JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

10
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Institut Sains And Teknologi AKPRIND Yogyakarta

2714-8025, 1979-8415

Author(s):  
Yuli Pratiwi ◽  
Paramita Dwi Sukmawati ◽  
Dede Ramdhan Andriana
Keyword(s):  

Transportasi sampah bertujuan membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Penelitian ini bertujuan untuk 1)mengetahui sebaran Tempat Pembuangan Sementara (TPS) pada 5Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Karawang, 2)mengetahui jalur eksisting pengangkutan sampah di Kabupaten Karawang dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG), 3)menganalisis dan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi rute pengangkutan sampah yang ada saat ini di Kabupaten Karawang dan 4)menghitung tingkat kebutuhan kendaraan pengangkutan sampah yang dibutuhkan di Kabupaten Karawang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Karawang Barat, Karawang Timur, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur dan Klari di Kabupaten Karawang pada bulan Januari – Februari 2020. Untuk melakukan optimasi pola pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode Network Analyst. Metode ini menentukan rute yang optimal sehingga dapat efektif dan efisien dalam sistem pengangkutan sampah. Data yang digunakan adalah lokasi poll, TPS dan TPA, jumlah TPS, waktu dan jarak perjalanan yang ditempuh, rute angkutan eksisting, jarak antara pool dengan TPS-TPS dan jarak antara TPS-TPA, jumlah kendaraan. Garbage transportation vehicles needed as many as 128 units which means that additional vehicles need as many as 90 units. Hasil penelitian pada 5 Kecamatan di Kabupaten Karawang kendaraan pengangkutansampah yang beroperasi sebanyak 38 unit dan 111 TPS. Jalur eksisting pengangkutan sampah, rata-rata jaraknya 91,08 km dan waktu tempuh 3,63 jam sedangkan jalur pengangkutan sampah yang sudah dianalisis didapatkan jarak rata-rata 43,94 km dan waktu tempuh 2,32 jam. Jadi mempunyai selisih jarak 53,94 km dan waktu tempuh 1,31 jam pada 38 pengangkutan sampah. Estimasi timbulan sampah yang dihasilkan 1.532,234 m3/hari. Pada saat ini jumlah kendaraan yang terdapat di pool sebanyak 38 unit. Kendaraan pengangkutan sampah yang dibutuhkan sebanyak 128 unit yang artinya perlu tambahan kendaraan sebanyak 90 unit. Biayakonsumsi bahan bakar kendaraan pada rute eksisting sebesar Rp. 4.133.735 per hari sedangkan sesudah dilakukan analisis menjadi Rp. 2.633.879 per hari, jadi penurunan sebanyak Rp. 1.479.856 per hari berarti bisa menghemat biaya operasional pengangkutansampah.


Author(s):  
Abdullah Kuntaarsa ◽  
Zubaidi Achmad ◽  
Purwo Subagyo
Keyword(s):  

Biji ketumbar (Coriandrum sativum L) merupakan tanaman bumbu-bumbuan yang sejak lama digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat atau untuk meningkatkan cita rasa bahan pangan. Biji ketumbar, terkandung minyak atsiri sebanyak 0,8-1,8%. Minyak atsiri ketumbar  memiliki banyak manfaat dan memiliki sejarah panjang akan kegunaannya sebagai obat tradisional. Ekstraksi biji ketumbar   dapat dilakukan dengan proses ekstraksi dengan pelarut. Salah satu pelarut yang dapat digunakan ialah N-Heksana. Ketumbar terlebih dahulu dicuci untuk membuang kotoran yang terdapat pada permukaan kulit ketumbar. Lalu ketumbar dikeringkan kemudian dihaluskan. Lalu dilakukan ekstraksi dengan variasi suhu 45OC, 50OC, 55OC, 60OC, dan 63OC, kemudian variasi waktu yaitu 90, 120, 150 , 180, 210, dan 240 menit, dan variasi volume pelarut yaitu 150 ml, 200 ml, 250 ml, dan 300 ml, dengan berat biji ketumbar 70 gram dan dengan  kecepatan  pengadukan  yang  tetap  yaitu  300  rpm. Setelah diekstraksi, hasil kemudian disaring kemudian  didistilasi untuk mendapat minyak atsiri murni. Pada penelitian ini didapat bahwa kondisi operasi terbaik dicapai pada suhu 63O C dengan  hasil minyak sebanyak 1,260 ml. Untuk waktu ekstraksi optimal terjadi pada waktu 150 menit dengan hasil minyak 1,561 ml. Kemudian untuk volume pelarut optimal yaitu pada 200 ml dengan hasil minyak sebanyak 1,561 ml.  


