scholarly journals Rancang Bangun Klasifikasi Citra Dengan Teknologi Deep Learning Berbasis Metode Convolutional Neural Network

2020 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 138
Author(s):  
Ari Peryanto ◽  
Anton Yudhana ◽  
Rusydi Umar

Dengan berkembang pesatnya teknologi saat ini, mengakibatkan Deep Learning menjadi salah satu metode machine learning yang sangat diminati. Teknologi GPU Acceleration menjadi salah satu sebab dari pesatnya perkembangan Deep Learning. Deep learning sangat cocok digunakan untuk memecahkan permasalahan klasik dalam Computer Vision, yaitu dalam pengklasifikasian citra. Salah satu metode dalam deep  learning yang  sering digunakan dalam pengolah  citra  adalah  Convolutional Neural Network dan merupakan pengembangan dari Multi Layer Perceptron. Pada penelitian ini pengimplementasian  metode ini dilakukan  menggunakan library  keras dengan bahasa pemrograman phyton.  Pada  proses  training  menggunakan  Convolutional  Neural  Network,  dilakukan  setting  jumlah epoch dan memperbesar ukuran data training untuk meningkatkan akurasi dalam pengklasifikasian citra. Ukuran yang digunakan adalah 32x32, 64x64 dan 128x128. Proses training dengan jumlah epoch 40 dan ukuran 32x32 didapat nilai akurasi tertinggi yang mencapai 98,02% dan rata-rata akurasi tertinggi yaitu 97,56 %, serta  akurasi sistem sebesar 96,64%.

Sebatik ◽  
2020 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 300-306
Author(s):  
Muhamad Jaelani Akbar ◽  
Mochamad Wisuda Sardjono ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Ericks Rachmat Swedia

Sayuran merupakan sebutan bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar atau setelah diolah secara minimal. Keanekaragaman sayur yang terdapat di dunia menyebabkan keragaman pula dalam pengklasifikasian sayur. Oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan digital agar dapat mengenali jenis sayuran dengan cepat dan mudah. Dalam penelitian ini jumlah jenis sayuran yang digunakan sebanyak 7 jenis diantara: brokoli, jagung, kacang panjang, pare, terung ungu, tomat dan kubis. Dataset yang digunakan berjumlah 941 gambar sayur dari 7 jenis sayur, ditambah 131 gambar sayur dari jenis yang tidak terdapat pada dataset, selain itu digunakan 291 gambar selain sayuran. Untuk melakukan klasifikasi jenis sayuran digunakan algoritme Convolutional Neural Network (CNN), yang merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine Learning dan berkembang dengan pesat. CNN merupakan salah satu algoritme yang terdapat pada metode Deep Learning dengan memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, salah satunya yaitu image classification atau klasifikasi objek citra. Uji coba dilakukan pada lima perangkat selular berbasiskan sistem operasi Android. Python digunakan sebagai bahasa pemrograman dalam merancang aplikasi mobile ini dengan menggunakan modul Tensor flow untuk melakukan training dan testing data. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi citra ini yaitu Convolutional Neural Network (CNN). Hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan mengenali jenis sayuran sebesar 98.1% dengan salah satu hasil pengujian yaitu klasifikasi sayur jagung dengan akurasi sebesar 99.98049%.


Sebatik ◽  
2021 ◽  
Vol 25 (1) ◽  
Author(s):  
Hanissa Anggraini Pratiwi ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Missa Lamsani

Bunga atau kembang adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu benang sari dan putik. Pada beberapa spesies, bunga majemuk dapat dianggap awam sebagai bunga (tunggal), ada sekitar 391.000 spesies tanaman vaskular yang saat ini diketahui sains, dimana sekitar 369.000 spesies (atau 94 persen) adalah tanaman berbunga. Klasifikasi jenis bunga merupakan pekerjaan yang membutuhkan waktu dan pengetahuan. Perkembangan visi komputer memungkinkan otomatisasi klasifikasi jenis bunga dengan efisien dan akurat. Deep Learning merupakan cabang ilmu machine learning berbasis Jaringan Saraf Tiruan (JST) atau bisa dikatakan sebagai perkembangan dari JST. Dalam Deep Learning, sebuah komputer belajar mengklasifikasi secara langsung dari gambar atau suara. Dengan menggunakan teknologi Deep Learning yang merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine learning dan berkembang dengan sangat pesat. Deep Learning memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, yaitu Image Classification atau kalsifikasi objek pada citra dalam bentuk dua dimensi misalnya gambar dan suara. Hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan sebesar 100% dengan salah satu hasil pengujian yaitu klasifikasi bunga mawar  dengan akurasi sebesar 99,30%. Model data latih menggunakan dengan total dataset 460 gambar (yang diambil melalui pencarian gambar pada Google Image) sebanyak 30 kali dilatih, di mana setiap 13 langkah terhitung 1 training. Sehingga menghasilkan keluaran nilai akurasi dari data yang telah dilatih (val_acc) dan nilai akurasi dari data yang hilang atau miss (val_loss). Diharapkan dengan adanya implementasi aplikasi ini dapat membantu pengguna untuk memelihara bunga hias dengan jenis sesuai dengan keinginan.


