scholarly journals Application of Analytical Hierarchy Process in Evaluating the Student Acceptance of E-Learning Implementation for Logic and System Modelling Learning

2021 ◽  
Vol 1940 (1) ◽  
pp. 012096
Author(s):  
Rio Aurachman ◽  
Muhammad Ardin Ghifari
Author(s):  
Bayu Rima Aditya ◽  
Mary Handoko Wijoyo

This research presents an overview to develop an IT adoption method for e-learning in a Merged University. The development of IT adoption method in the Merged University is done by adjusting the gap between three elements: IT maturity level (in this case IT for elearning), category adopter of each Merged University and IT adoption criteria of individual actors of adoption. The maturity level of IT maturity level refers to Gartner, Hype Cycle, and Priority Matrix. Classification groups refer to adopter categories according to Rogers. The adoption model uses UTAUT model. For the process, a priority calculation method utilizes Analytical Hierarchy Process (AHP). IT adoption method for e-learning in a Merged University has been tested and can be applied Telkom University, formed from four universities.


2021 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 46-59
Author(s):  
Theresiawati Theresiawati ◽  
Ati Zaidiah ◽  
Ria Astriratma ◽  
Henki Bayu Seta

Salah satu indikator keberhasilan pengembangan dan implementasi e-learning pada suatu perguruan tinggi adalah kepuasan pengguna baik dosen maupun mahasiswa. E-learning merupakan metode pembelajaran untuk menunjang proses kegiatan belajar yang dilakukan secara daring. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas layanan blendeed learning menggunakan metode ServQual (Service Quality) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Metode ServQual untuk mengetahui persepsi dan harapan pengguna blendeed learning berdasarkan perspektif mahasiswa berdasarkan dimensi assurance, empathy, responsiveness, reliability, usability dan informativeness. Untuk meningkatkan kualitas layanan e-learning perlu dilakukan pengukuran kualitas layanan dengan menggunakan metode SERVQUAL (Service Quality), melakukan perhitungan gap skor antara penilaian kualitas layanan yang dirasakan (kinerja) dengan kualitas layanan yang diharapkan. Sedangkan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mengetahui nilai pembobotan dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Sehingga upaya peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi khususnya dapat memenuhi tuntutan dan kepuasan pengguna.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 159
Author(s):  
Nila Natalia ◽  
Sukarsa Sukarsa ◽  
Eris Dwi Purnama ◽  
Aziz Ma’sum

E-Learning merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan. E-Learning memiliki banyak kegunaan yang membantu dalam proses kegiatan belajar dan mengajar seperti pelaksanaan ujian online, perekapan nilai, maupun sebagai media pembelajaran. SMK Pasim Plus merupakan sekolah swasta di Sukabumi yang akan menerapkan E-Learning sebagai salah satu media pembelajaran. Pada penelitian ini akan membahas mengenai bagaimana rekomendasi E-Learning yang diberikan dari beberapa spesimen E-Learning melalui parameter faktor psikologis pengguna. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Kansei Engineering (KE) yang dikombinasikan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam tahapannya, KE berfokus pada faktor psikologis pengguna, sedangkan AHP dilibatkan untuk melihat manakah E-Learning yang direkomendasikan untuk diimplementasikan pada instansi tersebut. Adapun metode KE yang diterapkan dalam penelitian ini adalah KE Type I (KEPack). KEPack yang dilibatkan dalam penelitian ini menggunakan beberapa data dasar antara lain 8 spesimen E-Learning, 15 Kansei Word, dan 30 partisipan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor emosi yang paling berpengaruh adalah yang diwakili oleh Kansei Word “RAPIH”. Aplikasi E-Learning yang paling diminati oleh partisipan dilihat dari aspek antarmuka aplikasi adalah aplikasi E-Learning Edmodo. 


2019 ◽  
Vol 11 (3) ◽  
pp. 301-312 ◽  
Author(s):  
Monica De Castro-Pardo ◽  
Concepcion De la Fuente-Cabrero ◽  
Pilar Laguna-Sanchez ◽  
Fernando Perez-Rodriguez

The Analytical Hierarchy Process is a very common method used in Multi-Criteria Decision Making (MCDM) to analyze participative assessments. However, due to the qualitative nature of this methodology, a high percentage of inconsistencies need to be addressed when analyzing user preferences. This work analyzes the efficiency of the Goal Programming model in order to reduce inconsistencies with pairwise comparisons when working with inexpert participants and time limitations. A case study has been carried out that assesses online courses in higher education with the Analytical Hierarchy Process in order to understand the usefulness and feasibility of the method. Evaluation of four e-learning tools (collaboration tools, content tools, tutorial sessions and evaluation tools) used in an online business degree were collected from 72 students through a ‘Saaty-type’ survey, and the model was applied to improve the consistency of these results. This model has been able to minimize the inconsistencies of individual preferences while avoiding the loss of primary information.