Author(s):  
Muhammad Naufal Rozan ◽  
Widya Nilandita ◽  
Arqowi Pribadi ◽  
Amrullah - ◽  
Shinfi Wazna Auvaria

Pengolahan      sampah      di      TPST      Sampurno      masih      dilakukan      dengan angkut-pemilahan-buang ke Tempat Pemrosesan Akhir. Maka dari itu perlu dilakukannya Redesain perencanaan TPST Sampurno menjadi Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) agar berjalan secara optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi pengelolaan eksisting sampah, identifikasi timbulan, densitas dan   komposisi sampah, membandingkan kelayakan TPST dengan Permen PU  No.03 Tahun 2013, melakukan redesain TPST  serta  menghitung  RAB  yang  diperlukan.  Dalam  penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa data sekunder dan juga metode kuantitatif berupa pengambilan sampel sesuai dengan SNI 19-3964-1994. Hasil observasi menunjukkan kondisi pengelolaan eksisting sampah hanya diangkut dari sumber ke TPST kemudian diangkut menuju TPA dan timbulan sampah sebesar  24,14 m3 densitas sampah sebesar 162,12 kg/m3 timbulan sampah sebesar 0,41 kg/jiwa/hari dimana komposisi sampah didominasi oleh sampah organik. TPST Sampurno tidak sesuai dengan PERMEN PU  No.03 Tahun 2013 dan TPST Sampurno perlu redesain menjadi TPS3R agar berfungsi dengan optimal dalam mengelola sampah di Kelurahan Kalisampurno dengan RAB sebesar Rp. 2.021.010.000,00.


Author(s):  
Subhan Arif ◽  
Nur Widi Astanto Agus Tri Heriyad ◽  
Muhamad Rio Dwi Patra ◽  
Nanda Budrianto

Batuan karbonat merupakan salah satu batuan yang berpotensi menjadi batuan reservoir minyak bumi. Sayangnya batuan karbonat atau memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi untuk nilai porositasnya. Porositas merupakan aspek penting dari batuan reservoir. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model korelasi antara fasies batuan dengan kualitas porositas. Metodologi  yang  digunakan  dalam  penelitian ini adalah pengambilan sampel batuan untuk menganalisis  bagian  tipis  dan  lempengan  batuan  di  laboratorium.  Hasil  penelitian  adalah sampel batu gamping dibagi menjadi 2 kelompok SMF (SMF 8 dan SMF 18) berada pada zona fasies  yaitu  pada  anjungan  interior. Nilai porositas menunjukkan 0,05% - 9,4% (diabaikan- buruk). Kesimpulannya adalah terdapat korelasi yang lemah antara SMF dengan kualitas porositas batugamping, walaupun masih terdapat anomali seperti yang terjadi pada sampel Y3 akibat porositas moldic yang meningkatkan jumlah pori dalam sampel.


Author(s):  
Sri Hastutiningrum ◽  
Hadi Prasetyo Suseno ◽  
Rahmat Ramadhan Topo

Dusun Cegokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul terdapat 11 industri kerupuk kulit (krecek) rumahan yang melakukan produksi hampir setiap hari dengan menghabiskan bahan baku berupa kulit kerbau maupun sapi sebanyak ± 2 kwintal/hari, dan menghasilkan limbah rata-rata sebesar 16,438 m3/hari. Air limbah yang dihasilkan dibuang ke sungai tanpa dilakukan proses pengolahan air limbah. Beberapa industri belum mempunyai sistem perpipaan untuk menyalurkan limbah yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah perencanaan Sistem Perpipaan Air Limbah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tahap perencanaan sistem perpipaan air limbah meliputi perencanaan sistem perpipaan, pengambilan data kondisi topografi, perhitungan diameter pipa, perhitungan dimensi bak kontrol, merancang gambar peta wilayah, lokasi industri, jalur pipa, serta menghitung rencana anggaran biaya yang diperlukan. Sistem perpipaan air limbah direncanakan secara gravitasi. Jenis pipa direncanakan pipa PVC tipe AW dengan diameter pipa sambungan 2,5 inci, pipa utama berdiameter 3 inci dengan panjang pipa utama 867 m. Bak kontrol direncanakan berbentuk persegi berjumlah 7 unit bak dengan dimensi meliputi: Bak kontrol untuk 1 industri berjumlah 5 unit (panjang = 0,4 m, lebar = 0,4 m, tinggi = 0,4 m). Bak untuk 2 industri berjumlah 1 unit (panjang = 0,48 m, lebar = 0,48 m, tinggi = 0,48 m). Bak kontrol untuk 4 industri berjumlah 1 unit (panjang = 0,6 m, lebar = 0,6 m, tinggi = 0,6 m).  


Author(s):  
Ius Adi Nugroho ◽  
Andrean Emaputra

Aggreggate planning is a way to estimate the amount of output that will be produced to meet the demand obtained from forecasting for a period of more than 3 months or less than the next 18 months to meet demand in accordance with the company's overall production capacity to minimize the total costs incurred by the company. Doublefive Store and cloting is a company engaged in the online business by producing t-shirt printing. However, this company has not found a way to minimize the total cost of expenses. Therefore, research on aggregate planning is carried out to enable companies to arrange a way of optimally utilizing resources and supplies in order to achieve effective and efficient capacity which is based on future demand forecasts to minimize total expenditure costs. The method used is the heuristic method by calculating the workforce control planning and inventory control. Based on the research results, it is known that by using the labor control method, the costs incurred by the company are less than the inventory control method. The cost incurred based on the selected method is Rp. 20,442,987.22 with a difference of Rp. 10,025 from inventory control.


