Jurnal Patra
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

39
(FIVE YEARS 39)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Desain Bali

2684-9461, 2684-947x

Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 127-137
Author(s):  
Maysitha Fitri Az Zahra ◽  
Ully Irma Maulina Hanafiah ◽  
Febri Toni Setiawan

Batik, which is rich in symbols and philosophies for the Indonesian people, has now been recognized by UNESCO as a Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. The beginning of the emergence of batik in Indonesia is in the city of Solo, and comes from the Pajang kingdom 400 years ago. With the passage of time, batik continues to grow and produces various variations and innovations, from raw materials to the drawn motifs. However, it is very unfortunate that not all of the previous heritage batik can be maintained. Recently, there has been a batik museum created by individuals or institutions, but in the design, some interior elements are less than optimal in their arrangement. So they don't affect the batik stored or on display. In this research, focus of the discussion is on standardization which discusses spatial planning, facilities, collections, lighting, ventilation, acoustics and museum security, which are combined with local wisdom of Surakarta architecture, so that the data becomes a batik museum with character and can preserve the stored batik. This research uses a case study of the Surakarta batik museum, and the final results of this study can be used as a guide for designing a museum with fabric materials in it.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 66-77
Author(s):  
Deada Khoirurizka ◽  
Nurhayatu Nufut Alimin

Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang gemar bersantap di luar rumah saat ini menjadi salah satu faktor pendorong berkembangnya industri restoran. Salah satu restoran yang cukup menarik adalah Oura yang terletak di Kota Malang dengan bangunan yang didominasi oleh material semen ekspos dan banyak menerapkan bukaan yang cukup lebar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan nilai estetika pada interior restoran Oura berdasarkan prinsip dan unsur desain sesuai dengan teori estetika formalis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitian mencakup seluruh interior restoran Oura, sedangkan sampel pada penelitian ini adalah area main entrance, ruang makan 1 dan ruang makan 2 yang terletak di lantai dasar restoran Oura. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data oleh Miles & Huberman dengan menggunakan teori estetika formalis visual desain interior dan pendekatan elemen desain interior oleh Francis D.K. Ching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga sampel memenuhi nilai estetika formalis, yaitu: (1) Unsur desain (garis, bidang, terang-gelap, bentuk, warna, tekstur, pola), (2) Prinsip dan asas desain (kesatuan, keseimbangan, irama, skala/proporsi, penekanan). Dalam penerapannya, terdapat kesamaan pola estetika pada ketiga ruang yang diteliti, yaitu penggunaan warna, bidang, tekstur, material dan pola. Bidang geometris dan pola garis yang berulang banyak diterapkan di setiap ruang yang diteliti. Selain itu, Oura juga banyak menggunakan material semen ekspos pada dinding dan ceiling ruangan. Penggunaan unfinished material seperti semen ekspos merupakan bagian dari tren desain interior restoran yang berkembang belakangan ini sehingga penerapannya dapat menarik minat konsumen untuk datang.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 106-111
Author(s):  
Sherly Virthadani

  Globalization affects all aspects of people's lives, including changes in cultural values. This threatens the diversity and uniqueness of the existing local culture. In general, culture is more focused on universal form and uniformity. For this reason, efforts are needed to introduce and redevelop the cultural diversity of the local area. One of the strategies is to promote traditional culture as a source of inspiration in the interior design concept of a city hotel. This interior design uses the Jaipong Kawung Anten dance as a source of inspiration for City Hotel's interior design. The research method uses a qualitative method with a descriptive approach. Processing the design concept takes the character and philosophy of the Jaipong Kawung Anten dance. The Jaipong Kawung Anten dance tells the story of the daughter of Kawung Anten from the Sumedang Larang kingdom. The character of the dance is dynamic, varied, energetic, and masculine. The elements of the dance are implemented in the treatment of walls, floors, and the selection of furniture. Some elements of the Jaipong Kawung Anten dance are also processed into artwork and hotel interior ornaments. The choice of interior materials and colors also refers to the visualization of the Jaipong Kawung Anten dance. The results of this interior design are expected to become an iconic hotel in Bandung with the theme "Jaipong Kawung Anten". Through interior design, this can also be an effort to help preserve traditional Sundanese culture.      


