scholarly journals PENGARUH EKSTRAK ETHANOL PROPOLIS TERHADAP KSPRESI PROTEIN CASPASE 8, APOPTOSIS, DAN PROLIFERASI PADA KULTUR SEL ADENOKARSINOMA KOLON (WiDr)

Biomedika ◽  
2018 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
Author(s):  
Gigih Rahmadanu P ◽  
Paulus Kusnanto ◽  
Bambang Purwanto

Kanker kolorektal merupakan kanker terbanyak ketiga pada pria, kedua pada wanita, dan menjadi penyebab kematian keempat, sekitar 8% dari penyebab kematian karena kanker. Sebagian besar pasien kanker kolorektal didiagnosis dalam stadium yang sudah tidak dapat dioperasi. Propolis diketahui memiliki aktivitas anti kanker. Mekanisme anti kanker propolis melalui induksi apoptosis dan juga melalui penghambatan proliferasi dalam siklus sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek anti kanker ekstrak ethanol propolis (EEP) yang berasal dari Kerjo, Karanganyar, Indonesia pada kultur sel adenokarsinoma kolorektal (cell line WiDr) melalui pengaruhnya terhadap ekspresi protein Caspase 8, apoptosis dan proliferasi sel. Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratories, post test with control group design. Penelitian dilakukan pada kultur sel WiDr dengan perlakuan pemberian dosis ekstrak ethanol propolis, kontrol positif (5-FU), kombinasi ekstrak ethanol propolis dengan 5-FU, dan kontrol negatif (tanpa obat). Pengamatan ekspresi protein Caspase 8 dilakukan dengan metode imunositokimia, pengamatan apoptosis dilakukan dengan double staining menggunakan pewarnaan akridin oranye–etidium bromide, sedangkan pengamatan proliferasi menggunakan MTT assay dengan doubling time. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa EEP cenderung menekan viabilitas sel WiDr dengan IC sebesar 140 µg/mL. EEP konsentrasi 70,140, 280 µg/mL mampu meningkatkan ekspresi protein Caspase 8 dan menginduksi apoptosis yang sebanding dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. EEP konsentrasi 70 µg/mL dapat menghambat proliferasi sel sebanding dengan EEP konsentrasi 140 dan 280 µg/Ml. Penelitian ini menunjukkan EEP mampu menekan viabilitas sel WiDr. Aktivitas ini kemungkinan terkait dengan kemampuannya dalam meningkatkan ekspresi protein Caspase 8 dan apoptosis sebanding dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. EEP pada konsentrasi terkecil yang diuji (70 µg/mL) mampu menghambat proliferasi pada sel WiDr sebanding dengan dosis yang lebih tinggi. Kata kunci: EEP, Caspase 8, apoptosis, proliferasi, cell line WiDr 

Biomedika ◽  
2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Esti Tantri Anandani ◽  
Paulus Kusnanto ◽  
Bambang Purwanto

Kanker kolorektal mencapai sepuluh persen dari total tipe tumor di seluruh dunia dan merupakan kanker dengan mortalitas tertinggi di seluruh dunia. Kejadian kanker kolon terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk baik di negara berkembang maupun negara maju. Kemoterapi belum memberikan hasil yang optimal dan sering menimbulkan efek samping yang serius karena pada umumnya tidak bekerja spesifik pada sel kanker tetapi juga pada sel normal. Banyak bahan alam yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai agen kombinasi seperti propolis, jinten, tapak dara, mengkudu, dan daun dewa. Propolis merupakan suplemen nutrisi yang dihasilkan oleh lebah dan telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di dunia. Propolis sudah banyak dijadikan bahan penelitian karena aktivitas antibakteri, antijamur, antivirus dan hepatoprotektifnya. Propolis dan senyawa lainnya telah digunakan untuk mengobati inflamasi, untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan agen anti kanker. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian propolis dari daerah Kerjo, Karanganyar, Indonesia terhadap ekspresi caspase 3, proliferasi dan induksi apoptosis pada kultur sel kanker kolon (cell line WiDr).  Penelitian menggunakan desain eksperimental laboratorik dengan post test with control group design. Penelitian menggunakan kultur sel WiDr (sel kanker kolon) dengan pemberian ekstrak ethanol propolis (EEP). Pengamatan ekspresi caspase 3 dengan metode imunositokimia, sedangkan pengamatan proliferasi dengan metode doubling time dan induksi apoptosis dengan metode double staining. Hasil Penelitian didapatkan EEP dengan IC50 sebesar 140 µg/mL meningkatkan ekspresi caspase 3 sebesar 42,1% dibandingkan kelompok kontrol 6,89%. EEP meningkatkan ekspresi caspase 3 sebanding dengan peningkatan konsentrasi EEP. EEP dengan dosis konsentrasi 70, 140, 280 µg/mL mampu menekan proliferasi baik pada proliferasi jam ke-24, 48 , maupun 72. EEP dengan IC50 sebesar 140 µg/mL meningkatkan induksi apoptosis sebesar 53,16% dibandingkan kelompokkontrol 0,64%. Pemberian EEP meningkatkan induksi apoptosis sebanding dengan peningkatan konsentrasi EEP. Penelitian ini menunjukkan bahwa EEP mempunyai sifat antiproliferasi dan mampu menginduksi apoptosis pada sel WiDr.  Kata kunci: EEP, caspase 3, proliferasi, apoptosis, WiDr


