Media Pharmaceutica Indonesiana (MPI)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

82
(FIVE YEARS 47)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Surabaya

2527-9017, 2527-6298

2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 197-207
Author(s):  
Anandakumar Karunakaran ◽  
Anjana Elampulakkadu ◽  
Ramesh Jayaprakash ◽  
Senthilkumar Raju ◽  
Meka Dharshini Lakshmiganesh

A new, simple, precise, accurate and rapid high performance thin layer chromatographic method has been developed and validated for the estimation of ubidecarenone in bulk and in capsule formulation. The chromatographic separation was performed on aluminium TLC plates precoated with silica gel 60F254 as a stationary phase and methanol:water (7:3) as a mobile phase. Detection was performed densitometrically in the absorbance mode at 280nm for the evaluation of chromatograms. The system has given well sharp peak of ubidecarenone (Rf=0.51±0.02). The linearity of the method was established in the range of 1-6 ng/µL with correlation coefficient (r2) of 0.9995. The method was validated for precision, accuracy, robustness, ruggedness, LOD, and LOQ as per ICH guidelines. The limit of detection was found to be 0.0392 ng/µL, whereas the limit of quantitation was found to be 0.1189 ng/µL. The percentage label claim for ubidecarenone in the capsule formulation was found to be 99.96±0.4703. The accuracy of the method was confirmed by recovery studies. The percentage recovery was found to be in the range of 100.10-101.45% for ubidecarenone. The % RSD value was found to be less than 2. The low %RSD value indicates that there is no interference due to excipients used in the formulation. Hence, the developed method was found to be simple, precise, accurate, and rapid for the analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation and it can be effectively applied for the quality control analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 208-216
Author(s):  
Kusuma Hendrajaya ◽  
Nur Jamailah ◽  
Azminah Azminah

Hand sanitizer merupakan produk yang mengandung zat antiseptik untuk mencuci tangan tanpa harus dibilas dengan air. Alkohol sebagai bahan aktif dalam hand sanitizer banyak digunakan sebagai antiseptik yang mempunyai aktivitas bakterisidal. Saat pandemi covid-19 banyak hand sanitizer yang beredar di pasaran dengan kadar alkohol antara 60%-80%. Identifikasi adanya alkohol umumnya dengan metode kromatografi gas. Metode analisis untuk identifikasi alkohol dalam hand sanitizer dengan menggunakan spektrometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kemometrik dapat digunakan dengan penyiapan sampel yang lebih sederhana dan cepat. Spektrum FTIR menampilkan puncak-puncak dari gugus fungsi dan ikatan kimia dari senyawa-senyawa dalam sampel. Data spektrum FTIR dikombinasikan dengan metode kemometrik (PCA, analisis kluster, dan PLS), digunakan untuk identifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer. Hasil menunjukkan metode spektrometri FTIR dan kemometrik dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer dengan variasi kadar alkohol dalam hand sanitizer 60%, 65%, 70%, 75%, dan 80%.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 245-252
Author(s):  
Vita Kresnawati ◽  
Fauna Herawati ◽  
Hermawan Crisdiono ◽  
Rika Yulia

Pneumonia komunitas merupakan salah satu jenis pneumonia yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi dengan angka kematian jangka pendek 14% dan kematian jangka panjang mencapai 50% dalam lima tahun. Terapi utama pada pasien pneumonia komunitas adalah antibiotik. Ketidaksesuaian penggunaan antibiotik salah satunya yaitu penggunaan antibiotik berlebihan pada terapi pneumonia komunitas dapat meningkatkan resiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUD Kabupaten Kediri pada Januari-Desember 2019. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara observasional retrospektif. Sampel diambil dengan cara total population sampling dan didapat sebanyak 113 dari rekam medis. Analisis data menggunakan metode DDD /100 hari rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson sebesar 53,10% dengan nilai 38,79 DDD/100 hari rawat inap dan total penggunaan antibiotik sebesar 77,25 DDD/100 hari rawat inap. Dapat disimpulkan bahwa pemakaian antibiotik pada pasien pneumonia komunitas masih sangat tinggi di RSUD Kabupaten Kediri, dimana hal ini menunjukkan kurang selektifnya penggunaan antibiotik terutama untuk penggunaan seftriakson.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 253-267
Author(s):  
Paulina Nadya Feranti Pebby Lorenza ◽  
Angelina Kinsha Pandhita ◽  
Desy Natalia Rambu Padji Mahemba ◽  
Arya Pratama Nugraha Pede ◽  
Theodora Dominika Gadi Seran ◽  
...  

