scholarly journals HUBUNGAN BUDAYA DENGAN PERILAKU PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT TRIA DIPA JAKARTA

HEARTY ◽  
2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Nurhasanah .

<em>Patient safety </em>di rumah sakit bertujuan untuk menjaga mutu dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Kualitas pelayanan rumah sakit dapat diperoleh melalui peningkatan budaya <em>patient safety</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan budaya dengan perilaku <em>patient safety</em>. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan <em>cross sectional</em>. Sampel diambil secara <em>purposive sampling</em> dan data dikumpulkan melalui <em>self adminnistrated questionnaire </em>dengan mengkombinasikan penilaian dari diri sendiri, dua orang rekan dan atasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara budaya dengan perilaku <em>patient safety</em>. Semakin baik budaya <em>patient safety </em>maka semakin baik perilaku <em>patient safety </em>pada perawat. Saran dari temuan ini adalah mengupayakan pelaksanaan program <em>patient safety </em>agar terbentuk budaya mengutamakan keselamatan bagi pasien sehingga perilaku <em>patient safety </em>menjadi lebih baik.

2019 ◽  
Author(s):  
intan lestari

Latar belakang ;Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai p pada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square. Semua nilai p lebih kecil dari nilai α=0,kesimpulan: erdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.


2019 ◽  
Author(s):  
Ronita Jayanti Purba

Keselamatan pasien merupakan sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar efisiensi pelayanan, dan perilaku dengan kemampuan perawat sangat berperan penting. Tujuan penelitian: mengetahui hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patient safety. Metode: desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang melibatkan 31 perawat sebagai responden. Instrument yang digunakan yaitu kuesioner perilaku perawat dan lembar observasi kemampuan perawat tentang keselamatan pasien. Hasil: analisis menggunakan Fisher’s Exact Test dan menunjukkan nilai ppada identifikasi pasien yaitu p=0,037, pada resiko infeksi pasien nilai p=0,005, dan pada resiko pasien jatuh nilai p=0,001 menggunakan Chi-square.Semua nilai plebih kecil dari nilai α=0,05. Simpulan: terdapat hubungan antara perilaku dengan kemampuan perawat dalam melaksanakan patiet safety di Ruang Akut IGD RSUP Prof. Dr. D. R. Kandou Manado. Saran: bagi rumah sakit lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien.


2021 ◽  
pp. 863-871
Author(s):  
Nurul Al Rahmi ◽  
Reza Aril Ahri ◽  
Ella Andayani

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di instalasi rawat inap RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2019 ditemukan sebesar 6,5% KTD infeksi jarum infus (phlebitis), salah pemberian obat 1,5% dan beberapa kasus  pasien jatuh. Insiden tersebut menunjukkan budaya keselamatan pasien di RSUD Labuang Baji Makassar dalam kategori baik namun tindakan pelayanan kesehatan terhadap keselamatan pasien masih butuh peningkatan pengetahuan dan motivasi perawat terhadap penerapan patient safety. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan sikap perawat terhadap program patient safety di RSUD Labuang Baji Makassaar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang dilaksanakan di RSUD Labuang Baji Makassar pada bulan Juni – Agustus 2020. Sampel penelitian berjumlah 156 orang dari total populasi perawat berjumlah 255 orang yang diperoleh dengan cara non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan penerapan patient safety (p = 0.144). Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel sikap dan motivasi dengan penerapan patient savety yakni nilai p masing-masing sebesar 0,000. Sikap dan motivasi memengaruhi penerapan patient savety oleh perawat. Jika sikap dan motivasi perawat baik, maka penerapan patient safety dapat dilaksanakan dengan baik.  Adapun saran peneliti terkait penelitian ini ialah bagi perawat agar meningkatkan pengetahuan patient safety dengan mengikuti seminar dan pelatihan, meningkatkan motivasinya untuk menerapkan patient safety, dan lebih berhati-hati dalam menangani pasien.


2019 ◽  
Author(s):  
Aminullah

Pengetahuann dan sikap merupakan hasil dari tahu melalui penginderaan terhadap suatu objek tertentu dan interaksi sosial sehingga terbentuknya tindakan seseorang. Patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kebijakan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (Patient Safety) di ruang rawat inap. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional untuk melihat apakah ada pengaruh antara kebijakan,motivasi, dan komitmen dalam penanganan resiko infeksi terhadap keselamatan pasien dan perawat. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana di ruang rawat inap. Sampel diambil dengan teknik stratified random sampling. Kriteria inklus pada penelitian ini semua perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap dan bersedia menjadi responden. Jumlah sampel perawat. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner . Setelah diketahui jumlah sampel minimum, metode pengambilan sampel dilanjutkan dengan tekhnik Purposive Sampling. kebijakan, motivasi, dan komitmen perawat dalam penanganan resiko terhadap keselamatan pasien. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung ke pengumpul data (Sugiyono, 2014). Data tersebut berupa data dokumentasi, statistik rumah sakit, dan rekam medis.Saran bagi rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang berkaitan dengan keselamatan pasien (patientsafety) sesuai dengan panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit.


