scholarly journals HUBUNGAN KADAR LEMAK DALAM ASI MATUR DENGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 1-2 BULAN DI PUSKESMAS JABUNG

Author(s):  
Ita Yuliani

Kekurangan gizi pada bayi dapat diukur menggunakan indek berat badan menurut umur (BB/U). Berat badan bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya ada asupan ASI. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa, ibu yang memberikan ASI secara ekslusif dengan frekuensi dan durasi menyusui baik namun terjadi permasalan pada penambahan berat badan pada bayi. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu kandungan lemak dalam ASI, karena kandungan lemak dalam ASI sangat diperlukan untuk penambahan berat badan bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar lemak dalam ASI Matur dengan penambahan berat badan bayi. Desain penelitian asosiatif dengan pendekatan cross sectional, populasinya sebanyak 41 orang ibu menyusui, sampling menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 37 responden ibu menyusui yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen penelitian mengunakan timbangan, microtoice dan di ekstrasi soxhlet, kemudian di analisa dengan korelasi Product moment yang menunjukkan nilai rhitung = 0,706 > rtabel =0,325  sehingga menunjukkan adanya hubungan antara kadar lemak dalam ASI Matur dengan penambahan berat badan bayi.

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 205510292098844
Author(s):  
Bao-Yen Luong-Thanh ◽  
Lan Hoang Nguyen ◽  
Linda Murray ◽  
Manuel Eisner ◽  
Sara Valdebenito ◽  
...  

To date, little attention has been given to prenatal depression, especially in low and middle-income countries. The aim of this research was to assess the prevalence of depression and its associated factors amongst pregnant women in a central Vietnamese city. This cross-sectional study included 150 pregnant women from 29 to 40 weeks of gestation, from eight wards of Hue city, via quota sampling from February to May 2019. We employed the Patient Health Questionnaire (PHQ-9) to assess depression. Findings suggest the need to provide routine screening of pregnant women in primary care for depressive symptoms and other mental health problems.


Author(s):  
Paul de Boissieu ◽  
Serge Guerin ◽  
Véronique Suissa ◽  
Fiona Ecarnot ◽  
Aude Letty ◽  
...  

Abstract Background There is a compelling need to prepare our societies and healthcare systems to deal with the oncoming wave of population ageing. The majority of older persons maintain a desire to be valued and useful members of society and of their social networks. Aims We sought to investigate the perception of usefulness among persons aged 65 years and over in four European countries. Methods We performed a cross-sectional survey with a representative sample of individuals aged 65 years or older from the population of retired persons (including recently retired persons and oldest-old individuals) from 4 European countries selected using quota sampling. In February 2016, an internet questionnaire was sent to all selected individuals. The characteristics used for the quota sampling method were sex, age, socio-professional category, region, city size, number of persons in household, autonomy, marital status, place of residence, income and educational status. The questionnaire contained 57 questions. Sociodemographic characteristics were recorded. Responses were analysed with principal components analysis (PCA). Results A total of 4025 persons participated; 51% were males, and 70% were aged 65–75 years. PCA identified six classes of individuals, of which two classes (Classes 2 and 3) were characterized by more socially isolated individuals with little or no sense of usefulness, low self-esteem and a poor sense of well-being. These two classes accounted for almost 20% of the population. Younger and more autonomous classes reported a more salient sense of usefulness. Conclusions The loss of the sense of usefulness is associated with dissatisfaction with life and a loss of pleasure, and persons with profiles corresponding to Classes 2 and 3 should, therefore, be targeted for interventions aimed at restoring social links.


Curationis ◽  
2018 ◽  
Vol 41 (1) ◽  
Author(s):  
Indiran Govender ◽  
Kathryn Nel ◽  
Nhlanhla Banyini

Background: Sport has the capability to unite a country. To achieve winning teams, athletes have to rely on each other and often have close physical contact. Disclosure of a positive human immunodeficiency virus (HIV) status may be problematic for athletes in contact sports as they may suffer discrimination and stigmatisation which may impact their relationship behaviours. This may impact frontline nursing and medical staff dealing with on-field ‘blood’ injuries.Objectives: The purpose of this study was to determine if individuals who participate in football and rugby are aware of the risk of HIV infection in contact sports and their perceptions and reported behaviour towards HIV-positive athletes.Method: A cross-sectional survey design with a qualitative element. Quantitative data were analysed using descriptive statistics, while thematic content analysis was used to analyse qualitative data.Non-proportional quota sampling was used for male rugby (n = 23) and football (30) players registered at the University of Limpopo (Turfloop campus).Results: The results supported previous research in that there are gaps in HIV knowledge. For instance, not knowing that anal sex may cause HIV infection and believing that saliva can transmit HIV and that blood transfusions are unsafe.Conclusion: Problematic findings were that a portion of the sample believed that having sex with a virgin could cure HIV and the majority of the sample believed that being ‘bewitched’ could cause HIV and acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 21-32
Author(s):  
Erina Efayanti ◽  
Tri Susilowati ◽  
Ida Nur Imamah

