Ilmu Gizi Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

72
(FIVE YEARS 54)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Pusat Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta

2598-7844, 2580-491x

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 81
Author(s):  
Adhella Komala Dewi ◽  
Vitria Melani ◽  
Khairizka Citra Palupi ◽  
Mertien Sa'pang ◽  
Putri Ronitawati
Keyword(s):  

Latar Belakang: Tingginya asupan natrium dan lemak, serta rendahnya asupan kalium meningkatkan risiko penyakit tidak menular. Salah satu upaya pencegahannya dengan mengonsumsi makanan atau minuman tinggi kalium dan rendah lemak. Kandungan kalium tertinggi pada kacang-kacangan dan buah dapat ditemukan pada kedelai dan pisang uli. Pisang merupakan komoditi dengan produktivitas tinggi di Indonesia, memiliki keunggulan kandungan lemak yang rendah. Sedangkan kedelai merupakan bahan yang sering diolah menjadi sari kedelai. Oleh karena itu, kedua bahan ini layak untuk dikembangkan menjadi produk olahan dalam bentuk banana soymilk yang mengandung tinggi kalium dan rendah lemak. Tujuan: Mengetahui formulasi terbaik untuk pengembangan banana soymilk dengan bahan dasar kedelai dan pisang uli. Metode: Jenis penelitian experimental, dengan persentase penambahan pisang uli 0%(F0), 10%(F1), 30%(F2), dan 50%(F3). Pengujian organoleptik menggunakan uji hedonik dengan skala Likert dilakukan oleh 30 panelis konsumen sesuai kriteria inklusi. Uji kadar kalium dilakukan dengan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) dan kadar lemak dengan metode Soxhlet. Uji proksimat, kekentalan, angka lempeng total dan umur simpan (direct evaluasi sensori) bertujuan untuk standarisasi kualitas produk. Analisis data menggunakan uji statistik One Way Anova dan uji lanjut Duncan. Hasil: Berdasarkan uji hedonik, terdapat perbedaan daya terima (warna, rasa, aroma, tekstur, dan tingkat kesukaan keseluruhan) yang signifikan antar kelompok perlakuan. Formula banana soymilk F2 (30% pisang uli) menjadi formula terbaik berdasarkan daya terima panelis, dengan kriteria rendah lemak (1,35%), dan tinggi kalium (731,83 mg/100 g). Kesimpulan: Formula F2 adalah formulasi banana soymilk terbaik yang dapat dikembangkan sebagai susu nabati tinggi kalium dan rendah lemak.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Septi Lidya Sari ◽  
Diah Mulyawati Utari ◽  
Trini Sudiarti

Latar Belakang: Minuman berpemanis kemasan merupakan jenis minuman padat kalori dan tinggi gula, namun rendah nilai gizi. Konsumsi minuman berpemanis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular, seperti obesitas, diabetes melitus tipe II, dan penyakit kardiovaskular. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi konsumsi minuman berpemanis kemasan dan mengetahui apakah terdapat perbedaan proporsi konsumsi minuman berpemanis kemasan berdasarkan karakteristik individu dan penggunaan label informasi nilai gizi (ING) pada kalangan remaja. Metode: Desain studi yang digunakan, yaitu cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 167 siswa kelas X dan XI pada salah satu SMA swasta (SMAS) di Jakarta Timur. Data diperoleh melalui pengisian kuesioner online dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) secara mandiri. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil: Tingkat konsumsi minuman berpemanis kemasan pada sebagian besar responden (55,1%) tergolong tinggi (≥3 kali per hari). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna proporsi konsumsi minuman berpemanis kemasan berdasarkan jenis kelamin (p=0,03) dan kemampuan membaca label ING (p=0,011). Kesimpulan: Tingkat konsumsi minuman berpemanis kemasan cenderung lebih tinggi pada responden laki-laki dan juga pada responden dengan kemampuan membaca label ING rendah.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Muhammad Iqbal ◽  
Cony Rivia Murni

