Brikolase Jurnal Kajian Teori Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

48
(FIVE YEARS 35)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Seni Indonesia Surakarta

2622-0652, 2087-0795

Author(s):  
Suharto Yusuf ◽  
Fivin Bagus Septiya Pambudi

The development of handicrafts in Indonesia is now experiencing such a rapid pace, especially those oriented to various modern technological facilities lately. Accompanying all human needs that are passive and have an active function, furniture or household furniture products are the main choice in various worlds of property today, both domestically and abroad. The relationship between craft art and several aspects that must be met shows the existence of a problematic in its embodiment. This is probably not realized by the kriyawan who appear instantly and oriented to a market. It's the same with craftsmen in Mulyoharjo Village, although there are those who have the idea of working through an artistic instinct and become unconventional craft craftsmen in their social community.


Author(s):  
Prisca Amelia ◽  
Harijati Purwaningsih

Indonesia adalah negara dengan banyak kebudayaan, salah satunya adalah cerita rakyat. Banyak cara untuk melestarikan cerita rakyat dengan menarik minat generasi muda, salah satunya adalah cerita rakyat tersebut dijadikan sebuah komik. Salah satunya adalah dengan mengangkat kisah cerita rakyat dari Desa Arjowilangun, Malang. Di zaman yang semakin maju, penggunaan gawai kian meningkat pesat, dengan memanfaatkan gawai maka pelestarian cerita rakyat lebih mudah. Diciptakannya sebuah komik dalam bentuk digital agar mudah membaca, mengakses dan menyebarkannya lebih muda.            Untuk menciptakan komik digital, dilakukan metode kualitatif untuk mendapatkan sumber data. Metode kualitatif mudah menemukan hasil data yang sesuai dengan keinginan peneliti, karena dengan menjabarkannya secara rinci. Untuk mendapatkan data yang sesuai, dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara warga di Desa Arjowilangun, observasi di sekitar desa, dan dokumentasi. Setelah mendapatkan data maka dilakukan analisis data, maka digunakannya analisis SWOT agar dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan dalam pembuatan komik digital mengenai Desa Arjowilangun.            Hasil perancangan ini berupa komik digital dengan mengangkat budaya yang ada di Desa Arjowilangun. Karya ini menampilkan budaya dengan Desa Arjowilangun pada masa awal mula terbentuknya Desa Arjowilangun dengan penggunaan warna, typografi dan latar belakang yang sesuai dengan Desa Arjowilangun. Perancangan ini berupa komik digital, dengan media pendukung yaitu buku, kaos, pin dan stiker, yang diharapkan  dapat memberi suatu bentuk edukasi mengenai Desa Arjowilangun.


Author(s):  
Deny Tri Ardianto ◽  
Anugrah Irfan IlIsma ◽  
Arif Ranu Wicaksono ◽  
Sayid Mataram ◽  
Rudy Wicaksono Herlambang
Keyword(s):  

Revolusi industri 4.0 membawa perubahan pada bidang teknologi informasi. Manusia yang semakin akrab dengan teknologi menghasilkan kebudayaan digital. Perkembangan tersebut berdampak pada kemunculan era disrupsi yang memerlukan sikap adaptif untuk mengikutinya. Pandemi Covid 19 yang memiliki efek secara global, menyebabkan lebih banyak tuntutan untuk beradaptasi karena terjadi beragam perubahan pola dalam kehidupan. Salah satu tuntutan tersebut terjadi dalam dunia pendidikan yang memiliki kendala dalam berkomunikasi antara pendidik dan peserta didik. Hal ini memunculkan permasalahan mengenai bagaimana pendidik menyikapi fenomena online learning dalam mengembangkan media ajar berbasis video. Sebagai alternatif solusi dari permasalahan tersebut, yaitu dengan menciptakan media ajar video menggunakan teknik green screen yang diunggah melalui kanal-kanal video.