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 112-120
Author(s):  
Farah Salsabila

Relief is an expression of feelings and thoughts poured on a flat plane whose flat surface becomes arising and its position is higher than its background. Reliefs have been known since the days of Hindu Buddha with the discovery oftangibleand culturalartifacts. In its development relief is also found in the building of Avalokitesvara Monastery, Serang Banten. This research method uses qualitative methods, where the analysis is more descriptive. Avalokitasvara Monastery building is located in Pamarican Village, Dermayon Village of Serang City, Banten Province. The Avalokitesvara monastery was built as a proof of Sheikh Sheikh Syarif Hidayatullah's love for Princess Ong Tien. The placement of reliefs in the Avalokitesvara Monastery is located on the wall of the main tunnel. Where there are 10 panels placed facing the right and left side walls, each has a different story. The relief also uses visualization of perspective techniques. Visualization on relief describes the situation of the community at the beginning of the initial construction of the monastery until today. The existence of reliefs in the monastery in addition to being an aesthetic element in the interior, but also acts as a medium to ensede the history of the monastery's journey.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 121-126
Author(s):  
Almer Hassan Ali

This research generally aims to gain knowledge about the traditional values of the Bantayo Po 'Boide Traditional House by trying to express the cultural values of the people of Gorontalo Regency. This research Specifically a variety of decorative meanings in the Bantayo Po' Boide traditional house. This research uses descriptive method by collecting various qualitative and quantitative data relating to the form and symbolic meaning of the Bantayo Po' Boide Traditional House of Gorontalo Regency, while the data collection uses the method of Observation, Documentation, Interview and Literature Study. The results of this study, the writer found a variety of decorative meanings in the Bantayo Po' Boide traditional house. 1) The front of the house there is a stylized ornament of lotus and breadfruit plants and grouse. 2) Ornaments on the edge of the banyan and triangular tree ceiling. 3) Ornaments in the ventilation of doors and windows are stylized in the form of spears and shields. 4) The living room ceiling ornament is a combination of lotus flowers and chains. 5) Ornaments on lyst plank are stylized from jasmine plants.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 78-88
Author(s):  
Susi Hartanto ◽  
Christine Natalia

Bagi kebanyakan orang, finishing tetap menjadi salah satu poin terpenting dalam memilih mebel karena itulah yang pertama kali terlihat. Karena milenial adalah konsumen utama mebel dan pilihan mereka condong ke gaya kasual, pasar mengikuti permintaan dengan menyajikan gaya mebel yang semakin kontemporer dengan garis-garis sederhana, terlebih karena ada teknologi finishing yang semakin maju dan mampu membuat finishing seperti wire-brushed dan distressed. Hal ini yang membuat finishing menjadi semakin penting dalam desain mebel. Berkolaborasi dengan New Elegant, Ltd (dengan akses ke pabrik rekanan dan buyer), penelitian ini bertujuan menghasilkan alternatif finishing kayu yang baru, berdasarkan riset tren pasar US sebagai importir mebel no.1 di dunia. Stool lepas pasang sebagai aplikasinya akan dibuatkan desain dan sample-nya, dan ditawarkan kepada buyer untuk mendapatkan input saat musim pameran.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 89-94
Author(s):  
I Putu Angga Wijaya ◽  
Ngurah Gede Dwi Mahadipta ◽  
Ni Made Sri Wahyuni Trisna

Ubud adalah salah satu destinasi wisaya favorit di Bali. Ubud memiliki sumber daya dan keindahan alam potensial yang dapat dikembangkan menjadi industri wisata, contohnya dengan mengelola sungai. Salah satu pengelolaannya dengan mengembangkan sebuah River Club, yang dirancang dengan konsep tidak jauh berbeda dari club pada umumnya, tetapi menawarkan sensasi berbeda karena terletak di pinggir sungai sehingga wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam, namun juga fasilitas yang tersedia dalam club ini. Perancangan interior di River Club di Sayan, Ubud bertujuan agar River Club ini dapat digunakan sebagaitempat hiburan menikmati pesona keindahan alam sungai. Selain itu, dengan perancangan River Club ini akan dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah melalui peningkatakan pendapatan daerah tersebut.


Jurnal Patra ◽  
2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 95-105
Author(s):  
Devanny Gumulya
Keyword(s):  

Art Nouveau merupakan salah satu gerakan seni yang sangat berpengaruh pada masanya. Hal ini terbukti dari adanya berbagai macam versi Art Nouveau di berbagai negara dan salah satunya di Austria. Di Austria, Art Nouveau dikenal dengan istilah “Sezessionstil” dimana gaya tersebut dikembangkan oleh suatu perkumpulan para seniman di Vienna yaitu “Vienna Secession”. Gaya tersebut cenderung menggunakan rectilinear dan curvilinear sehingga karya bergaya Sezessionstil ini terkesan modern dan minimalis. Hal ini dapat dilihat dari karya-karya seorang anggota dari Vienna Secession yaitu Josef Hoffmann. Product gist adalah metode untuk menganalisa ringkasan tampilan suatu objek 3d. Dengan metode ini karya – karya Hoffmann dianalisa dan ditemukan beberapa elemen desain yang menjadi ciri khas karya Hoffmann.  Elemen – elemen inti dari karya Hoffman yang penting untuk dipertahankan adalah elemen kotak, garis vertikal, garis lengkung, detail bentuk bola dengan tone warna gelap. Elemen ini dikembangkan dalam proses desain menghasilkan suatu desain produk rancangan. Hasil akhir yang didapatkan berupa kursi yang terinspirasi dari karya sejarah seorang tokoh pada era Art Nouveau yaitu Josef Hoffmann.


