Ensiklopedia Education Review
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 42)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Penelitian Dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

2657-0289, 2657-0297

2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 67-74
Author(s):  
Murlis Murlis

The social welfare of the elderly is an action as an effort to fulfill the needs of the community, especially the elderly who are unable to carry out their social functions, namely by providing assistance and sponsorship services. Thus, it is hoped that the elderly can improve their welfare so that they can live properly. According to Government Regulation Number 43 of 2004, what is meant by efforts to improve the social welfare of the elderly is a series of activities carried out in a coordinated manner between the government and the community to empower the elderly so that the elderly can continue to carry out their social functions and play an active role naturally in the life of the community, nation and state. Law of the Republic of Indonesia Number 13 of 1998 concerning the Welfare of the Elderly states that efforts to improve the social welfare of the elderly are carried out on the basis of faith and devotion to God Almighty. Efforts to improve social welfare are aimed at extending the life expectancy and productive period, creating independence and welfare, maintaining the cultural value system and kinship of the Indonesian nation, and getting closer to God Almighty.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 36-43
Author(s):  
Murlis Murlis

Entering old age, people will experience setbacks, especially physically and psychologically. However, this does not mean that changes in physical and psychological conditions make the elderly feel useless, or people who think that the elderly are useless, as argued by Argyo (2007), in many cultures and societies the elderly have a role and position. as a person who is respected, is considered to have more knowledge and experience so that it becomes a place for questions and advice for young people. Changes in systems and structures in society have implications for the role and position of the elderly in the family and society. For example, the change from a broad family form in a traditional society to a nuclear family implies that the elderly will experience life alone. Living conditions themselves are far from the attention of the family and will bring problems to the elderly, especially the elderly who do not have enough economy to meet their daily needs. Elderly people will live in poverty if there is no interaction with other people, causing various diseases in their lives.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 24-36
Author(s):  
Mukhlis Mukhlis

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V di UPT. SD Negeri 04 Saruaso melalui metode pembelajaran quantum writing. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan McTaggart. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta refleksi. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V UPT. SD Negeri 04 Saruaso yang berjumlah 23 siswa, yakni 13 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V UPT. SD Negeri 04 Saruaso melalui metode quantum writing. Hal ini ditunjukan dengan pencapaian nilai rata-rata kelas saat menulis karangan narasi meningkat dari pra tindakan ke siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata menulis karangan narasi pada pra tindakan sebesar 68,39 menjadi 74,74 pada siklus I dan mencapai 81,91 pada siklus II. Tingkat pencapaian ketuntasan siswa dalam menulis karangan narasi meningkat dari kondisi awal 39,13% menjadi 65,22% pada siklus I dan menjadi 86,96% pada siklus II. Upaya meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi menggunakan metode quantum writing dilakukan dengan tahap-tahap pembelajaran seperti: penyampaian materi oleh guru, persiapan menulis, membuat draft/kerangka karangan, berbagi hasil tulisan dengan teman, memperbaiki kesalahan penulisan, menyunting hasil tulisan, menulis kembali karangan, serta guru bersama siswa melakukan evaluasi pada karangan narasi yang telah dihasilkan.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 68-76
Author(s):  
Taruddin Taruddin

