HEARTY
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

50
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Lppm Universitas Ibn Khaldun Bogor

2620-7869, 2338-7475

HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Agus Riyanto

<p class="16aJudulAbstrak">Tuberkulosis (TB) paru apabila tidak diberikan pengobatan yang baik dapat menimbulkan kematian. TB Paru BTA (+) di Wilayah Kerja Puskesmas Cimahi Selatan menduduki peringkat pertama. Tujuan penelitian ini mengkaji hubungan kontak erat dan kapasitas rumah dengan terjadinya TB paru di Cimahi Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol, sampel sebanyak 84 orang terdiri dari 42 kasus yaitu pasien terdiagnosa positif TB dan 42 kontrol yaitu tetangga kasus negatif TB memiliki jenis kelamin dan umur sama dengan kasus. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, serta menyebarkan kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji kai˗kuadrat dan mengkaji besarnya risiko menggunakan Odd Ratio (OR: 95% CI). Hasil penelitian menunjukan ada hubungan signifikan kontak erat dengan terjadinya TB paru (p&lt;0,05), OR = 6.6 (CI 95%= 2.5–17.4). Ada hubungan signifikan kapasitas rumah dengan terjadinya TB paru (p&lt;0,05), OR = 2.9 (CI 95%= 1.1-7.3). Masyarakat yang pernah kontak erat dengan orang menderita TB paru berisiko 6.6 kali menderita TB paru dibandingkan dengan masyarakat yang tidak pernah kontak erat dengan orang menderita TB paru. Masyarakat yang kapasitas rumahnya tidak memenuhi syarat (&lt; 8 m2 per orang) bisiko 2.9 kali menderita TB paru dibandingkan dengan responden yang kapasitas di dalam rumahnya memenuhi syarat (≥ 8 m2 per orang).</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Dhito Pemi Aprianto ◽  
Atik Nurwahyuni

<p class="16bIsiAbstrak">Kebugaran jasmani merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari secara efektif, efisien dalam jangka waktu relatif lama, dipengaruhi faktor umur, genetik, ras, jenis kelamin, merokok, status kesehatan, aktivitas fisik, dan status gizi. Pegawai pemerintahan termasuk kelompok dengan proporsi tertinggi kegemukan 20% dan obesitas 33,7%. Program pengukuran kebugaran jasmani merupakan salah satu kebijakan kesehatan. Instansi pemerintah diharapkan melaksanakan pengukuran kebugaran jasmani minimal 1 kali/tahun termasuk di Kementerian Kesehatan sebagai inisiatornya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif <em>cross sectional</em>. Menggunakan data sekunder dari aplikasi SIPGAR periode April – Mei 2021 kemudian dilakukan penelusuran untuk mengontrol faktor lain yang dapat menjadi pengganggu. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui hubungan IMT dengan tingkat kebugaran jasmani pegawai Kementerian Kesehatan. Hasil menunjukan sebagian besar responden berada pada kelompok bugar 54,2% dengan proporsi kategori bugar  terbanyak (73%) pada umur 40-49 tahun; responden dengan status IMT gemuk mencapai 46,7%, atau lebih rendah dibandingkan IMT pada kelompok pegawai pemerintahan berdasarkan hasil Riskesdas. Setelah dilakukan pengontrolan terhadap faktor ras, status merokok, status kesehatan, aktivitas fisik, umur dan jenis kelamin; hasil uji <em>Chi Square</em> diperoleh nilai p=0.159, sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara status IMT dengan kebugaran jasmani pada pegawai Kementerian Kesehatan tahun 2021.</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Fitri Khoiriyah Parinduri ◽  
Kusharisupeni Djokosujono ◽  
Siti Khodijah Parinduri

Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya berbagai penyakit degeneratif dan menurunnya derajat kesehatan seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Septiyanti dan Seniwati (2020) menunjukkan bahwa pada umumnya obesitas dan obesitas sentral meningkat seiring dengan pertambahan usia, dengan prevalensi tertinggi berada pada usia 40-59 tahun.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor dominan terhadap kejadian Obesitas Sentral di daerah urban dan rural di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian <em>cross-sectional</em> dengan menggunakan data sekunder Indonesia Famiy Life Survey 5 Tahun 2014/2015. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa usia 40-50 tahun sebanyak 9.513 responden yang terbagi menjadi 5.597 di daerah urban dan 3.916 di daerah rural. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tempat wilayah(urban/Rural), jenis kelamin, pendidikan, konsumsi buah, konsumsi sayur, konsumsi <em>fast food</em>, konsumsi makanan manis, konsumsi gorengan, aktivitas fisik, dan merokok dengan obesitas sentral. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian obesitas sentral di Indonesia adalah tempat wilayah responden. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan lebih mengoptimalkan kembali sosialisasi dan edukasi  terkait Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) khusunya di daerah urban serta mengoptimalkan lingkungan tempat wiayah yang mendukung hidup sehat.


