scholarly journals Bioaktivitas Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dalam Sabun Cuci Piring sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 227-234
Author(s):  
Urmatul Waznah ◽  
Khusna Santika Rahmasari ◽  
Wulan Agustin Ningrum ◽  
Slamet

Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Enzim bromelain berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit buah nanas pada sabun cuci piring sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak kulit buah nanas diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada 10% (FI), 20% (FII), dan 30% (FIII). Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran. Hasil pengamatan pada inkubasi selama 24 jam diperoleh rata rata zona hambat terbesar pada FIII yaitu sebesar 19,3 mm, sedangkan pada FII dan FI masing-masing diperoleh zona hambat sebesar 15 mm dan 13 mm. Kontrol positif (sabun cuci piring merk SL) menunjukkan adanya zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 25,3 mm. Formula yang memiliki zona hambat bakteri terbesar adalah FIII. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan kulit buah nanas untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sehingga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring.

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 13-18
Author(s):  
Satria Wati Pade

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan vitamin C, viskositas dan nilai pH pada minuman fungsional dengan kombinasi sari buah nanas dan jahe. Uji yang dilakukan adalah pengujian vitamin C, viskositas dengan menggunakan Brookfield viscometer dan  nilai pH.  Penelitian ini menggunakan beberapa perlakuan tingkat perbandingan  sari buah nanas dan sari jahe  yaitu perlakuan A = Sari nanas 80% : sari jahe 20%, B= sari nanas 50% : sari jahe 50% dan C = sari nanas 20% : sari jahe 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan A dengan kombinasi sari nanas 80% : sari jahe 20% dibandingkan perlakuan B= sari nanas 50% : sari jahe 50%  dan C= sari nanas 20% : sari jahe 80% dengan kandungan vitamin C 12,98mg/mL,  viskositas 183,53 cP dan nilai pH 4,86.


2017 ◽  
Vol 52 (9) ◽  
pp. 806-813
Author(s):  
Sílvia Pimentel Marconi Germer ◽  
Gisele Marcondes Luz ◽  
Lidiane Bataglia da Silva ◽  
Marta Gomes da Silva ◽  
Marcelo Antonio Morgano ◽  
...  

Abstract: The objective of this work was to evaluate the reuse of sucrose syrup in pineapple (Ananas comosus) osmotic dehydration and the application of the spent solution in fruit dragée formulation. Osmotic dehydration trials were performed in five cycles (65° Brix/45°C/3 hours), directly reusing the osmotic solution, with only one intermediate reconditioning step. Variations in osmotic solution properties and in dehydration parameters were observed, as well as a low microbial load in the system. The spent solution was rich in vitamin C (30 mg 100 g-1). Pineapple dragée covered with red fruits and acai powders were obtained with the reconditioned spent solution used as an adhesion solution. The dragée presented high levels of vitamin C (176 mg 100 g-1), polyphenols (154 mg GAE 100-1 g), carotenoids (220 μg 100 g-1), and potassium (330 mg 100 g-1). The product showed good sensory acceptance and purchase intention. Reusing sucrose syrup is technically feasible during pineapple osmotic dehydration, as is the application of the spent solution as an ingredient in fruit dragée production.


Buletin Loupe ◽  
2020 ◽  
Vol 16 (02) ◽  
pp. 17-25
Author(s):  
Hamka Nurkaya

Di Kalimantan Timur, buah nanas sangat berlimpah namun masyarakat setempat belum memanfaatkannya sebagai olahan yang berkualitas tinggi padahal buah nanas sangat berpotensi untuk diolah menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual tinggi seperti halnya dalam diversifikasi pangan, salah satunya adalah dengan pengolahan fruit leather. Dalam pengolahan fruit leather sering terjadi beberapa kendala, salah satunya adalah plastisitas yang kurang baik. Oleh karena itu untuk memenuhi kriteria tersebut diperlukan penambahan bahan pengikat yang dapat memperbaiki plastisitas dari fruit leather dengan menggunakan bahan karagenan dan gelatin. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Faktor tunggal dalam penelitian ini adalah perbandingan antara karagenan dan gelatin. Dimana perlakuan adalah P1 (1g:0g), P2 (0,75g:0,25g), P3 (0,50g:0,50g), P4 (0,25g:0,75g), dan P5 (0g:1g) untuk setiap 100 gram bahan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan uji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) pada taraf α 5%.  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh perbandingan penambahan antara karagenan dan gelatin berpengaruh nyata terhadap organoleptik untuk warna dan rasa, namun berpengaruh tidak nyata terhadap organoleptik untuk aroma dan tekstur serta berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat dan vitamin C. Penambahan terbaik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa terdapat pada perbandingan (100:0). Perbandingan ini memiliki kadar air 9,44%, kadar abu 2,88%, kadar serat 1,98%, dan vitamin C 15,51 mg.