Swamedikasi adalah upaya pengobatan diri sendiri, biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit ringan, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, diare, penyakit kulit. Badan Pusat Statistik  mengatakan bahwa masyarakat Indonesia yang melakukan swamedikasi sebesar 72,44%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan perilaku swamedikasi di Apotek Suganda Tangen Sragen. Penelitian analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik quota sampling dengan jumlah 90 responden, dengan subjek penelitian ini adalah pembeli yang membeli obat tanpa menggunakan resep dari dokter di Apotek Suganda Tangen Sragen, sedangkan instrument penelitian ini menggunakan kuesioner, analisa bivariate menggunakan uji Chi Square dengan taraf signifikasi (0,05). Hasil analisa univariate sebagian besar responden memiliki motivasi yang tinggi sebanyak 42 responden(46,7%), perilaku swamedikasi menunjukkan sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik sebanyak 38 responden (42,2%). Hasil analisa bivariate menunjukkan nilai Exact Sig. (2-sided) (0,000) < 0,05. Terdapat hubungan motivasi dengan perilaku swamedikasi di Apotek Suganda Tangen Sragen.   Kata kunci : motivasi, perilaku, swamedikasi   RELATIONSHIP OF MOTIVATION WITH THE BEHAVIOR OF SELF MEDICATION                                                                   ABSTRACT Self-medication is an attempt self-medication, usually done to cope with minor illnesses, such as fever, pain, dizziness, cough, influenza, diarrhea, skin diseases.The Central Statistics Agency said that the Indonesian people who self-medication were 72,44%. The purpose of relationship of motivation with the behavior of self-medicationat theSugandaPharmacy Tangen Sragen.  Analytical research with cross sectional research design. Sampling using the dwarf quota sampling with a population of 90 respondents, with the subject of the research is the buyer who bought drugs without the use of a prescription from a Medical Doctor at theSuganda Pharmacy Tangen Sragen, while this research instrument using bivariate analysis questionnaires, using test Chi Square with the significance level (0.05). The results of the univariate analysis most respondents have a high motivation as much as 42 respondents (46,7%), behavioural self-medication showed most respondents have good behavior as much as 38 respondents (42.2%). Bivariate analysis results show the Exact value of the Sig (2-sided) (0.000) < 0.05. There is a relationship of motivation with the behavior of self-medicationat theSuganda Pharmacy Tangen Sragen.   Keywords: motivation, behavior, self-medication


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 425
Author(s):  
I Made Ghora Palguna ◽  
Made Oka Ari Kamayani ◽  
I Made Suindrayasa

Pengaruh globalisasi merupakan faktor kemungkinan yang dapat menyebabkan perubahan perilaku pada masyarakat. Salah satunya yaitu perilaku konsumsi minuman beralkohol. Banyak sekali dampak negatif  yang ditimbulkan bagi kesehatan, salah satunya gangguan pada sistem gastrointestinal yaitu gastritis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi minuman beralkohol dengan gejala gastritis pada Sekaa Teruna Teruni di Desa Pangsan Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Desain penelitian mengunakan desain deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 84 remaja.  Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling dengan teknik Quota Sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner perilaku konsumsi minuman beralkohol dan kuisioner gejala gastritis. Metode analisa data yang digunakan yaitu korelasi spearman  dengan menggunakan SPSS. Pada penelitian ini diperoleh nilai p value < 0.05 dengan nilai korelasi sebesar 0,541 yang menunjukan bahwa kolerasi antara perilaku konsumsi minuman beralkohol dan gejala gastritis bermakna dan nilai korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi minuman beralkohol dengan gejala gastritis pada Sekaa Teruna Teruni di Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Saran bagi Sekaa Teruna Teruni agar mengkontrol perilaku konsumsi minuman beralkohol sehingga dampak negatifnya seperti gastritis dapat berkurang.


2018 ◽  
pp. 7
Author(s):  
Winnie Tunggal Mutika ◽  
Erni Yusnita Lalusu

TujuanPenelitian ini menganalisa hubungan antara karakteristik ibu (umur, pendidikan, dan paritas) dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD di Dusun Kuwungsari, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen, Kabupaten SragenMetodePenelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 52 orang dan teknik sampling yang digunakan quota sampling. Penelitian ini akan mengambil 25% dari seluruh ibu usia reproduktif dengan cara memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan.HasilHasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,003 sehingga ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. Semakin bertambah umur maka pengetahuan semakin baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000 sehingga ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. Semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan semakin baik Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,325 sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD.SimpulanAdanya hubungan yang bermakna antara umur dan pendidikan dengan pengetahuan ibu usia reproduktif tentang kontrasepsi IUD. 


