An Application of Borrayo's Cultural Health Belief Model to HIV/AIDS Seropositive Hispanics Living Along the US/Mexico Border

2005 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 9-34 ◽  
Author(s):  
Marguerite Keesee ◽  
Ahmad Saleem G. Ahmad ◽  
Wendy Nelson ◽  
David D. Barney ◽  
Elizabeth S. Duran
Author(s):  
Wida Rahma Arwiyantasari ◽  
◽  
Budi Laksana ◽  

Background: HIV is a virus that attacks the white blood cells (lymphocytes). HIV causing Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV/ AIDS has become a global emergency problem. East Java Province is in the top five of the population infected with HIV (8,204) and AIDS (741) and the most dominant are men. This will worsen the situation of women if they are infected pregnant women. This study aimed to analyze the effect of the Health Belief Model approach on the prevention of HIV/ AIDS among pregnant women in Madiun City, East Java. Subjects and Method: This was a cross sectional study conducted in Madiun City, East Java. A total of 80 pregnant women who conducted HIV/ AIDS check was enrolled in this study. The dependent variable was HIV prevention. The independent variables were perceived seriousness, perceived vulnerability, perceived benefit, and perceived barrier. The data were collected using questionnaire and analyzed using multiple logistic regression analysis. Results: There was a positive effect on perceived seriousness (OR = 8.43; 95% CI=1.38 to 51.4; p = 0.021), perceived vulnerability (OR = 8.36; 95% CI=1.06 to 65.9; p = 0.044), perceived benefit (OR = 12.6; 95% CI=1.37 to 115.5; p = 0.025) on the prevention of HIV/ AIDS among pregnant women and it was statistically significant. There was a negative effect on perceived barrier (OR = 0.13; 95% CI=0.02 to 0.86; p = 0.034) and it was statistically significant. Conclusion: Perceived seriousness, perceived vulnerability, perceived benefit, and perceived barrier influence pregnant women in taking HIV/ AIDS prevention. Keywords: health belief model, HIV / AIDS, pregnant women Correspondence: Wida Rahma Arwiyantasari. Academy of Midwifery, Muhammadiyah Madiun. Jl. Lumbung Life No. 2A Ex. Ngegong Kec. Manguharjo, Madiun City. Email: [email protected]. Mobile: 085736709597.


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Muhamad Solikul Hamdani ◽  
Kun Ika Nur Rahayu ◽  
Yeni Lufiana Novita Agnes

Program Voluntary Counseling and Testing (VCT) merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat yang di lakukan untuk menekan penyebaran HIV/AIDS. Tingginya kasus HIV/AIDS di Indonesia salah satunya dikarenakan minta seseorang yang berisiko untuk melakukan pemeriksaan VCT yang masih rendah. Teori Health Belief Model adalah model teoritis yang dapat digunakan untuk memandu promosi kesehatan dan program pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfatan klinik VCT pada LSL remaja dengan pendekatan teori Health Belief Model (HBM) di Kota Kediri tahun 2020. Pwnwlitian ini termasuk penelitian analiotik korelasi dengan pendekatan Cross sectional. 83 sampel orang dipilih denagn porposive sampling. Variabel Independen variabel meliputi perceived susceptibility, perceived benefits, perceived barrier, perceived seriusnes, dan cues to action. Variabel dependen adalah pemanfaatan layanan VCT. Data di kumpulkan dengan kuesioner dan di analisis dengan sperman rank. Hasil menunjukan bahwa perceived susceptibility dengan pemanfaaatan layanan VCT (p = 0,255), perceived seriousness dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,241), perceived  benefits dengan pemanfaatan VCT ( p = 0,064), perceived barrier dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,026), Hubungan cues to action dengan pemanfaatan layanan VCT (p = 0,169). Perceived susceptibility, perceived benefits, perceived seriusnes, dan cues to action tidak memiliki korelasi denagn pemanfaatan layana VCT, perceived barrier memiliki korelasi dengan pemanfaatan layanan VCT. Di saran kan bagi LM untuk sering memberikan informasi kepasa orang-orang beresiko tinggi HIV/AIDS. Kata kunci : VCT, LSL, HIV, HBM


2020 ◽  
Vol 7 (6) ◽  
pp. 370-388
Author(s):  
Osir Otteng ◽  
Peres Wenje ◽  
Michael Kiptoo ◽  
Lydia Anyonje ◽  
Moses Mwangi