Author(s):  
Syamsiar - Syamsiar

Art creation: Exploration of Plastic Waste in Fine Art is an experiment in utilizing plastic waste around the author into an aesthetic 2-dimensional work of art as an effort to reduce waste on earth, and at the same time enriching the treasures of art in Indonesia, especially and the world in general. Plastic waste can unknowingly threaten the survival of the human environment. Plastic cannot be destroyed through natural processes and lasts a very long time in nature. It takes 500-1000 years for plastic to degrade, but it will still leave microplastic particles that are harmful to living things. Creating works of art is one of the efforts of the author as an artist to take care of reducing plastic waste. The concept of the work in this creation is a spooky facial expression that conveys a message to the audience that plastic waste is dangerous for the future of living things. To achieve the goal of creation, it is done by using the method of material experimentation and exploration of the form of the work of creation. The materials used are various kinds of plastic waste which are cleaned, sorted by color and then pressed using an electric iron on the prepared medium. Through this method, several works of spooky facial expressions were obtained. Abstrak               Penciptaan karya seni: Eksplorasi Limbah Plastik dalam Karya Seni Rupa adalah sebuah eksperimen dalam memanfaatkan limbah plastik yang ada di sekitar penulis menjadi sebuah karya seni 2 dimensi yang estetis sebagai upaya dalam mengurangi limbah sampah di bumi, dan sekaligus dapat memperkaya khasanah kesenirupaan di tanah air khususnya dan dunia umumnya. Limbah plastik tanpa disadari dapat mengancam kelangsungan lingkungan kehidupan manusia. Plastik tidak dapat hancur lewat proses alami dan bertahan sangat lama di alam. Dibutuhkan 500-1000 tahun bagi plastik agar tergradasi, tapi tetap saja akan menyisakan partikel mikroplastik yang berbahaya bagi makhluk hidup. Menciptakan karya seni adalah salah satu upaya penulis sebagai perupa untuk ikut peduli mengurangi limbah plastik. Konsep karya dalam penciptaan ini adalah ekspresi wajah seram yang membawa pesan kepada audiens bahwa limbah plastik berbahaya bagi masa depan makhluk hidup. Untuk mencapai tujuan penciptaan dilakukan dengan menggunakan metode ekspremen bahan dan eksplorasi bentuk ciptaan karya. Bahan yang digunakan adalah berbagai macam limbah plastik yang dibersihkan, dipilah warnanya kemudian dipress menggunakan setrika listrik pada medium yang telah disiapkan. Melalui metode ini kemudian didapatkan beberapa karya ekspresi wajah seram.  


Author(s):  
Sarwono - Sarwono ◽  
Adji Isworo Josef ◽  
Tiwi Bina Affanti ◽  
Ratna Endah Santoso ◽  
Novita Wahyuningsih
Keyword(s):  

ABSTRACTThe Javanese society has a harmony concept which has become an interesting tradition part in live. The Javanese people, especially  the Surakarta society, have a belief in the world philosophy (universe), consisting of the great universe ( macrocosmos) and small universe ( microcosmos). The microcosmos cannot be separated from the great macrocosmos which must be kept its harmony with  their lives, so the ritual elements of the small universe. Therefore, the art isi always connected with their lives, so the ritual elements consist in the traditional art. The art has three functions known in Javanese society, that is for a ritual purpose and a show purpose with entertaining characteristics for the inner satisfaction in the society. Moreover, the traditional artwhich is formed in the usage art, like the custom clothes, tools / instruments, ornaments and others functioning as ritual purposes, have definitely had the important value symbols in the society, or as the tools to support the ritual implementation in the society.The art of Tritik and Jumputan craft also contains the teachings of ethics and aesthetics in the form of visual appearances and symbolism of life which can basically lead humans to perfection and true identity.Keywords: Jumputan,Tritik, The custom ceremony, traditional  ABSTRAKMasyarakat Jawa memiliki konsep keselarasan yang merupakan bagian tradisi yang penting dalam kehidupan. Orang Jawa, khususnya masyarakat Surakarta memiliki keyakinan dalam pandangan dunia (jagat), yang terdiri dari jagat gede (makrokosmos) dan jagat cilik (mikrokosmos). Mikrokosmos menjadi yang tidak terpisahkan dengan makrokosmos yang harus dijaga keselarasannya dengan unsur-unsur jagat cilik. Oleh sebab itu, seni selalu dikaitkan dengan kehidupannya, sehingga unsur ritual terdapat dalam seni tradisional. Kesenian memiliki tiga fungsi yang dikenal dalam masyarakat Jawa, yaitu untuk tujuan ritual, untuk tujuan tontonan yang bersifat entertaintment kepuasan batin dalam masyarakat. Apalagi kesenian tradisional yang berbentuk seni pakai, seperti pakaian adat, peralatan, hiasan, dan sebagainya dalam fungsinya sebagai kepentingan ritual, sudah barang tentu memiliki simbol-simbol yang bernilai dalam masyarakat, ataupun sebagai sarana untuk mendukung pelaksanaan ritual dalam masyarakat. Seni kerajinan tritik dan jumputan ini juga termuat ajaran etika dan keindahan yang berbentuk  penampilan visual dan simbolisme hidup yang pada dasarnya dapat menuntun manusia menuju kesempurnaan dan jati diri yang sejati.Kata kunci : Jumputan, Tritik, Pakaian Adat, Tradisional


