Tembakau adalah produk pertanian semusim yang bukan termasuk dalam komoditas perkebunan. Produk ini dikonsumsi bukan untuk makanan tetapi sebagai pengisi waktu luang yaitu sebagai bahan baku rokok dan cerutu. Tembakau juga dapat dikunyah. Kandungan metabolit sekunder yang kaya juga membuatnya bermanfaat sebagai pestisida dan bahan baku obat. Salah satu tantangan dalam budidaya tembakau adalah adanya organisme pengganggu tanaman. Serangan hama dan penyakit dapat mempengaruhi kualitas maupun kuantitas hasil panen tembakau. Serangan hama dan penyakit yang paling banyak terjadi adalah pada saat fase vegetatif, karena pada vase ini semua bagian tanaman menjadi sasaran makanan bagi organisme pengganggu tanaman. Organisme pengganggu tanaman yang dianggap sebagai hama pada vase vegetattif tanaman tembakau adalah ualt tanah, ulat daun, belalang, kupu, gayas/jangkrik. Kegiatan penelitian ini dilakukan di PT Tarutama Nusantara Jember, data yang digunakan adalah data serangan hama yang terjadi pada seluruh kebun milik TTN dari tahun 2013 hingga 2019. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengtahui prediksi serangan hama yang akan terjadi guna mempermudah perusahaan dalam menentukan strategi dan kebijakan guna meningkatkan produksi tembakau khususnya sebagai pelapis cerutu dekblad/wrapper. Metode penelitian yang digunakan untuk memprediksi serangan hama yang terjadi adalah metode regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan prediksi serangan hama ulat tanah (Agrotis iplison) tahun 2021 sebesar 15,6%, ulat grayak (Spodoptera litura) sebesar 19,08%, serangan hama belalang sebesar 15,77%, dan serangan hama ketep (Setomorpha rutella) sebesar 15,23%, serta serangan hama jangkrik (Gryllidae) pada tahun 2021 adalah sebesar 8,20%.