scholarly journals The Effectiveness of Onion Extract Allium sativum to Prevent Koi Herpesvirus (KHV) Infection on Common Carp Cyprinus carpio

2008 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 139
Author(s):  
Sri Nuryati ◽  
P. Giri ◽  
Y. Hadiroseyani

<p>Common carp is one of consumption fish that has delicious meat, high pritein level, and easy in farming. The serious problem in common carp farming is koi herpesvirus infection.  Onion extract potency to improve immune system was estimated to prevent disease infection.  The testing of the garlic extract through food could be used as efforts to increase endurance of common carp fish <em>Cyprinus carpio</em> to koi herpesvirus infection that was considered from blood parameter. Fish that was used was measuring 9-11 cm with the treatment of food containing  30, 50, and 70 gr/100 ml onion extract. Fish was acclimated for seven days  in 60×30×30 cm<sup>3</sup> aquarium before used. Garlic extract diet in food gave increasing of fish immune system that was infected by koi herpesvirus. The increased of leucocytes of blood fish with onion extract diet was faster than possitive control. The dose of B treatment (50 gr/100 ml) was the best dose gave short incubation periode comparing other treatment. Survival rate (SR) of this B treatment was highest, i.e. 91.7%, while survival rate of negative control was 50%.</p> <p>Key word: common carp, <em>Cyprinus carpio</em>, onion, <em>Allium sativum</em>, koi herpesvirus</p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p>Salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat adalah ikan mas <em>Cyprinus carpio</em> karena rasa dagingnya gurih, memiliki kadar protein tinggi dan cukup mudah dalam pemeliharaannya. Permasalahan yang muncul  saat ini adalah wabah Koi Herpes Virus (KHV). Potensi ekstrak bawang putih sebagai anti mikroba spektrum luas, diduga dapat mengobati dan mencegah penyakit ikan. Pengujian bawang putih secara <em>in vivo </em>melalui pakan dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan mas <em>Cyprinus carpio</em> terhadap infeksi penyakit KHV yang ditinjau dari gambaran darahnya. Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas berukuran 9-11 cm dengan perlakuan pakan yang mengandung bawang putih sebanyak 30, 50, dan 70 gr/100 ml. Sebelum dilakukan penelitian ikan diadaptasikan selama 7 hari pada akuarium berukuran 60×30×30 cm<sup>3</sup>. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak bawang putih efektif untuk meningkatkan ketahanan tubuh ikan mas <em>Cyprinus carpio</em> yang diinfeksi oleh Koi Herpes Virus (KHV). Pengamatan gambaran darah ikan yang terinfeksi KHV setelah pemberian ekstrak bawang putih selama 30 hari dapat meningkatkan jumlah leukosit lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan kontrol positif. Peningkatan jumlah limfosit dalam darah mampu meningkatkan pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah leukosit ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah limfosit dan penurunan jumlah monosit. Perlakuan B (50 gr/100 ml) merupakan dosis yang paling baik karena masa inkubasi KHV terlewati lebih cepat dibanding perlakuan lain yang ditandai dengan penurunan jumlah leukositnya. Hal ini didukung oleh gejala klinis yang ringan dibandingkan kontrol positif dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi sebesar 91,7%. Sedangkan pada kontrol negatif kelangsungan hidupnya sebesar 50%.</p> <p>Kata kunci: ikan mas, <em>Cyprinus carpio,</em> bawang putih, <em>Allium sativum</em>, KHV dan Herpes</p>

2007 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 147
Author(s):  
Sri Nuryati ◽  
D. Puspitaningtyas ◽  
D. Wahjuningrum

<p>Prevention of koi herpesvirus (KHV) infection using chemicals or medicines was ineffective way.  In this study garlic extract was used to prevent KHV infection.  Virus suspension of 0.1 ml and garlic extract of 0.1 ml in different dosage, i.e., 100, 200 and 300 ppt, was injected into common carp body.  Hemoglobin concentration, red and white blood cell numbers, and leukocyte number were counted.  The results of study showed that administration of 300 ppt of garlic extract could produce higher survival rate (67.5%), good blood parameters and clinical symptoms compared to other treatments.</p> <p>Keywords: garlic, KHV, common carp</p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p>Upaya penanggulangan wabah Koi Herpesvirus (KHV) menggunakan bahan-bahan kimia atau obat-obatan adalah tidak efektif. Pada penelitian ini dilakukan pemberian ekstrak bawang putih untuk menanggulangi infeksi KHV.  Suspensi virus sebanyak 0,1 ml ditambahkan dengan 0,1 ml ekstrak bawang putih dengan berbagai konsentrasi, yaitu 100, 200 dan 300 ppt, disuntikkan ke dalam tubuh ikan mas.  Kadar hemoglobin, jumlah sel darah merah dan sel darah putih jenis dan jumlah leukosit diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak bawang putih sebanyak 300 ppt menghasilkan kelangsungan hidup (67,5%) yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, dan begitu pula dengan gambaran darah serta gejala klinisnya.  </p> <p>Kata kunci: bawang putih, KHV, ikan mas</p>