Author(s):  
Jonathan Sugiharto ◽  
Hardian ◽  
Selamat Budijitno

Background: The incidence of breast cancer worldwide is still high. Surgery remains the top choice with other modalities of chemotherapy. radiation. and immunotherapy such as Artemisia vulgaris (AV). Purpose : The study was aimed to demonstrate that administration of AV extract increased the levels of p53 and Caspase-8 in adenocarcinoma mammae. Methods: This study used "Post test only control group design" on 24 females C3H mice that were randomly selected and divided into four groups : group K (control). P1 (chemotherapy). P2 (extract). and P3 (combination). Adenocarcinoma mammae comes from the inoculation of donor mice. Chemotherapy of Adriamycin 0.18 mg and Cyclophosphamide 1.8 mg were given in 2 cycles. AV 13 mg (0.2 ml) was given once daily orally. P53 and Caspase-8 levels were evaluated by imunohistochemical staining. Results: Mean of p53 and Caspase-8 levels were found in groups K. P1. P2. P3 were 22.06+1.73. 37.16+1.20. 24.60+1.08. 39.78+1.19 dan 17.16+1.28. 26.20+1.11. 24.60+1.08. 39.78+1.19. The statistical analysis showed that there were significant differences in the levels of p53 between groups of K vs P1. P3 (p=0.001). K vs P2 (p=0.048). P1 vs P2 (p=0.001). P1 vs P3 (p=0.039). P2 vs P3 (p=0.001). and in Caspase-8 between groups of K vs P1. P3 (p=0.001). K vs P2 (p=0.048). P1 vs P2 (p=0.001). P1 vs P3 (p=0.039). P2 vs P3 (p=0.001). Correlation analysis between p53 and Caspase-8 showed significant correlation (p=0.047 dan r=0.883). Conclusion: Artemisia vulgaris can improve the effectivity of Adriamycin- Cyclophosphamide chemotherapy on C3H mice with adenocarcinoma mammae in terms of elevated levels of P53 and Caspase-8.


Biomedika ◽  
2018 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Tri Hardi Susanto ◽  
Suradi Maryono ◽  
Bambang Purwanto