This study aims to improve student learning outcomes by applying the make a match cooperative learning model on the theme of Energy and Change in class III-A UPT. at SD Negeri 01 Limo Kaum. This type of research is a classroom action research (PTK) which is carried out in two cycles. The subjects of this study were students of class III-A UPT. in SD Negeri 01 Limo Kaum, amounting to 20 students. Data collection techniques used were observation, interviews, tests and documentation. The data obtained are in the form of observations as primary data, and learning outcomes tests as supporting data. The data analysis technique used is descriptive quantitative and qualitative. The results of this study indicate that the application of the cooperative learning model type make a match in thematic learning in class III-A UPT. at SD Negeri 01 Limo Kaum. From the data, the average student learning evaluation results increased, namely from the pre-cycle of 67.5 in the very poor category, increasing to 76.5 in the sufficient category in the first cycle, and increasing again to 85 with the very good category in the second cycle. This cycle stage states that student learning outcomes can increase due to applying the cooperative learning model make a match type.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 97-107
Author(s):  
Afni Mulyati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi kecepatan sebelum menggunakan model RME (Realistik Mathematics Education) di kelas V UPT. SD Negeri 09 Baringin. (2) Penerapan model RME ( Realistik Mathematic Education ) dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika materi kecepatan di kelas V UPT. SD Negeri 09 Baringin. (3) Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi kecepatan sesudah menggunakan model RME (Realistik Mathematics Education) di kelas V UPT. SD Negeri 09 Baringin. Jenis penelitian berupa PTK, dengan subjek penelitian kelas V UPT. SD Negeri 09 Baringin. terdiri dari 35 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa: (1) hasil belajar sebelum tindakan hasil nilai rata-rata pada pre test adalah 67,72. Siswa yang tuntas adalah 48,57% (17 peserta didik). (2) hasil belajar siswa setelah diterapkan Model RME (Realistik Mathematics Education) pada siklus I nilai rata-rata menjadi 74 atau sebanyak 65,71% (23 peserta didik) yang tuntas. Sedangkan nilai rata-rata siswa siklus II meningkat lagi menjadi 82,86 atau sebanyak 85,72% (30 peserta didik) yang tunta belajar. .Dapat disimpulkan bahwa Model RME (Realistik Mathematics Education) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi Kecepatan hanya di kelas V UPT. SD Negeri 09 Baringin.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 118-129
Author(s):  
Wiswi Ayu Syafni

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a) hasil belajar pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku siswa sebelum menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku b) Penerapan model Two Stay Two Stray pada pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku, c) Peningkatan hasil belajar pada pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku setelah menggunakan model Two Stay Two Stray kelas IV UPT. SD Negeri 16 Baringin. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa UPT. SD Negeri 16 Baringin kelas IV yang berjumlah 35 peserta didik terdiri dari 19 laki-laki dan 16 perempuan, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Pada tes awal (Pre-Test) sebelum menggunakan model Two Stay Two Stray nilai rata- rata peserta didik sebesar 68,29 yaitu 19 orang (54,29%) yang mencapai ketuntasan belajar dan 16 orang (45,71%) yang belum mencapai ketuntasan belajar, pada siklus I nilai rata- rata kelas yang di dapat sebesar 74,89 jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 26 orang (74,29%) dan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 orang (25,71%). Sedangkan tes hasil belajar siklus II nilai rata- rata kelas yang didapat peserta didik sebesar 84,57, peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 31 orang (88,57%) dan jumlah peserta didik yang tidak tuntas belajar sebanyak 4 orang (11,43%). Maka menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Tematik Sub Tema Keragaman Suku Bangsa dan Agama di Negeriku.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 87-96
Author(s):  
Ben Harnis

Berdasarkan pengamatan peneliti di UPT. SD Negeri 21 Limo Kaum siswa kurang memahami soal cerita, serta pembelajaran dilaksanakan oleh guru masih secara konvensional. Hal ini mengakibatkan nilai siswa rendah, yakni pencapaian nilai rata-rata siswa secara klasikal adalah 63,45 Untuk itu penulis melalui penelitian ini mencoba meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita melalui pendekatan CTL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, bentuk pelaksanaan dan hasil pembelajaran soal cerita melalui pendekatan CTL. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL mempunyai 7 langkah, yaitu konstuktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Langkah pendekatan CTL tersebut dikombinasikan dengan langkah-langkah menyelesaikan soal cerita. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research), penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan siswa yang diambil sebagai subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas III UPT. SD Negeri 21 Limo Kaum. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil penelitian dari setiap siklus yang dilaksanakan dalam peneitian ini terlihat peningkatan hasil belajar siswa dari tes awal dengan rata-rata 63,45 dan pada tes akhir tindakan siklus I rata-rata hasil belajar siswa 74,48, sedangkan pada tes akhir tindakan siklus II rata-rata nilai siswa yakni 80,69. Hasil pengamatanpun terlihat peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Penulis mengambil simpulan pada penelitian ini bahwa dengan menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 151-164
Author(s):  
Mira Zulfa

