Pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli (Brassica oleracea L.)

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Mario Febrianus Helan Sani ◽  
Setyowati Setyowati ◽  
Sri Kadaryati

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.

Planta Medica ◽  
2008 ◽  
Vol 74 (09) ◽  
Author(s):  
BM Silva ◽  
AP Oliveira ◽  
DM Pereira ◽  
C Sousa ◽  
RM Seabra ◽  
...  

Author(s):  
Jorge Jaramillo ◽  
Paula Aguilar ◽  
Carolina Valencia ◽  
Alegria Saldarriaga ◽  
Antonio Martinez ◽  
...  

PLoS ONE ◽  
2018 ◽  
Vol 13 (5) ◽  
pp. e0196775 ◽  
Author(s):  
Samira Sahamishirazi ◽  
Jens Moehring ◽  
Sabine Zikeli ◽  
Michael Fleck ◽  
Wilhelm Claupein ◽  
...  

2010 ◽  
Vol 29 (6) ◽  
pp. 616-624 ◽  
Author(s):  
Geetanjali Rampal ◽  
Tarunpreet Singh Thind ◽  
Adarsh Pal Vig ◽  
Saroj Arora

In the current study, isolation of glucosinolate degradation products was done in 4 different incubation solutions with different pHs based on the fact that distinct hydrolytic products are formed at different pHs. All the extracts were tested against direct-acting mutagens (4 nitro- o-phenylenediamine [NPD]), sodium azide, and indirect-acting mutagen (2-aminofluorene [2AF]). It was observed that extracts inhibited mutagenesis induced by the S9-dependent mutagen (2AF) more significantly than direct-acting mutagens. Two different modes of experimentation (pre-incubation and co-incubation) were used, and it was observed that the extracts showed better results in the pre-incubation mode of experimentation. Out of the 4 extracts tested, 0.1 mol/L of HCl extract was found to be the most effective in inhibiting mutagenesis with both TA 98 and TA 100 strains of Salmonella typhimurium. All other extracts also showed pronounced antimutagenic potential. The results of this study indicate the presence of potent antigenotoxic factors in broccoli, which are being explored further for their mechanism of action.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document