scholarly journals ERGONOMI PARTISIPATIF UNTUK MENGURANGI POTENSI TERJADINYA WORK-RELATED MUSCULOSKELETAL DISORDERS

2017 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
Author(s):  
Sarah Ashary Aznam ◽  
Dian Mardi Safitri ◽  
Ranny Dwi Anggraini

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi resiko Work-Related Musculoskeletal Disorders yang dialami oleh para operator loading barang jadi. Penelitian awal terhadap gejala WMSDs dilakukan dengan metode analitik yaitu dengan menggunakan kuesioner Nordic body map dan standardized Nordic questionnaire. Penelitian dilakukan pada 10 orang operator loading barang jadi. Setelah itu penelitian dilanjutkan dengan analisis resiko cidera kerja dengan metode strain index. Selanjutnya dilakukan pengukuran postur kerja dengan metode RULA. Dari hasil analisis resiko cidera kerja dengan strain index, didapatkan hasil sebanyak 4 orang operator mendapat skor tetringgi 13,5 dan 2 orang operator mendapat skor terendah yaitu 9. Skor tertinggi dan terendah para operator ini sama-sama menunjukan angka di atas 7 dimana memberikan indikasi bahwa pekerjaan yang dilakukan memiliki potensi bahaya / dapat menimbulkan cidera. Pengukuran postur tubuh RULA menunjukan 8 dari 10 operator mendapat skor akhir 7 dengan Action Level 4 yang memiliki arti postur kerja yang dilakukan membutuhkan perubahan saat itu juga (sangat urgent). Berdasarkan kondisi diatas maka dilakukan intervensi ergonomic dengan pendekatan ergonomi partisipatif untuk memperbaiki kondisi yang ada. Program intervensi ini dilakukan dengan cara Focus Group Discussion dan selalu melibatkan tim ergonomic yang terdiri dari perwakilan manajemen dan operator. Pengambilan keputusan diambil secara consensus. Usulan perbaikan terpilih yaitu re-aktifisasi SOP, re-aktifisasi peraturan K3, perbaikan postur kerja operator, peningkatan job control, dan pembuatan jadwal kerja. Usulan perbaikan ini diimplementasikan dalam sebuah masa percobaan selama 30 hari. Evaluasi dilakukan setelah selesai masa percobaan dengan menggunakan kuesioner SNQ dan mengukur ulang postur dengan RULA. Hasil SNQ setelah perbaikan menunjukan adanya penurunan keluhan MSDs yang dirasakan oleh operator. Hasil analisis skor SI menunjukan adanya penurunan dimana semua skor baru operator berada dibawah angka 7. Hasil pengukuran RULA menunjukan penurunan level 7 menjadi level 6 dan level 6 menjadi level 5 dengan Action Level 3 yang menunjukan level sedang dan tingkat urgensi perubahan postur pun menurun.

2014 ◽  
Vol 592-594 ◽  
pp. 2552-2556 ◽  
Author(s):  
K.R. Balasubramanian ◽  
S.P. Sivapirakasham ◽  
Nanda Naik Korra ◽  
Kranti Kumar Dhruw

Manufacturing industries were considered among the sectors with the considerable level of lost work days due to work related musculoskeletal disorders. The aim of the study is to find out the different parts of body affected due to discomfort while operating machines in manufacturing industry. In this study work-related body-part discomfort was assessed in 51 male operators by using a body map and ranking procedure, while operating different types of machines viz, lathe, drilling and grinding machines. The study showed that out of 51 operator’s, 45 reported discomfort in shoulder and neck, 34 in lower back, 32 in upper back, 46 in arm, and 23of the operators reported discomfort in the leg. Correlations between the discomfort level and different postures at different working conditions were higher. Except at the start of the shift, operators felt musculoskeletal discomfort in various body parts throughout the shift, and were highest at the end of the shift. The middle age group operators reported higher levels of discomfort. Keywords: Discomfort; Injury; Pain; Body map; Discomfort assessment; Questionnaire; Musculoskeletal disorders.


2014 ◽  
Vol 1001 ◽  
pp. 395-400
Author(s):  
Zuzana Szabova ◽  
Karol Balog ◽  
Michal Belcik

The aim of contribution was to assess the activity of a welder in small enterprise oriented to manufacture of weldments from recycled materials from ergonomic viewpoint by application of two methods, namely Quick Exposure Check (QEC) and Strain Index (SI). Suitability of application of individual methods for the welder ́s works is compared, regarding the aspects of speed, analysis complexity and relevance of the results achieved. Measures for improving the workplace state from the viewpoint of ergonomics and preventing the occurrence of the work-related musculoskeletal disorders (WMSDs) are discussed.


Inovasi ◽  
2018 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 153-162 ◽  
Author(s):  
Wanda Kuswanda

Salah satu habitat gajah yang masih tersisa adalah Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), terutama di wilayah Besitang. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi, kepemilikan lahan, pemetaan wilayah dan mitigasi konflik manusia dengan gajah di Resort Besitang, TNGL. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan tabel frekuensi dan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang memiliki potensi konflik gajah di Resort Besitang adalah Daerah Halaban, Aras Senapal, Sekundur, Bukit Selamat dan Bukit Mas dengan intensitas konflik rendah sampai tinggi. Penyebab utama konflik manusia dengan gajah adalah fragmentasi kawasan hutan,  ketidakpastian status lahan di daerah penyangga, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan meningkatnya pendatang di wilayah Besitang, perambahan dan ilegal logging yang terus terjadi, minimnya kesadaran masyarakat dan peranan lembaga desa dalam mendukung konservasi gajah. Rekomendasi resolusi mitigasi konflik gajah diantaranya: 1) memperbaiki habitat gajah yang sudah terfragmentasi di dalam kawasan TNGL; 2) meningkatkan peran Tim CRU (Conservation Response Unit); 3) membentuk unit reaksi cepat penanganan konflik gajah dengan melibatkan para pihak; 4) menanam jenis tanaman yang tidak disukai dan dijauhi oleh gajah; 5) mereduksi ketergantungan masyarakat akan sistem pertanian yang membutuhkan lahan yang luas; 6) mengembangkan program untuk membantu peningkatan hasil panen; dan,  7) penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman bahwa gajah merupakan bagian dari ekosistem yang harus lestari.   Kata kunci: gajah, konflik, habitat, Besitang, Taman Nasional Gunung Leuser


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 14-21
Author(s):  
Rili Windiasih

Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi, demokratisasi dan desentralisasi sudah menjadi kebutuhan sekaligus tantangan khususnya bagi pemerintah daerah dalam komunikasi pembangunan untuk pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Penelitian menggunakan metode kualitatif studi kasus, dengan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, pengamatan dan Focus Group Discussion (FGD). Subjek penelitian dipilih secara purposif yaitu pemerintah daerah di Eks-KaresidenanBanyumas Jawa Tengah, akademisi dan civil society. Penelitian dianalisis dengan analisis interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpuan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pentingnya komunikasi pembangunan dengan media teknologi informasi dan komunikasi melalui e-Government untuk meningkatkan pelayanan publik yang baik, cepat dan responsif, adanya partisipasi aktif dari publik dan transparansi baik anggaran serta program pembangunan. (2) Perlunya mengantisipasi adanya kesenjangan teknologi informasisehingga membutuhkan peningkatan kompetensi sumber daya manusia di pemerintahan daerah dan publik, serta memperluas fasilitas akses jaringan informasi.Kata kunci: komunikasi pembangunan, pelayanan publik, partisipasi, teknologi informasi, transparansi 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document