2019 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Elly Sapitri ◽  
Linda Suwarni ◽  
Abrori Abrori

Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia, golongan umur ini penting karena menjadi jembatan antara masa anak menuju Remaja. remaja akan terperangkap masuk dalam hal yang negatif, salah satu di antaranya perilaku seks pranikah. Perilaku seks pranikah dipengaruhi faktor pengetahuan, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam individu. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubunganantara peran orangtua, teman sebaya dan pengetahuan  dengan perilaku pencegahan seks pranikah di SMA Negeri 1Teluk  Keramat  Kabupaten Sambas. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian observasional  analitik,  dengan  menggunakan  rancangan  cross  sectional.  Populasi  pada penelitian ini adalah sebanyak 453 siswa. Sampel 83 diambil dengan cara Quota sampling. Hasil penilitian menunjukan Ada hubunganantara peran orangtua (p=0,012),teman sebaya (p=0,002) dan pengetahuan (p=0,001) dengan perilaku pencegahan seks pranikah di  SMA Negeri 1 Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Diperlukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan atau Puskesmas dan memasang poster-poster di sekolah, serta memberikan penyuluhan kesehatan.


2018 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Sirajuddin Sirajuddin

Latar belakang : Kelebihan berat badan yang tidak proporsional terhadap tinggi badan adalah paramater obesitas yang paling nyata dan rendahnya aktivitas fisik yang rendah adalah salah satu pemicunya. Obesitas diketahui pada siswa SMP di Kota Makassar sebesar 10,6% overweight dan 7,9% obesitas. Aktifitas media sosial adalah parameter rendahnya aktivuitas fisik. Tujuan riset ini adalah untuk menganalisis korelasi kelebihan berat badan dengan aktifitas media sosial pada siswa SMP di Kota Makassar.Metode :Metode penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan cross sectional studi. Sampel diambil dari 4 Sekolah Menengah Pertama dari  yaitu SMPN 6, 17, 12 dan 32 Kota Makassar. Besar sampel sebanyak 404 siswa yang diambil secara quota sampling setiap sekolah sebesar 100 siswa dan secara proporsional pada kelas II dan III. Berat Badan diukur dengan Seca ketelitian 0,1 kg sedangka tinggi badan diukur dengan stadiometer ketelitian 0,1 cm. Kelebihan berat  badan adalah diukur dari Indeks Massa Tubuh (kg/m2). Aktifitas fisik diukur dari kegiatan olah raga rutin (minimal 25 menit setip kegiatan dan dilakukan minimal 5 hari dalam seminggu), aktifitas media sosial (menit dan hari), dan games on line (menit dan hari). Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPPS for windows. Uji statistika dengan Korelasi Spearmen pada kemaknaan 95%.Hasil :Hasil penelitian diketahui bahwa kelebihan berat badan pada siswa SMP di Kota Makassar adalah 18,6% dan SMP Negeri 6 adalah yang tertinggi (7,2%). Aktifutas media sosial dilakukan oleh 91,3% siswa SMP Kota Makassar dan tertinggi di SMP N 17 dan SMP 6 masing masing 24,8% dan 24%. Kelebihan berat badan berkorelasi positif dengan aktifitas media sosial (p=0,016). Indeks Massa Tubuh berkorelasi positif dengan aktif media sosial (p= 0,036) dan 0,016). Aktifitas media sosial juga berkorelasi positif dengan aktifitas bermain game on line (p=0.000).Simpulan: Kesimpulan bahwa semakin lama (menit)  siswa aktif di media sosial dan game on line, maka kenaikan berat badannya lebih nyata. Rekomendasi dari penelitian ini adalah mengatasi kelebihan berat badan dengan cara mengaktifkan siswa dalam even olah raga dan kegiatan lain di sekolah dan diluar sekolah. Membatasi pemakaian kendaraan dalam jarak tertentu dari sekolah adalah layak dicoba.


Author(s):  
Diana Andriyani Pratamawati ◽  
Widiarti Widiarti ◽  
Wiwik Trapsilowati ◽  
Riyani Setiyaningsih

