scholarly journals APLIKASI PREDIKSI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE SES DAN EOQ (STUDI KASUS : UD. SUMBER ALAM STONE)

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Galang Ardian Sugianto ◽  
Arini Arini ◽  
Siti Ummi Masruroh
Keyword(s):  

UD. Sumber Alam Stone merupakan usaha dagang yang menjual berbagai jenis batu alam. Dalam proses usaha dagang terdapat kendala berupa kurangnya persediaan barang. Untuk mengatasinya diperlukan solusi manajemen yang baik berupa peramalan terhadap penjualan dan persediaan barang. Dalam penelitian ini, penulis membangun aplikasi prediksi dengan menggunakan metode SES untuk memprediksi penjualan tahun 2019 dan metode EOQ untuk mengelola persediaan barang berupa pemesanan optimal, pemesanan ekonomis, biaya persediaan, safety stock dan reorder point pada tahun 2019. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penjualan batu alam dari tahun 2012 sampai 2018. Pengujian yang dilakukan pada aplikasi ini menggunakan pengujian blackbox. Hasil prediksi penjualan pada tahun 2019 adalah 2059 , dari prediksi tersebut diperoleh pemesanan optimal sebesar 258  untuk setiap pemesanan ekonomis yang berjumlah 8 kali pemesanan, dengan total biaya persediaan batu alam sebesar Rp. 4.868.322. safety stock atau persediaan pengamanan pada setiap kali melakukan stok barang sebanyak 30  dan reoder point atau titik pemesanan kembali pada lead time tercepat 3 hari sebanyak  32 , sedangkan untuk lead time terlama 7 hari sebanyak 71 .

2021 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 61-68
Author(s):  
Agus Purnomo

Permintaan kain paris yang terdiri dari bahan baku Benang Pakan 150/D dan Benang Lusi 75/D PT Grand Textil Industry adalah produsen tekstil bersifat probabilistik. Pelanggan tidak bersedia menunggu jika stok barang yang diminta tidak tersedia dan akan beralih ke produsen lainnya sehingga akan terjadi lost sales. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan kebijakan persediaan Benang Pakan 150/D dan Benang Lusi 75/D yang optimal dengan permintaan probabilistik dan meminimasi risiko lost sale. Kebijakan persediaan dengan penetapan pemesanan optimal (Q*) sebesar 3.137 kg untuk benang Pakan 150/D dan 2.562 kg untuk benang Lusi 75/D akan meminimasi total ongkos persediaan tahunan untuk kedua jenis bahan baku ini. Penetapan reorder point yang optimal (r*) yaitu 414 kg untuk benang Pakan 150/D dan 280 kg untuk benang Lusi 75/D, akan menjamin bahwa barang akan datang sesuai lead time dan probabilitas kecepatan konsumsi bahan baku, sehingga kekurangan persediaan dapat diminimasi. Penetapan kebijakan safety stock sebesar untuk 37 kg benang Pakan 150/D dan 238 kg untuk benang Lusi 75/D berguna untuk mengantisipasi kekurangan persediaan akibat konsumsi bahan baku yang probabilistik.


2017 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 271
Author(s):  
Khoirun Nissa ◽  
M Tirtana Siregar

PT.Bina Busana Internusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang garmen dengan memproduksi kemaja pria & wanita dan seragam kerja khususnya pada Kain kemeja poloshirt yang membutuhkan pengendalian persediaan bahan baku yang baik dan tepat. Produk yang akan diteliti adalah kain kemeja poloshirt. Permasalahan yang terjadi di kain kemeja poloshirt adalah keterlambatan datangnya bahan baku selama 4 hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ di PT Bina Busana Internusa. Penelitian ini menggunakan metode EOQ untuk mengetahui total biaya persediaan. Data yang dibutuhkan pada penelitian ini yaitu jumlah pembeliaan bahan baku, jumlah penggunaan bahan baku, biaya simpan, biaya pemesanan, lead time dan frekuensi pemesanan . Hasil yang diperoleh dari metode EOQ yaitu terjadi perbaikan pada pembelian bahan baku, total biaya persediaan bahan baku, frekuensi pemesanan, safety stock dan reorder point. Nilai pembeliaan bahan baku sebesar 1.313,167 kg menjadi 1.837 kg. Nilai total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 2.447.395 menjadi Rp. 2.315.356. Nilai Frekuensi pemesanan sebesar 24 kali menjadi 17 kali. Safety stock yang di hasilkan dari metode EOQ sebesar 749,91 kg. Reorder point yang dihasilkan dari metode EOQ sebesar 969 kg. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menimasi total biaya persediaan bahan baku.


