scholarly journals Kelayakan Usahatani dan Strategi Pengembangan Pala Banda di Pulau Damer

2021 ◽  
Vol 17 (3) ◽  
pp. 23-36
Author(s):  
Rosdianawati Woriwun ◽  
Leonard O. Kakisina ◽  
Natelda R. Timisela

Pala (Myristica fragrans Houtt) dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan tanaman serbaguna karena setiap bagiannya dapat dimanfaatkan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan, kelayakan usahatani dan strategi pengembangan pala di Pulau Damer. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2021 di Pulau Damer (Desa Kehli dan Desa Wulur, Kecamatan Damer). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Pengambilan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling) berdasarkan ketentuan besarnya populasi petani yang membudidayakan tanaman pala banda. Berdasarkan rumus Slovin untuk populasi dan tingkat kesalahan 15% maka diperoleh sampel sebanyak 40 petani di Desa Wulur dan 32 petani di Desa Kehli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani pala banda di Pulau Damer menguntungkan sehingga layak untuk dikembangkan. Hasil analisis SWOT dan QSPM menunjukkan bahwa strategi yang diprioritaskan dalam upaya pengembangan pala Banda adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia petani pala dan petugas PPL. Strategi prioritas ini penting dilakukan dengan program pengendalian hama dan penyakit tanaman melalui identifikasi, pengawasan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman, pelatihan pengendalian hama dan penyakit tanaman bagi petani dan petugas PPL.

2016 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 32 ◽  
Author(s):  
Eva Fauziyah ◽  
Devy Priambodo Kuswantoro ◽  
Sanudin

Hutan rakyat sebagian besar dikelola secara agroforestri. Salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan di hutan rakyat adalah pala (Myristica fragrans). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prospek pengembangan pala di lahan hutan rakyat. Penelitian dilakukan di Desa Kemawi, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah pada bulan Juni sampai dengan Juli 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran data sekunder, wawancara terbuka dan mendalam. Narasumber dipilih secara sengaja (purposive sampling) yaitu petani yang menanam pala di lahannya sebanyak 20 orang. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pala memiliki prospek yang baik sebagai salah satu jenis tanaman untuk pengembangan hutan rakyat di Desa Kemawi karena terdapat faktor-faktor yang mendukung pengembangannya yaitu :1) lahan secara bio fisik sesuai untuk pertumbuhan tanaman pala, 2) secara sosial dapat diterima oleh masyarakat karena jauh sebelumnya sudah banyak petani yang membudidayakan pala di lahannya 3) secara ekonomi memiliki harga yang cukup tinggi dan stabil sehingga memberikan tambahan pendapatan, 4) kondisi pemasaran baik buah maupun bibitnya sangat mudah, dan 5) perhatian pemerintah terhadap pengembangan pala pada tingkat produksi hingga pengolahan pasca panen cukup besar yang telihat dari adanya beberapa program yang berkaitan dengan pengembangan tanaman pala di wilayah ini.Kata kunci: pala, hutan rakyat, prospek, Desa Kemawi, agroforestri. Development prospect of nutmeg (Myristica fragrans Houtt) in the community forest AbstractThe private forest is largely managed with agroforestry pattern. Nutmeg (Myristica fragrans) is a plant that has been developed in the private forest. This study aimed to determine the prospect of nutmeg in the private forest. This research was conducted in the Kemawi village, Somagede Subdistrict of Banyumas District, Central Java Province in June to July 2012. Data were collected through secondary data study, open and in-depth interviews. Twenty farmers who planted nutmeg were selected with purposive sampling technique. The obtained data were processed and analyzed descriptively. The results showed that nutmeg had a good prospect as one of the plantation species for private forest development in Kemawi village because of these several factors: 1) Kemawi land was biophysically suitable for nutmeg plantation, 2) socially, many farmers had been planting nutmeg in their land, 3) economically, nutmeg had a good and stable price that can provide additional income, 4) marketing of both fruit and seed of nutmeg were very easy, and 5) there were good attentions from the government to the nutmeg development program from production to post-harvesting process.


