scholarly journals Analisis Pengukuran Kinerja Aliran Supply Chain di PT. Asia Forestama Raya dengan Metode Supply Chain Operation Reference (SCOR)

Author(s):  
Misra Hartati Hartati

PT. Asia Forestama Raya (AFR) adalah perusahaan yang memproduksi plywood (kayu lapis). Permasalahan yang sering dihadapi perusahaan antara lain, keterlambatan bahan baku, jumlah bahan baku yang tidak sesuai dengan permintaan, dan keterlambatan pengiriman produk. Dengan permasalahan yang terjadi di sepanjang aliran supply chain perlu dilakukan pengukuran kinerja aliran supply chain menggunakan metode Supply chain Operation Reference (SCOR). Pengukuran dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi matrik SCOR, verifikasi Key Performance Indicator (KPI) dengan menyebarkan kuesioner indikator, perhitungan nilai normalisasi (skor), pembobotan KPI menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan menyebarkan kuesioner AHP. Nilai kinerja aliran supply chain yang didapatkan adalah 73,33 dengan kategori Good, dimana kinerja terendah terdapat pada proses source yaitu 69,29 dengan kategori Average.

JUMINTEN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (5) ◽  
pp. 109-120
Author(s):  
Muhammad Trisyadi Waluya Jati ◽  
Dira Ernawati ◽  
Nur Rahmawati

Kinerja adalah suatu aspek yang bisa diukur sebagai acuan dan harapan bagi instansi, organisasi dan perusahaan. DI PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur dan beberapa tahun ini perusahaan mengalami beberapa permasalahan pada proses rantai pasok, mulai dari keterlambatan pengiriman ke beberapa toko material, produk cacat, dan menumpuknya stok yang ada di gudang. Itu bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu, proses pegiriman produk, proses produksi, SDM (sumber daya manusia) dan proses yang ada kaitannya dengan supply chain mulai dari proses awal sampai akhir pengiriman. Oleh karena itu perlunya analisis kinerja perusahaan di bagian beberapa departemen yang berhubungan dengan rantai pasok dan dianalisa untuk mengetahui kinerja pada proses supply chain. Metode penelitian yang digunakan ialah SCOR model (Supply chain Operation Reference) dan AHP (Analitical hierarchy process) dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan diperlukan key performance indicator (KPI) yang spesifik agar jadi acuan yang jelas dalam mengukur rantai pasok. Berdasarkan perhitungan dari SCOR model diperoleh nilai masing–masing attribut yaitu: Reliability dengan nilai 17,39, Responsiveness 22.98, Agility 11,76, Cost 7,15 dan Asset Management dengan nilai 7,16. Total nilai Performansi SCOR yang didapatkan perusahaan berada pada kategori Average dengan nilai 66,44.


2019 ◽  
Vol 7 ◽  
Author(s):  
Muhammad Saadillah Mursyid ◽  
Hana Catur Wahyuni

This study uses the Supply Chain Operation Reference (SCOR) and Analytical Hierarchy Process(AHP) methods. From the result of research using Supply Chain Operation Reference (SCOR) method and Analytical Hierarchy Process (AHP) produced 27 KPI where for plan perspective there are 4 KPI consisting of reliability 2 KPI, responsiveness 2 KPI. For a source perspective there are 8 KPI consisting of reliability 4 KPI, responsiveness 2 KPI, Flexibility 2 KPI. Make perspective there are 7 KPI consisting of reliability 3 KPI, responsiveness 2 KPI, flexibility 2 KPI. For a delivery perspective there are 5 KPIs that consist of 3 KPI reliability, 2 KPI responsiveness. Then for the return perspective there are 4 KPI consisting of 2 KPI reliability, 2 KPI responsiveness. Then with the Analytical Hierarchy Process (AHP) method produced a delivery perspective is the perspective with the highest level of importance on the supply chain performance of PT. MSM. With the results of this performance measurement can be used as a benchmark for the company to get optimal performance.