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar tematik Tema Pengalamanku siswa kelas II UPT. SD Negeri 03 Tabek menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas II UPT. SD Negeri 03 Tabek yang berjumlah 27 siswa. Desain penelitian yang digunakan yaitu desain Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) tes, 2) observasi, dan 3) dokumentasi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Indikator keberhasilan penelitian ditandai adanya aktivitas siswa dalam merumuskan masalah, bertanya, diskusi, mengajukan gagasan, menentukan hipotesis, dan penyimpulannya. Selain itu meningkatnya hasil belajar siswa mencapai KKM yaitu 76 dengan persentase minimal 85% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Tema Pengalamanku dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II UPT. SD Negeri 03 Tabek. Hal ini dibuktikan hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada pra tindakan 48,15%, pada siklus I menjadi 55,56%, pada siklus II menjadi 70,37% dan pada siklus III menjadi 88,89%.dengan nilai rata-rata siswa pada pra tindakan sebesar 64,44 pada siklus I menjadi 70,37, pada siklus II menjadi 74,81 dan pada siklus III menjadi 84,07.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 108-117
Author(s):  
Syafrida Syafrida
Keyword(s):  

Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pemanfaatan media dan model pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga membuat siswa menjadi pasif. Hal ini ternyata membuat siswa menjadi bosan dan kurang dapat menyerap materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar menjadi rendah. Salah satu alternatif media dan model pembelajan yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas guru serta siswa adalah dengan pemanfaatan media gambar dengan model pembelajaran the power of two. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV UPT. SD Negeri 05 Batu Taba yang berjumlah 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui lembar observasi untuk siswa, serta Post test (tes akhir). Teknik analisis data dilakukan dengan dengan skor presentase. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I memperoleh presentase 74 (Baik), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 93,75 ( Baik sekali). Sedangkan aktivitas siswa pada siklus I memperoleh presentase 67,05 (Baik), pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 86,90 (Baik sekali). Sedangkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I hanya 14 siswa yang tuntas dengan persentase 70% dan tidak tuntas 6 siswa dengan persentase 30%, sedangkan pada siklus II. Mengalami peningkatan yaitu 18 siswa mencapai ketuntaasan dengan presentase 90% dan 2 siswa tidak tuntas dengan presentase 10%. Dengan demikian berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media gambar dengan model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V UPT. SD Negeri 05 Batu Taba.


2021 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 77-86
Author(s):  
Ferawati Ferawati

A structural learning model that can use several methods, techniques and learning strategies at once, the learning model must be student-centered so that learning objectives can be achieved. However, the reality is that learning in the classroom tends to be centered on the teacher (teacher centered learning) so that students are more dominant passive than active, this has an impact on student learning outcomes to be low. The research questions in this study are how the teacher's activities, student activities, and how to improve student learning outcomes in class V-A UPT. SD Negeri 01 Limo Kaum. This research is a field research using quantitative and qualitative methods. Data were collected through observation and tests, then the data were analyzed using a percentage formula. The results of the study found that the activity of the teacher in cycle I reached 71.88%, in cycle II reached 76.56% and cycle III reached 95.31%. Student activity in cycle I reached 70.31%, cycle II reached 75%, and in cycle III 87.5%. The learning outcomes of students who completed the first cycle reached 68.57%, the second cycle reached 82.86%, and the third cycle reached 91.43%. Thematic learning is getting better with the Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) model to improve student learning outcomes because this learning model combines the three learning modalities to make students feel comfortable and the learning perceived by students feels more meaningful.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document