scholarly journals Penerapan Quality Of Service (QoS) dengan Metode PCQ untuk Manajemen Bandwidth Internet pada WLAN Politeknik Negeri Madiun

Author(s):  
Hendrik Kusbandono ◽  
Eva Mirza Syafitri

Teknologi <em>Wireless</em> LAN difungsikan untuk memfasilitasi kemudahan untuk koneksi jaringan, tidak lain termasuk jaringan internet. Manajemen <em>bandwidth</em> merupakan mengalokasikan suatu <em>bandwidth</em> yang berfungsi untuk mendukung kebutuhan atau keperluan suatu jaringan internet agar memberikan jaminan kualitas layanan suatu jaringan QoS (<em>Quality of Services</em>). Dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas layanan dan kinerja jaringan <em>Wireless</em> LAN (WLAN), serta mengoptimalkan pembagian <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah <em>client</em> yang aktif. Metode penelitian ini adalah penerapan <em>Quality </em><em>of Service</em> (QoS) yang digunakan untuk mengukur kualitas <em>b</em><em>andwidth</em> internet yang berjalan pada Wireless LAN dengan parameter <em>download</em>, <em>upload</em>, <em>throughput</em>, <em>delay</em>, <em>jitter</em>, dan <em>packet loss</em><em> </em>dan manajemen <em>bandwidth</em> dengan PCQ (<em>Per Connection Queue</em>). Hasil penelitian ini adalah pada rentang waktu 08.00 s/d 16.00 WIB quota IP Address dinamis habis, sehingga tidak dapat mengkoneksikan ke hotspot PNM-MHS. Menunjukkan rata-rata nilai sebelum dilakukan manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ pada <em>throughput</em> adalah 374,98 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 40,16 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 99,43 ms dengan kategori degradasi “Sedang”, nilai <em>packet loss</em> adalah 23,94 % dengan kategori degredasi “Sedang”. Sedangkan setelah melakukan manajemen <em>bandwidth </em>nilai <em>throughput</em> adalah 362,56 Kbps, nilai <em>delay</em> adalah 29,84 ms dengan kategori latensi “Sangat Bagus”, nilai <em>jitter</em> adalah 55,53 ms dengan kategori degradasi “Bagus”, nilai <em>packet loss</em> adalah 14,29 % dengan kategori degredasi “Bagus”. Manajemen <em>bandwidth </em>metode PCQ bekerja dengan sebuah algoritma yang akan membagi <em>bandwidth</em> secara merata ke sejumlah client yang aktif. PCQ ideal diterapkan apabila dalam pengaturan <em>bandwidth</em> kesulitan dalam penentuan <em>bandwidth</em> per client.

2020 ◽  
Vol 22 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Suroso Suroso ◽  
Ciksadan Ciksadan ◽  
Sholihatun Sholihatun