Penjaminan mutu produk obat kombinasi salah satunya dilakukan melalui analisis kuantitatif. Teknik kemometrika menjadi salah satu alternatif pilihan pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan yang mudah diterapkan, sensitif, dan cukup terjangkau. Keunggulan teknik kemometrika seperti ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian yang relevan. Tujuan artikel review ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut pemanfaatan teknik kemometrika pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan. Penyusunan artikel review ini menggunakan metode penelusuran literatur ilmiah primer terbitan sepuluh tahun terakhir pada rentang 2011 hingga 2021. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik kemometrika yang paling banyak diaplikasikan adalah PLS 78,95% dengan instrumen tanpa tahap pemisahan yang paling banyak digunakan sebagai kombinasinya adalah spektrofotometer UV-Vis 84,21%. Selain itu, campuran obat dari dua senyawa 71,05% pada berbagai golongan obat menjadi jumlah campuran yang paling banyak dianalisa dengan kombinasi teknik kemometrika dan instrumen analisis.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 227-234
Author(s):  
Urmatul Waznah ◽  
Khusna Santika Rahmasari ◽  
Wulan Agustin Ningrum ◽  
Slamet

Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Enzim bromelain berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit buah nanas pada sabun cuci piring sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak kulit buah nanas diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada 10% (FI), 20% (FII), dan 30% (FIII). Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran. Hasil pengamatan pada inkubasi selama 24 jam diperoleh rata rata zona hambat terbesar pada FIII yaitu sebesar 19,3 mm, sedangkan pada FII dan FI masing-masing diperoleh zona hambat sebesar 15 mm dan 13 mm. Kontrol positif (sabun cuci piring merk SL) menunjukkan adanya zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 25,3 mm. Formula yang memiliki zona hambat bakteri terbesar adalah FIII. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan kulit buah nanas untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sehingga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring.


2021 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 235-244
Author(s):  
Arya Eka Wardhana ◽  
Karina Citra Rani ◽  
Aditya Trias Pradana ◽  
Nikmatul Ikhrom Eka Jayani

Minuman fungsional diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan diantaranya meningkatkan imunitas, membantu pencernaan, menurunkan kolesterol, mengandung serat tinggi, dan dapat menurunkan kadar gula. Daun jambu biji dan biji klabet berpotensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsinal terutama karena aktivitas antioksidannya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula terbaik granul minuman fungsional kombinasi ekstrak etanol daun jambu biji dengan ekstrak etanol biji klabet yang memenuhi spesifikasi dan diterima oleh panelis pada pegujian hedonik. Granul minuman fungsional dibuat dalam empat formula dengan berbagai rasio ekstrak etanol daun jambu biji dibanding ekstrak etanol biji klabet, yaitu: Formula I (3%:0%), Formula II (3%:1%), Formula III (3%:2%), dan Formula IV (3%:3%). Granul diformulasi dengan metode granulasi basah, kemudian dievaluasi karakteristik fisiknya. Hasil uji karakteristik fisik granul menunjukkan rerata kandungan lembab 1,35-1,81%; fines 2,36-6,26%; kecepatan alir 6,99-8,92 g/detik; sudut istirahat 31,60-34,70°; indeks kompresibilitas 17,38-20,42%; rasio Hausner 1,21-1,25. Uji hedonik menunjukkan rerata skor parameter warna (3,32-3,76), bau (3,32-4,00), dan rasa (3,60-4,32). Formula terbaik yang memenuhi spesifikasi dan paling diterima oleh panelis pada pegujian hedonik adalah formula IV.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 128-137
Author(s):  
Oeke Yunita ◽  
Devi Veronica Wijayanto ◽  
Aulia Dwi Hapsari ◽  
Muji Lestari Wahyu Wilang Sari ◽  
Alfian Hendra Krisnawan

The dark green leaves of Sauropus androgynus (Euphorbiaceae) have various nutritive values and are commonly used for human consumption as food, medicine, and natural dye substance in South-east Asia. Shoot cultures of this plant were established by adding various concentrations of kinetin (Kn) and benzyl adenine (BA) using nodal explants. The best results were recorded when Kn 0.1 mg/L was used with BA 1 mg/L (BA1Kn0.1). Spectrophotometric analysis showed two peaks of green pigment in shoot cultures, A pigment (λmax = 663.6 - 663.8 nm, absorbance 0.1111) and B pigment (λmax= 611.3 - 613.9 nm, absorbance 0.0390). Thin Layer Chromatography (TLC) analysis showed two green spots (Rf Y = 0.31 and Rf Z = 0.25) of shoot cultures on medium supplemented with BA1Kn0.1 for 10 days. Pigment profiles of shoot culltures were similar to their corresponding mother plants. Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD) was used as a preliminary technique to evaluate the genetic similarity of the shoot cultures and their corresponding mother plants. It showed four similar DNA banding patterns to their leaves, ranging from 271-765 bp.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 162-170
Author(s):  
Indra Topik Maulana ◽  
Budi Prabowo Soewondo ◽  
Abdul Kudus

