi Latihan Otot Dasar Panggul (LODP) dan komunikasi seksual terhadap peningkatan kualitas hubungan seksual ibu pascasalin. Responden penelitian adalah wanita yang berada dalam rentang 2-3 bulan pascasalin. Desain penelitian menggunakan metode campuran concurrent embedded. Pada tahap kuantitatif menggunakan eksperimen semu pre-posttest control group design, sedangkan tahap kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi dengan teknik wawancara mendalam yang berusaha menggali informasi mengenai pengaruh LODP dan komunikasi seksual terhadap kepuasan seksual ibu pascasalin. Kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI) digunakan untuk mengukur 6 dimensi seksual yang menggambarkan kualitas sebuah hubungan seksual, yaitu hasrat seksual, gairah seksual, lubrikasi, orgasme, kepuasan seksual dan nyeri saat berhubungan seksual. Hasil analisis secara kuantitatif dan kualitatif menunjukkan adanya peningkatan kualitas hubungan seksual pada ibu pascasalin pada kelompok intervensi dan kontrol (p<0.05). Hasil wawancara mendalam mempertegas bahwa unsur psikologis memegang peranan penting dalam membantu meningkatkan kualitas hubungan seksual ibu pascasalin, yang terfasilitasi melalui intervensi komunikasi seksual. Kata kunci: Hubungan seksual ibu pascasalin, komunikasi seksual, latihan otot dasar panggul


Author(s):  
Lingling Marinda Palupi

Keterbatasan obat-obat antifungi akibat adanya resistansi terutama pada pasien HIV merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pengembangan obat antifungi sebagai alternatif pada kasus oral candidisasis perlu dilakukan, salah satu yang dapat dijadikan alternatif untuk pengobatan adalah propolis. Literature review ini menjelaskan keefektifan terapi antifungi non-farmakologi yaitu dengan olahan propolis pada penderita kandidiasis oral. Artikel-artikel yang dibahas dalam literature review diambil dari database Google Scholar, SpringerLink, ScienceDirect, Sage Journals Online dan ProQuest, dalam batasan tahun 2002-2017. Kemudian dilakukan penilaian artikel sampai tahap pembuatan literature review dari 4 judul artikel yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi penulis. Kriteria inklusi dalam review  ini berdasarkan PICO (P: lesi penderita kandidiasis oral; I: pemberian propolis; C: obat antifungi; O: keefektifan propolis). Keempat artikel tersebut memiliki kesamaan hasil akhir yaitu efek positif dari pemberian propolis dengan berbagai macam jenis Candida. Propolis yang dalam pembahasan artikel menggunakan ekstrak etanol propolis (EPE) dengan berbagai metode pengolahan menghasilkan efek kinerja yang baik. Terapi ini dinilai lebih murah dan lebih alami daripada agen antifungi yang telah terstandarisasi dengan keefektifan yang tidak kalah baiknya. Kata kunci : kandidiasis oral, antifungi, propolis


Author(s):  
Dyah Widodo

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang terdekat yang sangat penting perannya dalam mewujudkan derajad kesehatan jiwa. Perawatan gangguan jiwa yang membutuhkan waktu lama, berbagai permasalahan perilaku klien dan pandangan negatif masyarakat tentang gangguan jiwa merupakan stresor tinggi bagi keluarga. Tujuan penelitian menganalisis  hubungan lamanya klien mengalami gangguan jiwa dengan stres keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah. Jenis penelitian korelasional, dengan sampel sebagian keluarga yang tinggal serumah dengan klien gangguan jiwa di wilayah Jawa Timur Indonesia sesuai kriteria inklusi, besar sampel 200 orang diambil dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data bulan Oktober-Nopember 2016 di Poli Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Jiwa dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Instrumen penelitiannya kuesioner yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data menggunakan uji statistik deskriptif dan Spearman Rho’ dengan alpha 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan lamanya klien mengalami gangguan jiwa dengan stres keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di rumah, dengan nilai p  0.026 dan  nilai correlation coefficient -158 artinya kekuatan hubungan sangat lemah berlawanan arah, yaitu  semakin lama klien mengalami gangguan jiwa maka semakin rendah tingkat stres yang dialami keluarga. Disarankan perlu diantisipasi munculnya stres pada keluarga gangguan jiwa dengan cara deteksi dini kesehatan anggota keluarga keluarga, pendampingan dan peningkatan pengetahuan dalam merawat gangguan jiwa untuk keluarga agar keluarga berkurang stresnya dan mampu merawat klien dengan lebih baik..