Sriwijaya State Polytechnic is an educational institution that provides wireless hotspots in every lecture building. With the increasing need for internet, especially on Youtube streaming, it is necessary to have an analysis in each lecture building to find out QoS (Quality of Service) and RMA (Reliability, Maintainability, and Availability) on the Wireless LAN network at Sriwijaya State Polytechnic. This study uses the Action Research method. For QoS measurement using wireshark software and Axence netTools by logging in through the hotspot for each department at the Sriwijaya State Polytechnic, to find out the performance of a network using PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) software using the ping IP Address sensor will display the availability monitoring results. The results of the largest measurement of maximum bandwidth are 21,639,256 bit / s in the Business Administration Department, for the highest delay and jitter values are 36 ms and 0.050 ms in the KPA building (Administrative Head Office). The result of the largest packet loss is 0.093% in the Department of Electrical Engineering, for the largest throughput is 0.918 Mbit / s at 1080HD video quality in the Accounting Department. Monitoring RMA aims to determine the performance of an internet network with an Availability result of 99%, this is categorized in good condition. It can be concluded that the QoS measurement results based on the TIPHON version are categorized as very good and the RMA monitoring results have good network performance results as well.Keyword: Streaming Youtube, Parameter QoS, wireshark, RMA ABSTRAKPoliteknik Negeri Sriwijaya merupakan salah satu instansi pendidikan yang menyediakan wireless hotspot di setiap gedung kuliah. Dengan adanya kebutuhan internet yang semakin meningkat khususnya pada streaming Youtube  maka perlu adanya analisis disetiap gedung kuliah untuk mengetahui QoS (Quality of Servie) dan RMA (Reliability, Maintainability, and Availability) pada jaringan Wireless LAN di Politeknik Negeri Sriwijaya . Penelitian ini menggunakan  metode Action Research. Untuk pengukuran QoS menggunakan software wireshark dan Axence netTools dengan cara login melalui hotspot untuk masing-masing jurusan di Politeknik Negeri Sriwijaya sedangkan untuk mengetahui kinerja dari sebuah jaringan menggunakan software PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) dengan menggunakan sensor ping IP Address akan menampilkan hasil monitoring availability. Hasil pengukuran terbesar bandwidth maksimal yaitu 21,639,256 bit/s di Jurusan Adminstrasi Bisnis, untuk  nilai delay  dan jitter tertinggi yaitu 36 ms dan 0,050 ms di gedung KPA (Kantor Pusat Administrasi). Hasil packet loss terbesar yaitu 0,093% pada Jurusan Teknik Elektro, untuk troughput  terbesar yaitu 1,681 Mbit/s pada kualitas video 1080HD pada Jurusan Akuntansi. Monitoring RMA bertujuan untuk mengetahui kinerja dari suatu jaringan internet dengan hasil Availability sebesar 99% hal ini dikategorikan dalam kondisi yang baik. Dapat disimpulkan  hasil  pengukuran  QoS berdasarkan versi TIPHON hasilnya dikategorikan sangat bagus dan untuk hasil monitoring RMA memiliki hasil kinerja jaringan  yang baik juga.Kata Kunci: Streaming Youtube, Parameter QoS, wireshark, RMA 


Author(s):  
Nur Kukuh Wicaksono ◽  
Bambang Sugiantoro

PGRI University of Yogyakarta is an educational institution that uses the internet as one of the supporting facilities and infrastructures to manage and organize the data and information used by the student to find references about the lecture. PGRI University Yogyakarta has three buildings on the main campus building A building B and C buildings, where each building using wireless LAN as a means for students to use the internet network, the weakness of the wireless LAN network where poor internet network in the wireless LAN network. Thus the researchers wanted to analyze the Quality of Service wireless LAN networks in building A, building B, and C buildings, in each floor.With the existence of quality of the network at PGRI University of Yogyakarta will be done by interviews and observation methods, problems that occur in wireless LAN networks in each building have been prepared in advance, after which it will do an analysis of wireless LAN networks using quality of service parameters, namely delay, packet loss, bandwidth, throughput and factors that influence the wireless network at the University of PGRI Yogyakarta.The results of the measurement and monitoring of Quality of Service wireless LAN at PGRI University of Yogyakarta in building A, building B, C on each floor of the building can be classified in the category of poor with the average delay for each building to around 150 ms and packet loss = 28%, bandwidth = 173523 bits / s and throughput = 22%, and the factors that occurred in the signal range cannot cover every room in every building. From these results it can be concluded that the quality of the wireless LAN at the University PGRI Yogyakarta according to the TIPHON standards categorized as poor.


