scholarly journals Food production performance measurement system using halal supply chain operation reference (SCOR) model and analytical hierarchy process (AHP)

Author(s):  
I S Fauziyah ◽  
A Y Ridwan ◽  
P S Muttaqin
JUMINTEN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (5) ◽  
pp. 109-120
Author(s):  
Muhammad Trisyadi Waluya Jati ◽  
Dira Ernawati ◽  
Nur Rahmawati

Kinerja adalah suatu aspek yang bisa diukur sebagai acuan dan harapan bagi instansi, organisasi dan perusahaan. DI PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur dan beberapa tahun ini perusahaan mengalami beberapa permasalahan pada proses rantai pasok, mulai dari keterlambatan pengiriman ke beberapa toko material, produk cacat, dan menumpuknya stok yang ada di gudang. Itu bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu, proses pegiriman produk, proses produksi, SDM (sumber daya manusia) dan proses yang ada kaitannya dengan supply chain mulai dari proses awal sampai akhir pengiriman. Oleh karena itu perlunya analisis kinerja perusahaan di bagian beberapa departemen yang berhubungan dengan rantai pasok dan dianalisa untuk mengetahui kinerja pada proses supply chain. Metode penelitian yang digunakan ialah SCOR model (Supply chain Operation Reference) dan AHP (Analitical hierarchy process) dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan diperlukan key performance indicator (KPI) yang spesifik agar jadi acuan yang jelas dalam mengukur rantai pasok. Berdasarkan perhitungan dari SCOR model diperoleh nilai masing–masing attribut yaitu: Reliability dengan nilai 17,39, Responsiveness 22.98, Agility 11,76, Cost 7,15 dan Asset Management dengan nilai 7,16. Total nilai Performansi SCOR yang didapatkan perusahaan berada pada kategori Average dengan nilai 66,44.


2019 ◽  
Vol 7 ◽  
Author(s):  
Muhammad Saadillah Mursyid ◽  
Hana Catur Wahyuni

This study uses the Supply Chain Operation Reference (SCOR) and Analytical Hierarchy Process(AHP) methods. From the result of research using Supply Chain Operation Reference (SCOR) method and Analytical Hierarchy Process (AHP) produced 27 KPI where for plan perspective there are 4 KPI consisting of reliability 2 KPI, responsiveness 2 KPI. For a source perspective there are 8 KPI consisting of reliability 4 KPI, responsiveness 2 KPI, Flexibility 2 KPI. Make perspective there are 7 KPI consisting of reliability 3 KPI, responsiveness 2 KPI, flexibility 2 KPI. For a delivery perspective there are 5 KPIs that consist of 3 KPI reliability, 2 KPI responsiveness. Then for the return perspective there are 4 KPI consisting of 2 KPI reliability, 2 KPI responsiveness. Then with the Analytical Hierarchy Process (AHP) method produced a delivery perspective is the perspective with the highest level of importance on the supply chain performance of PT. MSM. With the results of this performance measurement can be used as a benchmark for the company to get optimal performance.


Author(s):  
Misra Hartati Hartati

PT. Asia Forestama Raya (AFR) adalah perusahaan yang memproduksi plywood (kayu lapis). Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan antara lain, keterlambatan bahan baku, jumlah bahan baku yang tidak sesuai dengan permintaan, dan keterlambatan pengiriman produk. Dengan permasalahan yang terjadi di sepanjang aliran supply chain perlu dilakukan pengukuran kinerja aliran supply chain menggunakan metode Supply chain Operation Reference (SCOR). Pengukuran dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi matrik SCOR, verifikasi Key Performance Indicator (KPI) dengan menyebarkan kuesioner indikator, perhitungan nilai normalisasi (skor), pembobotan KPI menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menyebarkan kuesioner AHP. Nilai kinerja aliran supply chain yang didapatkan adalah 73,33 dengan kategori Good, dimana kinerja terendah terdapat pada proses source yaitu 69,29 dengan kategori Average.