2013 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Nursanti Irliana ◽  
Vensy Vydia

<span>Untuk menghindari hilangnya penjualan dan menjamin safety stock di perusahaan ritel, kita perlu suatu metode untuk menghitung, kapan harus menyusun ulang. Ada beberapa metode untuk menghitung dan memutuskan kapan pengecer harus menyusun ulang dan berapa banyak yang akan dipesan. Salah satu metode tersebut adalah Reorder Point. Reorder adalah titik saat barang harus dipesan. Dan setelah ini pemesanan kembali dihitung, pengecer harus menghitung, berapa banyak unit yang akan dipesan. Dengan perhitungan yang tepat sehingga kedatangan baik akan tepat waktu. Seperti kuantitas minimum order dan lead time. Juga, harus sesuai dengan kondisi internal, seperti jumlah stok terakhir dan tren penjualan dalam periode tertentu.</span><br /><span>Sejalan dengan kondisi ini, penulis akan merancang sebuah sistem untuk proses menyusun ulang, menggunakan metode prototype dan pemrograman Visual FoxPro.</span>


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
M Hudori

Pada umumnya, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit kurang cermat dalam melakukan pengendalian persediaan bahan bakar minyak ini, sehingga sering terjadi kondisi kekurangan persediaan atau kelebihan persediaan secara ekstrim. Hal ini akan menyebabkan terjadinya inefisiensi biaya persediaan. Dampaknya adalah biaya overhead menjadi lebih tinggi dan inventory turn over menjadi lebih rendah. Keterbatasan jumlah pemasok dan jarak lokasi perusahaan dari pemasok menjadi alasan dari kondisi tersebut. Padahal, jika perusahaan mau menerapkan sistem atau metode pengendalian persediaan yang tepat, seperti konsep safety stock dan reorder point, maka kondisi tersebut dapat teratasi. Konsep ini dapat digunakan untuk berbagai kondisi permintaan atau kebutuhan dan berbagai kondisi waktu kedatangan pesanan (lead time). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan antara kondisi aktual persediaan bahan bakar minyak solar dan menggunakan konsep safety stock dan reorder point. Penelitian ini merupakan penelitian analisis kuantitatif, yaitu merupakan telaah ilmiah untuk melihat perbandingan antara kondisi persediaan bahan bakar minyak solar di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang dikelola secara apa adanya dengan kondisi apabila pengelolaannya dilakukan dengan konsep safety stock dan reorder point. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan konsep safety stock dan reorder point tersebut akan dapat menurunkan tingkat persediaan, meningkatkan inventory turn over dan menurunkan waktu penyimpanan secara signifikan. Penerapan konsep tersebut juga akan menghemat anggaran belanja bahan bakar minyak solar dan menurunkan resiko kehilangan dan kerusakan bahan bakar tersebut.


2018 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Wartoyo Hadi

The purpose of the implementation of this research is to find the effectiveness of supplies raw materials, the method of analysis data used in the square is the smallest trend for planning raw materials and controling supplies use method of economic order quantity (EOQ) analyze reorder point. Analysis reorder point and safety stock. And analyzes efficiency cost of raw materials. Forecasting raw materials years 20x7 according to the smallest trend, cloth and dakron happened the difference is greater than of the target needed (according to a company); controling supplies raw materials with the methods eoq in 20x7 more effective than reservations raw materials cloth and dakron and more efficient than cost raw materials. The company should review the policy of forecasting raw material supplies that had been undertaken and make planning supplies the raw material that more accurate using the firm’s historical data and not only targeting the output production next year, so that machines production can be optimized. Considering the use of control supplies with the methods economic order quantity to companies, so this analysis can determine material reservations, supplies safety, maximum supplies to avoid the risk of running out of raw materials, because the companies often happened less dressed up a result of reservations that time is inaccurate, the lack of safety stock and the deferred the delivery of goods which often disturb the production process, by this method can prevent these things, so that the production process can run smoothly and minimize the cost of raw materials supplies.