2021 ◽  
Vol 4 (02) ◽  
pp. 20-30
Author(s):  
Siti Hamidatul Aliyah ◽  
Musfirotun Musfirotun ◽  
Nur Antriana

Pineapple contains an enzyme called bromelain which is can be used as antiseptic of mouth, antibacterial, antifungal, and disinfectant. Endophytic mold is a microbe that forms colonies in healthy tissues of living organisms, generally, endophytic microbes do not cause harmful symptoms in the tissue of their host. This study aims to isolate the endophytic shell origin of pineapple peel that has acted as an antibacterial. A total of 3 endophytic capsules, Ac-I, Ac-II and Ac-III were isolated from pineapple skin using PDA media. The three isolates were purified and microscopic examinations were performed. Antibacterial testing was performed by fermentation to produce supernatant, then tested using disc method (Kirby-Bauer method) with Staphylococcus aureus and Escerichia coli test bacteria. The 3 isolates obtained only 1 isolate Ac-III isolates that have activity as antibacterial, with the inhibition zone diameter in bacterium Staphylococcus aureus 7.65 mm while in the bacterium Escerichia coli 6,9 mm.


2021 ◽  
Author(s):  
Geetika Guleria ◽  
Dhananjay K. Sharma ◽  
Shweta Thakur ◽  
Poonam Kumari ◽  
Mamta Shandilya ◽  
...  

Abstract Competence of synthesized α-Fe2O3@C20H38O11 NC nano-cellulose antimicrobial coating material and its real-time application to extend storage life of Tomato (Solanum lycopersicum) variety Solan Lalima (India) was studied. Fe2O3 NPs (nanoparticles) were synthesized using a hydrothermal method, and α-Fe2O3@C20H38O11 NC nanocomposite was developed and characterized using XRay Diffractions (XRD) and Scanning Electron Microscopy (SEM) techniques. α-Fe2O3@C20H38O11 NC nanocomposite, and CE (cellulose) were analysed for their antimicrobial activity against Klebsiella pneumoniae and Staphylococcus aureus bacteria. NC exhibit 11mm, 13mm zone of inhibition against Klebsiella pneumoniae and Staphylococcus aureus respectively. Tomato fruit samples coated with (5%) UC1A, UC2A, and (3%) UC1B, UC2B two different concentrations of α-Fe2O3@C20H38O11 NC nanocomposite and uncoated sample UC1, UC2 stored at room temperature (25±2 ºC) and refrigerator temperature (4 oC) respectively for ascorbic acid (vitamin C) analysis on days 0, 4, 8, 12 and 16. Our study revealed that a 3% concentration of α-Fe2O3@C20H38O11 NC nanocomposite material quite potent in maintaining quality aspects of the tomato fruit by no decline of vitamin C under refrigerator conditions up to 16th day. FTIR analysis of all samples was done to determine the functional groups present in tomato samples after storage. AAS (Atomic Absorption Spectrometer) was used to analyse the content of Fe, and Zn elements in tomato samples. This work revealed that the 3% α-Fe2O3@C20H38O11 NC nano-cellulose antimicrobial nano-coating had maintained the quality of the coated tomato fruits and retards microbial growth during storage time and helpful in increasing the shelf life of tomato under cold storage as well as at room temperature. Coating material had not any significant effect on micronutrients element concentrations in both temperature studies. Synthesised α-Fe2O3@C20H38O11 NC antimicrobial nano-coating material can be used effectively for long storage of tomato fruits and safe for dietary intake of human.


2016 ◽  
Vol 93 ◽  
pp. 83-87 ◽  
Author(s):  
Bahman Khameneh ◽  
Bibi Sedigheh Fazly Bazzaz ◽  
Alireza Amani ◽  
Javad Rostami ◽  
Nasser Vahdati-Mashhadian

Planta Medica ◽  
2012 ◽  
Vol 78 (17) ◽  
pp. 1824-1830 ◽  
Author(s):  
Johanna Kallio ◽  
Mari Jaakkola ◽  
Marianne Mäki ◽  
Pekka Kilpeläinen ◽  
Vesa Virtanen

2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 60
Author(s):  
Rahmat Budi Purnomo ◽  
Agustina Intan Niken Tari ◽  
Novian Wely Asmoro

Fruit leather merupakan produk manisan buah kering yang berbentuk lembaran dan dapat digulung yang dapat dikonsumsi secara langsung. Salah satu buah yang dapat digunakan adalah buah nanas. Fruit leather dapat dipadukan dengan sayur-sayuran seperti daun kelor yang terdapat meningkatkan kandungan antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan formulasi terbaik penambahan serbuk daun kelor terhadap kadar air, kadar abu, kadar vitamin Cdan aktivitas antioksidan. Parameter penelitian meliputi kadar air (thermogravimetri), kadar abu (tanur), kadar vitamin C (metode titrasi), dan aktifitas antioksidan (metode DPPH). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu penambahan serbuk daun kelor yaitu A = variasi penambahan serbuk daun kelor 0%, B = variasi penambahan serbuk daun kelor 2,5%, C = variasi penambahan serbuk daun kelor 5%, dan D = variasi penambahan serbuk daun kelor 7,5%, setiap perlakuan diulang 4 kali dan di duplo. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode Anova dan apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf signifikansi 5% dan ditentukan perlakuan terbaiknya dengan uji pembobotan (De Garmo). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasii penambahan serbuk daun kelor berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar vitamin C, dan aktivitas antioksidan fruit leather nanas. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu perlakuan D (variasii penambahan serbuk daun kelor 7,5%) dengan nilai kadar air sebesar 19,15%, kadar abu 4,36%, kadar vitamin C 0,50 mg/100gr dan aktivitas antioksidan 71,78% dengan total nilai uji pembobotan 0,6961.Kata kunci: Daun Kelor, Fruit Leather, Nanas, Sifat Kimiawi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document