Latar Belakang: Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai macam penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengatur pola makan karena terdapat makanan yang baik untuk kesehatan dan makanan yang perlu dibatasi untuk dikonsumsi. Agar dapat mempermudah penderita penyakit tertentu dalam menentukan jenis makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk dikonsumsi maka diperlukan adanya aplikasi berbasis website yang diberi nama website “Gizi Sehat”. Website ini berisi informasi tentang jenis penyakit, jenis diet, serta rekomendasi makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk dikonsumsi serta mudah diakses melalui smartphone, seperti tablet dan handphone. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan website “Gizi Sehat” menggunakan metode PIECES. Adapun sasaran website ini adalah orang dewasa dengan penyakit penyerta. Metode: Desain penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif kuantitatif menggunakan teknik sampling snowball. Subjek yang digunakan adalah orang dewasa berusia 20–40 tahun yang ada di Kabupaten Jember. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang akan disebarkan secara online dalam bentuk google form. Hasil: Hasil yang didapatkan dari penilaian responden terhadap beberapa aspek pada website “Gizi Sehat” antara lain aspek performance 83,75% (sangat layak), information 83,5% (sangat layak), economic 90,50% (sangat layak), control 86% (sangat layak), efficiency 82% (sangat layak), dan service 87,40% (sangat layak). Kesimpulan: Penilaian yang dilakukan responden menunjukkan bahwa website “Gizi Sehat” yang dievaluasi menggunakan metode PIECES (Performance, Information, Economic, Control, Efficiency, Service), dapat dikategorikan sangat layak dari semua aspek penilaian.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Mira Tsamrotul Ula ◽  
Muhammad Ikhsan Ammar ◽  
Iin Fatmawati Imrar

Latar Belakang: Di samping hambatan perkembangan, beban hidup anak autistik bertambah berat dengan gangguan metabolisme pencernaan. Upaya penekanan beban sistem biologis akan membantu meringankan beban anak dalam waktu yang relatif lebih cepat. Oleh sebab itu, diet yang sehat (khususnya menghindari pangan reaktif) merupakan prinsip utama pada anak autistik untuk memperbaiki kondisi food neophobia dan perilaku anak autistik. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola konsumsi pangan reaktif, food neophobia dan perilaku anak autistik. Metode: Penelitian dilakukan di SD Inklusi Salsabila Purwakarta. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi concurrent embedded dengan metode primer berupa metode kualitatif dan metode sekunder berupa metode kuantitatif. Untuk memeroleh data kualitatif, dilakukan wawancara mendalam kepada lima orang tua dan enam guru dari anak autistik dan dokumentasi serta observasi aktivitas keseharian lima anak autistik selama kurun waktu 18 hari. Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) digunakan untuk memeroleh data kuantitatif kebiasaan makan. Hasil: Setiap pangan reaktif yang dikonsumsi berpengaruh terhadap gejala perilaku autistik. Semakin banyak dan sering jenis pangan reaktif yang dikonsumsi diduga berpengaruh terhadap durasi dan kemunculan tantrum juga gejala food neophobia. Kesimpulan: Pangan yang reaktif terhadap satu anak belum tentu reaktif terhadap anak autistik lainnya. Pengecekan data pangan reaktif dalam tubuh anak autistik berguna untuk mengukur ketepatan dalam penentuan diet yang sehat melalui upaya eliminasi maupun substitusi secara bertahap.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 27
Author(s):  
Dwi Winda Fitria ◽  
Betty Yosephin Simanjuntak ◽  
Ayu Pravita Sari
Keyword(s):  

Latar Belakang: Cookies merupakan salah satu jenis kudapan atau kue kering yang ringan yang renyah, tipis, datar (gepeng) yang populer di masyarakat. Penambahan tepung ikan lokal pada cookies dilakukan sebagai alternatif peningkatan konsumsi ikan yang berkontribusi meningkatkan asupan khususnya protein, dan kalsium. Tujuan: Mengetahui perubahan protein, lemak, kalsium dan air pada cookies pelangi ikan gaguk dengan penyimpanan selama 0 minggu, 6 minggu dan 12 minggu. Metode: Penelitian ini merupakan experiment research yang meliputi tiga tahap yaitu: pembuatan tepung ikan gaguk dan tempe, serta pembuatan cookies dan penyimpanan cookies. Cookies dilakukan penyimpanan hingga batas waktu 0, 6, dan 12 minggu dan dilakukan uji protein, lemak, kalsium dan air. Pengujian kadar protein cookies menggunakan uji Kjeldahl, kadar lemak menggunakan uji Soxhlet, dan kadar kalsium menggunakan spektrofotometer. Perubahan zat gizi yang didapatkan diuji menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa protein, lemak, kalsium dan air cookies ikan gaguk mengalami perubahan pada masa simpan 6 minggu. Kadar protein mengalami penurunan dari 9,67% menjadi 8,12%. Kadar lemak mengalami penurunan dari 32% menjadi 31,8%. Kadar kalsium juga mengalami penurunan dari 34% menjadi 32,4%. Kadar air mengalami peningkatan dari 6,35% menjadi 11,4%. Kesimpulan: Kandungan protein, lemak, kalsium dan air pada durasi penyimpanan berbeda memiliki kandungan yang berbeda pula. Terjadi penurunan kadar protein, lemak dan kalsium cookies ikan gaguk selama disimpan dan peningkatan kadar air cookies ikan gaguk selama disimpan.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 37
Author(s):  
Cindi Putri Utami ◽  
Betty Yosephin Simanjuntak ◽  
Arie Krisnasary