Author(s):  
Yuniken Ruscahyani ◽  
Sarita Oktorina ◽  
Abdul Hakim

Kemasan makanan yang digunakan sebagian besar adalah jenis kemasan sekali pakai, salah satunya adalah styrofoam. Penggunaan styrofoam yang semakin banyak dapat menyebabkan peningkatan jumlah sampah yang tidak dapat terdegradasi. Pembakaran styrofoam juga berbahaya karena menghasilkan gas berbahaya seperti styrene, polyaromatic hydrocarbon (PAHs), hydro cloro flouro carbon (HCFC), dan karbon monoksida (CO). Salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan styrofoam adalah menggunakan kemasan makanan yang ramah lingkungan seperti biodegradable foam (biofoam). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah kulit jagung lokal Indonesia, jagung mutiara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik biofoam yang terbuat dari kulit jagung dan persentase konsentrasi kulit jagung yang terbaik untuk pembuatan biofoam dalam penelitian ini. Metode dari penelitian ini adalah metode eksperimen dengan variasi konsentrasi kulit jagung 3%, 5%, dan 7%. Hasil biofoam yang terbaik adalah dengan konsentrasi kulit jagung 3% dengan nilai hasil uji daya serap air 13,93%, tingkat biodegradasi 6,22%, kuat tarik 2,63 N/mm2, dan kuat tekan 5,00 N/mm2.


Author(s):  
Permadi Gilang Prasetyo ◽  
Agustian Suseno ◽  
Asep Erik Nugraha
Keyword(s):  

UD. Barokah Jaya sering mengalami permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terkait dengan potensi kecelakaan kerja di proses produksinya, serta membutuhkan solusi berupa prioritas dalam menangani masalah potensi bahaya tersebut, dikarenakan terbatasnya sumberdaya dan cara untuk pengendalian potensi tersebut. Metode FMEA menjadi solusi yang tepat dalam hal prioritas masalah tersebut dengan nilai Risk Priority Number (RPN) sebagai indikator priorita. Hasil penelitian menunjukan dari hasil identifikasi risiko dengan metode FMEA didapat 8 potensi kecelakaan kerja dengan nilai RPN tertinggi sebesar 210 yang diperoleh oleh potensi kecelakaan kerja “tangan terluka akibat alat pemotong kayu” dan upaya pengendalian berupa training dari segi manusia, pembelian APD untuk RPN tertinggi dari segi metode, pembuatan WIP dari segi material, penggantian komponen mesin dari segi mesin, dan dilakukan relayout dan 5R dari segi lingkungan.


Author(s):  
Sabtian Juliana ◽  
Adnan - ◽  
Christoforus Yohannes

Dalam pembudidayaan udang, kualitas air tambak merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan oleh petambak. Beberapa parameter kualitas air yang perlu diperhatikan diantaranya adalah suhu, salinitas, pH, dan ketinggian air tambak. Sistem pembacaan kualitas air tambak secara manual atau konvensional membuat penanganan menjadi lambat padahal udang merupakan hewan yang sensitif terhadap perubahan kualitas air. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dibuatlah sebuah sistem yang dapat memonitoring kualitas air tambak dengan menggunakan ESP32. ESP32 merupakan mikrokontroller penerus ESP8266 yang sudah memiliki dual core prosesor. Akan tetapi, walaupun sudah memiliki prosesor dual core, hanya satu core yang akan digunakan secara default. Oleh karena itu, dalam sistem yang dibuat digunakanlah Real Time Operating System (RTOS) untuk memaksimalkan prosesor yang dimiliki. Pengujian dilakukan dengan cara mengirim data setiap menit dan menghitung data loss yang terjadi pada sistem yang dibuat. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali dengan jarak 10 meter, 20 meter, 25 meter, 30 meter, dan 35 meter antar node. Hasil dari pengujan yang dilakukan data loss yang terjadi pada jarak 10 meter adalah 0,0%, pada jarak 20 meter 0,0%, pada jarak 25 meter 0,0%, pada jarak 30 meter 0,4%, dan pada jarak 35 meter 38,3%.


Author(s):  
Sri Sunarsih ◽  
Hadi Prasetyo Suseno ◽  
Muhammad Aulia Fajri

The ability of plants to absorb metallic pollutants varies. The research has been conducted to compare the effectiveness of Tanjung (Mimusops elengi) and Bungur (Lagerstroemia) plants in absorbing Pb metal in particulate matter. The effect of location and leaf height on the effectiveness of pollutant uptake was also observed. Sampling was carried out in July 2020-September 2020 by taking leaves that were not too dark or light in color. Leaves taken at heights 3, 6, and 9 m on Timoho side Street. The particulate and leaf samples were digested and then analyzed their Pb levels using an Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results showed that the Tanjung plants with denser leaves captured more particulate deposits than the Bungur plants. This plant is also more effective at absorbing and accumulating Pb metal, which is indicated by the ratio of Pb metal in the leaves to Pb in particulates which is higher than the Bungur plant. These results were consistent for each sampling period, at each location and each crown height.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document