scholarly journals TELAAH PRODUKSI BIODIESEL DARI BIOMASSA MIKROALGA

2016 ◽  
Vol 17 (2) ◽  
pp. 66
Author(s):  
Arif D Santos

Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT telah melakukan ujicoba budidaya mikroalga dalam fotobioreaktor untuk mengetahui produktivitas sel, efisiensinya terhadap penyerapan gas rumah kaca hingga potensinya sebagai bahan baku biofuel. Pada penelitian ini telah dihitung kesetimbangan energi dari keseluruhan proses budidaya alga untuk kemudian hasilnya dibandingkan dengan nilai kapabiltas penyerapan gas karbon dari proses tersebut. Nilai kesetimbangan energi dihitung dengan menggunakan metode perhitungan Life Cycle Assessment (LCA), sedangkan nilai kapabilitas penyerapan karbon diukur langsung dari ujicoba reaktor. Nilai kapabilitas penyerapan karbon kemudian dibandingkan dengan nilai pengantian biaya dari emisi karbon yang diacu oleh beberapa negara yang telah menerapkan satuan biaya penggantian penyerapan emisi karbon. Hasil perhitungan menyatakan bahwa Penelusuran variable dengan menggunakan aplikasi LCA dapat memberi gambaran dengan rinci tentang inventarisasi input, output  pada proses produksi. Energi terbesar yang digunakan pada proses produksi terjadi pada tahap budidaya yakni pada kegiatan pemanenan sebesar 55,6 MJ dan proses pemecahan dinding sel sebesar 35 MJ. Nilai hasil perhitungan NER pada produksi biodiesel mikroalga adalah 0,62±0,78. Total biaya dan total pendapatan dari proses produksi biodiesel dari mikroalga sebesar Rp. 62.980,- dan Rp. 42.900,-.Kata kunci : alga fotobioreaktor, kesetimbangan energi, NER (net energy ratio), Life Cycle Assessment (LCA), emisi karbon

2017 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 165 ◽  
Author(s):  
Joko Prayitno Susanto ◽  
Arif Dwi Santoso ◽  
Nawa Suwedi

Proses produksi crude palm oil (CPO) dan biodiesel kelapa sawit menghasilkan limbah padat sebanyak 35-40% dari total tandan buah segar (TBS) yang diolah, dalam bentuk tandan buah kosong, serat, cangkang buah dan abu bakar. Keberadaan limbah yang melimpah ini berpotensi mencemari lingkungan bila tidak tertangani dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan menghitung potensi limbah padat sawit menjadi energi terbarukan dan pengaruhnya terhadap peningkatan nilai net energy ratio (NER) dan net energy balance (NEB). Dalam penelitian ini digunakan metode life cycle assessment (LCA) untuk menghitung neraca limbah padat yang hasilnya akan dikonversikan ke dalam nilai faktor energi dari sumber pustaka yang terpercaya. Hasil neraca massa limbah sawit menunjukkan bahwa total limbah padat serat dan cangkang yang dihasilkan setiap pengolahan 1 ton TBS adalah 130 kg dan 65 kg. Limbah ini bila digunakan sebagai bahan bakar boiler akan berpotensi menghasilkan energi sebesar 10.118 MJ/ton biodiesel. Tambahan energi terbarukan ini akan meningkatkan nilai NER dan NEB secara signifikan. Nilai NEB naik 27.199 MJ menjadi sekitar 37.317 MJ (37,2%) dan nilai NER naik dari 3,19 menjadi 4,01 atau meningkat 25,5%.Kata kunci : CPO, biodiesel, kelapa sawit, limbah padat sawit, NER, NEB, LCA 


2019 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 432-439 ◽  
Author(s):  
Pralhad Gupta ◽  
Weilin Zhuge ◽  
Sijie Luo ◽  
Fanhua Ma

Abstract Increasing urban air pollution, greenhouse gases, and declining fossil energy sources are the three major problems of transportation sector which drive the use of alternative vehicular fuels to prevent energy shortage, reduce oil dependency and decrease tailpipe emissions including air pollutants and greenhouse gas emissions. This research work focused on life cycle analysis of HCNG® heavy-duty vehicle in which 20% gaseous hydrogen blended with compressed natural gas has been investigated in terms of net energy ratio, GHG value, and cost-effectiveness over a scale of ‘per MJ energy output’ in two fuel options, i.e. 0%HCNG and 20%HCNG for an entire well-to-wheel cycle. An engineering economic approach has been used to evaluate cost-effectiveness ratio of CNG and 20%HCNG pathways derived from fuel economy improvement. It has been shown that at pump-to-wheel stage, 7% reduction in fuel consumption can be achieved together with 11% reduction in GHGs, 7% reduction in energy consumption at operation and 7% reduction in total costs (RMB/MJ) for 20%HCNG compared with CNG. Rank (1 means ‘best and 10 means ‘worst’) showed that renewable-based hydrogen pathways such as solar, wind and biomass showed dual benefits of lower energy consumption and lower GHG emissions whereas grid electricity-to-hydrogen displayed the worst case in both scenarios. Usually, biomass-based HCNG pathways may have higher net energy ratio, but the sources are cleaner, and renewable in nature. The energy efficiency of fossil-based pathways such as natural gas, coal, etc., is higher than biomass gasification pathway.


2017 ◽  
Vol 29 ◽  
pp. 75-81 ◽  
Author(s):  
Alexandra Marques ◽  
Francesca Verones ◽  
Marcel TJ Kok ◽  
Mark AJ Huijbregts ◽  
Henrique M Pereira

2018 ◽  
Vol 96 (suppl_3) ◽  
pp. 73-74
Author(s):  
S Liu ◽  
J Cho ◽  
W Yun ◽  
C Lee ◽  
J Lee ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document