Latar Belakang: Biskuit merupakan jenis makanan ringan yang banyak dikonsumsi masyarakat dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Tepung beras analog yang terbuat dari singkong, jagung dan rumput laut dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan produk biskuit. Tujuan: Untuk mengetahui daya terima organoleptik dan kandungan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak), serat, dan kadar air pada formulasi yang paling disukai. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Komposisi penambahan tepung beras analog terdiri atas F1 (60%), F2 (40%) dan F3 (20%). Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Teknologi Pangan, Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Bengkulu, pada bulan Januari 2020. Panelis uji organoleptik yaitu 30 panelis konsumen. Analisis perbedaan daya terima organoleptik menggunakan uji Anova. Analisis zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak), serat kasar dan kadar air dari formula yang paling disukai dilakukan di Laboratorium IPTEK, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Analisis karbohidrat menggunakan metode by different, protein menggunakan metode Kjeldahl, lemak menggunakan metode Soxhlet, serat kasar menggunakan metode asam-basa dan kadar air menggunakan metode gravimetri. Hasil: Tidak ada perbedaan pada aroma dan rasa (p>0.05), ada perbedaan pada warna dan tekstur (p<0.05) dari ketiga formula biskuit substitusi tepung beras analog. Formula F1 (60%) lebih disukai dibandingkan formula lain. Formula terpilih F1 mengandung karbohidrat 67,19%, protein 5,09%, lemak 18,42%, serat kasar 0,56% dan kadar air 5,10%. Kesimpulan: Biskuit substitusi tepung beras analog dapat diterima berdasarkan hasil uji organoleptik dan telah memenuhi syarat mutu biskuit. Diharapkan biskuit substitusi tepung beras analog dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai salah satu alternatif produk pangan lokal.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 71
Author(s):  
Yulia Wahyuni ◽  
Dhea Sabha Fasya ◽  
Anugrah Novianti

Latar Belakang: Dismenorea adalah nyeri yang terjadi terutama di perut bagian bawah yang dapat menyebar hingga ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga betis. Faktor yang memengaruhi dismenorea antara lain defisiensi asupan zat gizi dan aktivitas fisik. Asupan zat gizi yang berpengaruh pada dismenorea diantaranya adalah asupan kalsium, magnesium dan zink. Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan asupan kalsium, magnesium, zink, dan aktivitas fisik berdasarkan kejadian dismenorea di SMA Negeri Ragunan (Khusus Olahragawan). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif melalui pendekatan observasional analitik dengan desain case control. Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dismenorea dan tidak dismenore, dengan masing-masing kelompok berjumlah 32 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik responden, data asupat zat gizi mikro yang dikumpulkan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Data aktivitas fisik dikumpulkan menggunakan kuesioner Physical Activity Level, data kram perut saat menstruasi dikumpulkan menggunakan Numerical Rating Scale. Analisis bivariat menggunakan uji statistik Independent t-Test dan Mann Whitney. Hasil: Ada perbedaan yang signifikan pada variabel asupan kalsium, asupan magnesium, dan aktivitas fisik (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang signifikan pada variabel asupan zink (p>0,05). Kesimpulan: Ada perbedaan asupan kalsium, asupan magnesium, dan aktivitas fisik pada remaja putri atlet yang mengalami dismenorea dan tidak mengalami dismenorea. Tidak ada perbedaan asupan zink pada remaja putri yang mengalami dismenorea dan tidak mengalami dismenorea.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Nadya Fauziyah Efendi ◽  
Laras Sitoayu ◽  
Rachmanida Nuzrina ◽  
Lintang Purwara Dewanti ◽  
Yulia Wahyuni
Keyword(s):  