Kanker serviks merupakan penyebab kematian ketiga akibat kanker pada wanita di dunia. Di Indonesia, kanker serviks merupakan penyebab kematian utama perempuan dalam tiga dasa warsa terakhir. Berbagai strategi terapi pengobatan kanker serviks dengan menggunakan terapi bedah, radioterapi, dan kemoterapi maupun kombinasi ketiganya relatif belum optimal. Setiap abnormalitas pada jalur apoptosis dapat sebagai target terapi kanker. Pendekatan yang menarik untuk dikembangkan adalah penggunaan kombinasi kemoterapi atau ko-kemoterapi. Propolis yang menunjukkan aktivitas proapoptosis pada berbagai jenis sel kanker, meliputi : kanker laring, kanker paru, kanker pankreas, kanker tiroid, kanker kolorektal, kanker payudara, kanker prostat dan glioma. Propolis merupakan salah satu produk natural yang potensial untuk dikembangkan sebagai agen ko-kemoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis yang berasal dari Kerjo, Karanganyar, Indonesia terhadap induksi proses apoptosis dan aktivitas antiproliferasi, terutama terkait dengan penekanan ekspresi protein Bcl2 dan peningkatan aktivasi p21 pada kultur sel HeLa (cell line kanker servik). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan post test with control group design. Penelitian dilakukan pada kultur sel HeLa (sel kanker servik) dengan pemberian propolis. Pengamatan ekspresi p21 dan ekspresi protein Bcl2 dilakukan dengan metode imunositokimia, sedangkan pengamatan induksi apoptosis dilakukan dengan flowcytometry. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi rata-rata Bcl2 pada kelima kelompok yaitu kontrol 84,60 ± 1,34 µg/ml, EEP 1/2 IC50  62,33 ±4,58, EEP IC50  33,98 ± 2,11 µg/ml, EEP 2 IC50 22,16 ± 3,41 µg/ml, Cisplatin 13,09±4,38 µg/ml. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi Bcl2  antara kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,001). Rata-rata ekspresi p21 pada kelima kelompok yaitu pada grup kontrol 1,70 ± 0,67 µg/ml, EEP 1/2 IC50  65,92 ± 0,40, EEP IC50  82,76 ± 3,03 µg/ml, EEP 2 IC50  86,86 ± 3,33 µg/ ml, Cisplatin 93,19 ± 3,02 µg/ml. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi p21  antara kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,001). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol propolis mempunyai pengaruh terhadap penekanan ekspresi Bcl2, peningkatan ekspresi p21, dan induksi apoptosis pada kultur sel kanker servik (HeLa cell line).Kata Kunci: EEP, p21, protein Bcl2, HeLa cell line


Biomedika ◽  
2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Haryono Yuniarto ◽  
Sumardi Maryono ◽  
Bambang Purwanto

Kanker kolorektal menempati urutan kejadian kanker ketiga di seluruh dunia, dengan lebih dari 1 juta angka kejadian tiap tahunnya. Berbagai strategi terapi pengobatan kanker kolorektal tetapi relatif belum optimal. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mengembangkan terapi alternatif sebagai pendamping. Propolis menunjukkan aktivitas proapoptosis pada berbagai jenis sel kanker. Mengetahui pengaruh pemberian propolis yang berasal dari Kerjo, Karanganyar, Indonesia terhadap induksi proses apoptosis dan aktivitas antiproliferasi, terutama terkait dengan penekanan ekspresi protein Bcl 2 dan cyclin D1 pada kultur sel WiDr (cell line kanker kolon). Penelitian eksperimental laboratorik menggunakan post test with control group design. Penelitian dilakukan pada kultur sel WiDr (sel kanker kolon) dengan pemberian propolis. Pengamatan ekspresi protein Cyclin D1 dan Bcl2 dilakukan dengan metode imunositokimia, sedangkan pengamatan induksi apoptosis dilakukan dengan flowcytometry. Analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis, signifikan bila p <0,05. Rata-rata ekspresi Bcl2 pada kelima kelompok yaitu kontrol 83.40 ± 0.69 μg/ml, EEP 1/2 IC50 60.63 ± 0.40, EEP IC50 33.77 ± 1.08 μg/ml, EEP 2 IC50 24.28 ± 1.91 μg/ml, 5fluorouracil 12.74 ± 2.19 μg/ml. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi Bcl2 antara kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,001). Rata-rata ekspresi cyclin D1 pada kelima kelompok yaitu kontrol 83.77 ± 0.39 μg/ml, EEP 1/2 IC50 61.44 ± 0.41, EEP IC50 36.67 ± 1.18 μg/ml, EEP 2 IC50 24.50 ± 0.38 μg/ml, 5fluorouracil 13.42 ± 1.04μg/ml. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi cyclin D1 antara kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol (p < 0,001). Pemberian ekstrak etanol propolis mempunyai pengaruh menekan ekspresi Bcl2, cyclin D1, dan menginduksi apoptosis pada kultur sel kanker kolon (WiDr Cell Line). Kata Kunci: Ekstrak Ethanol Propolis, Bcl2, cyclin D1, Sel WiDr


Biomedika ◽  
2017 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Didik Prasetyo ◽  
Suradi Maryono ◽  
Bambang Purwanto

Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dengan lebih dari 1 juta kasus setiap tahunnya dan salah satu kanker dengan mortalitas tertinggi di seluruh dunia. Radioterapi dan kemoterapi pada kanker relatif terbatas karena toksisitasnya yang tinggi dan efek samping yang bersifat merusak. Pengembangan propolis merupakan strategi baru untuk terapi adjuvan yang diharapkan meminimalkan efek samping terapi standar yang ada. Peran propolis pada keganasan terkait kemampuannya dalam menginduksi apoptosis dan aktivitas antiproliferasi. Penelitian in vitro, menunjukkan propolis memiliki aktivitas proapoptosis pada berbagai jenis sel kanker, meliputi : kanker laring, kanker paru, kanker pankreas, kanker tiroid, kanker payudara, kanker prostat dan glioma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian propolis yang berasal dari Kerjo, Karanganyar, Indonesia terhadap aktivitas antiproliferasi, terkait peningkatan ekspresi p21 dan induksi apoptosis terkait peningkatan ekspresi protein bax pada kultur sel kanker kolon (cell line WiDr). Jenis penelitian ini, eksperimental laboratorik dengan post test with control group design. Penelitian menggunakan kultur sel WiDr (sel kanker kolon) dengan pemberian ekstrak etanol propolis (EEP). Pengamatan ekspresi p21 dan protein Bax dengan metode imunositokimia, sedangkan pengamatan induksi apoptosis dengan flowcytometry. Analisis statistik menggunakan uji Kruskall Wallis dilanjutkan Mann WhutneyU test. EEP cenderung menekan viabilitas sel WiDr dengan IC50 sebesar 140 μg/mL. EEP konsentrasi 70,140, 280 μg/mL mampu meningkatkan ekspresi p21 yang sebanding dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. EEP konsentrasi 70 μg/mL (1/2 IC50) paling efektif dalam menginduksi apoptosis dan meningkatkan ekspresi Bax pada sel WiDr. Peningkatan konsentrasi EEP mengakibatkan kematian sel WiDr ke arah nekrosis. Penelitian ini menunjukkan EEP mampu menekan viabilitas sel WiDr. Aktivitas ini kemungkinan terkait dengan kemampuannya dalam meningkatkan ekspresi p21 sebanding dengan peningkatan konsentrasi yang diberikan. EEP pada konsentrasi 70μg/mL mampu menginduksi apoptosis pada sel WiDr terkait dengan peningkatan ekspresi Bax. Peningkatan konsentrasi EEP konsentrasi 140 dan 280 μg/Ml mengakibatkan nekrosis sel WiDr. Kata kunci: EEP, p21, protein bax, cell line WiDr


2017 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Iyay Robia Khoerudin ◽  
Neneng Titin ◽  
Eki Kiyamudin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis surat dinas siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, mengetahui kemampuan menulis surat dinas dengan menggunakan model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) siswa kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka, serta menjelaskan efektifitas model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievment Divisions) untuk meningkatkan  pengajaran menulis surat dinas siswa Kelas VIII di SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode eksperimen Pre test-Post test Control Group Design, populasinya yaitu SMP Negeri Se-Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2013/2014, sedangkan  sampelnya ditentukan melalui teknik simple random sampling yaitu kelas VIII G SMP Negeri 2 Panyingkiran sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B SMP Negeri 1 Panyingkiran sebagai kelas kontrol. Instrumen pengumpulan data yang digunakan tes tertulis tes awal dan tes akhir, kuesioner, lembar observasi guru dan siswa, setelah data diperoleh maka dilakukan analisis data. Data kuesioner dan observasi dianalisis dalam bentuk uraian sedangkan data tes dianalisis dengan statistik dan di deskripsikan.Berdasarkan perhitungan statistik program SPSS 16.0 diperoleh hasil uji t pretes pada kedua kelas tersebut memiliki nilai t=5.429 derajat kebebasan (df)=n-1=38 nilai probability (sig 2-tailed) sebesar 0,000.  Hal ini berarti t hitung <0,005. Artinya 0,000<0,05, pada uji t ini bahwasanya pretes pada kedua kelas terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.  Apabila ditinjau dari segi rata-rata pretes eksperimen lebih efektif daripada kelas kontrol. Hal ini terbukti dari rata-ratanya pretes kelas eksperimen 64,8 kelas kontrol 62,3 selisih rata-rata 2,5. Sedangkan rata-rata postes kelas eksperimen 81,2 dan kelas kontrol 69 terjadi selisih postes 12,2.


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Kadir Kadir ◽  
Munawir Sadzali

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) terhadap keterampilan problem posing matematis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Al- Zahra Indonesia, untuk tahun akademik 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan Post-test Only Control Group Design, melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Untuk menentukan sampel digunakan teknik cluster random sampling. Pengambilan data menggunakan instrumen seperti tes esai tertulis. Keterampilan problem posing matematis siswa yang mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada keterampilan problem posing matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran klasik (t hitung = 2,01 table t tabel = 2,00 ). Persentase jawaban siswa dari problem posing berdasarkan gambar, tabel dan diagram yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) lebih tinggi daripada siswa yang mengajar dengan model pembelajaran klasik. Kesimpulan hasil penelitian ini bahwa pembelajaran matematika Pecahan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan problem posing matematika siswa.