Jurnal PASTI ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Danang Samadi Prasetyo ◽  
Andrean Emaputra ◽  
Cyrilla Indri Parwati

Perkembangan sektor industri dari waktu ke waktu semakin berkembang hal ini bisa dilihat dengan semakin banyak industri-industri yang tumbuh baik itu industri kecil, menengah maupun besar. Peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kerupuk Subur yang bergerak di bidang industri makanan dan distribusi hampir seluruh wilayah Yogyakarta. Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki banyak stakeholder sehingga memegang peranan penting bagi terciptanya efektifitas dan efesiensi rantai pasok. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja supply chain pada IKM Kerupuk Subur dengan nilai performansi supply chain, kemudian dapat memberikan usulan perbaikan pada IKM Kerupuk Subur dalam meningkatkan performansi kinerja supply chain. Model hierarki Key Performance Indicator awal pengukuran kinerja tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di IKM Kerupuk Subur untuk mengukur kinerja rantai pasoknya, Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur menggunakan metode Analytical Hierarchy Proses berdasar pembobotan dengan kuesoner subjektif dan Snorm De Boer berfungsi untuk menyamakan nilai matriks yang digunakan sebagai indikator yang diukur menggunakan model Supply Chain Operation References (SCOR). Sehingga dari hasil pengukuran tersebut dapat dianalisis proses bisnis dan metrik kinerja yang harus segera dilakukan perbaikan, dari hasil perhitungan diperoleh nilai kinerja IKM Kerupuk Subur sebesar 48.638, yang angka tersebut menunjukan bahwa secara keseluruhan IKM Kerupuk Subur berada dalam kategori marginal, dari 21 Key Porfermance Indicator terdapat 13 Key Performance Indicator yang termasuk didalam kategori merah.


2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Joko Hardono

Pengukuran kinerja Supply Chain PT. XYZ hanya melihat dari produktivitas perusahaan. Produktivitas hanya mampu mengukur kinerja proses internal, pada proses internal dalam satu hubungan rantai pasok. Perusahaan perlu merancang model pengukuran kinerja supply chain secara keseluruhan dan terintegrasi dalam suatu hubungan kausal, mulai dari pemasok, proses internal kepada pelanggan, untuk mengetahui efektivitas perusahaan rantai pasokan. balanced scorecard memenuhi perspektif yang diperlukan. Model balanced scorecard digunakan sebagai kerangka kerja untuk merancang Key Performance Indicator (KPI) dari kinerja supply chain PT. XYZ. KPI adalah desain berdasarkan 4 perspektif, yaitu: proses internal, pelanggan, pembelajaran dan pertumbuhan dan perspektif keuangan. Pembobotan untuk menentukan prioritas antara perspektif dan KPI dilakukan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari analisis dihasilkan 20 KPI. perspektif proses internal yang berisi 9 KPI dengan berat total 21,0%, perspektif pelanggan berisi 6 KPI dengan berat total 42,6%, Belajar dan perspektif pertumbuhan berisi 4 KPI dengan berat total 17,5%, perspektif Pemegang Saham mengandung 1 KPI dengan total berat 19,0. Kata kunci: Key Performance Indicator, Supply Chain, Balanced Scorecard, Analytical Hierarchy proceses


2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 520-532
Author(s):  
Syafrizal Saragih ◽  
◽  
Totok Pujianto ◽  
Irfan Ardiansah

Peningkatan pertumbuhan sektor industri tidak terlepas dari peran industri kecil menengah (IKM). Salah satu IKM yang belokasi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang adalah PT. Saudagar Buah Indonesia yang bergerak dibidang industri pengolahan pangan dengan merek yang dikenal yaitu Frutivez. PT. Saudagar Buah Indonesia sedang mengalami masalah dalam kinerja manajemen rantai pasok. Oleh sebab itu, PT. Saudagar Buah Indonesia memerlukan pengukuran kinerja rantai pasok agar diketahui bagian-bagian dari kegiatan rantai pasok yang memiliki nilai kinerja yang rendah sehingga dapat dilakukan analisis masalah dan penemuan solusinya. Pengukuran kinerja rantai pasok dalam penelitian ini menggunakan metode Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan penentuan nilai bobot tiap metrik kinerja rantai pasok menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. Saudagar Buah Indonesia adalah 84,19 termasuk dalam kriteria sedang. Atribut rantai pasok yang memiliki nilai kinerja kurang maksimal adalah responsivitas, adaptabilitas, dan manajemen aset. PT. Saudagar Buah Indonesia harus melakukan perbaikan pada sektor penjualan, sektor pengolahan, dan siklus keuangan perusahaan


2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Husnul Firdaus , Dwi Marisa Midyanti , Nurul Mutiah