2016 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Dyah Ika Rinawati ◽  
Aries Susanty ◽  
Diana Puspita Sari ◽  
Meylani Meylani

<p>Abstrak</p><p>Standar Nasional Indonesia (SNI) Batik telah dikembangkan di Indonesia. Hal ini dipicu maraknya kain bermotif batik yang dijual dengan harga murah serta munculnya produk batik dari luar negeri. Saat ini penerapan SNI Batik masih sangat minim dan ditanggapi berbeda oleh para pelaku industri. Meskipun ada tanggapan negatif dan positif terhadap adopsi SNI, yang penting untuk diperhatikan adalah kemampuan dan kesiapan aktor dalam sektor industri (dalam hal ini Usaha Kecil Menengah/UKM batik). Hal ini karena pelaku dalam industri yang akan menjadi pihak yang akanmemenuhi semua persyaratan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesiapan UKM batik dalam mengadopsi SNI batik. Penilaian kesiapan didasarkan pada beberapa faktor yaitu kesiapan organisasi, kesiapan industri, kesiapan nasional, dan tekanan lingkungan. Penelitian ini menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mendapatkan bobot kepentingan dari masing-masing faktor dan sub-faktor dalam kerangka penilaian dan Skala Likert untuk mengukur setiap sub faktor. Sejumlah 24 UKM Batik yang tersebar di Solo, Yogyakarta dan Pekalongan dinilai dengan menggunakan kerangka penilaian kesiapan yang telah disusun.Hasil pembobotan masing-masing faktor dengan menggunakan metode AHP adalah faktor kesiapan organisasi memiliki bobot sebesar 0,233; kesiapan industri sebesar 0,179; kesiapan nasional sebesar 0,391 dan tekanan lingkungan sebesar 0,197. Hasil penilaian menunjukkan bahwa seluruh UKM berada pada kategori tidak siap dan sangat tidak siap, 10 UKM berada pada kondisi tidak siap dan membutuhkan sedikit perubahan sedangkan 14 UKM lainnya berada pada kategori sangat tidak siap dan membutuhkan banyak perubahan.<br /><br /></p><p> </p><p>Abstract<br />The Indonesian National Standard (SNI) of batik has been developed in Indonesia. This is triggered by many fabric patterned batik that sold at a low price and the influx of imported batik products. Currently, adoption SNI of Batik is still very few and responded differently by the actors of this industry. Despite the presence of negative and positive responses on SNI adoption, important to note is the ability and the readiness of the actor in the industrial sector (in this case is the Small and Medium Enterprise/SMEs of batik). It is because the actors in that industry will become a party who will fulfill all the requirements. The aim of this study is to assess SME’s readiness for SNI Batik adoption. Readiness assessment is based on several factors, i.e. organizational readiness, industrial readiness, national readiness, and environmental pressure. This study used Analytical Hierarchy Process (AHP) for assigned importance weight of each factors and sub- factors in that framework and Likert Scale for measuring each critical sub factors. Readiness of SMEs is categorized based upon the total value of using e-LRS (e-Learning Readiness Assessment). A number of 24 SME’s Batik scattered in Solo, Yogyakarta and Pekalongan was assessed using readiness assessment framework that has been developed. The results of the weighting of each factors using AHP method are organizational readiness factor has mean weight of 0.233, 0.179 for industrial readiness, 0.391 for national readiness and 0.197 for environmental pressures. Assessment results showed that all SME’s in category is not ready and not so ready, 10 SMEs are not ready condition and require little change, while the other 14 SMEs in the category not so ready and needs a lot of changes</p>


2020 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
pp. 001-012
Author(s):  
Cindy Cahyaning Astuti ◽  
Herlinda Maya Kumala Sari ◽  
Nuril Lutvi Azizah