Jurnal Patra ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 43-51
Author(s):  
Vania Jesslyna ◽  
Luh Gede Niti Swari ◽  
Putu Surya Triana Dewi

Kebaya merupakan blus tradisional yang dikenakan oleh wanita Indonesia yang terbuat dari bahan tipis yang dikenakan dengan kain kamen atau pakaian rajutan tradisional lainnya dengan kain motif warna-warni. Hampir setiap momen tertentu dalam upacara keagamaan atau adat di Bali tidak lepas dari pemakaian kebaya. Dengan meningkatnya kebutuhan kebaya yang tidak diiringi dengan pertumbuhan fasilitas edukasi yang terintegrasi sehingga masyarakat banyak yang tidak memahami makna hingga bahan-bahan yang digunakan dalam pengerjaan kebaya. Hal tersebut dapat menyebabkan pemakaian kebaya akan tergerus ke modernitas, sejalan dengan pendapat Rahmi Hidayati (Pegiat Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia) bahwa tidak banyak masyarakat yang mengenakan kebaya dalam rutinitas sehari-hari dan kebaya lebih banyak digunakan saat melangsungkan upacara adat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa masyarakat saat ini tidak banyak yang mengenakan kebaya pada kegiatan sehari-hari sehingga kebaya kurang dilestarikan, dan membutuhkan adanya sebuah tempat proses pembuatan kebaya Bali, dimulai dari tempat pemilihan kain, proses menjahit sehingga menjadi sebuah kebaya dan sebuah tempat untuk menampung para penjahit tradisional serta dapat memberikan hiburan berupa pagelaran kebaya tradisional agar kebaya Bali tetap terjaga kelestariannya. Sehingga dalam perancangan ini akan berfokus pada perancangan interior galeri kebaya Bali di Kota Denpasar dan untuk menjawab dari kebutuhan perancangan interior galeri kebaya bali kali ini, maka tema yang dipakai adalah “Lily of The Valley” dan konsep “French Neoclassial“. Tujuan pemilihan tema konsep ini adalah ingin memberikan suasana galeri kebaya yang klasik dengan sentuhan pola lily of the valley yang menyerupai salah satu motif brokat Prancis.  


Jurnal Patra ◽  
2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 20-27
Author(s):  
Reinharde Jonah P Runkat ◽  
Putu Surya Triana Dewi ◽  
I Kadek Pranajaya

Ditengah berkembangnya teknologi kamera saat ini, ternyata masih ada sekelompok orang yang tertarik dengan penggunaan teknologi kamera manual, hal ini terbukti dari banyaknya komunitas di Indonesia yang menekuni kamera analog dan adanya peningkatan presentase penggunaan kamera analog melalui event-event yang diadakan oleh komunitas-komunitas kamera analog ini dari tahun ketahun. Menggunakan kamera analog merupakan proses karya yang sempura. Karena prosesnya yang sangat menguji kesabaran seseorang. Hasil jepretan kamera analog merupakan sebuah kebanggan tersendiri. Di Bali tepatnya di Denpasar masih ada sekelompok orang yang gemar menggunaan kamera analog, hal ini dapat dilihat dari adanya perhimpunan orang-orang yang membentuk komunitas kamera analog dan banyaknya tagar atau hashtag dengan postingan foto hasil jepretan dari kamera analog yang muncul di media sosial (Tribun bali, 2019).  Akan tetapi kurangnya tempat untuk penyucian film dan pengetahuan masyarakat dalam mengoperasikan kamera analog ini membuat penulis berinisiatif merancang sebuah interior bangunan dengan menggunakan metode glassbox sehingga diharapkan dapat mengedukasi dan memberikan wawasan kepada masyarakat atau semua fotografer tentang cara mengoperasikan kamera analog serta meningkatkan pasar penjualan kamera analog dan penyucian film dan juga dapat mewadahi sekelompok orang pecinta kamera analog sehingga dapat berkumpul dan berbagi ilmu tentang kamera analog.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document