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Ernita Rante Rupang ◽  
Imelda Derang
Keyword(s):  

<p class="16bIsiAbstrak">Perawat merupakan pemberi layanan yang paling sering kontak dengan pasien <em>Covid-19</em> dalam memberikan layanan keperawatan dan mengalami banyak tekanan baik emosional maupun fisik. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pelayanan di ruang isolasi <em>Covid-19</em> di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner tentang karakteristik demografi dan panduan wawancara. Metode <em>purposive sampling</em> digunakan untuk memilih responden sesuai kriteria inklusi. Responden penelitian sebanyak 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya sindrom <em>burnout </em>perawat yang memberikan layanan di ruang isolasi dengan 4 faktor penyebab yang menjadi tema dalam penelitian ini yaitu: 1) kondisi emosional perawat, 2) motivasi kerja perawat, 3) faktor yang mendukung dalam pemberian layanan, 4) harapan dalam pemberian layanan selanjutnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari eksplorasi pengalaman responden ditemukan adanya sindrom <em>burnout </em>yang disebabkan oleh 4 faktor. Selanjutnya, perlu mengetahui tipe <em>burnout </em>yang dialami dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 78
Author(s):  
Linda Prasetyaning Widayanti ◽  
Estri Kusumawati

<p class="Default">Salah satu upaya pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran serta menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat virus COVID-19 adalah vaksinasi. Tercapainya <em>Herd Immunity</em> adalah tujuan utama dilakukan vaksinasi untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan persepsi tentang efektivitas vaksin dengan sikap kesediaan mengikuti vaksinasi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Variabel independen adalah persepsi dan variabel dependen adalah sikap. Sampel ditentukan dengan teknik <em>simple random sampling</em>. Sampel adalah 188 mahasiswa UIN Sunan Ampel dengan rentang usia 16-24 tahun. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner dengan <em>google form</em>. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Square. Hasil penelitian adalah paling banyak responden adalah wanita berusia 16-20 tahun (52%), mendapatkan informasi tentang COVID-19 melalui internet (55%), menganggap COVID-19 adalah penyakit berbahaya (89%), setuju terhadap efektivitas vaksin (87,2%) dan bersikap bersedia mengikuti vaksinasi (77,2%). Hasil analisa bivariat menunjukkan nilai <em>p value</em> 0,000 yang berarti terdapat hubungan signifikan antara persepsi tentang efektivitas vaksin dengan sikap kesediaan mengikuti vaksinasi. Pentingnya vaksinasi dimaksudkan untuk mempercepat kekebalan masyarakat agar Indonesia segera bebas dari pandemi COVID-19. Oleh karenanya, diperlukan dukungan penuh baik dari keluarga, institusi pendidikan, masyarakat dan pemerintah demi terlaksananya hal ini.</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 50
Author(s):  
Danny Kusuma Aerosta ◽  
Rico Januar Sitorus ◽  
Rostika Flora

<p class="16bIsiAbstrak">Sariawan tercatat sebagai penyakit yang dikeluhkan seperlima populasi dunia. Dan beberapa studi mengungkapkan tidak adanya pengaruh antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan. Namun penelitan sebelumnya memiliki jumlah sampel yang tidak besar. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan prevalensi dan distribusi sariawan dengan kebiasaan merokok pada perokok aktif dan pasif. Metode penelitian yang dipergunakan adalah cross-sectional dengan mempergunakan data <em>Indonesia Family Life Survey</em> (IFLS) 5 sebagai data induk untuk menganalisis hubungan antara kebiasaan merokok dan kejadian sariawan. Prevalensi sariawan didapatkan dari keterangan lisan partisipan terhadap keluhan sariawan dalam sebulan terakhir. Kebiasaan merokok adalah kategori paparan rokok antara perokok aktif dan pasif. Distribusi paparan didasarkan atas usia, jenis kelamin, pendidikan, gejala depresi, riwayat hipertensi dan diabetes, dan jenis makanan yang dikonsumsi dalam sepekan terakhir.  Peluang kejadian dari faktor pajanan dominan dihitung dengan analisis multivariat regresi logistik. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan angka kejadian sariawan sebesar 17,89%. Dan hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan. Peluang kejadian sariawan dari faktor resiko dominan, antara lain kebiasaan merokok, usia, gejala depresi, riwayat diabetes melitus, konsumsi mie instan, minuman berkarbonasi, makanan pedas dan gorengan sebesar 55,40%. Dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian sariawan dengan<em> pvalue&gt;0,0001.</em></p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Novrikasari . ◽  
Mona Lestari ◽  
Desheila Andarini ◽  
Anita Camelia ◽  
Poppy Fujianti ◽  
...  