Author(s):  
Muhammad Helmi Sukoco ◽  
Gunawan Wibisono ◽  
Kukuh Nugroho

Kabel listrik berfungsi untuk menyalurkan energi listrik ke peralatan listrik yang sering digunakan di kehidupan sehari – hari. Namun dalam pemanfaatannya kurang maksimal karena hanya digunakan sebagai penghantar arus listrik saja, padahal dapat digunakan sebagai Komunikasi data antar perangkat seperti komputer, handphone dan perangkat mobile lainnya. Teknologi yang menerapkan sistem dimana memanfaatkan kabel listrik sebagai Komunikasi data yang biasa disebut dengan Power Line Communication (PLC). Dalam penelitian ini dilakukan Implementasi sistem PLC dalam membangun sebuah jaringan menggunakan media kabel listrik untuk menghubungkan beberapa perangkat jaringan tanpa memerlukan instalasi baru karena jalur yang digunakan sudah terdistribusi di setiap tempat menggunakan perangkat powerline, serta menggunakan perangkat jaringan yang terhubung secara wireless ke perangkat mobile pada Jaringan wireless LAN (WLAN). Sistem PLC diterapkan pada tiga kali Pengujian, diantaranya membandingkan sistem PLC dengan tanpa sistem PLC, diterapkan berdasarkan jarak serta berdasarkan beban listrik yang diterapkan. Tiga Pengujian yang dilakukan dilihat berdasarkan parameter Quality of Service (QoS) seperti throughput, delay, jitter dan packet loss. Pada pengujian antara sistem PLC menghasilkan kinerja QoS lebih baik dibandingkan tanpa PLC, kemudian untuk pengujian bedasarkan jarak menghasilkan QoS yang baik walaupun cenderung konstan serta pengujian berdasarkan beban listrik menghasilkan QoS yang baik meskipun cenderung konstan.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 10-17
Author(s):  
Andree Fajar Pratama ◽  
Syamsyarief Baqaruzi ◽  
Ali Muhtar

Perilaku boros air bersih menyebabkan semakin banyak orang yang kehilangan akses terhadap air bersih. Penggunaan air di dalam rumah tangga selama ini masih sangat sulit untuk dilakukan pengelolaan dalam penggunaan air secara efektif. Kelangkaan air bersih adalah situasi saat terjadinya kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penelitian ini menmbangun sistem Home Water Flow Monitoring (HEROIG) berbasis Internet of Things (IoT) untuk melakukan monitoring dan controlling penggunaan air pada rumah. Perangkat keras menggunakan NodeMCU sebagai mikrokontroler serta mengirimkan hasil sensing debit air oleh sensor water flow yang akan dikirimkan ke cloud server. Pengontrolan dapat dilakukan melalui aplikasi android HEROIG yang telah dibuat dan terintegrasi dengan sistem IoT yang harus bekerja dalam koneksi jaringan yang baik. Pengujian kualitas koneksi jaringan atau Quality of Services (QoS) khususnya packet loss menggunakan dua parameter yaitu dari waktu dan jarak. Hasil pengujian packet loss parameter waktu dengan pengujian enam detik sekali dalam waktu satu menit memiliki nilai rata-rata packet loss 1,13%, kemudian untuk pengujian parameter jarak dengan selisih setiap jarak adalah empat meter memiliki nilai rata-rata packet loss 0,15%. Hasil pengujian tersebut menunjukan kualitas pengiriman data sensor ke cloud server memiliki parameter QoS packet loss kategori sangat baik, karena memiliki nilai packet loss <3%.