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
A.P. Adhiyanti ◽  
A.A.I.N Marhaeni ◽  
I.P.I Kusuma

  This study aimed to investigate the effect of anonymous peer assessment on students’ writing ability. Quantitative approach was used in this study. Post-test only control group design was the design used in this experimental study. The post-test only control group design was designed to discover the purpose of this study which was to investigate the significant effect on writing ability between students who obtain feedback from anonymous peer assessment and students who obtain feedback from conventional assessment. The study was conducted at SMK PGRI 1 Singaraja. The eleventh grade students in Academic Year 2017/2018 were chosen as the population. The samples were 44 students from XI AP and XI UPW. The instruments used in this study were lesson plan, anonymous peer checklist, writing scoring rubric, and writing test. Writing scoring rubric and writing test were used to obtain the data through post-test while lesson plan and anonymous peer assessment were used during the treatment. The data then was analyzed by using SPSS 16. The results of the analysis show that (1) the mean score of the experimental group was 77.55 while the mean score of the control group was 68.77. (2) The t-observe was 3.892 and it exceeded the t-critical value which was 2.018. Therefore, based on the aforementioned results, it can be concluded that there was a significant difference on writing ability between the eleventh grade students who obtained feedback from anonymous peer assessment and those who obtained feedback from conventional assessment at SMK PGRI 1 Singaraja in academic year 2017/2018. 


2013 ◽  
Vol 19 (1) ◽  
pp. 52
Author(s):  
Adi Suarman Situmorang

Abstract Tujuan penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan model pencapaian konsep lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. Mengetahui interaksi antara model pembelajaran pencapaian konsep dengan tingkat kemampuan matematika siswa terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Medan dengan jumlah sampel sebanyak 80 siswa dari 364 siswa SMA kelas X melalui teknik random sampling, Penelitian ini merupakan suatu studi eksperimen dengan desain penelitian pre-test-post-test control group design. Data diperoleh melalui nilai semester untuk kemampuan awal matematis (KAM), tes kemampuan pemahaman matematis, tes kemampuan kreativitas matematis. Data dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur. Hasil analisis data menunjukkan bahwa rata-rata tes kemampuan kreativitas eksperimen dan kontrol adalah 13,3 dan 7,58 dengan p-value (2-tailed) adalah 0, dengan 0 < α = 0,05 maka terdapat perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa yang diajarkan dengan Model Pencapaian Konsep (MPK) dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional, nilai signifikan sebesar 0,732, karena 0,732 > 0,05 maka tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap perbedaan kemampuan kreativitas matematik siswa. .


2012 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
Author(s):  
Arisanty Nursetia R

Sambiloto mengandung flavonoid dan andrografolid yang mempunyai efek anti alergi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata [Burm f.] Ness) terhadap hitung Eosinofil Serum Mencit Model Alergi Inflamasi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorik, dengan post test only control group design. Hewan uji berupa 15 ekor mencit jantan. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor. Kelompok I (kontrol) hanya diberi diet standar. Kelompok II diberi diet standar dan ekstrak sambiloto per oral dengan dosis 10mg/20 gram BB/hari. Kelompok III diberi diet standar dan antihistamin per-oral dengan dosis 0,4 mg/20 gram BB/hari. Sensitisasi mencit dengan ovalbumin (OVA). Hari ke-4 dan ke-20 dipapar OVA i.p. Dosis 0,15 cc/mencit. OVA inhalasi ke-37 secara intraorbital. Analisis data dengan uji Anova menggunakan program SPSS for Windows Release 11.5. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata eosinofil mencit kelompok I = 0,94% kelompok II = 0,87% dan kelompok III = 1,2%. Dengan analisa statistik kelompok II dibandingkan kelompok I, kelompok III dibandingkan kelompok I dan kelompok II dibanding kelompok III menunjukkan perbedaan hitung eosinofil yang tidak bermakna (p>0,05). Ekstrak sambiloto dengan dosis 10 mg/20gram BB/hari dapat menurunkan hitung eosinofil serum pada mencit model alergi inflasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document