2007 ◽  
Vol 2 (3) ◽  
pp. 407 ◽  
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Ida Suharni ◽  
Hambali Supriyadi

Riset ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sambiloto (Andrographis paniculata) bagi pengendalian penyakit koi herpes virus (KHV) pada ikan mas (Cyprinus carpio). Daun sambiloto dalam bentuk sediaan kering diekstrak melalui perebusan. Pengujian efektivitas antimikrobial dilakukan secara in vitro terhadap bakteri Aeromonas hydrophila sebagai model. Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas ukuran 10--15 g/ekor yang secara definitif terinfeksi KHV. Konsentrasi ekstrak daun sambiloto yang diterapkan adalah A (100 mg/L), B (200 mg/L), C (300 mg/L), D (400 mg/L), dan E (tanpa sambiloto sebagai kontrol). Perlakuan dilakukan menggunakan cara perendaman dengan waktu eksposur tidak terbatas. Deteksi KHV pada masingmasing kelompok perlakuan dilakukan setiap minggu dan riset berlangsung selama 3 minggu. Rataan sintasan ikan uji pada kelompok perlakuan adalah A, B, C, D, dan E masing-masing adalah 11,12%, 16,12%, 31,67%, 42,22%, dan 12,78%.The research with the aim to know an efficacy of sambiloto leaf, Andrographis paniculata to control of koi herpesvirus (KHV) on common carp has been conducted in laboratory level. Sambiloto leaf in dry form was extracted by boiling technique. In vitro test of anti microbial properties of sambiloto extract was done against Aeromonas hydrophila isolate as a model. Result of the above research was used as reference for further research. Common carp with the size of 10--15 g/fish, and positively infected by KHV were used as fish test. The treatments applied were A (100 mg/L), B (200 mg/L), C (300 mg/L), D (400 mg/L), and E (without sambiloto extract as a control).Treatment conducted by immersion for indefinite time of exposure. KHV detection of each treatment was done weekly, and research was lasting for 3 weeks. Results of the research showed that mean percentages of survival rate are: A (11.12%), B (16.12%), C (31.67%), D (42.22%), and E (12.78%).


2016 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 257
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Angela Mariana Lusiastuti ◽  
Wulan Andiyani ◽  
Rosidah Rosidah ◽  
Sriati Sriati

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui masa induksi kekebalan spesifik hingga level protektif terhadap KHV pada populasi ikan mas yang diinfeksi secara buatan melalui teknik pemaparan terkontrol telah dilakukan pada skala laboratorium. Pemaparan terkontrol terhadap ikan positif KHV dilakukan selama 3 hari pada suhu 24oC-26oC, selanjutnya ikan dipindahkan ke wadah volume 300 liter yang diisi ikan uji sebanyak 200 ekor/wadah dan suhu air berkisar antara 31oC-34oC. Perlakuan yang diterapkan adalah periode induksi: (A) periode induksi selama 1 minggu dari akhir masa pemaparan terhadap KHV, (B) periode induksi selama 2 minggu dari akhir masa pemaparan terhadap KHV, (C) periode induksi selama 3 minggu dari akhir masa pemaparan terhadap KHV, (D) periode induksi selama 4 minggu dari akhir masa pemaparan terhadap KHV, dan (E) tanpa periode induksi setelah dilakukan pemaparan terhadap KHV. Pada hari ke-21, seluruh kelompok perlakuan diinfeksi KHV secara buatan dengan teknik kohabitasi. Pengamatan dilakukan terhadap tingkah laku, gejala klinis, dan mortalitas ikan uji yang dilakukan setiap hari hingga akhir percobaan. Rataan persentase sintasan ikan uji tertinggi pada akhir riset diperoleh pada periode induksi selama 3 minggu sebesar 53,75%; diikuti oleh periode induksi selama 2 minggu sebesar 33,75%; selama 1 minggu sebesar 18,75%; selama 4 minggu sebesar 12,5%; dan kelompok kontrol sebesar 7,5%.The research with the aim to study an effective period to develop specific immunity against Koi Herpesvirus on common carp population which was obtained by cohabitation technique had been done in laboratory scale. Cohabitation of KHV infected fish at 24oC-26oC was for 3 days, and then the fish was moved to fiber glass tank at 31oC-34oC to develop specific immunity. The treatments applied in the research were: (A) a week period induction, (B) two weeks period induction, (C) three weeks period induction, (D) four weeks period induction, and (E) without period induction as a control group. Fish test were challenge to KHV infection at the end of each defined period induction by cohabitation method for 2 weeks lasting. Examination on behavior, clinical signs, and mortality of fish test were taken place daily. The results showed that the highest survival rate was found on three weeks period induction (53.75%), and followed by two weeks period induction (33.75%), one week period induction (18.75%), four weeks period induction (12.5%), and the lowest was found on the control (7.5%).