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 520-532
Author(s):  
Syafrizal Saragih ◽  
◽  
Totok Pujianto ◽  
Irfan Ardiansah

Peningkatan pertumbuhan sektor industri tidak terlepas dari peran industri kecil menengah (IKM). Salah satu IKM yang belokasi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang adalah PT. Saudagar Buah Indonesia yang bergerak dibidang industri pengolahan pangan dengan merek yang dikenal yaitu Frutivez. PT. Saudagar Buah Indonesia sedang mengalami masalah dalam kinerja manajemen rantai pasok. Oleh sebab itu, PT. Saudagar Buah Indonesia memerlukan pengukuran kinerja rantai pasok agar diketahui bagian-bagian dari kegiatan rantai pasok yang memiliki nilai kinerja yang rendah sehingga dapat dilakukan analisis masalah dan penemuan solusinya. Pengukuran kinerja rantai pasok dalam penelitian ini menggunakan metode Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan penentuan nilai bobot tiap metrik kinerja rantai pasok menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. Saudagar Buah Indonesia adalah 84,19 termasuk dalam kriteria sedang. Atribut rantai pasok yang memiliki nilai kinerja kurang maksimal adalah responsivitas, adaptabilitas, dan manajemen aset. PT. Saudagar Buah Indonesia harus melakukan perbaikan pada sektor penjualan, sektor pengolahan, dan siklus keuangan perusahaan


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Husnul Firdaus , Dwi Marisa Midyanti , Nurul Mutiah

Perkembangan bisnis di masa sekarang menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin tinggi. Perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas, efektif, efisien, pelayanan cepat, mudah, dan mengembangkan serta menciptakan inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul, bersaing, dan bertahan di pasar. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rantai pasok (supply chain) adalah Perum BULOG Divisi Regional Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja supply chain Perum BULOG Divre Kalimantan Barat dengan menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR). Penelitian ini diawali dengan pembuatan hierarki awal yang didasarkan pada proses supply chain , yaitu Plan, Source, Deliver dan Return. Dengan dimensi  Reliability dan Responsiveness. Kemudian proses dan dimensi tersebut disesuaikan dengan kondisi di perusahaan, yang akhirnya dilakukan untuk pengukuran performansi. Berdasarkan analisa diatas, maka didapatkan pengukuran performansi supply chain berdasarkan nilai aktual, normalisasi nilai aktual, matriks perbandingan berpasangan dan pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan penghitungan nilai akhir kinerja Perum BULOG Divre Kal-Bar. Nilai akhir total kinerja supply chain Perum BULOG Divre Kal-Bar adalah sebesar 9,5677 dapat dikategorikan sebagai “Amat Baik”. Dengan rincian nilai proses inti supply chain adalah Plan sebesar 0,0594, Source sebesar 7,1542, Deliver sebesar 2,3080 dan Return sebesar 0,0462.


Author(s):  
Ari Andriyas Puji ◽  
Faradila Ananda Yul

Unit Transfusi Darah (UTD) di Kota Pekanbaru adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bertugas untuk menyediakan pasokan darah. Pada saat ini UTD di Kota Pekanbaru memiliki beberapa kendala mengenai pengelolaan risiko rantai pasok darah. Kendala banyak terjadi terutama pada saat proses penyimpanan dan pendistribusian kantong darah. Desain mitigasi risiko rantai pasok dipilih menjadi satu strategi yang tepat dengan kondisi UTD di Kota Pekanbaru saat ini. Langkah awal dari penelitian ini adalah melakukan observasi terhadap aktivitas rantai pasok darah dengan metode pengembangan Supply Chain Operation Reference (SCOR), dilanjutkan dengan mengidentifikasi risiko dari agen risiko dan penyebab risiko dengan metode house of risk, dan yang terakhir menentukan prioritas tindakan rantai pasok dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) - Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 24 potensi risiko yang terjadi dengan 23 agen risiko. Dari Hasil identifikasi aksi mitigasi terdapat 15 strategi penanganan diantaranya adalah memberikan pelatihan rutin terhadap semua pekerja (PA1), kemudian disusul dengan meningkatkan komunikasi dengan mitra (PA5), melakukan sosialisasi kegiatan donor darah (PA6) hasil tersebut akan dilanjutkan dengan proses AHP-TOPSIS untuk mengambil prioritas tindakan mitigasi terbaik. Kata Kunci:  House of risk (HOR), Analytical Hierarchy Process. Supply Chain Operation Reference, Mitigasi Risiko.