Tembalang Subdistrict is still ranked as the first highest IR Dengue in Semarang City in 2014-2016. Incidence rate of dengue in Tembalang Sub District in 2016 was Dengue hemorrhagic fever (DHF) IR 166.89/100,000 population with Case Fatality Rate (CFR) 1.02%. The Semarang City Government has implemented PERDA No.5 of 2010 concerning DHF control with the establishment of special larvae monitoring officers namely Semantik (Semarang Bebas Jentik) and Gasurkes (Health Surveillance Officer) to conduct routine larval monitoring and socialize PSN-3M Plus. However, dengue cases in Tembalang District continue to exist.The purpose of the study was to identify behavioral factors related to monitoring larva presence in Tembalang District, Semarang City. This study is based on the cross sectional method, with quota sampling was used to recruit 100 respondents. The criteria for the case were the latest DHF cases recorded in the Semarang City Health Office Data (January to September 2017). Samples were taken in quota with 100 respondents. Data were analyzed by analytic descriptive using chi-square analysis and odds ratio. The results showed behavioral factors to monitor larvae routinely related to the results of larvae examination (p <0,05) with risk factors OR = 5,02 and form observations obtained ABJ in Tembalang District by 89% in 2017. This needs additional attention in the larva monitoring procedure by Semantics and Gasurkes. The more complete the quality of the larvae examination, the existence of larvae can be eradicated, so that the incidence of DHF can be prevented


Author(s):  
Sri Astuti ◽  
Yhona Paratmanitya ◽  
Wahyuningsih Wahyuningsih

<p><strong>ABSTRACT</strong></p><p><em><strong>Background</strong>: Diabetes mellitus (DM) can cause various chronic complications on the eyes, kidney, neuronal, and blood vessel. Family support is very important to motivate the patient in performing the treatment of diabetes mellitus or diet. Therefore, knowledge and family support can influence the undergoing treat mentor therapy of diabetes mellitus. Having the knowledge, patient can know impact of the disease and in the treatment of therapy that must be done. Good knowledge and family supports can improve patient compliance in undergoing diet.</em></p><p><em><strong>Objectives</strong>: To know the association between the knowledge level and family support with compliance in the diet therapy among the patients with diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.</em></p><p><em><strong>Methods</strong>: This was a quantitative descriptive research with cross sectional design. Sampling technique used was quota sampling, where sample were gained in accordance with research criteria of 68 people. Initially, data analysis used was Kolmogorov-Smirnov. Multivariate analysis used was multiple linier regression.</em></p><p><em><strong>Results</strong>: The research showed that the most of respondents had good knowledge level (82.4%) and also family support of the respondent towards compliance in the diet therapy of DM type 2 (51.5%). The compliance level of the respondents in the diet therapy of DM type 2 that was in the sufficient category as many as</em><br /><em>76.5%. Knowledge and family support did not relate with compliance in the diet of diabetes mellitus type 2 with p-value consecutively was 0.537 and 0.937. Knowledge level and family support had influence as many 11.5% toward diet pursuance. Knowledge level influenced more toward diet compliance (p=0.041).</em></p><p><em><strong>Conclusions</strong>: There was no association between knowledge level and family support with compliance in the diet therapy on the patient with diabetes mellitus type 2 in Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.</em></p><p><strong>KEYWORDS</strong><em>: knowledge, family support, diabetes mellitus</em></p><p><strong>ABSTRAK</strong></p><p><em><strong>Latar belakang</strong>: Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Dukungan keluarga sangat penting untuk memotivasi pasien dalam menjalankan</em><br /><em>pengobatan ataupun diet diabetes mellitus. Oleh karena itu pengetahuan dan dukungan keluarga sangat mempengaruhi dalam menjalankan pengobatan maupun terapi diabetes mellitus, karena dengan pengetahuan yang dimiliki pasien bisa mengetahui tentang penyakitnya, dampak-dampak dari penyakitnya, </em><em>serta berpengaruh dalam pengobatan maupun terapi yang harus dilakukan, salah satunya adalah diet diabetes mellitus dan pengetahuan yang baik serta adanya dukungan dari keluarga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani diet.</em></p><p><em><strong>Tujuan</strong>: Mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dalam menjalani terapi diet di Puskemas Kasihan II Bantul Yogyakarta.</em></p><p><em><strong>Metode</strong>: Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu quota sampling dan diperoleh 68 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji Kolmogorov-Smirnov. Analisis multivariat menggunakan regresi linear.</em></p><p><em><strong>Hasil</strong>: Penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden sebagian besar tergolong baik yaitu sebanyak 82,4% (56 orang), dukungan keluarga responden terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 51,5% (35 orang), tingkat kepatuhan responden dalam menjalani terapi diet DM tipe 2 yaitu dalam kategori cukup yaitu sebanyak 76,5% (52 orang). Untuk pengetahuan dan dukungan keluarga tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam menjalani diet diabetes mellitus tipe 2 dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p=0,537;&gt;0,05, nilai p=0,937; &gt;0,05. Koefi sien determinasi variabel bebas mempengaruhi variabel terikat sebesar 11,5 % oleh variabel tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga.</em></p><p><em><strong>Kesimpulan</strong>: Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam menjalani diet diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kasihan II Bantul Yogyakarta.</em></p><p><strong>KATA KUNCI</strong><em>: pengetahuan, dukungan keluarga, diabetes mellitus</em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document