Latar Belakang: Stunting merupakan gambaran kurangnya status gizi yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Prevalensi stunting di Indonesia tahun 2018 sebesar 30,8%, sedangkan di Puskesmas Jatiluhur prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 9,4%. Tujuan: Mengetahui hubungan antara intervensi gizi spesifik dalam program gerakan 1000 HPK terhadap kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Jatiluhur Purwakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan observasional (pengamatan) dan wawancara. Sampel penelitian ini yaitu 82 baduta usia 6–23 bulan. Uji statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh baduta dengan jenis kelamin laki-laki (61%) dan perempuan (39%). Terdapat baduta stunting (46,3%), baduta yang diberikan ASI eksklusif (37,8%), baduta yang mendapatkan MP ASI tepat (41,5%), baduta yang menonsumsi kapsul vitamin A (72%), dan baduta yang lengkap imunisasi dasar (43,9%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kejadian stunting dengan riwayat ASI eksklusif (p=0,002), ketepatan MP ASI (p=0,001), konsumsi kapsul vitamin A (p=0,001), dan kelengkapan imunisasi dasar (p=0,001). Kesimpulan: Ada hubungan antara intervensi gizi spesifik dalam program 1000 HPK dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Jatiluhur Purwakarta.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Ali Mahfudhin ◽  
Pramudya Kurnia

Latar Belakang: Rerata konsumen di Indonesia memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap label informasi nilai gizi (87,8%), akan tetapi hal itu tidak diimbangi dengan perilaku membaca label informasi nilai gizi (52,3%). Ahli gizi sebagai agen perubahan diharapkan mampu memberikan edukasi dan contoh yang baik dalam membaca label informasi nilai gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan dan perilaku serta mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku membaca label informasi nilai gizi pada ahli gizi di Kota Surakarta. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 58 ahli gizi di Kota Surakarta, baik yang bekerja di instansi pemerintah maupun swasta. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data penelitian diperoleh dari kuesioner terstruktur yang terdiri dari 12 item pertanyaan pengetahuan seputar label informasi nilai gizi dan sepuluh item pertanyaan perilaku membaca label informasi nilai gizi. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil: Lebih dari setengah responden memiliki tingkat pengetahuan dan perilaku yang baik tentang label informasi nilai gizi (51,7% dan 53,4%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku tentang membaca label informasi nilai gizi (p=0,3). Kesimpulan: Sebagian besar ahli gizi Kota Surakarta memiliki tingkat pengetahuan dan perilaku membaca label informasi nilai gizi yang baik. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku tentang membaca label informasi nilai gizi pada ahli gizi di Kota Surakarta.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 179
Author(s):  
Inayah Inayah ◽  
Metty Metty ◽  
Yoca Aprilia

Latar Belakang: Indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) digunakan untuk menjaga kadar glukosa darah pasien diabetes dalam batas normal. Faktor yang mempengaruhi IG antara lain kadar serat makanan. Jagung merupakan bahan makanan dengan kadar serat tinggi. Nasi jagung merupakan bahan makanan pokok pengganti beras. Nasi jagung instan sudah banyak beredar di pasaran namun belum memiliki kandungan gizi yang mencukupi, terutama protein. Penambahan tepung tempe merupakan cara menambah dan melengkapi kandungan gizi pada nasi jagung instan dengan indeks glikemik yang rendah. Tujuan: Menentukan nilai indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) pada nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe. Metode: Jenis penelitian merupakan penelitian quasy eksperimental dengan rancangan pre-test dan post-test one group design yaitu melihat potensi indeks glikemik pada nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe. Nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe adalah nasi jagung dengan penambahan tepung tempe yang menggunakan formulasi 80:20. Pengambilan sampel darah dilakukan pada delapan responden. Pengambilan spesimen darah dilakukan dengan membandingkan makanan standar dan makanan uji. Pengukuran kadar glukosa darah pada menit 0, 30, 60, 90, dan 120 menggunakan teknik finger-prick pada pembuluh kapiler. Hasil: Luas area di bawah kurva respon glukosa darah setelah mengkonsumsi makanan standar (16440) lebih tinggi dibanding dengan nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe (5220). Nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe mempunyai indeks glikemik 31,75 dan beban glikemik 17,08. Kesimpulan: Nasi jagung instan dengan penambahan tepung tempe mempunyai indeks glikemik yang rendah dan dapat digunakan sebagai alternatif makanan pokok bagi pasien diabetes mellitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document