Author(s):  
Ardiani Listianingrum

Provinsi Jawa Timur memiliki risiko osteoporosis tertinggi sebesar 21,42% (Prasetya dkk, 2015). Kepadatan tulang dipengaruhi faktor genetik, jenis kelamin, status gizi, asupan zat gizi (kalsium dan fosfor) dan gaya hidup seperti aktivitas fisik, merokok, konsumsi kafein dan alkohol yang berlebihan. (Janice LT, 2008). Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya rasio asupan kalsium dan asupan fosfor serta aktivitas fisik terkait nilai bone mass density (BMD) pada lansia osteoporosis. Desain penelitian yang digunakan yaitu descriptive observasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 di Poli Lansia RSIA Puri Malang dengan 32 subyek penelitian. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis didapatkan asupan kalsium pada lansia terdapat 32 responden (100%) termasuk kategori defisit tingkat berat. Rata-rata asupan kalsium responden yaitu 474,8 mg. Sedangkan asupan fosfor pada lansia terdapat 16 responden (50%) termasuk kategori diatas AKG. Rata-rata asupan fosfor responden yaitu 890,6 mg. Kesesuaian rasio asupan kalsium dan fosfor terdapat 2 responden (6,25%) dengan kesesuaian rasio ≤ 1,5. Pada aktivitas fisik terdapat 16 responden (50%) memiliki kategori aktifitas fisik sedang dan 16 responden (50%) kategori aktifitas fisik ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah nilai Bone Mass Density (BMD) yaitu <-3,0 maka aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden semakin ringan. Sedangkan semakin rendahnya nilai Bone Mass Density (BMD) yaitu <3,0 maka rasio asupan kalsium dan fosfor responden semakin tinggi. Perlu dilakukan upaya pencegahan terjadinya osteoporosis pada pasien lansia yaitu dengan pemberian edukasi untuk merubah pengetahuan pasien mengenai pentingnya pengaturan asupan makanan terutama asupan kalsium dan fosfor serta aktivitas fisik.


Author(s):  
Ericha Dianingtyas

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh formulasi tepung bekatul dan tepung tempe terhadap mutu kimia, nilai energi, dan mutu organoleptik sereal flakes untuk obesitas pada anak. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan desain rancangan acak lengkap dengan menggunakan perlakuan 3 tahap sehingga proporsi tepung bekatul dan tepung tempe F1 (88 : 12), F2 (82 : 18), dan F3 (76 : 24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pengaruh signifikan terhadap mutu abu, lemak dan karbohidrat. Mutu organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) tidak memberikan pengaruh signifikan.


Author(s):  
Amaliya Rizqi

Masalah balita stunting menggambarkan adanya masalah gizi kronis, yang dipengaruhi dari kondisi ibu atau calon ibu, masa janin, dan masa bayi atau balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi stunting secara Nasional tahun 2013 adalah 37,2 persen, sedangkan prevalensi stunting di Jawa Timur sebesar 27%. FGD dan PGD merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah pengetahuan dan sikap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh FGD dan PGD tentang infeksi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita stunting di Desa Sidoluhur. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian Quasy Eksperimen dengan menggunakan rancangan Two Group Pretest Posttest Desain. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2017.Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh FGD terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang infeksi, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik yaitu nilai p value < α (0,000 < 0,05). Terdapat peningkatan rerata sikap responden secara bermakna pada α 0,05 setelah diskusi FGD. Adanya pengaruh PGD terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang infeksi, hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik yaitu p value < α  (0,000 < 0,05). Terdapat peningkatan rerata sikap responden secara bermakna pada α 0,05 setelah diskusi PGD. FGD dan PGD baik jika diaplikasikan di masyarakat mengingat jumlah tenaga gizi di Puskesmas Lawang jumlahnya terbatas. Pemilihan tutor teman sebaya pada diskusi PGD dipilih dikarenakan tutor teman sebaya lebih mengetahui kondisi lingkungan masyarakat secara langsung.


Author(s):  
Rana Ryanti Dewi Fortuna ◽  
Ika Yudianti ◽  
Trimardiyanti Trimardiyanti

Pentingnya pemberian ASI sedini mungkin pada bayi agar mendapatkan kolostrum yang dapat mengeluarkan mekonium dengan bilirubin tinggi bersama BAB. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort, populasi sebanyak 50 BBL yang diamati hingga berusia 8 hari, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 40 bayi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi derajat ikterus berdasarkan Kremer, data dianalisa dengan uji Koefisien Korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan=0.05. Hasil penelitian menunjukan hampir setengah sampel (45%) mendapatkan ASI pertama pada 1-6jam, 40% diberikan ASI pertama pada <1jam dan sebagian kecil (15%) diberikan ASI pertama kali setelah kelahirannya pada >6 jam. Hampir seluruhnya (77.5%) tidak mengalami ikterus, 2.5% mengalami ikterus derajat I, 12.5% rmengalami ikterus derajat II dan 7.5% mengalami ikterus derajat III. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.004 < a (0.05) dengan nilai rho=0.445 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum dengan kekuatan hubungan yang bersifat sedang.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document