The pattern of seed formation in cauliflower (Brassica oleracea L. var. botrytis) with special reference to seed abortion

1999 ◽  
Vol 77 (8) ◽  
pp. 1189-1192
Author(s):  
C Gurusamy

In cauliflower Brassica oleracea L. var. botrytis cv. Kibo Giant, patterns of seed abortion and development within developing siliques are nonrandom. All ovules were fertilized from 14 days after anthesis. However, only 70% of the ovules produced mature seeds. Cryptic seed abortion started early in silique ontogeny and reached a maximum at 28 days after anthesis. Ovules located in the middle zone of a silique produced more mature seeds than ovules in stylar and basal zones in that order. Ovules in the first three positions in the stylar zone (positions 1, 2, and 3) and ovules in the last four positions in basal zone (positions 19, 20, 21, and 22) showed higher rates of seed abortion. The nonrandom pattern of seed abortion within a silique is mainly due to partiality in the allocation of maternal resources to the developing ovules at different positions, which enhances maternal fecundity through resource conservation. It may also be due to temporal differences in fertilization, spatial advantage of seeds within the ovary, and superiority of the parental lineage.Key words: Brassica oleracea L. var. botrytis, seed development, seed abortion, maternal regulation, seed to ovule ratio.

Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.


Author(s):  
Jorge Jaramillo ◽  
Paula Aguilar ◽  
Carolina Valencia ◽  
Alegria Saldarriaga ◽  
Antonio Martinez ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document