Author(s):  
Dr. K. Naveen Kumar

Abstract: Recently, a machine learning (ML) area called deep learning emerged in the computer-vision field and became very popular in many fields. It started from an event in late 2012, when a deep-learning approach based on a convolutional neural network (CNN) won an overwhelming victory in the best-known worldwide computer vision competition, ImageNet Classification. Since then, researchers in many fields, including medical image analysis, have started actively participating in the explosively growing field of deep learning. In this paper, deep learning techniques and their applications to medical image analysis are surveyed. This survey overviewed 1) standard ML techniques in the computer-vision field, 2) what has changed in ML before and after the introduction of deep learning, 3) ML models in deep learning, and 4) applications of deep learning to medical image analysis. The comparisons between MLs before and after deep learning revealed that ML with feature input (or feature-based ML) was dominant before the introduction of deep learning, and that the major and essential difference between ML before and after deep learning is learning image data directly without object segmentation or feature extraction; thus, it is the source of the power of deep learning, although the depth of the model is an important attribute. The survey of deep learningalso revealed that there is a long history of deep-learning techniques in the class of ML with image input, except a new term, “deep learning”. “Deep learning” even before the term existed, namely, the class of ML with image input was applied to various problems in medical image analysis including classification between lesions and nonlesions, classification between lesion types, segmentation of lesions or organs, and detection of lesions. ML with image input including deep learning is a verypowerful, versatile technology with higher performance, which can bring the current state-ofthe-art performance level of medical image analysis to the next level, and it is expected that deep learning will be the mainstream technology in medical image analysis in the next few decades. “Deep learning”, or ML with image input, in medical image analysis is an explosively growing, promising field. It is expected that ML with image input will be the mainstream area in the field of medical image analysis in the next few decades. Keywords: Deep learning, Convolutional neural network, Massive-training artificial neural network, Computer-aided diagnosis, Medical image analysis, Classification (key words)


Sebatik ◽  
2020 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
Author(s):  
M Ridwan Dwi Septian ◽  
Andi Asrafil Ardan Paliwang ◽  
Margi Cahyanti ◽  
Ericks Rachmat Swedia

Tanaman Apel merupakan buah tahunan yang berasal dari daerah Asia Barat dengan iklim sub tropis. Di Indonesia tanaman Apel ditanam sejak tahun 1934 hingga saat ini. Tanaman Apel dapat tumbuh dan berbuah baik di daerah dataran tinggi. Para petani biasanya melakukan pencegahan penyakit atau hama dengan melakukan penyemprotan setiap 1 – 2 minggu sekali dengan dosis ringan. Pencegahan ini agar penyakit/hama dapat segera ditanggulangi dan baik jika dilakukan pada pagi atau sore hari. Terkadang petani juga membutuhkan seorang pakar dalam menentukan jenis hama/penyakit pada tanaman Apel agar dapet memberikan solusi terbaik. Oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan digital agar dapat mengenali beragam jenis hama/penyakit tanaman Apel dengan cepat dan mudah. Teknologi Deep Learning, merupakan salah satu bidang ilmu baru dalam Machine Learning dan berkembang dengan depat. Deep Learning memiliki kemampuan yang baik dalam Computer Vision, salah satunya yaitu image classification atau klasifikasi objek pada citra. Metode yang dapat digunakan dalam melakukan klasifikasi citra ini yaitu Convolutional Neural Network (CNN). Berdasarkan hasil uji coba, aplikasi berhasil diimplementasikan dengan baik menggunakan framework  dart berbasis android dengan hasil final test accuracy yang diperoleh yaitu didapat keakuratan sebesar 97,1%.


Sensors ◽  
2019 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 210 ◽  
Author(s):  
Zied Tayeb ◽  
Juri Fedjaev ◽  
Nejla Ghaboosi ◽  
Christoph Richter ◽  
Lukas Everding ◽  
...  

Non-invasive, electroencephalography (EEG)-based brain-computer interfaces (BCIs) on motor imagery movements translate the subject’s motor intention into control signals through classifying the EEG patterns caused by different imagination tasks, e.g., hand movements. This type of BCI has been widely studied and used as an alternative mode of communication and environmental control for disabled patients, such as those suffering from a brainstem stroke or a spinal cord injury (SCI). Notwithstanding the success of traditional machine learning methods in classifying EEG signals, these methods still rely on hand-crafted features. The extraction of such features is a difficult task due to the high non-stationarity of EEG signals, which is a major cause by the stagnating progress in classification performance. Remarkable advances in deep learning methods allow end-to-end learning without any feature engineering, which could benefit BCI motor imagery applications. We developed three deep learning models: (1) A long short-term memory (LSTM); (2) a spectrogram-based convolutional neural network model (CNN); and (3) a recurrent convolutional neural network (RCNN), for decoding motor imagery movements directly from raw EEG signals without (any manual) feature engineering. Results were evaluated on our own publicly available, EEG data collected from 20 subjects and on an existing dataset known as 2b EEG dataset from “BCI Competition IV”. Overall, better classification performance was achieved with deep learning models compared to state-of-the art machine learning techniques, which could chart a route ahead for developing new robust techniques for EEG signal decoding. We underpin this point by demonstrating the successful real-time control of a robotic arm using our CNN based BCI.