2020 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Ayu Fitriani Putri ◽  
Agus Santosa ◽  
Ni Made Suyastiri Yani Permai

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemesanan bahan baku madu optimal, menganalisis pengaruh biaya pemesanan, biaya penyimpanan, jumlah pemakaian dan waktu tunggu terhadap persediaan bahan baku madu, menganalisis trend kebutuhan bahan baku madu bulan Juli sampai dengan Desember 2018, menganalisis persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu, menganalisis titik pemesanan ulang (reorder point) bahan baku madu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pelaksanaan penelitian yaitu studi kasus. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis model EOQ (Economic Order Quantity), analisis regresi linier berganda, analisis trend, analisis safety stock dan analisis reorder point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemesanan bahan baku madu yang optimal sebesar 6.524 kg/pesanan dengan frekuensi 17 kali pemesanan. Faktor biaya penyimpanan dan jumlah pemakaian mempengaruhi persediaan bahan baku sedangkan faktor biaya pemesanan dan waktu tunggu tidak mempengaruhi persediaan bahan baku di PT. Aksamala Adi Andana. Trend kebutuhan bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana pada Bulan Juli sampai dengan Desember 2018 cenderung meningkat. Persediaan pengaman (safety stock) bahan baku madu yang harus tersedia di PT. Aksamala Adi Andana yaitu sebesar 766 kg. Reorder point bahan baku madu di PT. Aksamala Adi Andana sebesar 2.915 kg.


2021 ◽  
pp. 208-221
Author(s):  
Adhe Kania ◽  
Juha Sipilä ◽  
Bekir Afsar ◽  
Kaisa Miettinen

2019 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
Author(s):  
Siti Husnul Hotima ◽  
Dini Hayati

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah ingin menganalisis persediaan bahan baku optimal yang dibutuhkan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), menganalisis berapa besar persediaan pengaman (Safety stock), menganalisis kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali (reorder point), menganalisis total persediaan bahan baku atau Total Inventory Cost (TIC). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian dan hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa persediaan bahan baku setiap tahunnya tidak stabil. Bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan apabila dihitung menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) pada tahun 2016 adalah sebesar 11,52 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Tahun 2017 sebesar 9,90 m3 dengan frekuensi pembelian 6 kali per periode (1 tahun). Persediaan pengaman (safety stock) pada tahun 2016 adalah sebesar 16,48 m3. Pada tahun 2017 sebesar 11,25 m3. Titik pemesanan kembali (reorder point) pada tahun 2016 adalah sebesar 17,18 m3. Pada tahun 2017 sebesar 13,1 m3. Total biaya persediaan bahan baku yang dihitung menurut Economic Order Point (EOQ) lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka ada penghematan biaya persediaan. Pada tahun 2016 sebesar Rp.110.499.402 dan pada tahun 2017 sebesar Rp.81.655.306. Kata Kunci: Economic Order Quantity (EOQ), Persediaan Pengaman (Safety Stock), Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point), Total Biaya Persediaan atau Total Inventory Cost (TIC).


2013 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 15-27 ◽  
Author(s):  
Salvatore Digiesi ◽  
Giorgio Mossa ◽  
Giovanni Mummolo

Abstract Transport plays a key role in inventory management since it affects logistic costs as well as environmental performance of the supply chain. Expected value and variability of supply lead time depend on the transportation means adopted, and influence the optimal values of order quantity, reorder level, and safety stock to be adopted. Fast transportation means allow reducing expected value of the lead time; they are characterized by the highest costs of externalities (i.e. air pollutant emission, noise, congestion, accidents). On the contrary, slow transportation means require high inventory level due to large order quantity; in this case costs of externalities tend to decrease. The Sustainable Order Quantity (SOQ) [1] allows identifying optimal order quantity, reorder level, safety stock as well as transportation means which minimize the sum of the logistic and environmental costs in case of stochastic variability of product demand. In this paper, the authors propose a new SOQ analytical model considering stochastic variability of supply lead time (LT). A solution procedure is suggested for solving the proposed model. The approach is applied to a real industrial case study in order to evaluate the benefits of applying it if compared with the traditional one.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document