Tarbawi : Jurnal Pendidikan Islam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

42
(FIVE YEARS 21)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Centre For Research And Community Development - Islamic University Of Nahdlatul Ulama Jepara

2548-415x, 2088-3102

2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Irvan Mustofa Sembiring

ABSTRAKSebahagian kaum muslim cenderung melupakan model-model berpikir sistem atau metode perolehan ilmu sebagaimana telah dijelaskan dalam Alquran, pada gilirannya menganggap bahwa sebahagian model berpikir dalam Alquran seperti tajrîbi (eksperimen) seolah-olah berasal dari Barat, padahal dalam Islam itu sendiri model berpikir tersebut telah ada disebutkan dalam Alquran. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui model-model berpikir sistem dalam Islam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan metode penelusuran referensi (studi literatur). Penelitian ini menginformasikan bahwa model-model berpikir sistem dalam Islam itu ada empat, yaitu: tajrîbi, bayâni, burhâni, ‘irfâni. Adapun konsep-konsep berpikir dalam Alquran ada disebutkan dengan kalimat tadhakkur, tafakkur, tadabbur, dan ta’aqqul. Adapun sistem berpikir kritis dalam Alquran yaitu: Pertama, membuat perkiraan dan penetapan. Kedua, mempelajari secara matang terhadap suatu pembahasan. Ketiga,  tidak melampaui batas. Keempat, berkomitmen terhadap kebenaran yang sebenarnya. Kelima, melakukan pengecekan ulang. Keenam, rendah hati dan taat kepada kebenaran. Ketujuh, menahan diri dari tipu daya. Kedelapan, memperlihatkan kebenaran yang hakiki. Kata Kunci: Berpikir, Berpikir Sistem, Berpikir Kritis, Alquran ABSTRACTSome Muslims tend to forget the systems thinking models or methods of obtaining knowledge as described in the Koran, in turn assume that some of the thinking models in the Alquran are like tajribi (experiment) as if it came from the West, even though in Islam itself this thinking model has been mentioned in the Alquran. This paper aims to determine systems thinking models in Islam. This research was conducted using a qualitative approach, with the reference search method (literature study). This study informs that there are four models of systems thinking in Islam, namely: tajrîbi, bayâni, burhâni, ‘irfâni. The concepts of thinking in the Koran are mentioned with the sentence tadhakkur, tafakkur, tadabbur, and ta’aqqul.The critical thinking system in the Koran, namely: First, making estimates and decisions. Second, carefully study a discussion. Third, do not go overboard. Fourth, commit to the true truth. Fifth, double-checking. Sixth, be humble and obedient to the truth. Seventh, refrain from trickery. Eighth, showing the essential truth. Keywords: Thinking, Systems Thinking, Critical Thinking, the Alquran


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Miftahul Huda

Penelitian ini menelaah pemikiran Ali Ahmad Madkur di dalam kitab Manhaj al-Tarbiyah fii al-Tashawwur al-Islami terkait dengan tahapan perkembangan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik library research. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tahapan perkembangan manusia menurut Ali Ahmad Madkur terdiri dari 7 masa yaitu : 1) Masa Kehamilan (marhalah al-haml), 2) Masa Penyusuan (marhalah al-radha'ah), 3) Masa Anak-Anak (marha marhalah al-thufulah) , 4) Masa Peralihan dan Baligh(marhalah al-bulugh wa al-murahaqah) , 5) Masa Pemuda(marhalah al-syabab) , 6) Masa Dewasa(marhalah al-rajulah wa al-nadhaj) , dan 7) Masa Tua(marhalah al-syaikhukhah) . Tahapan-tahapan perkembangan tersebut sebagai panduan dan landasan bagi seorang pendidik dalam memberikan pendidikan kepada anak didiknya. Berdasarkan pada tahapan-tahapan perkembangan tersebut maka pendidik diharapkan dapat menyesuaikan proses pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih baik dan terukur, sehingga tujujuan pembelajaran yang telah dicanangkan dapat tercapai dengan baik. Dari tahapan-tahapan perkembangan ini pula, lahir konsep lifelong education yaitu konsep belajar sepanjang hayat. Oleh karena tahapan perkembangan manusia dimulai sejak lahir sampai dengan akhir hayatnya, maka proses belajaranya pun tidak boleh berhenti, untuk itulah kemudian di kenal pendidikan formal, informal dan non-formal. Sebagai salah satu wadah pendidikan sepanjang hayat.Kata Kunci : Perkembangan, pembelajaran, lifelong education