Nanas (Ananas comosus L.) subang memiliki potensi untuk dibuat menjadi pangan fungsional sari nanas yang memiliki aktivitas antioksidan. Untuk menghasilkan produk yang tahan lama dan memiliki aktivitas antioksidan, maka sari nanas dibuat dengan melewati empat faktor perlakuan yaitu pemilihan bahan, penambahan gula, blansing, dan pemasakan dengan masing–masing terdiri dari dua variabel yaitu positif dan negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh empat faktor perlakuan tersebut terhadap aktivitas antioksidan dari sari nanas. Pembuatan sari nanas didesain melalui pendekatan half design experiment. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal bebas 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh sampel yang disimpan pada suhu kamar mengalami fermentasi kurang dari 7 hari pengujian, sedangkan seluruh sampel yang disimpan pada suhu dingin lebih tahan lama sehingga dilanjutkan pada pengujian selanjutnya. Diagram pareto menunjukkan pemilihan bahan, konsentrasi gula, dan durasi waktu blansing secara nyata memberikan pengaruh terhadap peningkatan aktivitas antioksidan dari sari nanas. Namun demikian, durasi waktu pemasakan masih perlu dianalisis lebih lanjut.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 138-145
Author(s):  
Dewi Isnaeni ◽  
Andi Ulfa Magefirah Rasyid ◽  
Rahmawati

Telah dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi terhadap bahan uji dan uji mikrobiologis menggunakan metode Disc diffusion menurut Kirby & Bauer dengan konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, dengan kontrol positif cefixime dan kontrol negatif CMC Na 1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo dapat menghambat pertumbuhan S. viridans pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, masing-masing dengan diameter hambatan 9,01; 9,58; 10,24; dan 12,27 mm, sedangkan zona hambatan untuk kontrol positif 22,07 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Zona hambatan terhadap S. pyogenes pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5% masing-masing adalah 9,51; 9,91; 10,93; dan 13,59 mm, dimana zona hambatan kontrol positif 25,77 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo pada semua tingkat konsentrasi mempunyai efektivitas antibakteri terhadap S. viridans dan S. pyogenes. Efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun Upo-upo terhadap pertumbuhan S. viridans dan S. pyogenes menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling efektif adalah 2,5%.


2021 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 188-196
Author(s):  
Dewi Puspita Apsari ◽  
Ni Luh Setiawati

Pengobatan konvensional seperti NSAID sering digunakan untuk mengontrol nyeri dan inflamasi pasien osteoartritis (OA). Namun terkadang obat tersebut tidak efektif. Kombinasi pengobatan konvensional dan pelayanan kesehatan tradisional dirasa mampu mengatasi masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pijat dengan minyak esensial cengkeh terhadap status fungsional pasien OA. Metode yang digunakan adalah quasi experimental-nonequivalent control group design pada 40 pasien OA yang berusia 46-84 tahun dengan skor VAS>4. Pada kelompok intervensi, pasien OA diberikan kombinasi terapi konvensional dan pijat dengan minyak esensial cengkeh. Sebaliknya pada kelompok kontrol pasien OA diberikan kombinasi terapi konvensional dan pijat dengan minyak kelapa. Penilaian efektivitas dilakukan pada hari ke-0, 1, 2 dan 3 pengobatan dengan kuisoner WOMAC (Western Ontario and McMaster Universities Osteoarthritis index). Status fungsional pasien digambarkan dalam empat skor outcome yakni skor total WOMAC, intensitas nyeri, kekakuan, dan fungsi fisik pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pijat dengan minyak esensial cengkeh signifikan meningkatkan status fungsional pasien dengan nilai rata-rata skor total WOMAC (21,30 ± 3,36; p=0,02), nyeri (3,80 ± 1,01; p=0,00), kekakuan (1,85 ± 0,75; p=0,00) dan domain fungsi fisik (15,65 ± 2,54; p=0,00) di hari ketiga pengobatan. Sebaliknya kelompok kontrol hanya signifikan menurunkan intensitas nyeri (7,60 ± 1,73; p=0,00) yang dialami pasien. Jadi kombinasi pengobatan konvensional dan pijat dengan minyak esensial cengkeh meningkatkan status fungsional pasien OA.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document