2010 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 9 ◽  
Author(s):  
Sri Nuryati ◽  
N.A. Maswan ◽  
. Alimuddin ◽  
. Sukenda ◽  
K. Sumantadinata ◽  
...  

<p>The study was aimed to determine the effectiveness of DNA vaccine doses on hematological aspect which represent immune response and its influence on common carp survival rate. DNA vaccines encoding the viral glycoprotein of  koi herpesvirus (KHV) have been proved to highly protect the fish under laboratory condition.  A dose of 12.5 µg/100 µl vaccine had resulted in a survival rate of 96.67 % during 30 days after challenge test with a lethal dose of KHV. Fish vaccinated using lower doses, i.e. 2.5 and 7.5 µg/100µl showed 100% mortality after 15 and 19 days challenge test respectively, whereas non vaccinated fish as a control showed 100% mortality after 17 days challenge test.  Total leucocytes of the vaccinated fish were higher than control until 42 days post vaccination, but declined afterward.  Phagocytic index of the vaccinated fish using 12.5 µg/100 µl was declined after 49 days post vaccination or 7 days post challenge test.</p> <p>Key words: DNA vaccine, Koi herpesvirus (KHV), leucocyte, phagocytic index,<em> Cyprinus carpio</em></p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p>Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh vaksinasi menggunakan vaksin DNA dengan dosis berbeda terhadap gambaran darah ikan sebagai respresentasi tanggap kebal ikan mas serta pengaruhnya terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan mas. Vaksin DNA penyandi glikoprotein koi herpesvirus (KHV) dapat memberikan proteksi yang tinggi pada percobaan skala laboratorium.  Vaksinasi dengan dosis 12,5 µg/100µl dapat mempertahankan kelangsungan hidup sebesar 96,67% selama satu bulan setelah uji tantang dengan virus KHV menggunakan dosis letal.  Ikan yang divaksin dengan dosis yang lebih rendah yaitu 2,5 dan 7,5 µg/100µl mengalami kematian total berturut-turut setelah 15 dan  19 hari uji tantang, sedangkan ikan kontrol yang tidak divaksin mengalami kematian total setelah 17 hari uji tantang.  Jumlah leukosit total ikan yang divaksinasi lebih tinggi dibanding dengan kontrol sampai hari ke-42, setelah itu mengalami penurunan.  Indeks fagositosis ikan yang divaksin dengan dosis 12,5 µg/100µl mengalami penurunan setelah hari ke-49 atau 7 hari setelah uji tantang.</p> <p>Kata kunci: Vaksin DNA, Koi herpesvirus (KHV), leukosit, indeks fagositosis,<em> Cyprinus carpio</em></p>


2004 ◽  
Vol 39 (3) ◽  
pp. 165-167 ◽  
Author(s):  
Motohiko Sano ◽  
Takafumi Ito ◽  
Jun Kurita ◽  
Takanori Yanai ◽  
Naoki Watanabe ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 67 (2) ◽  
pp. 523-528 ◽  
Author(s):  
Anna Toffan ◽  
Andrea Marsella ◽  
Miriam Abbadi ◽  
Salah Abass ◽  
Basem Al‐Adhadh ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document