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Navisatul Munawwaroh ◽  
Ashif Az Zafi

Permasalahan yang ada sekarang ini adalah banyak anak kurang mengerti secara mendalam agama Islam, faktor utama dari hal tersebut dikarenakan orang tua yang kurang memerhatikan pendidikan islam anak. Pengaruh pendidikan orang tua juga menjadi kaitan utama dalam pendidikan anak, karena orang tua yang berada dalam waktu yang banyak dengan anak dari anak kecil. Peran orang tua sangat berarti bagi pendidikan anak. Orang tua yang paham pendidikan Islam lebih dalam misalnya pendidikan terakhir mereka pondok pesantren, maka hal tersebut menentukan cara dan penyampaian pendidikan islam yang tepat diterapkan kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan islam dari orang tua pondok pesantren, apakah anak akan memiliki agama dan moral yang baik atau tidak berdasarkan orang tua pondok pesantren. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengambilan data menggunakan observasi dan wawancara.  Hasil penelitian ini orang tua pondok pesantren dapat menerapkan dalam kehidupannya di keluarga dengan baik, terutama dalam mengajarakan pendidikan Islam pada anak.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Zaki Mubarok

Pondok Pesantren Darul Falah memiliki kegiatan-kegiatan yang bernuansa keagamaan, yang paling terkenal adalah kegiatan riyadhoh puasa dalail khairot. Seakan-akan Pondok Pesantren Darul Falah memiliki jimat yang kiranya perlu diteliti agar segala proses yang diterapkan oleh Podok Pesantren Darul Falah bisa di publikasikan sebagai acuan dan pertimbangan bagi peneliti sendiri secara pribadi dan masyarakat luas pada umumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah sistem pendidikan pesantren berbasis takhassus an-nasyri dan faktor apa saja yang mendukung dan yang menghambat terhadap keberhasilan pengasuh pondok pesantren dalam mengembangkan pendidikan karakter di pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus. Oleh karena itu peran pesantren dan juga sistem pendidikannya sangat menentukan bagi terciptanya lulusan yang mempunyai jiwa berkarakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya santri maupun alumni yang sudah tamat dari pendidikan Takhassus di Pondok Pesantren Darul Falah tidak hanya memiliki bekal keilmuan yang matang akan tetapi jiwa karakter seperti cinta tuhan beserta ciptaannya, karakter percaya diri, jiwa kepemimpinan dan toleransi terhadap perbedaan yang melekat pada dirinya.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Silfiyani Musoffa

AbstrakPandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan dalam dunia pendidikan yaitu adanya transformasi pembelajaran yang semula dilakukan secara konvensional beralih menjadi daring. Tujuan Penelitian ini yaitu 1) Untuk mengidentifikasi bagaimana sistem pembelajaran masa pandemi COVID-19, 2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi pembelajaran daring masa pandemi COVID-19 di SIKL, dan 3) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 di SIKL. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, subyek penelitian guru dan kepala sekolah. Pengumpulan data melalui dokumentasi dan wawancara dalam pelaksanaan KKL International Virtual Fieldwork Study di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran daring dilakukan sebagai upaya belajar di rumah (BDR) guna memutus penyebaran COVID-19 membutuhkan kreativitas guru dan pendampingan orang tua, implementasi pembelajaran daring di SIKL direalisasikan dalam bentuk sistem digital seperti blueprint, program unggulan dan feedback laporan dari orang tua, pembelajaran daring di SIKL memiliki kelebihan dalam hal pelaksanaan sistem digital, program unggulan, serta feedback laporan orang tua dan memiliki kekurangan dalam hal keterbatasan akses internet dan kejenuhan siswa dalam belajar.Kata Kunci: Implementasi, Pembelajaran Daring, COVID-19, SIKL.AbstractThe COVID-19 pandemic has a significant impact on world education, namely the transformation of conventional learning into courage. The objectives of this study are 1) To find out how the learning system during the COVID-19 pandemic, 2) To see how the implementation of bold learning to face the COVID-19 pandemic in SIKL, and 3) To see the advantages and disadvantages of learning during the COVID-19 pandemic. at SIKL. This study uses qualitative methods, the subject of research is the teacher and the principal. Collecting data through documentation and interviews in the implementation of the KKL International Virtual Fieldwork Study at the Kuala Lumpur Indonesian School organized by the Kudus State Islamic Institute (IAIN Kudus). The results of the study show that bold learning as an effort to learn at home (BDR) to cut the spread of COVID-19 requires teacher creativity and parental assistance, the implementation of learning in SIKL is realized in the form of a digital system such as blueprints, superior programs and report feedback. from parents, brave learning SIKL has advantages in terms of implementing digital systems, superior programs, as well as parental feedback reports and has shortcomings in limited internet access and student boredom in learning.Keywords: Implementation, Online Learning, COVID-19, SIKL.


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Tutik Dinur Rofiah
Keyword(s):  
T Test ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa/santri Takhassus Tahfidz dan non tahfidz terhadap mata pelajaran PAI di SMA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar nilai perbedaan minat belajar siswa/santri takhasus tahfidz dan non tahfidz pada mata pelajaran PAI di SMA Ali Maksum. Penelitian ini menggunanakan jenis penelitian analitis komparatif, yaitu membandingkan dua atau lebih kelompok data terdapat perbedaan aspek atau variabel yang telah diteliti dengan menggunakan uji independent t-test dikarenakan variabel dalam penelitian ini adalah 2 variabel bebas dan tidak berkorelasi. Pada penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu Angket, wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Nilai rata-rata minat belajar siswa Takhasus Tahfidz sebesar 109,54 sedangkan rata-rata nilai minat anak non tahfidz sebesar 93,4 dengan besar t hitung sebesar -4.728 karena t hitung lebih besar dari t table dengan signifikasi 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima disimpulkan bahwa minat belajar anak tahfidz lebih besar dari pada anak non tahfidz dengan nilai beda/ Mean Difference sebesar-16.14286


2021 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
Author(s):  
Risal Qori Amarullah ◽  
Nida Fatmah Wahidah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan  model pembelajaran ADDIE  pada mata pelajaran Fikih terhadap hasil belajar siswa kelas VIII Siswa SMPIT Plus Al Ittihad Cianjur  tahun ajaran 2020/2021. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Quasi Eksperimen. Pada populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari 8 kelas. sampel pada penelitian ini yaitu kelas VIII A yang berjumlah 30 siswa. Instrumen penelitian berupa soal uraian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan SPSS 26.0. Berdasarkan analisis dari hasil hipotesis di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sig adalah 0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak, H1 diterima sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fiqih dengan model pembelajaran konvensional  dan dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE, dengan kata lain pengunaan model pembelajaran ADDIE sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar fiqih siswa.  Pelaksanaan penerapan model pembelajaran ADDIE pada mata pelajaran Fiqih dengan tema “Kurban” SMPIT Plus Al Ittihad Cianjur dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran ADDIE yaitu, analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Heni Mustaghfiroh ◽  
Ashif Az Zafi