Author(s):  
Indrasto Jati P ◽  
S.El Yumin

TV over IP merupakan salah satu aplikasi komunikasi multimedia yang memanfaatkan prosesstreaming dalam pengiriman paket-paket data videonya melalui jaringan Internet Protokol (IP). Karenaditerapkan pada jaringan yang berbasis IP, maka akan menggunakan transmisi secara real time yang dapatdibroadcast melalui wireless LAN. Smartphone android akan memberikan manfaat yang lebih karena sudahdilengkapi dengan perangkat wireless. Dalam makalah ini dibahas perancangan server TV over IP denganmenggunakan USB TV tuner untuk menangkap siaran televisi. Untuk membroadcast siaran televisi digunakanperangkat access point melalui jaringan wireless LAN. Pengguna smartphone android yang mempunyaiperangkat wirelss dapat mengakses siaran televisi yang dibroadcast oleh server. Dari implementasi yang telahdilakukan akan dianalisa kualitas layanan streaming atau Quality of Services (QoS) berupa throughput, delay,jitter, dan packet loss. Analisis perencanaan penambahan user dengan simulasi penambahan background trafficdan perencanaan jarak yang semakin jauh dari server akan menurunkan kualitas layanan. Nilai througput akanberbanding terbalik dengan packet loss, tetapi pada pengujian yang dilakukan nilai jitter tidak stabil karenaberpengaruh dari interval delay yang tidak teratur pada paket yang diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwasemakin banyak user yang mengakses streaming server maka nilai kualitas layanan akan semakin menurunkarena bandwidth akan semakin kecil yang disebabkan oleh padatnya traffic pada wireless LAN. Denganperancangan TV over IP ini dapat mempermudah bagi pengguna perangkat yang mempunyai wireless sepertismartphone android untuk meengakses siaran televisi lokal di dalam area jangkauan wireless. Dengan layananTV yang berbasis IP akan menghasilkan gambar yang lebih interaktif. Karena merupakan layanan streamingmaka TV over IP rentan dengan kebutuhan bandwidth dengan jumlah kenaikan user dan juga padaperancangan wireless terbatas pada jarak tertentu.


2019 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 682
Author(s):  
Sussi . . ◽  
Rendy Munadi . ◽  
Nurwulan Fitriyanti . ◽  
Indra Perdana Putra Sutejo

Perkembangan dunia industri game semakin semarak dengan munculnya teknologi jaringan dibidang Cloud Gaming. Platform Cloud Gaming yang sering digunakan dan sifatnya open source yaitu GamingAnywhere. Dengan menggunakan cloud gaming GamingAnywhere dan platform speech recognition system FreeePIE, client dapat memainkan game berspesifikasi tinggi pada perangkat miliknya yang berspesifikasi lebih rendah dengan sistem input menggunakan perintah suara. Pencinta game yang memiliki kerusakan motoris tangan masih bisa menikmati game dengan inputan suara. Penelitian akan Cloud Gaming yang ada masih terbatas, karena teknologi Cloud Gaming merupakan teknologi yang baru (2013). Penelitian ini ditujukan untuk memberikan informasi mengenai Quality of Service (QoS) dari GamingAnywhere. Dari hasil pengukuran, untuk meraih QoS yang optimal dalam menjalankan game dengan cloud gaming GamingAnywhere, dibutuhkan minimal bandwidth sebesar 3 Mbps. Bila bandwidth yang diberikan kurang dari 3 Mbps, sistem akan mengalami delay yang massif bernilai ± 0.5 detik pada game NEVERBALL dan bernilai ± 1.9 detik pada game 7 Days to Die dan packet loss yang dihasilkan pun akan sangat tinggi.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 58-66
Author(s):  
Firmansyah Firmansyah ◽  
Rachmat Adi Purnama ◽  
Anton Anton ◽  
Rachmawati Darma Astuti

Pengalokasi IP Address versi 4 (IPv4) yang mulai menipis berjalan secara beriringan dengan semakin meningkatnya kebu-tuhan dunia teknologi informasi. Untuk memenuhi permintaan dari penggunaan IP Address, maka diterapkanlah Internet Protocol version 6 (IPv6). Hadirnya IPv6 diharapkan menjadi sebuah solusi dari  permasalahan yang dihadapi oleh IPv4 seperti permasalahan terbatasnya alokasi IP Address dan keamanan jaringan komputer. Pengimplementasian IP Address didalam jaringan komputer tidak lepas dari adanya protokol routing. Routing protocol Enhanced Interior Gateway Routing Protocol  (EIGRP) pun ikut berkembang dengan adanya penggunaan IPv6 menjadi EIGRP for IPv6 (EIGRPv6). Perkem-bangan jaringan haruslah mempertimbangkan faktor Quality of Service (QoS) di dalamnya. Hot Standby Router Protocol (HSRP) IPv6 hadir untuk memastikan layanan jaringan dapat berjalan dengan maximal dan stabil saat terjadinya link failure pada layanan jaringan. HSRP IPv6 mampu mengoptimalkan packet loss saat terjadinya redundancy dengan nol (0) packet loss, serta redundancy time yang dibutuhkan saat terjadinya redundancy dari router active menuju router standby 10 second dan router standby menuju router active 26,2 second