Perkembangan bisnis di masa sekarang menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin tinggi. Perusahaan terus berupaya meningkatkan produktivitas, efektif, efisien, pelayanan cepat, mudah, dan mengembangkan serta menciptakan inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul, bersaing, dan bertahan di pasar. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang rantai pasok (supply chain) adalah Perum BULOG Divisi Regional Kalimantan Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja supply chain Perum BULOG Divre Kalimantan Barat dengan menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR). Penelitian ini diawali dengan pembuatan hierarki awal yang didasarkan pada proses supply chain , yaitu Plan, Source, Deliver dan Return. Dengan dimensi  Reliability dan Responsiveness. Kemudian proses dan dimensi tersebut disesuaikan dengan kondisi di perusahaan, yang akhirnya dilakukan untuk pengukuran performansi. Berdasarkan analisa diatas, maka didapatkan pengukuran performansi supply chain berdasarkan nilai aktual, normalisasi nilai aktual, matriks perbandingan berpasangan dan pembobotan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan penghitungan nilai akhir kinerja Perum BULOG Divre Kal-Bar. Nilai akhir total kinerja supply chain Perum BULOG Divre Kal-Bar adalah sebesar 9,5677 dapat dikategorikan sebagai “Amat Baik”. Dengan rincian nilai proses inti supply chain adalah Plan sebesar 0,0594, Source sebesar 7,1542, Deliver sebesar 2,3080 dan Return sebesar 0,0462.


Jurnal PASTI ◽  
2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Shalahuddin Muhammad ◽  
Zulkarnain Zulkarnain ◽  
Deli Silvia

Banyaknya kegiatan manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) yang dilakukan oleh PT Pitu kreatif Berkah menyebabkan perusahaan kesulitan dalam memutuskan atribut mana yang harus diprioritaskan ketika melakukan peningkatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Operation References (SCOR). Key Performance Indicator (KPI) disesuaikan dengan kegiatan rantai pasok perusahaan. Tingkat kepentingan KPI diukur berdasarkan hasil kuesioner subjektif dari para ahli. KPI dengan nilai kinerja terbobot terendah adalah waktu rata – rata persiapan dengan kinerja terbobot 0.91%; sementara KPI tertinggi adalah produk jadi sesuai rencana dengan nilai 9.6%. KPI rantai pasok yang masih perlu ditingkatkan adalah barang jadi yang tersimpan, waktu pengiriman barang pesanan, jumlah penambahan pesanan yang dapat dipenuhi supplier, persentase produk reject selama proses produksi, jumlah insheet perpesanan, dan rata – rata waktu persiapan dengan indikator Average. Nilai total kinerja perusahaan sebesar 89.06%. Nilai ini menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok perusahaan berada pada posisi Good.


Author(s):  
Ari Andriyas Puji ◽  
Faradila Ananda Yul

Unit Transfusi Darah (UTD) di Kota Pekanbaru adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bertugas untuk menyediakan pasokan darah. Pada saat ini UTD di Kota Pekanbaru memiliki beberapa kendala mengenai pengelolaan risiko rantai pasok darah. Kendala banyak terjadi terutama pada saat proses penyimpanan dan pendistribusian kantong darah. Desain mitigasi risiko rantai pasok dipilih menjadi satu strategi yang tepat dengan kondisi UTD di Kota Pekanbaru saat ini. Langkah awal dari penelitian ini adalah melakukan observasi terhadap aktivitas rantai pasok darah dengan metode pengembangan Supply Chain Operation Reference (SCOR), dilanjutkan dengan mengidentifikasi risiko dari agen risiko dan penyebab risiko dengan metode house of risk, dan yang terakhir menentukan prioritas tindakan rantai pasok dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) - Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 24 potensi risiko yang terjadi dengan 23 agen risiko. Dari Hasil identifikasi aksi mitigasi terdapat 15 strategi penanganan diantaranya adalah memberikan pelatihan rutin terhadap semua pekerja (PA1), kemudian disusul dengan meningkatkan komunikasi dengan mitra (PA5), melakukan sosialisasi kegiatan donor darah (PA6) hasil tersebut akan dilanjutkan dengan proses AHP-TOPSIS untuk mengambil prioritas tindakan mitigasi terbaik. Kata Kunci:  House of risk (HOR), Analytical Hierarchy Process. Supply Chain Operation Reference, Mitigasi Risiko.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document