2021 ◽  
Vol 9 ◽  
Author(s):  
Ashwini K ◽  
P. M. Durai Raj Vincent ◽  
Kathiravan Srinivasan ◽  
Chuan-Yu Chang

Neonatal infants communicate with us through cries. The infant cry signals have distinct patterns depending on the purpose of the cries. Preprocessing, feature extraction, and feature selection need expert attention and take much effort in audio signals in recent days. In deep learning techniques, it automatically extracts and selects the most important features. For this, it requires an enormous amount of data for effective classification. This work mainly discriminates the neonatal cries into pain, hunger, and sleepiness. The neonatal cry auditory signals are transformed into a spectrogram image by utilizing the short-time Fourier transform (STFT) technique. The deep convolutional neural network (DCNN) technique takes the spectrogram images for input. The features are obtained from the convolutional neural network and are passed to the support vector machine (SVM) classifier. Machine learning technique classifies neonatal cries. This work combines the advantages of machine learning and deep learning techniques to get the best results even with a moderate number of data samples. The experimental result shows that CNN-based feature extraction and SVM classifier provides promising results. While comparing the SVM-based kernel techniques, namely radial basis function (RBF), linear and polynomial, it is found that SVM-RBF provides the highest accuracy of kernel-based infant cry classification system provides 88.89% accuracy.


2021 ◽  
Author(s):  
Wael Alnahari

Abstract In this paper, I proposed an iris recognition system by using deep learning via neural networks (CNN). Although CNN is used for machine learning, the recognition is achieved by building a non-trained CNN network with multiple layers. The main objective of the code the test pictures’ category (aka person name) with a high accuracy rate after having extracted enough features from training pictures of the same category which are obtained from a that I added to the code. I used IITD iris which included 10 iris pictures for 223 people.


2022 ◽  
pp. 1559-1575
Author(s):  
Mário Pereira Véstias

Machine learning is the study of algorithms and models for computing systems to do tasks based on pattern identification and inference. When it is difficult or infeasible to develop an algorithm to do a particular task, machine learning algorithms can provide an output based on previous training data. A well-known machine learning model is deep learning. The most recent deep learning models are based on artificial neural networks (ANN). There exist several types of artificial neural networks including the feedforward neural network, the Kohonen self-organizing neural network, the recurrent neural network, the convolutional neural network, the modular neural network, among others. This article focuses on convolutional neural networks with a description of the model, the training and inference processes and its applicability. It will also give an overview of the most used CNN models and what to expect from the next generation of CNN models.


2021 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 311
Author(s):  
Mohammad Farid Naufal

<p class="Abstrak">Cuaca merupakan faktor penting yang dipertimbangkan untuk berbagai pengambilan keputusan. Klasifikasi cuaca manual oleh manusia membutuhkan waktu yang lama dan inkonsistensi. <em>Computer vision</em> adalah cabang ilmu yang digunakan komputer untuk mengenali atau melakukan klasifikasi citra. Hal ini dapat membantu pengembangan <em>self autonomous machine</em> agar tidak bergantung pada koneksi internet dan dapat melakukan kalkulasi sendiri secara <em>real time</em>. Terdapat beberapa algoritma klasifikasi citra populer yaitu K-Nearest Neighbors (KNN), Support Vector Machine (SVM), dan Convolutional Neural Network (CNN). KNN dan SVM merupakan algoritma klasifikasi dari <em>Machine Learning</em> sedangkan CNN merupakan algoritma klasifikasi dari Deep Neural Network. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa dari tiga algoritma tersebut sehingga diketahui berapa gap performa diantara ketiganya. Arsitektur uji coba yang dilakukan adalah menggunakan 5 cross validation. Beberapa parameter digunakan untuk mengkonfigurasikan algoritma KNN, SVM, dan CNN. Dari hasil uji coba yang dilakukan CNN memiliki performa terbaik dengan akurasi 0.942, precision 0.943, recall 0.942, dan F1 Score 0.942.</p><p class="Abstrak"> </p><p class="Abstrak"><em><strong>Abstract</strong></em></p><p class="Abstract"><em>Weather is an important factor that is considered for various decision making. Manual weather classification by humans is time consuming and inconsistent. Computer vision is a branch of science that computers use to recognize or classify images. This can help develop self-autonomous machines so that they are not dependent on an internet connection and can perform their own calculations in real time. There are several popular image classification algorithms, namely K-Nearest Neighbors (KNN), Support Vector Machine (SVM), and Convolutional Neural Network (CNN). KNN and SVM are Machine Learning classification algorithms, while CNN is a Deep Neural Networks classification algorithm. This study aims to compare the performance of that three algorithms so that the performance gap between the three is known. The test architecture is using 5 cross validation. Several parameters are used to configure the KNN, SVM, and CNN algorithms. From the test results conducted by CNN, it has the best performance with 0.942 accuracy, 0.943 precision, 0.942 recall, and F1 Score 0.942.</em></p><p class="Abstrak"><em><strong><br /></strong></em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document