Di era zaman yang mulai berkembang, kemajuan teknologipun yang semakin canggih sedangkan ajaran nilai-nilai agama bukan juga mengalami peningkatan, namun mengalami pemerosotan. Nilai-nilai agama bukan saja mencakup ajaran dalam beribadah, bertata krama; sopan santun; bersikap sesuai agama atau berakhlak sholeh juga merupakan bagian dari nillai -nilai agama yang mana akhir-akhir ini kurang diperhatikan. Penanaman nilainilai agama harus sudah mulai diajarkan sejak dini walaupun kita tahu memang banyak faktor yang akan mempengaruhinya. Dengan melakukan penelitian ini dimaksudkan agar mengetahui bagaimana perkembangan ajaran serta nilai-nilai agama khususnya dalam hal perkembangan sikap keagamaan siswa. Penulis dalam menulis peneletian ini menggunakan metode pustaka.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Hofur Hofur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perpsektif al Quran/ Hadis tentang multiple intelligences dan implikasinya terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian library research. Melalui kunjungan  perpustakaan data yang diambil berasal dari buku, seperti: Tafsir Al-Misbah, Tafsir Ath-Thabari, Tafsir Thabrani, Tafsir Ibnu Katsir, Kitab Hadis AlMustadrak dan sumber lainnya yang memiliki keterkaitan dengan tema penelitian. Sumber data penelitian ini dibagi ke dalam sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan: (1) konsep multiple intelligences perspektif al Quran/ Hadis dapat dijumpai masing-masing, kecerdasan linguistik dalam Q.S. Al-Baqarah: 31-33; kecerdasan logis matematis dalam Q.S. Al Ankabut:43;   kecerdasan visual-spasial dalam Q.S. Hud: 37-38; kecerdasan kinestetik dalam Q.S. Al-Maidah: 31; kecerdasan kecerdasan irama-musik dalamhadis riwayat Hakim No. 2125 kitab al-Mustadrak; kecerdasan interpersonaldalam Q.S. Al-Hujarat: 13; kecerdasan intrapersonal dalam Q.S. Ad-Dzariyat: 21;kecerdasan naturalis dalam Q.S. Ali Imran: 190-191; kecerdasan eksistensial dalam Q.S. Ad-Dzariyat: 56. (2) Implikasi multiple intelligences terhadap pembelajaran PAI, Multiple Intelligences sangat diperlukan dalam model pembelajaran dewasa ini. Guru sangat dimudahkan apabila mampu melihatkecerdasan yang dimiliki setiap siswa. Materi disampaikan dengan strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi setiap kecerdasan yang dilmiliki siswa. Melalui strategi tersebut siswa memiliki motivasi tinggi dikarenakan proses pembelajaran lebih variatif. Poin penting disini adanya pengakuan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kemampuan yang dimiliki siswa tanpa pengecualian.


2021 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
Author(s):  
Tutik Dinur Rofiah ◽  
Mu’allifah Mu’allifah
Keyword(s):  
T Test ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan minat belajar siswa/santri Takhassus Tahfidz dan non tahfidz terhadap mata pelajaran PAI di SMA Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar nilai perbedaan minat belajar siswa/santri takhasus tahfidz dan non tahfidz pada mata pelajaran PAI di SMA Ali Maksum. Penelitian ini menggunanakan jenis penelitian analitis komparatif, yaitu membandingkan dua atau lebih kelompok data terdapat perbedaan aspek atau variabel yang telah diteliti dengan menggunakan uji independent t-test dikarenakan variabel dalam penelitian ini adalah 2 variabel bebas dan tidak berkorelasi. Pada penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu Angket, wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Nilai rata-rata minat belajar siswa Takhasus Tahfidz sebesar 109,54 sedangkan rata-rata nilai minat anak non tahfidz sebesar 93,4 dengan besar t hitung sebesar -4.728 karena t hitung lebih besar dari t table dengan signifikasi 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima disimpulkan bahwa minat belajar anak tahfidz lebih besar dari pada anak non tahfidz dengan nilai beda/ Mean Difference sebesar-16.14286.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document