<p class="16bIsiAbstrak">Bencana merupakan serangkaian kejadian yang mengancam kehidupan dan dapat mengakibatkan kerugian baik secara materil maupun moril. Bencana disebabkan oleh adanya faktor bahaya, pemicu, dan kondisi lingkungan yang rentan. Pengelolaan tanggap darurat terhadap suatu bencana sangat dibutuhkan guna menekan angka kerugian yang dapat ditimbulkan. Mall merupakan salah satu tempat yang rentan terjadi bencana seperti kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kesiapsiagaan pengunjung salah satu mall di Kota Palembang mengenai pemahaman bencana dan upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengambilan data dilakukan dalam satu waktu secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung mall<em> </em>dengan sampel sebanyak 47 pengunjung yang diperoleh melalui teknik <em>total sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 63,8% pengunjung mall tidak memiliki pengalaman tanggap darurat dan sebanyak 51,1% pengunjung memiliki pengetahuan yang tergolong rendah mengenai tanggap darurat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung salah satu mall di Kota Palembang tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai upaya tanggap darurat yang dapat dilakukan selama berada di dalam mall sehingga diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang melibatkan seluruh pengunjung mall untuk ikut serta agar dapat terlatih dalam menghadapi bencana yang seringkali datangnya tidak terduga.</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Nurhasanah .

<em>Patient safety </em>di rumah sakit bertujuan untuk menjaga mutu dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Kualitas pelayanan rumah sakit dapat diperoleh melalui peningkatan budaya <em>patient safety</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan budaya dengan perilaku <em>patient safety</em>. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan <em>cross sectional</em>. Sampel diambil secara <em>purposive sampling</em> dan data dikumpulkan melalui <em>self adminnistrated questionnaire </em>dengan mengkombinasikan penilaian dari diri sendiri, dua orang rekan dan atasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara budaya dengan perilaku <em>patient safety</em>. Semakin baik budaya <em>patient safety </em>maka semakin baik perilaku <em>patient safety </em>pada perawat. Saran dari temuan ini adalah mengupayakan pelaksanaan program <em>patient safety </em>agar terbentuk budaya mengutamakan keselamatan bagi pasien sehingga perilaku <em>patient safety </em>menjadi lebih baik.


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Mellyhatul Hasanah ◽  
Muchamad Rifai

<p>Dermatitis kontak merupakan jenis penyakit kulit akibat kerja non infeksi terbanyak dan pada umumnya dermatitis kontak berbentuk sesuai dengan kontaktan <em>alergen</em>/iritan<sup>(8)</sup>. Penyakit kulit akibat kerja tidak saja penyakit kulit baru yang didapat selama pekerjaan, tetapi juga meliputi penyakit kulit yang telah dialami dan kambuh kembali atau bertambah parah<sup>(7)</sup>. Keluhan yang dialami pembatik pewarna sintetis terjadi karena hanya sebagian kecil yang menggunakan APD, tidak memperhatikan kebersihan diri.</p><p>Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian <em>cross sectional</em><sup>(1</sup><sup>1</sup><sup>)</sup>. Pengambilan sampel <em>totality sampling</em>, dengan jumlah sampel sebanyak 38 pembatik pewarna sintetis. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar <em>checklist</em>. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-square diperoleh hasil analisis antara <em>personal hygiene</em> dengan keluhan dermatitis kontak pada pembatik pewarna sintetis memiliki nilai <em>p value</em> sebesar 0,020 (<em>p value</em> &lt;0,05) (OR= 5,786 CI= 1,336- 25,065). Sedangkan, pada analisis penggunaan APD dengan keluhan dermatitis kontak pada pembatik pewarna sintetis memiliki nilai <em>p value</em>= 0,009 (<em>p value</em> &lt;0,05 OR= 7,583 CI= 1,648-34,903). Sehingga, dapat disimpulkan ada hubungan antara <em>personal hygiene</em> dengan keluhan dermatitis kontak, dan ada hubungan antara penggunaan APD dengan keluhan dermatitis kontak pada pembatik pewarna sintetis di Giriloyo Kabupaten Bantul.</p>


HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 21
Author(s):  
Yusdiana . ◽  
Tuti Restuastuti
Keyword(s):  

<span>Kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu bagian fundamental dari kesehatan manusia secara menyeluruh. Karies gigi adalah masalah kesehatan gigi yang paling sering terjadi pada remaja usia sekolah akibat rendahnya tingkat pengetahuan. Karies gigi adalah penyakit infeksi dengan proses demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi. Karies bersifat kronis sehingga sebagian besar penderita berpotensi mengalami gangguan seumur hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan status kesehatan gigi pada siswi MTs Muhammadiyah Penyasawan Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Populasi penelitian adalah seluruh siswi MTs Muhammadiyah Penyasawan dengan sampel sebanyak 30 siswi kelas VIII rentang usia 12-16 tahun yang diperoleh berdasarkan persamaan Makuch dan Rescke (2011). Metode penelitian menggunakan metode survey berdasarkan <em>Cross sectional</em> dengan pendekatan analisis regresi linier sederhana, dimana tingkat pengetahuan sebagai variabel bebas (X) dan status kesehatan gigi sebagai variabel terikat (Y). Penilaian tingkat pengetahuan dilakukan dengan scoring jawaban kuisioner, sedangkan penilaian status kesehatan gigi dilakukan observasi dengan indeks DMF-T. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (<em>p</em>=0,000) dari tingkat pengetahuan terhadap status kesehatan gigi dengan tingkat keeratan hubungan R<sup>2</sup> = 0,542. Hal ini berarti bahwa 54,2% tingkat pengetahuan memiliki hubungan positif yang linier dengan status kesehatan gigi siswi.</span>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document