Author(s):  
Wayan Setem ◽  
I Wayan Mudana

Artikel ini merupakan hasil riset bertujuan untuk mendeskripsikan leksikon yang rangkuman informasi beragam  terkait istilah-istilah seni rupa bidang seni lukis klasik wayang Kamasan, seni ukir, dan tekstil di Bali. Adapun sebagai sub-sistem, seni lukis klasik wayang Kamasan, seni ukir, dan tekstil mengandung berbagai unsur saling berkait yakni   konsep keindahan yang menjadi arahan, teknik yang dicari, disebarkan dan dikembangkan untuk memberi bentuk kepada konsep-konsep keindahan, ada seniman/pengerajian  yang mengelola pembuatan karya, penularan keahlian, teknik, fungsi, makna, dan peristiwa kesejarahan.  Teori yang digunakan adalah linguistik struktural, leksikologi dan leksikografi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kajian pustaka, wawancara, dan lawatan sejarah yang dilanjutkan dengan  teknik pencatatan. Dalam metode analisis data pemilihan elemen penentu dengan teknik korelasional dilanjutkan teknik analisis induktif dan deduktif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya leksikon khas yang digunakan oleh seniman/pengerajin seni lukis klasik wayang Kamasan, seni ukir, dan tekstil di Bali.  Leksikon tersebut terdiri dari tiga katagori, yakni alat dan bahan, proses pembuatan, dan estetika. Leksikon ketiga bidang seni rupa tersebut juga memiliki dua katagori fungsi yakni sebagai pemberian nama dan sebagai proses pembuatan. Begitu juga pada ragam penggambaran/motif memiliki nilai budaya berdemensi vertikal (religi dan kepercayaan) serta nilai budaya berdemensi horisontal meliputi nilai tradisi, nilai perasaan dan kedamaian, berorientasi alam, nilai kesejahteraan, dan nilai sosial.  


Author(s):  
Kukuh Dwi Wijаnаrko ◽  
Tristan Alfian

Brаnding Tenun Troso sаngаt penting, kаrenа kаin Troso sebаgаi tekstil yаng dаpаt mencerminkаn stаtus seseorаng dаlаm mаsyаrаkаt. Permаsаlаhаn utаmа kаin Troso аdаlаh selаin hаrgаnyа lebih mаhаl dаri kаin yаng lаin, promosi untuk membrаnding Troso jugа sаngаt kurаng. Secаrа umum tujuаn penelitiаn ini untuk mencаri jаwаbаn yаng sesuаi dengаn permаsаlаhаn utаmа yаitu konsep brаnding berbаsis industri kreаtif dаn strаtegi komunikаsi visuаl brаnd sehinggа memberi dаmpаk terhаdаp perkembаngаn Tenun Troso Jepаrа. Brаnding yаng telаh bаnyаk ditаmpilkаn melаlui showroom sebаgаi setrаtegi komunikаsi pаrа pengusаhа dihаrаpkаn dаpаt menаrik minаt wisаtаwаn untuk membeli tenun. Metode penelitiаn аdаlаh deskriptif yаitu untuk membuаt penjelаsаn secаrа аkurаt, sistemаtis dаn fаktuаl mengenаi fаktа-fаktа dаn sifаt populаsi аtаu lokаsi tertentu dаlаm аrti ini pаdа riset. Konsep brаnding tenun Troso pаdа аwаlnyа dijаlаnkаn pengusаhа melаlui Showroom аtаu tempаt untuk memаjаng аtаu melаkukаn displаy hаsil produksi.Sebаgiаn besаr pemаsаrаn dikirimkаn ke Bаli, Jаkаrtа, Yogyаkаrtа, Solo, dаn dаerаh-dаerаh di Luаr Jаwа seperti di Lаmpung, Sulаwesi, NTB, Flores, Pаpuа, dаn lаin-lаin. Prospek setelаh brаnding Tenun Troso terkenаl, dihаrаpkаn pengusаhа dаpаt memаsаrkаn lаngsung kepаdа pembeli tаnpа perаntаrа pihаk ke tigа.