Behaviour change communication experts consider individual beliefs vital to identifying communication needs in healthcare programmes. This study examined the use of four constructs of the health belief model, viz. the belief that a person is vulnerable to a disease, and that the disease is severe; and the belief that an intervention against the disease has benefits and that there are barriers to adopting that intervention, as the basis for developing communication strategies in the implementation of the voluntary medical male circumcision (VMMC) programme for prevention of HIV/AIDS in Siaya county of Kenya. A structured questionnaire was administered on 350 male residents of the county aged between 18 and 50 years selected using the snowball sampling techniques. Qualitative data were collected through two focus groups discussions involving five men and five women residents. The study found that  the residents of Siaya, particularly those living along the shores of Lake Victoria, believe that, because of their occupation and lifestyle, they are susceptible to HIV, the same way they perceive the disease as severe. The best known benefit of VMMC among the residents is its ability to reduce a man’s chances of contracting HIV. Other benefits, such as prevention of sex-related diseases among women are largely obscure. There are specific barriers to VMMC such as apprehension over pain and disruption of economic engagements. The study concurs that the health belief model is crucial for the development of audience-focused health communication and recommends its use in VMMC programme to produce targeted messages for different audience segments.   


2021 ◽  
Vol 35 (4) ◽  
Author(s):  
Matthew Asare ◽  
Chukwuemeka N Okafor ◽  
Karla J Bautista

We evaluated the associations between health belief model (HBM) constructs and adherence to COVID-19 public health recommendations (PHR) among 433 Black/African Americans (AA) in the US. We found that participants’ perceived severity, perceived benefits, and perceived barriers were posi- tively associated with PHR (p<.01), and the variables accounted for 25% of the variance. Factors such as worrying about health and worrying about living conditions were associated with participants’ anxiety and depressive symptoms (p<.01) accounting for 12.6 and 9.2% of the variance respectively. HBM con- structs could be used to develop an intervention to encourage adherence to COVID-19 PHR among AA.


2019 ◽  
pp. 33-43
Author(s):  
Sri Mindayani ◽  
Hilda Hidayat

Data prevalensi Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku Kementerian Kesehatan tahun 2011 ditemukan angka prevalensi HIV dan sifilis di kalangan narapidana yaitu 3% dan 5%. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahuianalisis perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS dengan pendekatan Health Belief Model (HBM) pada WBP dI LAPAS Kelas IIA Padang.Jenis penelitian ini adalah analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari – September 2018 Lapas Kelas IIA Padang. Populasi penelitian berjumlah  dengan 1375 orang dan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara persepsi hambatan dan dorongan dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan, persepsi keparahan, persepsi kerentanan, dan persepsi manfaat dengan perilaku pencegahan penularan HIV/AIDS pada WBP di Lapas Kelas IIA Padang.


Author(s):  
Siti Novy Romlah ◽  
Riris Andriati ◽  
Mahfuj Putra Utama

LatarBelakang : Infeksi menular seksual (IMS) dapat meningkatkan risiko terinfeksi Human Immunodefficiency Virus (HIV), oleh karena itu seseorang yang sudah terkena IMS akan lebih mudah tertular HIV terutama pada pekerja seks komersial (PSK). Dari tahun 2014 sampai tahun 2017 di Bogor kasus IMS dan HIV/AIDS lebih banyak disebabkan karena penularan dari PSK yang sudah tertular IMS dan HIV/AIDS. Sepanjang tahun 2017 sampai tahun 2018 Sudah lebih dari 554 penderita HIV/AIDS yang terdata di Bogor. Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan perilaku pekerja seks komersial dalam upaya pencegahan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS dengan menggunakan teori Health Belief Model di bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan snowball sampling. Informan utama dalam penelitian ini adalah PSK yang berjumlah 5 orang. Hasil : Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwafaktor pendorong menjalani pekerjaan sebagai PSK adalah karena ekonomi dan liltan hutang, pengetahuan para PSK saat rendah terhadap pencegahan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS, keseluruhan PSK menyadari persepsi tentang manfaat upaya mencegahan tapi hanya sedikit melakukan pemeriksaan ke tim medis, persepsi kesadaran diri terhadap IMS dan HIV/AIDS sangat kurang karena para PSK tidak mempermasalahkan konsumen tidak menggunakan kondom saaat behubungan intim. Kesimpulan : Karakteristik PSK, Informan berkisar dari yang paling muda berumur 25 tahun dan yang paling tua berumur 36 tahun, 3 informan bekerja sebagai PSK selama 1 – 6 bulan. Selain dari informan tersebut lama bekerjasebagai PSK selama 2 – 4 tahun, 5 informan berstatus janda, Seluruh informan memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Faktor pendorong para informan menjalani pekerjaan sebagai pekerja seks komersial adalah karena faktor ekonomi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document