Author(s):  
Rahmania Ambarika ◽  
Novita Ana Anggraini

Latar Belakang: Pasien dengan resiko jatuh merupakan salah satu resiko insiden yang tidak diinginkan dalam lingkup rumah sakit. Resiko pasien jatuh hingga terjadi insiden mempunyai dampak merugikan bagi pasien, salah satu dampak yang merugikan adalah dampak cidera fisik yang mencakup luka lecet, luka robek, luka memar, bahkan dalam beberapa kasus berat jatuh dapat berakibat fraktur, perdarahan, dan cidera kepala. Tujuan Penelitian: Tujuan mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan Patient safety resiko jatuh. Metedologi: Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross sectional. Populasi adalah Semua pasien pasien resiko jatuh. Besar sampel adalah 67 responden dengan menggunakan teknik Purposive sampling. Variabel Independen penelitian adalah Perilaku Caring. Variabel dependen adalah Patient safety resiko jatuh. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisis menggunakan uji Spearman Rho. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa peraku caring perawat cukup baik sebanyak 35 responden (52,2%), Patient safety resiko jatuh yaitu cukup sebanyak 30 responden (4,8%). Hasil penelitian didapatkan bahwa p=0,000 terdapat hubungan perilaku caring perawat dengan Patient safety risiko jatuh. Kesimpulan: Perilaku caring perawat dengan Patient safety risiko jatuh memiliki hubungan yang signifikan, karena perilaku caring memberikan perawatan langsung, dan berespon terhadap setiap kondisi pasien.


Author(s):  
Taufik Alhidayah ◽  
Fransisca Sri Susilaningsih ◽  
Irman Somantri

Patient safety is one of the five crucial hospital safety issues. This study aimed to determine factors related with nurses’ compliance in the implementation of indicators of patient safety goals (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6). This study was a descriptive correlative with a cross-sectional approach. Samples were recruited using a purposive sampling technique (n = 102). Data were analyzed using chi-square and Mann–Whitney tests. The results of this study indicate that the leadership style of the head nurse, rewards, attitudes, and motivation had a significant relationship with the level of adherence in the implementation of IPSG 1 and IPSG 2. The level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 5 was only influenced by the leadership style of the room head and the nurses’ positive attitude. None of the factors had significant relationships with the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 6. The consultative leadership style of the room head can change the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1 by 5.6 times, with 5.06 times toward IPSG 2 and 4.71 times toward IPSG 5. This research recommends the need for consultative leadership style from the room head to carry out the roles and functions as a supervisor to improve associate nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6. Abstrak Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Implementasi Indikator Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit X Cilacap, Indonesia. Keselamatan pasien adalah salah satu dari lima isu penting keselamatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan perawat dalam penerapan indikator sasaran keselamatan pasien (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6). Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (n = 102). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan, penghargaan, sikap, dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan dalam penerapan IPSG 1 dan IPSG 2. Tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 5 hanya dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan dan sikap positif perawat. Tidak ada faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 6. Gaya kepemimpinan konsultatif kepala ruangan dapat mengubah tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1 sebesar 5,6 kali, dengan 5,06 kali terhadap IPSG 2 dan 4,71 kali terhadap IPSG 5. Penelitian ini merekomendasikan perlunya gaya kepemimpinan konsultatif dari kepala ruangan untuk melaksanakan peran dan fungsi sebagai pengawas untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6. Kata Kunci: indikator sasaran keselamatan pasien, kepatuhan, perawat


2020 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
pp. 170-183
Author(s):  
Taufik Alhidayah ◽  
Fransisca Sri Susilaningsih ◽  
Irman Somantri

Patient safety is one of the five crucial hospital safety issues. This study aimed to determine factors related with nurses’ compliance in the implementation of indicators of patient safety goals (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6). This study was a descriptive correlative with a cross-sectional approach. Samples were recruited using a purposive sampling technique (n = 102). Data were analyzed using chi-square and Mann–Whitney tests. The results of this study indicate that the leadership style of the head nurse, rewards, attitudes, and motivation had a significant relationship with the level of adherence in the implementation of IPSG 1 and IPSG 2. The level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 5 was only influenced by the leadership style of the room head and the nurses’ positive attitude. None of the factors had significant relationships with the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 6. The consultative leadership style of the room head can change the level of nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1 by 5.6 times, with 5.06 times toward IPSG 2 and 4.71 times toward IPSG 5. This research recommends the need for consultative leadership style from the room head to carry out the roles and functions as a supervisor to improve associate nurses’ compliance in the implementation of IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, and IPSG 6. Abstrak Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Implementasi Indikator Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Keselamatan pasien adalah salah satu dari lima isu penting keselamatan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan perawat dalam penerapan indikator sasaran keselamatan pasien (IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6). Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (n= 102). Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square dan Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala ruangan, penghargaan, sikap, dan motivasi memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepatuhan dalam penerapan IPSG 1 dan IPSG 2. Tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 5 hanya dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan kepala ruangan dan sikap positif perawat. Tidak ada faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 6. Gaya kepemimpinan konsultatif kepala ruangan dapat mengubah tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1 sebesar 5,6 kali, dengan 5,06 kali terhadap IPSG 2 dan 4,71 kali terhadap IPSG 5. Penelitian ini merekomendasikan perlunya gaya kepemimpinan konsultatif dari kepala ruangan untuk melaksanakan peran dan fungsi sebagai pengawas untuk meningkatkan kepatuhan perawat dalam penerapan IPSG 1, IPSG 2, IPSG 5, dan IPSG 6. Kata Kunci: indikator sasaran keselamatan pasien, kepatuhan, perawat