Author(s):  
Satriana Didiek Isnanta ◽  
Much. Sofwan Zarkasi ◽  
Asmro Nurhadi Panindias

ABSTRACTThis article is the result of a study on the creation of installation art based on local wisdom with the source of the idea of creating the Loro Blonyo statue. Loro blonyo is a pair of wooden statues consisting of a statue of a woman accompanied by a man wearing a traditional Javanese wedding dress in a basahan style in a sitting position. Broadly speaking, the meaning of the Loro Blonyo statue for the Javanese community is the unity of a couple as a reflection of the harmony and unity of Javanese thoughts. The meaning of the loro blonyo statue is then analyzed, elaborated, and reinterpreted.The research method used is Dharsono's Artistik Creation (2016), namely: research with an ethical approach and research with an emic approach, exploration, experimentation, and formation. The results of the research were concluded and became the basis for the concept of installation art with the visual form of local culture as a strengthening of cultural identity. Keywords: installation art, art experimentation, loro blonyo, cultural identity.  ABSTRAKArtikel ini merupakan hasil studi penciptaan karya seni instalasi berbasis kearifan lokal dengan sumber ide penciptaan patung Loro Blonyo. Loro blonyo adalah sepasang patung dari bahan kayu yang terdiri atas patung perempuan dan didampingi seorang laki-laki dengan menggunakan busana perkawinan adat Jawa gaya basahan dalam posisi duduk. Secara luas, makna patung Loro Blonyo  bagi masyarakat Jawa adalah kesatuan pasangan sebagai refleksi pikiran Jawa yang harmoni dan manunggal. Makna patung loro blonyo tersebut kemudian dianalisis, dielaborasi dan ditafsir ulang.Metode penelitian menggunakan Kreasi Artisik  Dharsono (2016), yaitu : riset dengan pendekatan etik dan riset dengan pendekatan emik, eksplorasi, eksperimentasi dan pembentukan. Hasil riset tersebut disimpulkan dan menjadi dasar konsep karya seni instalasi dengan wujud visual budaya lokal sebagai penguatan identitas kultural. Kata kunci: Seni instalasi, eksperimentasi seni, loro blonyo, identitas kultural.


Author(s):  
M. Rain Rosidi

ABSTRACTThe traces of colonialism were not only exploitation, but also 'civilization'. The relationship between the master (colonizer) and the slave (the colonized), although not equal, did not mean without negotiation. For colonized nations, colonialism was both hated and longed for and admired, which in the Postcolonial concept is called 'ambivalence'. The postcolonial theory aims to carry out historical and psychological recovery, by decomposing the residues of colonization, dismantling past power relations, and initiating collaboration between the colonizers and the colonized. The postcolonial perspective is used to observe three pieces of art produced by Yogyakarta artists. Through these three works of art, discussion of the residues of colonialism, ambiguity, the power of knowledge, and collaboration can be discussed. Keyword: postcolonial, civilisation, ambivalence, residues, power-relation, collaboration ABSTRAKJejak kolonialisme bukan hanya eksploitasi, tapi juga ‘sivilisasi’ (pemeradaban).  Hubungan antara tuan (penjajah) dan budak (si terjajah) walau tidak setara tetapi bukan berarti tanpa negosiasi. Bagi bangsa terjajah kolonial itu dibenci sekaligus dirindukan dan dikagumi, yang dalam konsep Poskolonial disebut sebagai 'ambivalensi'. Teori Poskolonial bertujuan untuk melakukan pemulihan historis dan psikologis, dengan mengurai (decomposing) residu-residu kolonisasi, membongkar hubungan-hubungan kuasa di masa lalu, dan merintis terjadinya kolaborasi antara penjajah – terjajah. perspektif poskolonial digunakan untuk mengamati tiga buah karya seni yang diproduksi oleh seniman Yogyakarta. Melalui ketiga karya seni itu pembahasan mengenai residu kolonialisme, ambivelansi, kuasa pengetahuan, dan kolaborasi dapat dibicarakan. Kata kunci: poskolonial, sivilisasi, ambivalensi, residu, kuasa pengetahuan, kolaborasi.  


Author(s):  
Sarwono - ◽  
Tiwi Bina Affanti ◽  
Ratna Endah Santoso ◽  
Adji Isworo Josef

The purpose this training activities is to provide skills for neglected and drop-out children at PPSA Taruna Yodha Sukoharjo in making clothing decorations with hapa zome techniques and marketplace marketing. Currently, there is an eco fashion trend in society. Clothes with hapa zome decorative techniques are considered unique but not many have made them. Hapa zome material can easily be obtained from plants in the environment which is usually as weeds. The activities carried out by the method of lectures, tutorials, practice and product evaluation. The activity ran smoothly, the atmosphere was fun and the participant’s interest in participating in the training was very high. The participants seemed able to develop various models of natural decoration on clothes and mix them with embroidery techniques. This training has the impact of increasing the participant's ability to make clothing decorations with the hapa zome technique and to understand several marketplace marketing techniques. The product was produced as part of the go green campaign and it predicted have a good market.  Key words: go green. hapa zome, Taruna Yodha,


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document