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Muhammad Saleh Abrar ◽  
Rudy Rudy

Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan VoIP Server Pada jaringan Wireless LAN di Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan dengan menggunkan Elastix sebagai server dan aplikasi VoIP Call pada Smartphone menggunakan CsipSimple serta menganalisa kinerja dari server tersbut dengan perangkat lunak Wireshark. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan metode pengukuran kualitas layanan suara atau QoS (Quality of Service). Pengujian dilakukan indoor dan outdoor. Dengan parameter QoS sepeti delay, throughput, dan packet loss dapat dijadikan sebagai ukuran untuk mengetahui kualitas dari suatu jaringan. Delay yang dihasilkan paling besar di pengujian indoor dengan jarak 11-15 meter yakni sebesar 0.00956464 seconds. Packet loss yang dihasilkan pada range 0,00%, sedangkan standar packet loss yang ditetapkan oleh ITU-T untuk layanan aplikasi VoIP adalah 3%. Jitter yang dihasilkan yakni antara 0,04608 – 0.09485 seconds sedangkan standar yang ditetapkan oleh ITU-T adalah = 0–75 ms.. Throughput yang dihasilkan pada proses pengujian yakni antar 104,551 kbps - 108,905 kbps


Jurnal Digit ◽  
2020 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 47
Author(s):  
Iman Nurrobi ◽  
Kusnadi Kusnadi ◽  
Rinaldi Adam

Untuk mengetahui seberapa besar kinerja (performance) jaringan WLAN (Wireless Local Area Netwwork) antara setiap ruangan yang terpasang jaringan wireless, maka harus dilakukan sebuah analisis pengukuran parameter kinerja jaringan. QOS (Quality of Services) adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data penting atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria kemampuan yang menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu Jaringan. Analisis kinerja jaringan WLAN (Wireless Local Area Netwwork) menekankan pada proses monitoring dan pengukuran parameter jaringan pada infrastruktur jaringan seperti kecepatan akses dan kapasitas transmisi, dari titik pengirim ke titik penerima yang menjadi tujuan, parameter yang digunakan bandwidth, delay, dan packet loss. Kata Kunci : WLAN, QoS, Througput, Delay, Packet Loss


Author(s):  
Eko Budi Setiawan

Teknologi Voice over Internet Procotol (VoIP) tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat luas karena dengan adanya VoIP maka sarana untuk melakukan komunikasi dari segi biaya yang dikeluarkan akan menjadi lebih sedikit apabila dibandingkan dengan media telepon konvensional biasa. Protokol H.323 dan Session Initiation Protocol (SIP) merupakan protokol yang dapat digunakan untuk membangun VoIP. Baik protokol H.323 dan SIP metodenya berbeda satu sama lain, sehingga tentunya perlu dilakukan suatu pengujian dan analisis untuk mengetahui kualitas yang dihasilkan dari VoIP dengan menggunakan kedua protokol tersebut. Parameter Quality of Service (QoS) yang digunakan untuk mengamati kualitas dari VoIP tersebut adalah delay, jitter, packet loss, serta Mean Opinion Score (MOS) yang diujikan pada 5 audience.Pengukuran QoS tersebut mengunakan tools VoIP Quality Monitoring VQManager yang dilakukan pada bandwidth sebesar 512 Kbps, 256 Kbps, 128 Kbps, dan 64 Kbps dengan Audio Codec G.711. Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan skema percobaan yang sama, secara umum nilai dari parameter QoS yang didapat ketika menggunakan protokol H.323 bisa dikatakan lebih baik bila dibandingkan dengan protokol SIP. Kata Kunci :


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document