Sebatik ◽  
2019 ◽  
Vol 23 (1) ◽  
pp. 20-27 ◽  
Author(s):  
Qurrotul Aini ◽  
Adli Muhammad Putra Pratama ◽  
Farah Dhia Yasmin

Perusahaan yang berkeinginan untuk meningkatkan daya saing harus memperhatikan kinerja rantai pasok yang dimiliki. Pengukuran kinerja rantai pasok diperlukan untuk memperbaiki parameter kinerja tertentu. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Tempo Susu yang berkeinginan melakukan ekspansi bisnis namun terkendala dengan kapasitasnya yang belum memadai, sehingga diperlukan pengukuran kinerja rantai pasok dengan menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengukuran dilakukan dengan menyesuaikan proses bisnis dan rantai pasok perusahaan pada metrik level 1 sampai 3 pada model SCOR. Selanjutnya, hasil pengukuran dinormalisasi menggunakan Snorm de Boer. Pembobotan dilakukan pada performance attributes menggunakan AHP dengan membandingkan setiap performance attributes dan proses yang terjadi di dalamnya. Nilai akhir pengukuran kinerja yang diperoleh reliability 10,5; responsiveness 7,5; agility 7,71; cost 12,21; dan manajemen aset 20,63. Total nilai kinerja sebesar 58,55 yang tergolong rata-rata. UMKM Tempo Susu disarankan untuk memperbaiki kinerjanya pada performance atributes yaitu responsiveness berupa respon waktu dalam memenuhi pesanan yang meliputi mendapatkan bahan baku, pembuatan dan pengiriman produk.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 125-134
Author(s):  
Kamila Anindita ◽  
I Gusti Agung Ayu Ambarawati ◽  
Ratna Komala Dewi

Pada industri gula, pabrik akan merencanakan pasokan tebu untuk memastikan bahwa pabrik beroperasi pada kapasitas optimal sepanjang musim giling. Pengukuran kinerja rantai pasok diperlukan untuk mengetahui kondisi pabrik dan melakukan pengendaliannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi mekanisme rantai pasok dan mengukur kinerja rantai pasok di pabrik gula Madukismo dengan metode Supply Chain Operations Reference-Analytical Hierarchy Process (SCOR-AHP). Hasil pengukuran kinerja rantai pasok di pabrik Madukismo Tahun 2018 pada anggota rantai pasok petani adalah 80,82% dan 93,32% pada pabrik. Terdapat tiga alternatif yang disusun berdasarkan kondisi pabrik yaitu peningkatan kemitraan dengan pemasok, peningkatan standar pabrik dalam kategori pemenuhan bahan baku, dan menambah pemasok tebu.


Agrika ◽  
2018 ◽  
Vol 12 (2) ◽  
Author(s):  
Adi Budiwan ◽  
Ramon Syahrial

Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem pengukuran kinerja rantai pasok serta memberikan usulan perbaikan berdasarkan hasil pengukuran kinerja rantai pasoknya. Penelitian dilakukan pada kelompok tani di Kabupaten Pacitan. Hasil rancangan pengukuran kinerja rantai pasok adalah 24 KPI yang dibagi ke dalam lima proses manajemen dasar rantai pasok, yaitu: plan, source, make, deliver dan return. Identifikasi KPI diperoleh dari kerangka SCOR model. Dengan konsep AHP diperoleh bobot untuk masing-masing perspektif yaitu plan (0,233); source (0,120); make (0,555), deliver (0,060) dan return (0,032). Pada tahap pengukuran, proses scoring system menggunakan proses normalisasi Snom De Bour, selanjutnya dengan analisis traffic light system yaitu untuk mengetahui pencapaian performasi KPI melalui tiga warna (merah, kuning dan hijau) sebagai indikator. Dari hasil pengukuran performansi terdapat 2 KPI yang memiliki kinerja rendah yang memerlukan prioritas perbaikan yaitu Product Failure in Grinding Process (PFGP) dan Product Failure in Mixer Process (PFMP). Kata Kunci: Pengukuran, Performansi, Rantai, SCOR, Model, Process


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document