Author(s):  
Md Arifur Rahman Chowdhury ◽  
Manirujjaman . ◽  
Md Mazedul Haq

Objective: Myristica fragrans Houtt commonly used as traditional medicine for alleviating of various disorders. The purpose of our study was to map out the in vitro antioxidant property and in vivo anti-hyperglycemic and analgesic effect of the methanolic extract of Myristica fragrans Houtt. (Seed and mace) (Myristicaceae) on Swiss albino mice. Methods: The processed powder of Myristica fragrans Houtt (seed and mace) were subjected to methanolic extraction by soxhlet filtration methods, and the desiccated extract was used for screening of antioxidant by DPPH free radical scavenging assessment as well as total phenolic content by using folin-ciocalteu reagent.Anti-hyperglycemic effect and analgesic action tested through alloxan induced antidiabetics test and acetic acid-tempted writhing test on mice. Results: In DPPH free radical scavenging assessment, free radicals neutralization expressed as % of inhibition 49.69±0.06% also by IC50 values as 68.43 µg/ml surmise middle level of antioxidant property. The total phenolic content expressed as 186.25 mg/g equivalent of gallic acid indicates, active phenolic content. Oral administration of 200 and 400 mg/kg of extract dose and reference drug vildagliptin (50 mg/kg) for the duration of the 4-day study period, and initiated % of inhibition the blood glucose level measured as 22.48%, 44.78% and 62.02% regard as the significant anti-hyperglycemic properties. The analgesic activity was investigated by using the acetic acid-induced writhing test in mice, at the dose of 200 mg/kg body and 400mg/kg weight, and resulting 50.4% and 68.10% correspondingly, which was considerably significant with a standard drug. Conclusion: The present study suggests that methanolic extract of seed and mace of Myristica fragrans Houtt can manage moderate oxidative stress as well as perform the painkilling action. Besides, prolong medication may enhance the new dimension of anti-hyperglycemic activity.


2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Alston Millan

<p align="center"> </p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p>Tujuan<strong> </strong>penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh formulasi berbagai total padatan yang terdiri dari gum Arab sebagai enkapsulan dan oleoresin fuli pala sebagai core terhadap karakteristik mikrokapsul yang dihasilkan. Variasi formulasi oleoresin fuli pala dan gum arab yang dicobakan adalah A1 (5%), A2 (10%), A3 (15%), A4 (20%) dan A5 (20%). Pembentukan emulsi dilakukan dengan <em>Turrax homogenizer</em> dengan kecepatan 4000 rpm selama 5 menit. Pembentukan mikrokapsul dilakukan dengan menggunakan pengering semprot (<em>spray</em> <em>dryer</em>) dengan suhu inlet dan outlet masing-masing 110<sup>0</sup>C dan 62<sup>0</sup>C. Mikrokapsul yang dihasilkan dianalisis karakteristiknya yang meliputi rendemen mikrokapsul, kadar oleoresin terkapsulkan, kadar oleoresin tak terkapsulkan, kadar air, <em>engel of repose,</em> <em>wettability</em> dan rehidrasi, aktivitas antioksidan dengan metode <em>RSA (radikal scavenging activity) DPPH (2-2Dhpypenil-2 Picrylhydrazil)</em> dan kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). Mikrokapsul yang terbaik diperoleh dengan variasi formulasi oleoresin fuli pala dan gum arab adalah  A1 (5%). Sifat mikrokapsul yang diperoleh menpunyai rendemen mikrokapsul 24,68%, oleoresin terkapsulkan 92,68%, oleoresin tak terkapsulkan 7,607%, kadar air 8,444%, <em>angel of repose</em> 19,083 (<sup>0</sup>), <em>wettability</em> 5,9 (menit), aktivitas antioksidan (IC<sub>50)</sub> 1032 ppm dan kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS) dengan komponen terbesar penyusun mikrokapsul oleoresin fuli pala yaitu <em>sabinene hexane, 4-methylene-1-, myristycin, phenol 2,6 dimetoksi-4-2 (2-peopenil), phenol, 2-metoksi-4-(propennyl).</em>


2020 ◽  
pp. 1267-1269
Author(s):  
Narel Y. Paniagua-Zambrana ◽  
Rainer W. Bussmann

2020 ◽  
Vol 06 (01) ◽  
pp. 16-20
Author(s):  
M. S. Gawankar ◽  
D. C. Rajput ◽  
S. V. Juvekar ◽  
B. R. Salvi

2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
Author(s):  
Nana Ariska ◽  
Lola Adres Yanti ◽  
Chairudin Chairudin

Nutmeg (Myristica fragrans Houtt) is a multipurpose plantation commodity crop that almost all parts of the plant have strategic economic value to be cultivated. In Indonesia there are the largest nutmeg commodity centers, including the Maluku islands, North Sulawesi and Aceh. The biggest problem with nutmeg plants is the attack of pests and diseases. One of the most severe diseases in nutmeg is white root mushroom (Rigidoporus lignosus). This study aims to 1) determine the fungus of white root fungus antagonists (Rigodoporus lignosus) from the Aceh nutmeg rhizosphere (Myristica fragrans Houtt), 2) identify the content of antibiotic fungus JAP antagonist compounds in Aceh nutmeg plants. The study was conducted by taking soil samples from nutmeg plants at three nutmeg plantations in South Aceh. The antagonist fungus isolation activity uses a dilution method. Isolation of JAP from infected roots using direct planting method. Furthermore, it is identified macroscopically and microscopically. The antagonist test was carried out using the dual culture method with RAL. From the rhizosphere in the nutmeg area, 5 candidate antagonist isolates were obtained, having high in vitro antagonism ability to the pathogen R. lignosus. Identification results showed that isolates 1, 2 and 3 were Trichoderma spp, and isolates 4 and 5 were Gliocladium virens. Keywords: In vitro, the content of antibiotic compounds, Aceh nutmeg, Rigidoporus lignosus, antagonistic test


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document