2021 ◽  
pp. 1348-1356
Author(s):  
Zelyn Rizkiyah Zarui ◽  
Reza Aril Ahri ◽  
Arni Rizqiani Rusydi

Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 145 perawat dan sampel berjumlah 97 perawat, sampel diambil dengan cara purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuosioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil pengambilan data awal kasus insiden keselamatan pasien yang didapatkan di RSUD Kota Makassar tahun 2019 bahwa kasus insiden keselamatan pasien menunjukkan 1 kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 22 kasus Kejadian Tidak Cedera (KTC), 1 kasus Kejadian Potensial Cedera (KPC), 11 kasus Kejadian Nyaris Cedera (KNC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat dengan upaya penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020. Hasil analisis uji chi-square dengan α=0.05 menunjukkan bahwa nilai p-value untuk pengetahuan kerja perawat p 0,867, sikap kerja perawat p=0.235, motivasi kerja perawat p=0.052 dengan penerapan patient safety. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Kompetensi Perawat dengan Upaya Penerapan Patient Safety di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020.


2021 ◽  
pp. 317-326
Author(s):  
Ananda Ainun ◽  
Sumiaty ◽  
Ella Andayanie

Keselamatan pasien adalah sebuah transformasi budaya, dimana budaya yang diharapkan adalah budaya keselamatan, budaya tidak menyalahkan, budaya lapor dan budaya belajar. Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan isu global dan komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasardari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu.Berdasarkan hasil pengambilan data awal kasus insiden keselamatan pasien dan data budaya keselamatan pasien yang didapatkan di RSUD Kota Makassar (2019) bahwa kasus insiden keselamatan pasien mulai bulan April-Desember 2019 menunjukkan 1 kasus Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 22 kasus Kejadian Tidak Cedera (KTC), 1 Kasus Kejadian Potensial Cedera (KPC), 11 kasus Kejadian Nyaris Cedera (KNC).penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi kerja perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 97 responden diambil dengan cara purposive sampling. Data diperoleh menggunakan kuosioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara Pengetahan dengan Pelaksanaan Keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,867, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), berdasarkan variabel sikap tidak ada hubungan dengan pelaksanaan keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,197, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), berdasarkan variabel motivasi tidak ada hubungan dengan pelaksanaan keselamatan pasien Dengan mengunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 1,000, nilai tersebut lebih besar dari pada α=0,05 (p> dari nilai α=0,05), Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Makassar Tahun 2020.


2018 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Anggi Napida Anggraini ◽  
Choirul Anwar ◽  
Brune Indah Yulitasari

<p align="center"><strong>ABSTRACK</strong></p><p>Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Sampai saat ini masalah keselamatan pasien Rumah Sakit masih menjadi masalah global, <em>Joint Commission International </em>(JCI) &amp; <em>World Health Organitation</em>, menurut WHO dalam Ismiyati 2013, menyatakan bahwa kejadian infeksi nosocomial di rumah sakit mencapai 9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap seluruh rumah sakit di dunia. Angka yang terbilang cukup tinggi untuk kejadian dalam penerapan <em>patient safety</em>. Mengetahui hubungan implementasi IPSG <em>(International Patien Savety Goals)</em>dengan kepuasan Pasien di Puskesmas Kasihan I Bantul. Jenis Penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian <em>Cross-sectional</em>. Pengambilan sampel mengunakan accidental sampling untuk kepuasan pasien dan purposive sampling untuk tenaga kesehatan. Instrumen penelitian mengunakan kuesioner dan ceklis observasi. Metode analisis yang digunakan adalah C<em>hi Square. </em>Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan antara Implementasi IPSG dengan kepuasan pasien dengan nilai <em>p-value </em>0,004 (0,005).</p><p> </p><p><strong>K</strong><strong>a</strong><strong>t</strong><strong>a Kunci: </strong>IPSG, <em>international, Patient, Savety, </em>kepuasan pasien</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document