E-learning merupakan media pembelajaran yang mulai digunakan di berbagai perguruan tinggi, meskipun tidak digunakan 100% karena sebagian masih menggunakan tatap muka. Karena masih baru, maka pembelajaran e-learning perlu dievaluasi agar menjadi lebih baik lagi. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pembelajaran e-learning untuk mengetahui seberapa besar metode tersebut dapat diterima oleh mahasiswa. Alat yang kami gunakan untuk mengevaluasi adalah Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa masih lebih suka metode tatap muka daripada e-learning karena dengan tatap muka materi lebih mudah diserap dan interaksi dengan dosen lebih terjalin jika dibandingkan menggunakan e-learning. Namun e-learning punya kelebihan yaitu waktunya yang lebih fleksibel dibandingkan tatap muka, serta pengumpulan tugas dirasa lebih mudah dengan e-learning.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 25-39
Author(s):  
Luluk Suryani ◽  
Raditya Faisal Waliulu ◽  
Ery Murniyasih

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah salah satu penggerak perekonomian suatu daerah, termasuk Kota Sorong. UKM di Kota Sorong belum berkembang secara optimal. Ada beberapa penyebab diantaranya adalah mengenai finansial, lokasi, bahan baku dan lain-lain. Untuk menyelesaikan permasalah tersebut peneliti terdorong untuk melakukan pengembangan Aplikasi yang dapat membantu menentukan prioritas UKM yang sesuai dengan kondisi pelaku usaha. Pada penelitian ini akan digunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP), untuk pengambilan keputusannya. Metode AHP dipilih karena mampu menyeleksi dan menentukan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu UKM terbaik yang dapat dipilih oleh pelaku usaha sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu UKM. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan yang dikembangkan berbasis Android, dimana pengguna akan mudah menggunakannya sewaktu-waktu jika terjadi perubahan bobot pada kriteria atau intensitas.  Hasil akhir menunjukkan bahwa metode AHP berhasil diterapkan pada Aplikasi Penentuan Prioritas Pengembangan UKM.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 30-43
Author(s):  
Saras Ayu Faradita ◽  
Vinky Rahman

The fire incident in karaoke buildings in Indonesia which claimed many lives has occurred several times. According to the National Academy of Science US, the smoke toxins that come out of the fire disaster cause 50-80% of deaths. Refers to the data, it is necessary to check further about the building material response to fire during a fire incident. Masterpiece Signature Karaoke is a karaoke building that classified as large and magnificent in the city of Medan which has various material so that it is necessary to study the interior material as passive fire protection. The purpose is to find out how to assess the reliability of fire passive protection regard to the interior materials and recommendations or descriptions of right interior material planning using the Analytical Hierarchy Process (AHP). This method is efficacious to solve the problem of reliability in using interior materials as passive fire protection in Masterpiece Signature Family KTV Medan building with the results of an Adequate Level of reliability. Then, design recommendations were given for the use of interior materials in karaoke building to improve the reliability results to be better.The results are useful as information for other researchers and karaoke buildings regarding passive fire protection systems at the Masterpiece Signature Family KTV Medan.


2018 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 21-31
Author(s):  
Fahrur Razi ◽  
Ainun Mardiyah ◽  
Adang Kasmawijaya

Pengkajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain eksploratori dalam penentuan prioritas terhadap peran dan alternatif strategi pengembangan P2MKP didasarkan atas bobot prioritas atau kepentingannya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Keterpaduan antara program pelatihan P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan” merupakan strategi yang paling diprioritaskan dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, dengan bobot 31,52%, kemudian strategi “pengikutsertaan koordinator penyuluh daerah sebagai pembina P2MKP”, dengan bobot 28,56% sebagai prioritas kedua, dan strategi “sebagian instruktur berasal dari penyuluh perikanan” dengan bobot 24,17% sebagai strategi prioritas ketiga dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Dari beberapa strategi pengembangan P2MKP yang dapat dilakukan dalam rangka mendukung proses peningkatan kompetensi sumber daya manusia kelautan dan perikanan: Strategi “pengikutsertaan/ peningkatan peran penyuluh perikanan” merupakan strategi pengembangan P2MKP yang paling diprioritaskan, kemudian strategi “optimalisasi penyelenggaraan pelatihan” sebagai prioritas kedua, dan strategi “pembangunan kemitraan strategis” sebagai strategi prioritas ketiga.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document